• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN KERJA PADA POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU

SKRIPSI

Oleh:

NIM. 101000445 MULIYANTO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN KERJA PADA POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

NIM. 101000445 MULIYANTO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN KERJA PADA POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU

Nama Mahasiswa : Muliyanto

NIM : 101000445

Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tanggal Lulus : 14 Februari 2013

Disahkan Oleh Komisi Pembimbing Pembimbing I

NIP. 19650615 199601 2 001 dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

Pembimbing II

NIP. 19770130 200604 2 001 Isyatun Mardiyah Syahri, SKM, M.Kes

Medan, ___ Februari 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Program upaya kesehatan kerja Pos UKK yang utama adalah memberikan pelayanan promotif dan preventif kepada anggota pekerja tanpa mengabaikan pelayanan kuratif. Kader Pos UKK diharapkan dapat melaksanakan program upaya kesehatan tersebut dengan baik. Dalam penelitian ini permasalahannya adalah bagaimana penerapan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada para informan sedangkan untuk data sekunder diperoleh dengan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang, yaitu 2 orang dari Pos UKK Pasir Putih ( ketua dan anggota), 2orang dari Pos UKK Sehat Sejahtera (ketua dan anggota), dan 2 orang dari Pos UKK sejahtera Mandiri (ketua dan anggota).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis masih terus dilaksanakan oleh kader Pos UKK tersebut. Namun pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis tidak maksimal. Program upaya kesehatan kerja Pos UKK yang utama (promosi kesehatan kerja dan upaya preventif) tidak dapat dilaksanakan oleh kader Pos UKK. kader Pos UKK tersebut hanya dapat melaksanakan upaya kuratif ( P3K dan P3P). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman kader tentang peran dan fungsi kader Pos UKK khususnya upaya promosi dan preventif kesehatan kerja. Juga tidak terlepas dari peran Puskesmas Kampung Bugis terhadap Pos UKK binaannya dan kecilnya sumber pemasukan keuangan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis.

Pembinaan dan pelatihan tentang peran dan fungsi kader Pos UKK (utamanya upaya promitif dan preventif) yang terus-menerus dan berkesinambungan agar dapat dilaksanakan oleh Puskesmas Kampung Bugis guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader Pos UKK. Arahan dan dampingan petugas kesehatan Puskesmas Kampung Bugis perlu ditingkatkan guna peningkatan motivasi kader dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau.

(5)

ABSTRACT

The main program of occupational health efforts Pos UKK is to provide preventive and promotive services to the workers members without undermining the curative services. Pos UKK cadre expected to implement health efforts program well. The problem in this research is, how the occupational health efforts program implemented at Pos UKK in the workplace of Kampung Bugis Health Center.

This research is a qualitative research method, in order to get more in-depth information about the implementation of occupational health efforts program at Pos UKK in the workplace of Kampung Bugis Health Center Tanjungpinang city Riau islands. The primary data obtained through interviews (depth interviews) to informants, while secondary data obtained by document review. Informants in this study were 6 people, which 2 people from the Pasir Putih Pos UKK (chairman and members), 2 people from Sehat Sejahtera Pos UKK (chairman and members), and 2 people of the Sejahtera Mandiri Post UKK (chairman and members).

The results showed that the occupational health efforts program in Pos UKK Kampung Bugis Health Centre workplace still held by the cadre. However, the implementation wasn’t optimal. The main program of occupational health efforts Pos UKK (health promotion and preventive) can not be carried out by a cadre of Pos UKK. Pos UKK cadres can only perform curative service (P3K and P3P). This is due to lack of knowledge and understanding of the role and function of cadres Pos UKK especially about health promotion and preventive. This condition also can not be separated from the role of Kampung Bugis health centers to the Pos UKK auxiliaries.The small sources of financial inclusion in Pos UKK in the workplace of Kampung Bugis Health Center also cause this condition.

Coaching and training on the role and functions of Pos UKK cadres (primarily promotion and preventive efforts) are continuous and sustainable to be implemented by the health centers Kampung Bugis in order to improve the knowledge and skills the cadres of Pos UKK. Landing and assisted health workers of Kampung Bugis Health Centre need to upgrading to the successful occupational health efforts program implemented at Pos UKK in the workplace of Kampung Bugis Health Center.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muliyanto

Tempat/ Tanggal lahir : Tanjungpinang/31 Mei 1978

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin Nama Orang Tua

Ayah : A. Wahid

Ibu : Misratin

Anak ke : 3 dari 5 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Darussalam, Gg. Kenanga II Tanjungpinang, Kepri

Riwayat Pendidikan

Tahun 1985-1991 : SD Negeri 006, Tanjungpinang Tahun 1991-1994 : SMP Negeri 7, Tanjungpinang Tahun 1994-1997 : SMU Negeri 1, Tanjungpinang Tahun 1998-2001 : Akper Depkes RI, Tanjungpinang

Tahun 2010-2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan

Riwayat Pekerjaan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Banyak pengalaman yang diperoleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semua itu berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes, selaku Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK, selaku dosen pembimbing skripsi I yang

telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, M.Kes, selaku pembimbing skripsi II yang juga telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(8)

6. Seluruh dosen dan pegawai administrasi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen pada Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi serta membantu dalam segala urusan administrasi.

7. Pimpinan dan Pengelola Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas Kampung Bugis yang telah membantu dan memberikan izin untuk penulis melakukan penelitian di wilayah kerjanya.

8. Teristimewa kepada orang tua terkasih Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan dukungan moral dan material kepada penulis. 9. Isteri tercinta (Febti Elizabet) dan Anak-anak (Sakti Zhalyandra dan Fatihul Ihsan

Zaliano) tersayang yang telah banyak berkorban dan memberikan semangat serta motivasi bagi penulis.

10. Teman-teman peminatan K3 (Nona, Jefry, Annisa Mentari, Dewi, Abdi Handoko, Sri Yusnani, Eva Yolanda dan lain-lain) yang telah memberi dukungan semangat dan masukan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman Stambuk 2010 (Dedi Irawam, Muchsin, Fuad, dan lain-lain) yang telah memberikan dukungan semangat dan bantuan selama ini kepada penulis. 12.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan, bantuan dan dorongan semangat, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada Bapak, Ibu, dan teman-teman sekalian.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Februari 2013 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Kesehatan Kerja ... 6

2.1.1 Kebijakan Kesehatan Kerja ... 6

2.1.2 Strategi Kesehatan Kerja ... 7

2.2 Pusat Kesehatan Masyarakat ... 8

2.2.1 Pengertian Puskesmas ... 8

2.2.2 Fungsi Puskesmas ... 9

2.2.3 Program Kegiatan Puskesmas ... 10

2.3 Upaya Kesehatan Kerja ... 11

2.3.1 Pengertian Upaya Kesehatan Kerja ... 12

2.3.2 Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja ... 12

2.3.3 Tujuan Upaya Kesehatan Kerja ... 13

2.3.4 Sasaran Upaya Kesehatan Kerja ... 13

2.3.5 Strategi Upaya Kesehatan Kerja ... 14

2.4 Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)... 14

2.4.1 Tahap – tahap Pembentukan Pos UKK ... 15

2.4.2 Persyaratan Pembentukan Pos UKK ... 16

2.4.3 Dasar Hukum Pembentukan Pos UKK ... 16

2.4.4 Tujuan Pembentukan Pos UKK ... 17

2.5 Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) ... 17

2.6 Peran dan Fungsi Kader Pos UKK ... 18

2.6.1 Peran Kader Pos UKK ... 18

2.6.2 Fungsi Kader Pos UKK ... 19

2.7 Ukuran Keberhasilan upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK .... 21

2.8 Kegiatan Kader Pos UKK ... 21

2.9 Kerangka Pikir... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

(10)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 27

3.2.2 Waktu Peneltian ... 27

3.3 Informan penelitian ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5 Defenisi Istilah ... 28

3.6 Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 31

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31

4.1.1 Letak Geografis... 31

4.1.2 Data Demografi... 32

4.1.3 Sarana Kesehatan ... 33

4.2 Karakteristik Informan ... 33

4.3 Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis ... 34

4.3.1 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Kerja di Pos UKK ... 34

4.3.2 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK ... 36

4.3.3 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Upaya Kuratif Kesehatan Kerja di Pos UKK ... 38

4.3.4 Pernyataan Informan tentang Peran Puskesmas Kampung Bugis Dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK ... 41

4.3.5 Pernyataan Informan tentang Sumber Keuangan Pos UKK ... 43

4.3.6 Pernyataan Informan tentang Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK ... 45

BAB V PEMBAHASAN ... 49

5.1 Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Kerja Oleh Kader di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis ... 49

5.2 Pelaksanaan Program Upaya Preventif Kesehatan Kerja Oleh Kader di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis ... 52

5.3 Pelaksanaan Upaya Kuratif Kesehatan Kerja Oleh Kader di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis ... 56

5.4 Peran Puskesmas Kampung Bugis Dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja ... 58

5.5 Sumber Keuangan Pos UKK ... 60

5.6 Hambatan Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

6.1 Kesimpulan ... 70

(11)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN:

Pedoman Wawancara

Surat Permohonan Izin Penelitian

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Distribusi Informan Berdasarkan Karakteristik ...33 Tabel 4.2 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program

Promosi Kesehatan Kerja di Pos UKK ...34 Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program

preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK ...36 Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program

Upaya preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK ...39 Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Peran serta Puskesmas

Kampung Bugis Dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK ...41 Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan tentang Sumber Keuangan Pos UKK ...43 Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Hambatan Dalam

(13)

ABSTRAK

Program upaya kesehatan kerja Pos UKK yang utama adalah memberikan pelayanan promotif dan preventif kepada anggota pekerja tanpa mengabaikan pelayanan kuratif. Kader Pos UKK diharapkan dapat melaksanakan program upaya kesehatan tersebut dengan baik. Dalam penelitian ini permasalahannya adalah bagaimana penerapan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada para informan sedangkan untuk data sekunder diperoleh dengan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang, yaitu 2 orang dari Pos UKK Pasir Putih ( ketua dan anggota), 2orang dari Pos UKK Sehat Sejahtera (ketua dan anggota), dan 2 orang dari Pos UKK sejahtera Mandiri (ketua dan anggota).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis masih terus dilaksanakan oleh kader Pos UKK tersebut. Namun pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis tidak maksimal. Program upaya kesehatan kerja Pos UKK yang utama (promosi kesehatan kerja dan upaya preventif) tidak dapat dilaksanakan oleh kader Pos UKK. kader Pos UKK tersebut hanya dapat melaksanakan upaya kuratif ( P3K dan P3P). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman kader tentang peran dan fungsi kader Pos UKK khususnya upaya promosi dan preventif kesehatan kerja. Juga tidak terlepas dari peran Puskesmas Kampung Bugis terhadap Pos UKK binaannya dan kecilnya sumber pemasukan keuangan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis.

Pembinaan dan pelatihan tentang peran dan fungsi kader Pos UKK (utamanya upaya promitif dan preventif) yang terus-menerus dan berkesinambungan agar dapat dilaksanakan oleh Puskesmas Kampung Bugis guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader Pos UKK. Arahan dan dampingan petugas kesehatan Puskesmas Kampung Bugis perlu ditingkatkan guna peningkatan motivasi kader dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada BAB XII Kesehatan Kerja Pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pekerja dalam ayat tersebut termasuk tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Poskesdes (Posyandu, Pos UKK, dan lain-lain). Hal ini didukung pula dalam Undang-undang Republik Indonesia No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berbunyi, ”Upaya meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan kerja, pengobatan, dan rehabilitsi” (Suma’mur, 2009).

(15)

pencegahan penyakit termasuk pengendalian faktor risiko, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan termasuk pemulihan kapasitas kerja (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Mengingat tingginya risiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja dan adanya amanat dalam Undang-undang untuk menerapkan kesehatan kerja di tempat kerja, maka perlu dilaksanakannya Upaya Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas.

Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu program upaya kesehatan pengembangan puskesmas yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat sesuai dengan kemampuan puskesmas. Bentuk upaya kesehatan kerja puskesmas salah satunya adalah dibentuknya Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) di daerah pemukiman penduduk atau di lokasi kelompok pekerja. Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) bagi masyarakat pekerja, terutama pekerja informal. Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Depkes RI, 2005).

(16)

dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Pos UKK diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi masyarakat pekerja yang berisiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri (Depkes RI, 2006).

Puskesmas Kampung Bugis, merupakan Puskesmas satu-satunya di wilayah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau yang telah mampu membentuk/membina Pos UKK di wilayah kerjanya dan kadernya telah malaksanakan peran dan fungsinya sebagai kader Pos UKK. Pos UKK tersebut dibentuk pada tahun 2008 oleh Puskesmas Kp. Bugis melalui musyawarah tingkat kelurahan. Berdasarkan hasil musyawarah tersebut terbentuklah 3 Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kp. Bugis dan ketiga Pos UKK tersebut mempunyai 16 orang kader Pos UKK.

Berdasarkan survei awal terhadap ke 3 Pos UKK tersebut, tempat untuk dijadikan Pos UKK sifatnya tidak permanen artinya rumah ketua kader pos UKK atau ketua RT yang dijadikan tempat untuk mengadakan pertemuan dan penyimpanan peralatan kerja atau APD yang ada. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, kader Pos UKK mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari petugas puskesmas yang memegang program K3. Kegiatan pelatihan dilakukan di Puskesmas Kp. Bugis. Para kader dibekali ilmu tentang kesehatan kerja, P3K, pengobatan dasar, dan lain sebagainya. Pelatihan dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali dan setahun sekali tergantung anggaran yang ada.

(17)

kemampuan yang mereka miliki. Dalam pelaksanaan program tersebut, kader Pos UKK mengadakan pertemuan dengan para anggota. Dalam pertemuan tersebut salah satu program UKK diimplementasikan. Seperti progaram promosi kesehatan kerja. Disini kader Pos UKK memberikan masukan atau penyuluhan tentang kesehatan kerja kepada anggota pekerja yang hadir. Begitu juga dengan pelaksanaan pelayanan preventif, kader memberikan informasi atau mempraktekkan cara menggunakan alat pelindung diri (APD) yang benar dan tepat guna. Kegiatan preventif ini disejalankan dengan kegiatan promosi kesehatn kerja. Sementara dalam pelayanan kuratif, anggota yang mengalami masalah kesehatan atau mengalami kecelakan, langsung datang ke pos UKK untuk mendapatkan pertolongan dasar. Namun bila masalah tidak dapat ditanggulangi, korban langsung di rujuk ke puskesmas setempat.

(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

1.4. Manfaat

1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Kampung Bugis yang terkait dengan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja serta kegiatan yang telah dilaksanakan kader Pos UKK dalam melaksanakan peran dan fungsinya.

2. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas lain di wilayah Kota Tanjungpinang dalam membentuk Pos UKK serta pembinaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kinerja kader pos UKK.

3. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan, khususnya tentang pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Kerja

Menurut Suma’mur (1996), Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit-penyakit umum.

Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental, dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya. (ILO/WHO, 1995)

2.1.1. Kebijakan Kesehatan Kerja

Untuk meningkatkan kesehatan kerja perlu adanya kebijakan sebagai penopang dalam menjalankan program-program yang berhubungan dengan kesehatan kerja. Kebijakan program kesehatan kerja yaitu :

(20)

b. Meningkatkan profesionalisme para pelaku dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan kerja di pusat, propinsi, kabupaten/ kota.

c. Mengembangkan jaringan kerjasama pelayanan kesehatan kerja dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja bagi angkatan kerja.

d. Mengembangkan tenaga ahli kesehatan kerja bagi angkatan kerja dan dokter kesehatan kerja sebagai pemberi pelayanan kesehatan utama dengan pelayanan kesehatan paripurna

e. Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi.

f. Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi peserta dana sehat/asuransi kesehatan sebagai perwujudan keikutsertaannya dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri, keluarga, dan lingkungannya.

g. Mengembangkan iklim yang mendorong dunia usaha yang partisipatif dalam kelembagaan K3 di tempat kerja.

h. Mengembangkan peran serta masyarakat pekerja dengan meningkatkan pembentukan UKBM maupun mengaktifkan kegiatan pos UKK yang sudah ada. i. Mengembangkan sistem informasi manajemen K3 sebagai upaya pemantapan

survailans epidemiologi penyakit dan kecelakaan akibat kerja. 2.1.2. Strategi Kesehatan Kerja

Strategi kesehatan kerja, meliputi:

a. Mengembangkan kebijakan dan pemantapan manajemen program kesehatan Kerja.

(21)

c. Mengaktifkan jaringan komunikasi efektif lintas disiplin ilmu, lintas lembaga/ Lintas sektoral dan lintas program.

d. Intensifikasi penatalaksanaan PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja).

e. Survailan epidemiologi PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja).

f. Mengembangkan SIM-KK.

g. Pengembangan model lingkungan kerja sehat berbasis wilayah

h. Menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi spesifik daerah

i. Menghimpun potensi yang dimiliki para pelaku K3 dalam asas kebersaman dan saling menguntungkan

j. Menerapkan dan membangun kemitran sebagai landasan kerja dan promosi kesehatan kerja.

k. Proaktif terhadap segala perubahan dalam mengantisipasi dampak globalisasi. 2.2. Pusat Kesehatan Masyarakat

2.2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya (Depkes, 2003). Yang dimaksud dengan unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.

(22)

masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu (Depkes, 2004).

Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah kerjanya adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan keadaan geografis, demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban kerja puskesmas dan lain-lain, selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dan satu Puskesmas maka kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan (Depkes, 2003).

2.2.2. Fungsi Puskesmas

Menurut buku Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar, Puskesmas mempunyai 3 ( tiga ) fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi pembinaan terhadap Pos UKK dan pembinaan administrative terhadap poliklinik perusahaan.

b. Fungsi pelaksana pelayanan kesehatan dasar c. Fungsi peran serta masyarakat.

(23)

kesehatan secara bermutu, terjangkau adil dan merata. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi (Depkes, 2003) :

a. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan. Dengan pendekatan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas.

b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan.

2.2.3. Program Kegiatan Puskesmas

Program Puskesmas merupakan wujud dari pelaksanaan ke tiga fungsi Puskesmas di atas, program tersebut dikelompokan menjadi (Depkes, 2004) :

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib Puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat serta mernpunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan intemasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan kematian.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah : a). Upaya Promosi Kesehatan

(24)

d). Upaya Perbaikan Gizi

e). Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f). Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan pokok di Puskesmas yang telah ada yang termasuk upaya kesehatan pengembangan yaitu :

a). Upaya Kesehatan Sekolah, b). Upaya Kesehatan Olah Raga, c). Upaya Kesehatan Kerja,

d). Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, e). Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,

f). Upaya Kesehatan Jiwa. 2.3. Upaya Kesehatan Kerja

(25)

2.3.1. Pengertian Upaya Kesehatan Kerja

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja baik formal maupun informal dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.

2.3.2. Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja

Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis dalam cara / metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan untuk: a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua

lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

b. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/ kondisi lingkungan kerja.

c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.

2.3.3. Tujuan Upaya Kesehatan Kerja a. Tujuan Umum

(26)

b. Tujuan Khusus

1. Peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Peningkatan keselamatan kerja dengan mencegah pemajanan bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan prinsip-prinsip ergonomik

3. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja.

4. Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan LSM dalam upaya kesehatan kerja.

2.3.4. Sasaran Upaya Kesehatan Kerja a. Sasaran langsung

Sebagai sasaran langsung dari upaya kesehatan kerja di Puskesmas adalah masyarakat pekerja di sektor kesehatan, antara lain: Puskesmas, Balai Pengobatan, Laboratorium Kesehatan, Pos UKK dan Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja.

b. Sasaran tidak langsung

Sasaran tidak langsung diberikan kepada masyarakat pekerja formal maupun pekerja informal.

2.3.5. Strategi Upaya Kesehatan Kerja

Strategi upaya kesehatan kerja, meliputi:

(27)

b. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

c. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD

2.4. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat pekerja terutama pekerja formal. Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

(28)

Pos UKK dapat dibentuk di lokasi kelompok pekerja dengan jumlah pekerja minimal 10 sampai paling banyak 50 pekerja dan diutamakan dari jenis pekerjaan yang sama. Contoh: di kelompok pertanian, nelayan, perkebunan, kaki lima, pasar tradisional, kawasan dan sentra industri, perajin, transportasi, industri rumah tangga dan sebagainya.

2.4.1. Tahap-Tahap Pembentukan Pos UKK

Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:1) pertemuan tingkat desa bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pekerja terhadap pentingnya kesehatan bagi pekerja dengan melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas sector terkait, LSM, dan lain-lain; 2) survey mawas diri bertujuan untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan pekerja; 3) Musyawarah Masyarakat Desa bertujuan untuk menetapkan prioritas masalah dan menetapkan rencana pemecahan masalah; 4) pelatihan Kader Pos UKK bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja; 5) pembentukan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan; dan 6) pembinaan Pos UKK.

2.4.2. Persyaratan Pembentukan Pos UKK Persyaratan pembentukan Pos UKK, yaitu:

1. Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan kerja. 2. Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK

3. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK.

(29)

5. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada penyakit (P3P).

6. Tersedianya contoh alat pelindung diri (APD) untuk pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya.

7. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan. 8. Meja, kursi, tempat tidur, dan lemari obat.

9. Adanya buku pencatatan dan pelaporan. 10.Adanya buku panduan dan media penyuluhan 11.Alat tulis.

2.4.3. Dasar Hukum Pembentukan Pos UKK

a. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 ayat (1) tentang hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan BAB XII Kesehatan Kerja

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

f. Keputusan Menteri Kesehatan 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

g. Keputusan Menteri Kesehatan 1758 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Dasar.

(30)

2.4.4. Tujuan Pembentukan Pos UKK a. Tujuan Umum

Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif b. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja

2. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya sendiri.

3. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja.

4. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 5. Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK

6. Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sector terkait dalam penyelenggaraan Pos UKK.

2.5. Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah pekerja, sukarela, yang bertugas meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kader UKK adalah dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah dilatih dan paham prinsip kesehatan kerja.

2.6. Peran dan fungsi kader pos UKK 2.6.1. Peran kader Pos UKK

(31)

1. Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber daya pekerja

2. Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja 3. Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkunagn kerja melalui promosi

tentang kesehatan kerja

4. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di lingkungan kerja

5. Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar, yakni upaya pelayanan yang diberikan pada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna (peningkatan kesehatan kerja, pencegahan dan penyembuhan penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja serta pemulihan PAK dan PAHK).

6. Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah kesehatan pekerja

7. Melaksanakan rujukan ke puskesmas 8. Pencatatan dan pelaporan.

Yang perlu di catat di pos UKK adalah sebagai berikut : a. Susunan kepengurusan

b. Identitas anggota

c. Jadwal dan kegiatan yang dilakukan d. Kesehatan setiap anggotanya

e. Keuangan

(32)

2.6.2. Fungsi kader pos UKK

Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain (Depkes, RI, 2006):

1. Pertemuan Tingkat Pekerja (PTP) : mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey mawas diri dan musyawarah masyarakat pekerja

2. Survey Mawas Diri (SMD) : pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja

3. Musyawarah Masyarakat Pekerja (MMP) : mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja, petugas puskesmas, aparat pemerintah

4. Membentuk Pos UKK : menentukan pengurus Pos UKK, jadwal kegiatan, rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat tempat kerja 5. Perencanaan UKK : menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil

SMD, menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan

6. Penyuluhan UKK : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi, risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja

(33)

kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan

8. Upaya Rujukan : merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak bisa tertangani.

9. Pencatatan Pelaporan : membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan

10. Kerjasama Lintas Sektoral : pertemuan berkala dengan anggota pos UKK, pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja

11. Mengelola Sumber Keuangan UKK : mengatur sumber pemasukan dan pengeluaran Pos UKK

12. Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja : integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.

13. Membina Kemampuan Diri : meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan kegiatan secara kontinyu.

2.7. Ukuran keberhasilan upaya kesehatan kerja di Pos UKK

Ukuran keberhasilan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK adalah sebagai berikut :

a. Ukuran keberhasilan keterjangkauan

(34)

b. Ukuran keberhasilan pelayanan, yaitu jumlah dan jenis kegiatan kesehatan yang dilakukan

c. Ukuran tingkat perkembangan

Dibagi dalam empat tingkatan yaitu : pratama, madya, purna, dan mandiri. 2.8. Kegiatan kader Pos UKK

Setelah menjadi kader Pos Upaya Kesehatan Kerja, maka kader tersebut diharapkan melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa

b. Mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas survey mawas diri bersama petugas puskesmas/kesehatan dan Lembaga Masyarakat Desa (LMD) c. Menyajikan hasil survey mawas diri dalam kelompok pekerja di desa dalam

musyawarah masyarakat desa

d. Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan dan kegiatan penanggulangan yang dipilih pekerja dalam musyawarah pekerja e. Menentukan lokasi Pos UKK

f. Melaksanakan kegiatan sehari-hari Pos UKK yaitu : 1. Membuat perencanaan upaya kesehatan kerja

2. Kegiatan penyuluhan peningkatan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja ;

a. Penyuluhan dapat dilakukan pada waktu jam kerja, waktu istirahat, maupun diluar jam kerja

b. Penyuluhan kesehatan kerja dapat dilakukan dengan cara antara lain : - Untuk perorangan sebaiknya dipakai metode tanya jawab, diskusi,

(35)

- Untuk massal sebaiknya dipakai metode ceramah dan demonstrasi - Untuk memudahkan penyuluhan, sebaiknya menggunakan

peralatan pendukung seperti media gambar, poster, brosur, dan lain-lain

c. Materi penyuluhan disesuaikan dengan pekerjaannya dapat berupa : - Gizi kerja, perilaku hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, cuci

tangan, dan lain-lain

- Potensi dan risiko bahaya di tempat kerja - Alat Pelindung Diri (APD)

- Kebersihan dan kesehatan lingkungan - Pengolahan limbah

- Cara kerja yang baik dan benar

- Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja

3. Memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan akibat kerja;

a. Pertolongan pertama pada penyakit. Kader diperkenankan memberikan obat kepada pekerja yang mengalami sakit ringan (batuk, pilek, demam) dengan obat yang dijual bebas

b. Pertolongan pertama pada kecelakaan. Kader harus mengikuti pelatihan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dari petugas puskesmas/kesehatan, sebelum melakukan pertolongan P3K dan P3P 4. Merujuk penderita yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Puskesmas

a. Kriteria penyakit yang harus dirujuk :

(36)

- Penyakit yang timbul berulang

- Penyakit yang tidak mampu diatasi di Pos UKK b. Kriteria kecelakaan yang harus dirujuk :

- Kecelakaan yang berat langsung dirujuk

- Kecelakaan ringan sesudah diberi P3K tetapi tidak ada perubahan atau semakin memburuk dalam 2 hari

- Kecelakaan yang menimbulkan luka lebar, kotor dan dalam 5. Kegiatan pencatatan dan pelaporan

a. Setiap kegiatan yang dilakukan di Pos UKK sebaiknya dicatat dan dilaporkan ke instansi terkait agar dapat dilakukan pembinaan

b. Beberapa hal yang perlu dicatat di pos UKK adalah sebagai berikut : - Catatan susunan kepengurusan

- Catatan mengenai identitas/data dari anggotanya - Catatan tentang jadwal dan kegiatan yang dilakukan - Catatan tentang kesehatan setiap anggotanya

- Catatan tentang hasil pertemuan pekerja dan usulan pekerja - Catatan tentang keuangan

- Catatan tentang inventaris/daftar APD,peralatan kantor dan lainnya c. Catatan tersebut dilaporkan kepada petugas kesehatan/instansi

pemerintah lain yang terkait pada saat :

- Petugas puskesmas/kesehatan/instansi lain melakukan kunjungan rutin

(37)

6. Membina hubungan baik dengan pekerja binaannya, LMD, dan puskesmas 7. Mengelola keuangan Pos UKK dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat

Pekerja

Agar Pos UKK dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya pemasukan dan pengelolaan keuangan

a. Pemasukan keuangan Pos UKK dapat berasal dari : - Dana sehat pekerja

- Iuran pengguna jasa Pos UKK

- Sumbangan pihak swasta yang bersifat tidak mengikat - Bantuan pemerintah

- Dan lain-lain

b. Dana yang ada di Pos UKK dapat dipergunakan untuk :

- Pembelian peralatan kantor Pos UKK (ATK, meja, kursi, dll)

- Pembelian peralatan penyuluhan (papan tulis, poster, leaflet, brosur, dan lain-lain)

- Pembelian peralatan kesehatan (timbangan, tensi meter, stetoskop, dan lain-lain)

- Pembelian Alat Pelindung Diri (APD)

- Biaya operasional kegiatan Pos UKK (konsumsi rapat rutin, biaya transportasi kader, dan lain-lain)

8. Membina kemampuan diri

a. Mengikuti pelatihan dan penataran yang diadakan oleh petugas kesehatan/Puskesmas atau instansi lain

(38)

c. Mengadakan kunjungan lapangan ke daerah lain yang lebih maju di dalam pengembangan Pos UKK

(39)

2.9. Kerangka Pikir

Skema kerangka pikir diatas yaitu gambaran mengenai program upaya kesehatan kerja yang dijalankan kader Pos UKK di wilayah puskesmas Kp. Bugis.

Program Upaya Kesehatan Kerja - Promosi

- Preventif - Kuratif POS UKK

Puskesmas Kp. Bugis

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dapat didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan kegiatan yang dapat diamati. Pendekatan ini dipilih berdasarkan pertimbangan, bahwa penelitian ini memerlukan data yang bersifat informasi kualitatif, sehingga dapat memahami lebih mendalam tentang program upaya kesehatan kerja yang telah dilaksanakan kader Pos UKK sejak tahun 2009 sampai pertengahan tahun 2012, serta upaya yang telah dilakukan puskesmas Kampung Bugis dalam peningkatan perkembangan pos UKK binaannya.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan pada pos UKK di daerah Kampung Bugis Kota TanjungPinang dan puskesmas Kampung Bugis Kota TanjungPinang, Kepulauan Riau.

3.2.2. Waktu

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari sampai Desember tahun 2012.

3.3. Pemilihan Informan

(41)

3.4. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap para informan yaitu Kader Pos UKK. Data primer yang akan digali dalam teknik wawancara mendalam ini adalah bagaimana pelaksanaan program upaya kesehatan kerja yang dilakukan. Wawancara dilakukan melalui pertanyaan tak terstruktur, dalam hal ini informan tidak ditempatkan sebagai objek penelitian, akan tetapi sebagai subjek penelitian, di mana informan diberikan kebebasan untuk menceritakan apa saja tanpa dibatasi oleh pilihan jawaban oleh peneliti. Akan tetapi, diupayakan untuk tidak menyimpang dari pedoman penelitian yang ada (Mulyana, 2002). Dan sebagai alat bantu yaitu menggunakan sound recorder.

2. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Kampung Bugis, Kota TanjungPinang, Kepulauan Riau. Berupa gambaran umum Puskesmas Kampung Bugis, nama-nama kader Pos UKK, serta dokumen-dokumen yang dapat membantu penelitian. Lalu yang diperoleh dari Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau yaitu data anggota Pos UKK.

3.5. Definisi Istilah

1. Puskesmas adalah Pusat kesehatan masyarakat Kampung Bugis, di wilayah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

(42)

masyarakat pekerja, pemberian perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja dengan melakukan upaya kesehatan kerja yang meliputi:

a. Pemeriksaan kesehatan berkala. b. Penyuluhan kesehatan.

c. Pelatihan kader dan sosialisasi P3K praktis. d. Pemeriksaan HB dan pemberian tablet FE. e. Sosialisasi penggunaan APD yang sesuai.

f. Pendataan dan pelaporan program kesehatan kerja. g. Menyediakan warung obat sederhana.

h. Monitoring evaluasi kegiatan Pos UKK.

i. Musyawarah tingkat Kecamatan sejalan dengan Desa Siaga.

3. Pelaksanaan upaya kesehatan kerja adalah program upaya kesehatan kerja yang telah dilaksanakan dalam kaitannya dengan Pos upaya kesehatan kerja. 4. Pos upaya kesehatan kerja adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan

kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja.

5. Promotif adalah upaya pelayanan kesehatan dengan melakukan penyuluhan kesehatan kerja, konsultasi kesehatan kerja sederhana, sarasehan, PHBS

(43)

7. Kuratif adalah upaya pelayanan kesehatan dengan memberikan pertolongan dan atau pengobatan sederhana terhadap gangguan kesehatan atau kecelakaan, seperti P3K, P3P, rujukan ke puskesmas, pencatatan dan pelaporan.

3.6. Teknik Analisis Data

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis

Puskesmas Kampung Bugis memiliki wilayah kerja yang mencakup satu kecamatan, yaitu kecamatan Tanjungpinang Kota yang memiliki luas wilayah 52,5 Km2, yang letaknya sangat strategis, keadaan tanah yang subur, produktifitas sedang, curah hujan yang cukup antara 2000-3000 mm/tahun sehingga dapat dikembangkan menjadi daerah pertanian dan perkebunan dengan ketinggian tanah dari permukaan laut ± 50 meter. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : berbatasan dengan Teluk Bintan

- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Tanjungpinang Barat - Sebelah Barat : berbatasan dengan Galang

- Sebelah Timur : berbatasan dengan Tanjungpinang Timur Kecamatan Tanjungpinang Kota terdiri dari 4 kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Tanjungpinang Kota, dengan luas wilayah 1,5 Km2 2. Kelurahan Kampung Bugis, dengan luas wilayah 24 Km2 3. Kelurahan Senggarang, dengan luas wilayah 23 Km2 4. Kelurahan Penyengat, dengan luas wilayah 4 Km2

(45)

terutama di kelurahan penyengat, Kampung Bugis, dan Senggarang yang ditunjukkan oleh sebagian besar tenaga kerja menggantungkan diri pada sektor ini karena memberikan kontribusi besar bagi peningkatan ekonomi keluarga dan cukup potensial untuk dikembangkan. Selain sektor perikanan, terdapat juga sektor pertanian dan perkebunan yang masih berorientasi pada upaya-upaya peningkatan produksi pertanian dalam rangka membantu pemenuhan kebutuhan pangan.

4.1.2. Data Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Tanjungpinang Kota pada tahun 2011 adalah 23.647 jiwa, yang terdiri dari 12.292 (51,98%) jiwa penduduk laki-laki dan 11.355 (48,02 %) jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak 6.668 rumah tangga. Kepadatan penduduk Kecamatan Tanjungpinang Kota ialah 451 jiwa/Km2. Tentunya kepadatan ini juga dipengaruhi oleh migrasi dan mobilitas penduduk yang tinggi.

Sebaran penduduk di Kecamatan Tanjungpinang Kota adalah sebagai berikut : 1.Kelurahan Tanjungpinang Kota : 7.638 jiwa, yang terdiri dari 3.810 (49,88 %)

jiwa penduduk laki-laki dan 3.828 (50,12%) jiwa penduduk perempuan

2.Kelurahan Kampung Bugis : 9054 jiwa, yang terdiri dari 4.888 (53.99 %) jiwa penduduk laki-laki dan 4.166 (46,01 %) jiwa penduduk perempuan

3.Kelurahan Senggarang : 4.361 jiwa, yang terdiri dari 2.288 (52,47 %) jiwa penduduk laki-laki dan 2.073 (47, 53 %) jiwa penduduk perempuan

(46)

4.1.3.Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah kecamatan Tanjungpinang Kota terdiri dari Pukskesmas, yaitu Puskesmas Kampung Bugis, Puskesmas Pembantu, klinik/balai pengobatan, praktik dokter, Apotek, toko obat, Posyandu, dan Pos UKK.

Di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis terdapat 3 Pos UKK yakni : 1. Pos UKK Pasir Putih yang terletak di Kp. Melayu, Kelurahan Senggarang. 2. Pos UKK Sehat Sejahtera yang terletak di Tg. Lanjut, kelurahan Kp. Bugis. 3. Pos UKK Sejahtera Mandiri yang terletak di Sei Ladi, Kelurahan Kp. Bugis. 4.2. Karakteristik Informan

[image:46.612.113.547.444.653.2]

Informan dari hasil penelitian ini ada enam (6) informan yang terdiri dari 1 orang anggota kader dan 1 orang ketua kader dari Pos UKK Pasir Putih, 1 orang anggota kader dan 1 orang ketua kader Pos UKK Sehat Sejahtera, serta 1 orang anggota kader dan 1 orang ketua kader Pos UKK Sejahtera Mandiri. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Informan Pos UKK Berdasarkan Karakteristik

No Informan Jenis

Kelamin

Umur (Thn)

Pendidikan Jenis Pekerjaan

Jabatan 1 Pos UKK

Pasir Putih

Laki-laki 41 SD Nelayan Anggota 2 Pos UKK

Pasir Putih

Laki-laki 42 D.III Nelayan Ketua 3 Pos UKK

Sehat Sejahtera

Laki-laki 43 SMP Petani Anggota 4 Pos UKK

Sehat Sejahtera

Laki-laki 40 SMA Petani Ketua 5 Pos UKK

Sejahtera Mandiri

Perempuan 45 SMP Petani Anggota 6 Pos UKK

Sejahtera Mandiri

(47)

4.3. Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis

4.3.1. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Kerja di Pos UKK

Hasil wawancara dengan informan mengenai pelaksanaan program promosi kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Kerja di Pos UKK

No Informan Pernyataan

1 Anggota Pos UKK Pasir Putih

“Awal terbentuknya Pos UKK ini, setelah saya dan kader yang lain mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari puskesmas Kampung Bugis, sempat dilaksanakan, tapi belakangan ini sudah jarang bahkan tidak lagi dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, Kita kumpulkan anggota pekerja pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Kita sebarkan undangan juga, kalau gak pun langsung ngomong aja sama anggota pekerja. Setelah itu kita beri penyuluhan tentang kesehatan kerja kelompok nelayan sesuai yang didapat dari puskesmas. Kalau saya sifatnya membantu persiapan dan kelancaran kegiatan. Kalau yang ngomong ke anggota nelayan ya ketua kami”. 2 Ketua Pos UKK

Pasir Putih

“Dulu ada pak. Dulu pernah saya berikan penyuluhan tentang kesehatan kerja. Tapi rasanya kok gak apa... istilahnya....gak berhasillah pokoknya. Saya rasa kami kurang pembekalan tentang cara-cara memberikan penyuluhan. Bahan-bahan tentang kesehatan juga kurang. Pokoknya banyaklah kurangnya. Sementara dari Puskesmas kami hanya dilatih tentang mengukur tekanan darah, suhu tubuh, dan pengobatan dasar. Sementara untuk penyuluhan, setiap kali kunjungan dari puskesmas ada jugalah penyuluhan sedikit tentang kesehatan kerja buat kader dan anggota nelayan. Jadi saya rasa itu sudah cukup, makanya tidak saya kembangkan penyuluhan ini. Lagi pula petugas kesehatan kerja Puskesmas tidak pernah mengarahkan kami untuk melakukan penyuluhan”.

3 Anggota Pos UKK Sehat Sejahtera

(48)

pekerja. Membicarakan masalah- masalah kesehatan kerja yang disampaikan petugas kesehatan puskesmas. Waktu itu ketuanya Pak Kamidi. Beliau pernah memberikan masukan tentang kesehatan kerja. Lama-lama yang datang makin sedikit. Akhirnya sampai sekarang gak pernah lagi”.

4 Ketua Pos UKK Sehat Sejahtera

”kalau sekarang ini gak ada lagi. Kalau dulu, waktu awal pembentukan Pos UKK, memang ada. Tapi itupun pihak Puskesmas yang lebih banyak berperan. Dulu setiap kunjungan dari Puskesmas, pasti ada penyuluhannya dan waktu itu ketua kami Pak Kamidi, pernah memberikan penyuluhannya. Pelaksanaannya, kita beritahukan kepada anggota pekerja bahwa akan ada kunjungan dari Puskesmas untuk pengobatan. Nah pada hari H nya, sebelum dilakukan pengobatan oleh pihak Puskesmas, saya yang membuka acara, dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan oleh ketua pada waktu itu dan dibantu oleh pihak puskesmas. Setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan pengobatan untuk pekerja dan keluarganya”.

5 Anggota Pos UKK Sejahtera Mandiri

“Semenjak saya masuk sampai sekarang, kalau yang dilakukan kader gak ada. Kami hanya membantu petugas Puskesmas untuk melakukan pengobatan gratis untuk para petani. Sekarang ni kan petugas Puskesmas datang tiap 3 bulan sekali. Waktu itulah mereka memberikan penyuluhan sedikit, habis tu pengobatan. Ya kami para kader membantu mempersiapkan tempat sama pengobatan aja. Setelah selesai, ya udah, bubar”.

6 Ketua Pos UKK Sejahtera Mandiri

“Kalau saya pribadi ada mas. Tapi kalau kita bersama anggota kader, mengumpulkan anggota pekerja untuk diberikan penyuluhan belum pernah.

(49)

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan program promosi kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis, telah dilaksanakan kader Pos UKK di awal pembentukan Pos UKK. Kegiatan promosi kesehatan kerja dilaksanakan di Pos UKK dengan mengumpulkan anggota pekerja, ada juga yang dilakukan dengan cara penyuluhan perorangan. Namun sekarang ini program promosi kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis tidak lagi dilaksanakan oleh kader.

4.3.2. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK

[image:49.612.102.538.381.699.2]

Hasil wawancara dengan informan mengenai pelaksanaan program preventif kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK

No Informan Pernyataan

1 Anggota Pos UKK Pasir Putih

“Ya sama saja pak, kitakan tidak begitu paham tentang program-program ini, jadi cuma sekadar pemberitahuan penggunaan alat pelindung diri. Dari puskesmas ada juga kami diberi baju pelampung, sepatu bot, sarung tangan, topi, kacamata. Tapi ya itu, saya rasa sepatu botnya gak cocok untuk kerja kami. Saya kerja masuk air jadi otomatis sepatunya juga terendam air, jadi kami melangkah tu agak berat”.

2 Ketua Pos UKK Pasir Putih

(50)

kalau tentang pengobatan. Saya paling senang. Sekarang sakit-sakit sikit saya gak perlu ke puskesmas. Saya obat sendiri. Malahan tetangga-tetangga saya kalau berobat sama saya. Di rumah saya stok kan obat. Tapi obat itu saya beli. Kalau yang dari puskesmas untuk persediaan di Pos UKK. Selanjutnya kami memberikan contoh alat pelindung diri, seperti rompi pelampung, sepatu bot, baju lengan panjang, topi seperti topi petani. Ya kurang lebih begitulah.

Sekarang program ini gak berjalan lagi pak. Yang jelas kita sudah beri tahu manfaatnya. Tergantung kesadaran nelayan itu sendiri lagi. Sekarang dukungan dari Puskesmas dah kurang, kader yang lainpun sudah kurang semangat nampaknya. Sekarang ini kegiatan kami hanya nunggu kunjungan rutin dari Puskesmas Kampung Bugis untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan gratis. 3 Anggota Pos UKK

Sehat Sejahtera

“Kalau sekarang kegiatan di Pos UKK ini sudah kurang Pak. Tindakan pencegahan pun hanya sebatas mengingatkan untuk memakai alat pelindung diri. Selain itu gak ada. Yang saya tau, sebaiknya petani, dalam bekerja menggunakan baju lengan panjang, memakai topi dan sepatu. Kalau lagi menyemprot gunakan masker. Sejauh ini yang saya lihat ada yang pakai, ada juga yang tidak”.

4 Ketua Pos UKK Sehat Sejahtera

“Kalau upaya pencegahan, memang ada diberitahukan oleh petugas puskesmas, ya itupun lewat penyuluhan yang mereka berikan. Tapi kalau pelaksanaan di lapangan oleh kader sekarang ini gak ada. Seperti survei mawas diri, saya tau juga. Tapi pelaksanaannnya seperti apa, itu yang saya gak tau. Yang tau kami sebatas penggunaan alat pelindung diri. Itupun disampaikan waktu penyuluhan dan sekalian diberikan contoh APD nya”. 5 Anggota Pos UKK

Sejahtera Mandiri

“Terus terang aja ya pak, saya nikan orang yang menggantikan kader yang berhenti, jadi saya termasuk baru. Sampai sekarang aja saya belum pernah mendapatkan pelatihan. Jadi saya gak tau apa yang harus saya lakukan sebagai kader pos UKK. Kalau orang-orang yang pertama dulu memang dapat pelatihan. Itupun setau saya hanya berapa kali”.

6 Ketua Pos UKK Sejahtera Mandiri

(51)

Kegiatan pencegahan seperti yang mas bilang aja kami gak tau seperti apa bentuknya. Tau ya hanya sekedar tau. Umpamanya dalam bekerja sebaiknya menggunakan sepatu bot agar bila terkena cangkul tidak luka. Ya hanya sekedar itu saja. ya itu yang kami dapat dari Puskesmas. Yang jelas sebaiknya menggunakan alat pelindung dalam bekerja. Kalau pencegahan dalam bentuk penggunaan alat pelindung diri, sudah sering saya sampaikan kepada anggota pekerja. Pada dasarnya mereka mau meggunakannya, apalagi kalau dapat geratis dari pemerintah. Kendalanya kan mereka harus membeli sendiri alat pelindung diri. Itu yang saya rasa agak berat buat petani. Jujur aja pak petani disini masih banyak yang menggunakan sendal atau kaki ayam dalam bekerja. Itulah sekarang saya lagi mengusahakan bantuan ke pemerintah untuk para pekerja suapaya dapat alat-alat pelindung diri”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program preventif atau pencegahan kesehatan kerja pada tiap Pos UKK tidak berjalan dengan baik. Para kader Pos UKK tidak dapat melaksanakannya karena kurangnya pengetahuan, arahan dan bimbing dari Puskesmas Kampung Bugis. Pelaksanaan upaya pencegahan kesehatan kerja hanya berupa arahan kepada anggota pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri. Sementara seorang kader tidak tahu program preventif karena belum pernah mendapatkan pelatihan dari Puskesmas.

4.3.3. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Upaya Kuratif Kesehatan Kerja di Pos UKK

Hasil wawancara dengan informan mengenai pelaksanaan program kuratif kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Upaya Kuratif Kesehatan Kerja di Pos UKK

(52)

1 Anggota Pos UKK Pasir Putih

“Kalau itu sampai sekarang masih kita lakukan. Kalau sakit- sakit macam demam, saya tensi dulu lalu kasih paracetamol suruh banyak minum air putih, kalau 2 hari gak sembuh saya rujuk ke puskesmas. Kalau dia terkena kaca atau kayu, kita bersihkan abis tu kasih betadin. Rasanya seperti itulah pak. Tapi sekarang agak sulit pak, kadang stok obat habis kita minta ke puskesmas gak langsung dapat. Sekarang aja tensinya dah rusak. Kita minta, belum ada barangnya. Anggarannya juga gak ada untuk membeli tensimeter. Pokoknya kita bantulah sebisanya”.

2 Ketua Pos UKK Pasir Putih

“Kalau ada kecelakaan dan ada yang sakit ringan, sampai sekarang tetap kami beri pertolongan. Ya tergantung masalah yang dihadapi nelayan. Kemarin ada yang mangalami luka di kaki. Mungkin terkena kaca atau karang. Mereka datang ke pos UKK. Kebetulan ada anggota kader di sana. Ya penderita di bersihkan dulu lukanya dengan air, lalu dikeringkan dengan kasa baru dioleskan betadin. Kalau lukanya besar dan dalam, kami langsung rujuk ke Puskesmas. Begitu juga dengan pengobatan, kalau keluhannya demam, kami kasih aja paracetamol, tapi kalau gak sembuh dalam 3 hari kami sarankan atau rujuk ke puskesmas. Pokoknya kami beri pertolongan semampu kami sesuai dengan pelatihan yang kami dapat dulu”.

3 Anggota Pos UKK Sehat Sejahtera

(53)

4 Ketua Pos UKK Sehat Sejahtera

” Sampai sekarangpun masih kita lakukan. Setiap ada anggota pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau sakit, pasti kami bantu. Kalau ada yang luka, saya bersihkan luka lalu kasih betadin. Kalau lukanya besar, umpamanya harus dijahit, kami perban aja dulu abis tu kita rujuk ke Puskesmas. Kalau yang sakit, biasanya yang datang ngeluhnya demam atau sakit kepala. Ya saya beri aja paracetamol. Kalau gak sembuh juga dalam 3 hari langsung saya suruh ke puskesmas. Pokoknya kita bantu semampunya. Nah, kalau saya lagi gak ada di tempat, mungkin kader yang lain yang memberikan bantuan. Sampai saat ini saya masih senang melakukan kegiatan ini. Ya hanya sebatas inilah kemampuan yang saya miliki dan bisa berbagi dengan kawan-kawan”.

5 Anggota Pos UKK Sejahtera Mandiri

“Kebetulan Pos UUK di rumahnya ketua kader. Jadi langsunglah ditolong sama ketua. Karena ketua kami lebih tau dari pada anggota lain. Biasanya mereka datang mengeluh demam dan pegal-pegal. Kalau gak sembuh juga dalam 2 atau 3 hari kami suruh aja langsung ke puskesmas. Kadang-kadang diantar sama ketua. Melihat hal seperti ini kadang saya merasa senang kalau bisa menolong orang. Apalagi kalau sakitnya sembuk. Rasanya kita ada kepuasan tersendiri. Cuma itu masalahnya. Sampai sekarang saya belum pernah dapatkan pelatihan, jadi Cuma bisa melihat apa yang dikerjakan ketua peda pekerja yang sakit.

6 Ketua Pos UKK Sejahtera Mandiri

“Biasanya mereka langsung datang ke Pos UKK. Kemarin ada anggota yang mengeluh pusing, mual. Saya takutnya sakit maag. Cuma saya tanya, ada melakukan penyemprotan gak? Katanya ada. Langsung aja saya antarkan ke puskesmas. Ada juga yang ngeluh demam, saya kasih aja obat paracetamol. Kalau luka-luka kecil, paling kita bersihkan lalu oleskan betadin. Yang jelas kalau kami rasa gak sanggup ya saya kirim aja ke Puskesmas. Sebenarnya banyak manfaat yang saya rasakan menjadi kader ni mas. Sebelum memberikan pengobatan mereka juga mengajarkan supaya kita bertanya dulu apa yang dikeluhkan penderita. Jadi kita gak asal ngasih obat. Ya paling tidak untuk diri saya dan keluarga taulah sedikit-sedikit tentang pengobatan”.

(54)

dilakukan kader Pos UKK sampai sekarang. Upaya pertolongan atau tindakan pengobatan yang diberikan kader kepada pekerja yang mengalami sakit dilakukan sesuai dengan arahan dan bimbingan dari Puskesmas.

4.3.4. Pernyataan Informan tentang Peran Puskesmas Kampung Bugis dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK

[image:54.612.113.541.275.699.2]

Hasil wawancara dengan informan mengenai peran serta Puskesmas Kampung Bugis Dalam pelaksanaan program kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Peran Serta Puskesmas Kampung Bugis dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK

No Informan Pernyataan

1 Anggota Pos UKK Pasir Putih

“Peran serta dan dukungan dari Puskesmas sekarang sudah kurang. Memang Puskesmas sekarang masih berkunjung untuk memberikan pengobatan, tapi hanya 3 bulan sekali. Sekarang ini kegiatan Puskesmas ke Pos UKK ini hanya untuk pengobatan dan penyuluhan sekali-sekali. Kalau pelatihan belum pernah dilakukan lagi. Kalau untuk pemberian obat masih diberikan oleh Puskesmas. Pokoknya kalau untuk obat masih terus diperhatikan”.

2 Ketua Pos UKK Pasir Putih

“Puskesmas sampai sekarang masih peduli dengan Pos UKK ini. Memang tidak seperti dulu lagi. Sekarang kegiatannya hanya sekedar memberikan penyuluhan dan pengobatan untuk anggota pekerja di Pos UKK ini setiap 2 atau 3 bulan sekali. Tapi kalau kita butuh sesuatu seperti obat-obatan ataupun buku-buku tentang kesehatan kerja, mereka siap membantu. Kalau ada informasi terbaru tentang kesehatan juga disampaikan kepada kader. Memang sudah agak kuranglah perhatian Puskesmas, tapi mereka masih peduli kok”.

3 Anggota Pos UKK

Sehat Sejahtera

(55)

sebulan bisa 2 atau 3 kali. Sekarang terbalik Pak. Saya rasa perannya itu saja sekarang ini”.

4 Ketua Pos UKK Sehat Sejahtera

“Sekarang peran serta Puskesmas sudah sangat kurang Pak. Semenjak saya jadi ketua kader, gak pernah ada lagi pelatihan yang dilakukan pihak Puskesmas. Sekarang ini Puskesmas hanya mengadakan penyuluhan dan pengobatan untuk anggota pekerja. Itupun 3 bulan sekali. Kan lama kali. Mending kalau sebulan sekali. Abis itu, mereka memberikan bantuan obat-obatan untuk persediaan di Pos UKK. Kalau ada undangan dari Dinas Kesehatan tentang kesehatan kerja, pihak Puskesmas juga mengundang kami”.

5 Anggota Pos UKK Sejahtera Mandiri

“Semenjak saya menjadi kader, peran Puskesmas yang saya tau, hanya melakukan penyuluhan tentang kesehatan kerja dan setelah itu pengobatan. Sama pemberian obat-obatan untuk persediaan di Pos UKK.

6 Ketua Pos UKK Sejahtera Mandiri

“Sekarang ini peran Puskesmas sudah agak kurang, tidak seperti dulu. Kalau dulu, kunjungan bisa 2 sampai 3 kali sebulan, kalau sekarang 3 bulan sekali. Dulu saya sering bertukar fikiran dengan Pak Andi sebagai pemegang program K3 Puskesmas. Kalau sekarang sudah jarang berkomunikasi dengan pemegang program K3 yang baru. Jadi sekarang Puskesmas hanya sekedar memberikan penyuluhan dan pengobatan untuk anggota pekerja. Kalau kita butuh buku, atau informasi tentang kesehatan kerja, kita yang harus lebih pro aktif datang ke Puskesmas. Kalau untuk obat-obatan, Puskesmas selalu menyediakannya. Pada prinsipnya mereka masih membantu Pos UKK di sini.

(56)

4.3.5. Pernyataan Informan tentang Sumber Keuangan Pos UKK

Hasil wawancara dengan informan mengenai sumber keuangan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis dalam melakukan kegiatan dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan tentang Sumber Keuangan Pos UKK

No Informan Pernyataan

1 Anggota Pos UKK Pasir Putih

“kebetulan keuangan di Pos UKK ini saya yang megang. waktu awal pembentukan Pos UKK ini, kami mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan sebesar dua juta Rupiah. Uang tersebut digunakan untuk pembelian alat-alat dan perlengkapan Pos UKK, juga contoh alat pelindung diri. Sisanya untuk melakukan kegiatan- kegiatan di Pos UKK ini. Tahun berikutnya dapat bantuan lagi dari Dinas Kesehatan Kota sebesar tiga ratus ribu Rupiah. Sampai sekarang uangnya sudah habis. Jadi sekarang kalau ada kunjungan dari Puskesmas, kami iuran para kader. Kami sudah coba meminta sumbangan pada anggota pekerja yang datang berobat ke Pos UKK ini, tapi mereka keberatan. Menarik iuran dari anggota rasanya gak enak juga, seolah-olah uangya buat saya pribadi. Jadi terpaksalah kami aja yang iuran para kader”. 2 Ketua Pos UKK

Pasir Putih

“Sumber keuangan Pos UKK ini dari Dinas Kesehatan Kota, bantuan pertama sebesar dua juta Rupiah pada awal pembentukan Pos UKK, sebagai uang pembinaan dan pembelian alat dan perlengkapan Pos UKK. Bantuan kedua sebesar tiga ratus ribu Rupiah pada tahun 2010. Sampai sekarang belum ada lagi. Jadi untuk kegiatan sekarang, kami anggota kader, iuran semampunya. Kalau untuk minta iuran kepada anggota pekerja nelayan, kami gak berani. Tapi kedepannya saya akan upayakan untuk mengajukan proposal ke pemerintah Kota. Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah Kota dan harapan saya Puskesmas mau membantu kami untuk mencari solusi masalah keuangan Pos UKK ini”.

3 Anggota Pos UKK Sehat Sejahtera

(57)

heh.... Jadi kami anggota kader sudah sepakat akan mencari bantuan dari Pemerintah Kota melalui Puskesmas Kampung Bugis. Sebenarnya kami juga sudah pernah minta bantuan dari kelurahan, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya. Mereka bilangnya nanti kita usahakan,sampai sekarang gak ada juga. Kami malas juga jadinya, macam kita ni pengemis aja”.

4 Ketua Pos UKK Sehat Sejahtera

“Kalau gak salah saya

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Peran Serta Puskesmas

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010. Pengetahuan ibu Frekuensi

masyarakat dalam jurnal nasional, dengan harapan menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan referensi, c) Kader yang mengelola Pos UKK Demang Jaya Sehat memiliki

Pos UKK merupakan jaringan pelayanan kesehatan yang terkait antara satu dan lainnya secara komprehensif dengan tujuan menurunkan insiden dan prevalensi penyakit pada pekerja

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria di Kampung Jaifuri Wilayah Kerja Puskesmas Arso

Jadi dari hasil penelitian ini diketahuilah bahwa analisis sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Hasil penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan pelayanan promotif, preventif, kuratif kesehatan dan keselamatan kerja di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga

Melihat dari hasil-hasil penelitian tersebut, volume akumulasi pada lokasi penelitian (Kampung Bugis) dengan rata-rata akumulasi sedimen di minggu ke-1 0,1167 ml/cm