• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET YANG TELAH DITETAPKAN

Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2019 sebesar 99,75 persen, masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, dan dana perimbangan, antara lain-lain : a. Kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban

pembayarannya secara tepat waktu serta pemahaman terhadap ketentuan pemberlakukan pajak progresif, masih perlu terus ditingkatkan.

b. Ketersediaan sarana dan prasarana layanan

perpajakan di Samsat belum seluruhnya

terstandarisasi sesuai kebutuhan dan perubahan regulasi yang ada.

c. Belum optimalnya upaya intensifikasi dan

ekstensifikasi Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah.

d. Belum seluruh Perangkat Daerah Pemungut retribusi memiliki formula baku untuk penetapan target dan standar biaya operasional pemungutan retribusi daerah.

e. Belum optimalnya kualitas SDM pengelola perusahaan dalam menyikapi persaingan usaha yang makin kuat di daerah.

f. Penerimaan dana bagi hasil pajak pusat (PBB, PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 WP OPDN) masih belum optimal karena belum ditunjang oleh keakuratan data objek dan subjek pajak serta tingkat kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak yang harus terus ditingkatkan.

g. Belum optimalnya data potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten/kota sebagai dasar perhitungan dana perimbangan.

h. Masih terjadinya keterlambatan pemerintah daerah penghasil migas dalam menyampaikan perhitungan, monitoring data produksi dan lifting Migas sehingga berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam.

Permasalahan dalam Pencapaian

Catatan Atas Laporan Keuangan Hal .130 ditetapkan, sehingga pelaksanannya harus dilakukan setelah APBD perubahan. Kondisi ini menjadikan pelaksanaannya tidak optimal karena sisa waktu anggaran yang tersedia menjadi terbatas.

Persentase Realisasi Belanja Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018 sebesar 93,45 persen. Penyerapan anggaran tersebut belum mencapai 100 persen dari target Belanja, permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target Belanja antara lain:

a. Rencana belanja belum seluruhnya dapat

dilaksanakan oleh Perangkat Daerah terutama terkait dengan pengadaaan barang dan Jasa dan Belanja Modal;

b. APBD pada awal tahun belum dapat dilaksanakan dengan optimal disebabkan proses administrasi masih dalam proses penyelesaian;

c. Efisiensi/Penghematan pada beberapa belanja Perangkat Daerah.

Permasalahan dalam Pencapaian Belanja

Catatan Atas Laporan Keuangan Hal. 131 4.1 ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan Entitas Pelaporan, sedangkan 38 Perangkat Daerah (PD) Provinsi Jawa Barat merupakan entitas akuntasi yang berkewajiban

menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ini mencakup transaksi-transaksi sebagai berikut:

1. Transaksi keuangan yang berasal dari APBD, yang dikelola oleh PD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, termasuk dana yang ditransfer kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat;

2. Transaksi keuangan yang berasal dari APBN yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Perangkat Daerah (PD) termasuk UPTD/UPPD/Balai dan PPKD di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai entitas akuntansi yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat disusun berdasarkan penggabungan data laporan keuangan dari PD dan PPKD di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

Laporan Keuangan yang disajikan dihasilkan melalui proses akuntansi keuangan dan proses pencatatan barang milik daerah secara komputerisasi dan aplikasi.

Proses akuntansi dan pencatatan tersebut dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

LRA disusun berdasarkan penggabungan LRA seluruh OPD dan PPKD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai entitas akuntansi. LRA menyajikan informasi realisasi

Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi Transaksi yang Tercakup Dalam Laporan Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan Hal. 132 dalam satu periode;

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)

LPSAL menyajikan informasi kenaikan dan penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan yang terdiri dari Saldo Anggaran Lebih (awal), penggunaan saldo anggaran lebih, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan, koreksi kesalahan tahun sebelumnya, dan saldo anggaran lebih (akhir);

3. Neraca

Neraca disusun berdasarkan penggabungan neraca seluruh OPD dan PPKD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai entitas akuntansi. Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu;

4. Laporan Operasional (LO)

LO disusun berdasarkan penggabungan LO seluruh OPD dan PPKD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai entitas akuntansi. LO menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang

tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan

surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya; 5. Laporan Arus Kas (LAK)

LAK memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan;

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

LPE disusun berdasarkan penggabungan LPE seluruh OPD dan PPKD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai entitas akuntansi. LPE menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-LO, koreksi, dan ekuitas akhir;

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

CaLK adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Neraca, LRA, LPSAL, LO, LAK, dan LPE dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Catatan Atas Laporan Keuangan Hal. 133 Laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat disusun menggunakan basis akrual untuk pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas pada Neraca dan Laporan Operasional, yaitu diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan dari Kas Umum Daerah. Sedangkan untuk pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan menggunakan basis kas pada Laporan Realisasi Anggaran, yaitu diakui pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Daerah atau dibayar dari Kas Umum Daerah.

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran I. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2017 telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

4.3 BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH