• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.6 Hambatan Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja d

Dari hasil wawancara dengan keenam informan tentang hambatan dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK memberikan pernyataan yang bervariasi, tetapi mempunyai maksud yang sama. Seperti pernyataan informan berikut;

Pertama, masalah ilmu : kami kurang mendapatkan pelatihan dan pembinaan, sehingga kami gak tau bagaimana cara memberikan penyuluhan dan kami gak tau harus memberikan apa?

Kedua, masalah dana : kami gak punya uang kas. Untuk melaksanakan kegiatan pasti perlu biaya. Kalau dana dari kami aja ya gimanalah pak. Taulah bapak, kerja nelayan bagaimana. Kadang lumayan, kadang juga tak dapat ikan. Itulah untuk melaksanakan kegiatan kami terbentur masalah biaya.

Ketiga : untuk mengumpulkan anggota pekerja sangat sulit, rata-rata nelayan di sini mulai turun ke laut dari sore sampai subuh. Paginya bongkar hasil pancing, setelah itu ya istirahat. Jadi tentukan waktunya agak sulit”. (tabel 4.7; informan 1) Maksud yang sama juga diutarakan oleh informan berikut;

Menurut saya, kurangnya dukungan dari Puskesmas Kampung Bugis. Mereka kurang membina dan melatih kader sesuai dengan tugas- tugas yang harus

dilaksanakan kader. Kalau pihak Puskesmas melatih kami tentang program- program kesehatan kerja di Pos UKK dan mengarahkan kader untuk melakukannya, pasti kami sudah melakukannya. Saya rasa Pos UKK yang lain juga sama seperti Pos UKK ini. Terus kendalanya masalah keuangan. Kalaulah nanti kami dapatkan pelatihan tentang program-program kerja di Pos UKK dan disuruh melaksanakannya, kalau gak ada uangnya kan juga repot. Jadi disini saya mengharapkan ada dukungan dana dari pemerintah. Yang ke tiga, saya rasa, tentang anggota pekerja itu sendiri. Untuk mengumpulkan anggota pekerja agak susah. Alasannya pasti sibuk, malas. Ya gitu-gitulah pak. Mereka mau datang ke Pos UKK kalau ada pengobatannya. Jadi kalau ada pengobatannya, keluarganya bisa berobat sekalian”. (tabel 4.7; informan 4)

Berdasarkan penyataan informan diatas dapat diketahui bahwa hambatan atau kendala dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis adalah sebagai berikut :

1. Para kader Pos UKK kurang mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari Puskesmas Kampung Bugis tentang peran dan fungsi kader Pos UKK.

2. Masalah keuangan. Pos UKK tersebut tidak mempunyai uang kas untuk melakukan suatu kegiatan

3. Partisipasi anggota pekerja dalam pelaksanaan kegiatan di Pos UKK.

Dalam penelitian ini informan tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang peran dan fungsi kader. Menurut Yuwirna (2009), dalam penelitiannya mengatakan tindakan atau pelaksanaan kegiatan yang aktif dikarenakan kader kesehatan telah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, faktor pencetus (pengetahuan tentang

Poskesdes, sikap dan penyelenggaraan Poskesdes), faktor pendukung (tersedianya program-program Poskesdes), faktor pendorong (keaktifan petugas kesehatan/ Puskesmas dalam membimbing kader).

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) untuk Kader Pos UKK, untuk mempersiapkan kader agar dapat menjalankan kegiatan di Pos UKK dengan biak, kader Pos UKK harus diberi pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan oleh petugas Puskesmas/kesehatan yang paham akan kesehatan kerja.

Materi atau pelajaran yang harus dipahami kader Pos UKK adalah: a. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) b. Teknik/cara melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat c. Dasar-dasar dan upaya kesehatan kerja

d. Masalah kesehatan pekerja (disesuaikan dengan jenis pekerjaan seperti petani, nelayan, dan lain-lain)

e. Pembentukan Pos UKK

f. Penyusunan rencana kerja Pos UKK g. Pencatatan dan pelaporan Pos UKK

h. Materi/ pelajaran lain yang dianggap diperlukan pekerja di daerah masing- masing.

Masalah selanjutnya yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK adalah anggaran/keuangan. Dalam melaksanakan kegiatan di Pos UKK, kader menggunakan dana yang sangat minim. Hal ini dikarenakan tidak adanya sumber pemasukan Pos UKK yang jelas dan

berkesinambungan. Sementara keuangan di Pos UKK tersebut sangat diperlukan guna pelaksanaan kegiatan atau program kesehatan kerja di Pos UKK.

Menurut Suroyo (2007), anggaran atau dana alokasi finasial terhadap unit-unit organisasi, program-program dan perencanaan merupakan cara yang kuat untuk mengatur perilaku. Anggaran dapat berfungsi sebagai refleksi derajat kepentingan dari tujuan-tujuan organisasi atau program dan dengan cara ini anggaran dapat digunakan sebagai petunjuk seseorang mengalokasikan waktu dengan baik. Suatu program tanpa adanya suatu anggaran berarti bahwa program tersebut tidak mempunyai arah tujuan dan ini merupakan sumber kekuatan bagi program.

Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-tindakan riil yang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Hal ini dikemukakan oleh Grindle dalam Tachjan (2006), bahwa ”Implementation is that set of activities directed toward putting out a program into effect”. Menurut Terry dalam Tachjan (2006:) program merupakan;

“A program can be defined as a comprehensive plan that includes future use of different resources in an integrated pattern and establish a sequence of required actions and time schedules for each in order to achieve stated objective. The make up of a program can include objectives, policies, procedures, methods, standards and budgets”.

Maksudnya, program merupakan rencana yang bersifat komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut menggambarkan sasaran, kebijakan, prosedur, metode, standar dan budjet. Pikiran yang serupa dikemukakan oleh Siagiaan (1985), program harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sasaran yang dikehendaki ,

2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu, 3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta sumbernya,

4. Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dan

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang diperlukan Kendala pelaksanaan program upaya kesehatan kerja selanjutnya adalah kurangya partisipasi anggota pekerja. Menurut Mikkelsen (2003), rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Adanya penolakan secara internal dikalangan anggota masyarakat dan penolakan eksternal terhadap pemerintah

2. Kurang dana

3. Terbatasnya informasi, pengetahuan atau pendidikan masyarakat; dan 4. kurang sesuai dengan kebutuhan.

Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan didasarkan kepada beberapa hal: 1. Community felt need, apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri,

berarti masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut, artinya pelayanan kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi benar-benar kebutuhan masyarakat itu.

2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat, ini berarti fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.

3. Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri, artinya tenaga dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang didasarkan sukarela (Notoatmodjo,2007).

Dari uraian tersebut dapat terlihat bahwa masalah utama dari tidak terlaksananya program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis adalah kurangnya ilmu dan pengetahuan kader Pos UKK tentang peran dan fungsi kader khususnya tentang upaya promotif dan preventif juga kurangnya pelatihan dan pembinaan dari pengelola kesehatan kerja Puskesmas Kampung Bugis terhadap kader Pos UKK khususnya pelatihan dan bimbingan tentang kegiatan promotif dan preventif kesehatan kerja di Pos UKK. Pengelola kesehatan kerja Puskesmas Kampung Bugis tidak memberikan bagaimana cara atau teknik melakukan penyuluhan dan langkah-langkah upaya pencegahan penyakit dan potensial bahaya lingkungan kerja. Program kerja yang tidak dimiliki tiap Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis juga merupakan ketidaksiapan Pos UKK untuk melaksanakan peran dan fungsinya.

Kurangnya partisipasi masyarakat pekerja merupakan kendala dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis. Anggota pekerja ikut berpartisipasi hanya bila membutuhkan pengobatan dari petugas kesehatan Puskesmas Kampung Bugis. Hal ini tidak terlepas dari peran Puskesmas Kampung Bugis dan kader Pos UKK dalam melakukan pendekatan dan sosialisasi tentang upaya kesehatan kerja.

Tidak adanya sumber pemasukan keuangan Pos UKK juga merupakan kendala dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja. Ini dapat disebabkan kurangya pengetahuan kader tentang cara memperoleh sumber keuangan dan

kurangnya kader dalam memanfaatkan keberadaan Pos UKK di wilayahnya. Tingkat ekonomi anggota pekerja yang dianggap rendah menjadi pertimbangan kader Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis untuk menarik sumbangan.

Dokumen terkait