PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI
MANTAP PADA PRIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN
TAHUN 2010
SUSI HERNANI MANALU 095102032
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Judul : Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.
Nama Mahasiswa : SUSI HERNANI MANALU NIM : 095102032
Program Study : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU
Ketua
(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, NS, M.Kep) Nip. 19740552002122001
Anggota I
(Dr. Sarma Lumban Raja, SpOG(K))
Anggota II
(Dr. Ichwanul Adenin, SpOG)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, NS, M.Kep) (Dr. Murniati Manik, Msc, SpKK) NIP. 19740505 200212 2 001 NIP. 19530719 198003 2 001
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI
NAMA : SUSI HERNANI MANALU
NIM : 095102032
JUDUL : PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI MANTAP PADA
PRIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN
TAHUN 2010
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI.
Medan, Oktober 2010 Pembimbing
Nur Asnah Sitohang, S.Kep NS, M.Kep Nip. 197405052002122001
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH INI
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan komite penguji karya tulis ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Medan, September 2010 Penulis
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Oktober 2010 Susi Hernani Manalu
Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan
Vii + hal + Lampiran
ABSTRAK
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Pentingnya pria terlibat dalam keluarga berencana dalam keluarga dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual.ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan penentu kebijakan masih menganggap bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru medan.
Kata kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi mantap pada pria Daftar Pustaka : 15 (1999-2009)
KATA PENGANTAR
Puji kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan,
kesehatan dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap pada pria di Wilayah kerja Puskesmas
Kampung Baru Medan Tahun 2010”
Selama pelaksanaan penulis mendapat dukungan moril, materil, serta kritik dan saran dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu :
1. Nur Asnah Sitohang, S.kep, NS, M.kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.
6. Kepada kedua orang tua saya R. Manalu dan S. Siagian yang telah banyak membantu
baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga
karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.
8. Kepada Josman Sihotang, Kando Marisi Katarina dan Teman-teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan perhatiannya.
9. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis
ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk masa yang akan datang.
Medan, September 2010 Peneliti
(Susi Hernani Manalu)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
A. Pengetahuan ... 4
1. Pengertian Pengetahuan ... 4
2. Tingkat Pengetahuan ... 4
B. Metode Kontrasepsi Mantap Pada Pria ... 1. Defenisi Vasektomi ... 6
2. Macam-macam Vasektomi ... 8
3. Cara Kerja Vasektomi ... 8
4. Manfaat ... 8
5. Kerugian ... 9
6. Kontraindikasi ... 9
7. Efek samping ... 9
A. Kerangka konsep ... 10
B. Hipotesis ... 10
C. Defenisi Operasional ... 11
BAB IV METODE PENELITIAN ... 12
A. Desain Penelitian ... 12
B. Populasi dan Sampel ... 12
C. Tempat Penelitian ... 12
D. Waktu Penelitian ... 13
E. Etika Penelitian ... 13
F. Alat Pengumpulan Data ... 13
G. Validitas ... 14
H. Reliabilitas ... 15
I. Prosedur Pengumpulan Data ... 16
I. Rencana Analisis Data ... 16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
A. Hasil ... 18
B.Pembahasan ... 22
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 26
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Tabel defenisi operasional ... 11
Tabel 5.1. Distribusi Karakter Suami di wilayah Kerja Puskesmas Kampung baru Medan Tahun 2010 ... 24
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertannyaan Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria di wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan
Tahun 2010 ... 25
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
2. Kuesioner Penelitian
3. Master Data
4. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik
5. Surat Balasan Penelitian dari Dinas Kesehatan
6. Surat Balasan Penelitian dari Puskesmas
7. Daftar Konsul
viii
DAFTAR SKEMA
Halaman
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Oktober 2010 Susi Hernani Manalu
Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan
Vii + hal + Lampiran
ABSTRAK
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Pentingnya pria terlibat dalam keluarga berencana dalam keluarga dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual.ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan penentu kebijakan masih menganggap bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru medan.
Kata kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi mantap pada pria Daftar Pustaka : 15 (1999-2009)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur
panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka
kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis
keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah. (Manuaba, 2002)
Dalam usaha untuk meningkatkan gerakan keluarga berencana nasional peranan pria
sebenarnya sangat penting dan menentukan. Sebagai kepala keluarga pria merupakan tulang
punggung keluarga dan selalu terlibat untuk mengambil keputusan tentang kesejahteraan
keluarga, termasuk untuk menentukan jumlah anak yang diinginkan. (Manuaba, 2002)
Ketidaksetaraan gender dalam bidang Keluarga Berencana dan kesehatan
reproduksisangat berpengaruh pada keberhasilan program. Sebagian besar masyarakat dan
penentu kebijakan masih menganggap bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan.
Oleh karena itu peserta keluarga berencana pria di indonesia masih sangat rendah. Di masa lalu
persoalan pengaturan kelahiran lebih banyak difokuskan kepada perempuan, sehingga terkesan
bahwa Keluarga Berencana adalah urusan perempuan saja. (Hartanto, 2004)
Dari jumlah pasangan usia subur di Sumatera Utara sebanyak 1.982.810 pasangan yang
menjadi peserta KB aktif pada Mei 2009 sebanyak 1.266.071 atau 63,8%. dari jumlah pasangan
usia subur yang berhasil dibina menjadi peserta KB dengan menggunakan kondom dan metode
partisipasi kaum perempuan menjadi peserta KB masih cukup dominan yakni 95,08 %.
(BKKBN, 2009).
Pencapaian peserta keluarga berencana baru pada bulan Mei 2009 sebanyak 31.017
peserta atau 39,34 % dari perkiraan permintaan masyarakat sebagai peserta Keluarga Berencana
baru tahun 2009 sebanyak 332.158 peserta. Sedangkan hasil pencapaian peserta KB baru pada
bulan Mei 2009 tetap didominasi pemakaian pil dan suntikan. Komposisi pencapaian peserta KB
baru berdasarkan pemakaian kontrasepsi pada bulan Mei 2009 yakni suntikan 32,16 %, pil 35,24
%, implan13,94 %, IUD 8,02 %, kondom, 6,84 %, MOW 2,97 %, dan MOP 0,83 %. (BKKBN,
2009).
Hasil survey awal dilapangan bulan Januari - Juli 2010 di Puskesmas Kampung Baru
Medan menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah pasangan usia subur yaitu 980 pasangan, 700
pasangan telah menjadi peserta Keluarga Berencana aktif yang meliputi IUD 83 pasangan,
MOW 68 pasangan, MOP 42 pasangan, Kondom 125 pasangan, Implant 80 pasangan, Suntik
150 pasangan dan Pil 152 pasangan.
Dari latar belakang di atas maka dirasakan perlu melakukan suatu penelitian dengan judul
“Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Baru Medan Tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimanakah pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di wilayah
kerja puskesmas kampung baru medan tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi suami.
Sebagai bahan masukan bagi suami dan meningkatkan kesadaran terhadap kontrasepsi
mantap dan kesehatan reproduksi.
b. Bagi Institusi Pendidikan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah informasi, pengembangan ilmu dan
referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan mahasiswa.
c. Bagi peneliti
Menambah pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. (Maulana, 2007)
Menurut Bloom dan skinner, pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan ataupun
tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan
baik lisan ataupun tulisan.
2. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif
a) Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b) Memahami
berarti kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahuinya dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c) Aplikasi berarti kemampuan menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d) Analisis adalah kemampuan
menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu
struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. e) Sintesis merupakan kemampuan
menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. f) Evaluasi berkaitan dengan
kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. (Maulana, 2007)
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin ketahui atau kita ukur dapat kita sesuiakan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.
C. Metode Kontrasepsi Mantap pada Pria (Vasektomi)
1. Defenisi Vasektomi
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut
sperma dari epididimis di dalam testi vesikula seminalis. Dengan memotong vas deferens sperma
tidak mampu diejakulasikan dan pria akan menjadi tidak subur setelah vas deferens bersih dari
sperma, yang memakan waktu sekitar tiga bulan. (BKKBN, 2007)
2. Macam-macam Vasektomi
a. Vasektomi dengan pisau operasi
Tehnik pemasangan vasektomi ini dilakukan pada daerah kulit skrotum pada penis dan
daerah tersebut dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan Iodofor
(betadine) 0,75 %. Menutup daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang
pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit
skrotum diberi anestasi lokal (prokain atau novakain atau xilokain 1 %) 0,5 ml, lalu jarum
diteruskan masuk dan di daerah distal serta proksimal vas deferens dideponir lagi masing-masing
0,5 ml. Kulit skrotum diiris longitudinal 1 – 2 cm, tepat diatas vas deferens yang telah
ditonjolkan ke permukaan kulit. Setelah kulit dibuka, vas deferens dipegang dengan klem,
disiangi sampai tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara, perdarahan dirawat dengan
cm. Usahakan tepi sayatan rata (dapat dicapai jika pisau cukup tajam) hingga memudahkan
penjahitan kembali. Setelah fasia vas deferens dibuka terlihat vas deferens yang berwarna putih
mengkilat seperti mutiara. Selanjutnya vas deferens dan fasianya dibebaskan dengan gunting
halus berujung runcing. Jepitlah vas deferens dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1-2 cm
dan ikat dengan benang kedua ujungnya. Setelah diikat jangan dipotong dulu. Tariklah benang
yang mengikat kedua ujung vas deferens tersebut untuk melihat kalau ada perdarahan yang
tersembunyi. Jepitan hanya pada titik perdarahan, jangan terlalu banyak, karena dapat menjepit
pembuluh darah lain seperti arteri testikularis atau deferensialis yang berakibat kematian testis
itu sendiri. Potonglah diantara 2 ikatan tersebut sepanjang 1 cm. Gunakan benang sutra No. 00,0,
atau 1 cm untuk mengikat vas tersebut. Ikatan tidak boleh terlalu longgar tetapi juga jangan
terlalu keras karena dapat memotong vas deferens. Untuk mencegah rekanalisasi spontan yang
dianjurkan adalah dengan melakukan interposisi fasia vas deferens, yakni menjahit kembali fasia
yang terluka sedemikian rupa, vas deferens bagian distal (sebelah ureteral dibenamkan dalam
fasia dan vas deferens bagian proksimal (sebelah testis)) terletak diluar fasia. Cara ini akan
mencegah timbulnya kemungkinan rekanalisasi. Lakukan kembali tindakan untuk vas deferens
yang sebelahnya. Dan setelah selesai, tutuplah kulit dengan 1 - 2 jahitan plain catgut No. 000
kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya , tutup dengan kasa steril dan diplester.
Cara mengikat vas deferens ada beberapa macam:
1. Kedua ujung diikat tumpang tindih
2. Kedua ujung dibelokkan dan diikat
3. Hanya satu ujung yang dibelokkan.
4. Hanya salah satu ujung saja yang diikat, sehingga dari vas yang proksimal sperma keluar
bebas (shapiro). (Saifuddin, 2006)
b. Vasektomi tanpa pisau operasi.
Penis diplester ke dinding perut. Daerah kulit skrotum dibersihkan dengan cairan yang
merangsang seperti larutan Iodofor (betadine). Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut
dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. Tepat di linea mediana di
atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestasi local (prokain atau novakain atau xilokain 1 %)
0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk dan di daerah distal, kemudian dideponir lagi
masing-masing 3-4 ml. prosedur ini dilakukan sebelah kanan dan kiri. Vas deferens dengan kulit skrotum
yang ditegangkan difiksasi di dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum.
Kemudian klem direbahkan ke bawah sehingga vas deferens mengarah ke bawah kulit.
Kemudian tusuk bagian yang paling menonjol dari vas deferens, tepat di sebelah distal lingkaran
klem sebelah ujung klem diseksi dengan membentuk sudut 45 derajat. Sewaktu menusuk vas
deferens sebaiknya sampai kena vas deferens kemudian klem diseksi ditarik, tutupkan
ujung-ujung klem dan dalam keadaan tertutup ujung-ujung klem dimasukkan kembali dalam lobang tusukan,
searah jalannya vas deferens. Renggangkan ujung-ujung klem pelan-pelan. Semua lapisan
jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat dipisahkan dalam satu gerakan.
Setelah itu dinding vas deferens yang telah telanjang dapat terlihat. Dengan ujung klem diseksi
menghadap ke bawah, tusukkan salah satu ujung klem ke dinding vas deferens dan ujung klem
diputar menurut arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke atas. Ujung klem
pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan
pindahkan untuk memegang vas deferens yang sudah telanjang dengan klem fiksasi lalu lepaskan
klem diseksi. Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya dipisahkan
pelan-pelan ke bawah dengan klem diseksi. Kalau lobang telah cukup luas, lalu klem diseksi
arah vas deferens yang diangkat. Diperlukan kira-kira 2 cm vas deferens yang bebas. Vas
deferens di-crush secara lunak dengan klem diseksi, sebelum dilakukan ligasi dengan benang
sutra 3-0. Diantara dua ligasi kira-kira 1-1,5 cm vas deferens dipotong dan diangkat. Benang
pada putung distal sementara tidak dipotong. Kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung
vas deferens dalam skrotum. Tarik pelan-pelan benang pada puntung yang distal. Pegang secara
halus fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lobang fasia dengan mengikat
sedemikian rupa sehingga puntung bagian epididimis tertutup dan puntung distal ada di luar
fasia. Apabila tidak ada perdarahan pada keadaan vas deferens tidak tegang. Maka benang yang
terakhir dapat dipotong dan vas deferens dikembalikan dalam skrotum. Untuk vas deferens
sebelah yang lain, melalui luka di garis tengah yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka kulit
tidak perlu dijahit hanya aproksimasikan dengan band aid atau tensoplas. (Saifuddin, 2006)
3. Cara Kerja Vasektomi.
Vas deferens yang dipotong atau diikat sehingga Sperma tidak dikeluarkan dan tidak bisa
bertemu dengan sel telur pada saat melakukan hubungan seksual, sehingga tidak terjadi
kehamilan. (BKKBN, 2007)
4. Manfaat
Sangat efektif dan aman, tidak ada efek samping jangka panjang, tindakan bedah yang
aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan dan diperlukan konseling.
(Saifuddin, 2003).
5. Kerugian
Diperlukan tindakan operatif, kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti
perdarahan atau infeksi, belum memberikan perlindungan total sampai spermatazoa, dan problem
psikologis yang berhubungan dengan perilaku mungkin bertambah parah setelah tindakan
operatif. (Hartanto, 2004)
6. Kontraindikasi
Pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah urologi, masalah hubungan dan tidak
didukung oleh pasangan. (Everret, 2007)
7. Efek samping
Dapat berupa perdarahan, infeksi, hematoma, antibodi sperma dan granuloma sperma.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan tentang adanya pengetahuan tentang
kontrasepsi mantap pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru Medan tahun 2010 dapat
digambarkan sebagai berikut :
Skema 1. 1. Kerangka Konsep Pengetahuan suami
tentang kontrasepsi mantap Pria
•Defenisi Vasektomi •Macam-macam vasektomi •Cara kerja vasektomi •Manfaat
•Kerugian •Kontraindikasi •Efek samping
2010.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross
sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan
subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh suami dari pria usia subur di wilayah kerja
puskesmas Kampung baru Medan 2010 dari bulan januari-juli 2010 sebanyak 160 orang.
2. Sampel
Untuk besarnya sampel peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :
n = N 1 + N (d2)
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat penyimpangan (0,05)
dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang akan dijadikan responden pada
penelitian ini, yaitu :
Sedangkan sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan
sampel. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh data jumlah
populasi dan menetapkan jumlah sampel dengan perhitungan, Seterusnya dengan menggunakan
tabel bilangan dan bilangan dengan angka genap yang akan dijadikan sampel. Setelah sampel
ditetapkan maka peneliti memberikan kuesioner kepada responden yang datang ke Puskesmas
dan juga yang termasuk dalam sampel. Selanjutnya jika ada responden (sampel yang ditetapkan)
yang tidak datang ke puskesmas maka peneliti menjumpai ke rumah responden tersebut untuk
melakukan penelitian.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan. Alasan memilih lokasi
ini adalah mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian, rendahnya jumlah akseptor
KB pria di Wilayah ini dan tidak diprioritaskannya penyuluhan tentang kontrasepsi pria di
Wilayah ini.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan September tahun 2010.
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan
yaitu Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada wilayah kerja puskesmas kampung baru
medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika,
yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan
penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Kerahasiaan catatan
mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada penelitian.
Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang saya gunakan ini adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti Nuriah Arma
dan dimodifikasi pada pertanyaan No. 3,4,5,14 dan sudah dilakukan uji validitas oleh dr. Melvin
Barus, SpOG.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapat dengan menggunakan
kuesioner yang diisi langsung oleh responden.
Untuk menilai pengetahuan suami, dilakukan penilaian dengan kriteria penilaian
menggunakan skala Guttman yang menyediakan dua alternatif jawaban, yaitu : a) Bila bentuk
pernyataan positif jawabannya ”ya” maka skor dari pernyataan itu 1 (satu), namun jika
jawabannya ”tidak” skor dari pernyataan itu 0 (nol). b) Bila bentuk pernyataan negatip = skor
dari pernyataan itu 1 (satu).
G. Validitas
Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur
terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai kevalidan dengan
taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas ini dilakukan
H. Reliabilitas
Selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrumen untuk
menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur
memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Uji
Reliabilitas sudah dilakukan kepada 10 orang suami di Kelurahan Klumpang dengan hasil
cronbac alfa 0,6 (Reliabel).
I. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin
penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di
Wilayah Puskesmas Kampung Baru Medan. Surat izin tersebut pertama sekali diberikan ke
Kepala Puskesmas Kampung baru setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan
pengumpulan data di puskesmas tersebut serta mendatangi responden ke rumah responden
tersebut dan meminta persetujuan kepada responden untuk menjadi responden secara suka rela.
Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan
menandatangani informed concent dan memberikan kuesioner pada responden. Selanjutnya
peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner dengan cara memberikan tanda
ceklist pada jawaban yang dianggap benar. Responden diberikan waktu untuk mengisi kuesioner
dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam pengisian kuesioner tersebut peneliti
mendampingi responden agar mempermudah responden untuk menjawab pertanyaan yang
kurang jelas. Setelah lembar kuesioner di isi oleh suami, maka selanjutnya peneliti memeriksa
kelengkapan data tersebut.
I. Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan data yang telah terkumpul melalui beberapa tahap ditandai
dengan editing yaitu mengecek kelengkapan karakteristik responden serta memastikan semua
jawaban yang telah diisi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan seluruh pertanyaan yang
diajukan dijawab seluruhnya oleh responden sehingga tidak perlu lagi pengambilan data ulang.
Coding yaitu pengkodean untuk membedakan karakter dalam rangka pengolahan data.
Pengkodean dalam karakteristik responden yaitu pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, umur
sedangkan pengkodean pada pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi kode 1, jika salah
diberi kode 0. Processing yaitu setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan ke
dalam program komputerisasi. Kemudian tehnik analisa yang digunakan adalah statistika
deskriptif yaitu analisis univariat, dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2010 terhadap 30 responden
dari 30 populasi bidan yang berada diwilayah kerja Puskesmas Pulo brayan Medan tahun 2010.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Suami tentang Kontrasepsi mantap pada Pria di wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010
n (30)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 21-30 tahun
merupakan responden terbanyak yaitu 19 orang (63,3 %), berdasarkan pendidikan mayoritas
responden berpendidikan D-III sebanyak 26 orang (86,7 %) dan berdasarkan sumber
informasi mayoritas didapat responden secara langsung sebanyak 27 orang (90 %).
2. Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami tentang Kontrasepsi Mantap pada pria di wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru Medan
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Benar Salah 9 Berikut ini hal – hal yang dianjurkan saat
memandikan bayi 30 100 - - 10 Berikut ini hal – hal yang tidak dianjurkan saat
memandikan bayi 25 83,3 5 16,7 11 Ruangan yang baik saat memandikan bayi 26 86,7 4 13,3 12 Cara merawat tali pusat
29 96,7 1 3,3 13 Produk yang digunakan untuk menghangatkan
tubuh bayi setelah mandi 13 43,3 17 56,7 14 Persiapan ibu saat memandikan bayi 5 16,7 25 83,3 15 Perawatan tali pusat yang belum putus pada bayi 30 100 - - 16 Cara memastikan kehangatan air mandi bayi 4 13,3 26 86,7 17 Sebelum memandikan bayi terlebih dahulu yang
kita persiapkan adalah: 22 73,3 8 26,7 18 Untuk mengeringkan bayi setelah mandi sebaiknya
menggunakan ? 30 100 - -
19 Penggunaan produk untuk bayi 6 20 24 80 20 Berikut ini merupakan pernyataan yang benar yang
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang pengetahuan bidan
tentang memandikan bayi 0-7 hari menjawab benar adalah pertanyaan nomor 1,2,3,7,9,15,18
yaitu 30 orang (100 %), sedanngkan mayoritas responden menjawab salah adalah pertanyaan
nomor 16 tentang cara memastikan kehangatan air mandi bayi yaitu 26 orang (86,7%). Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010
Pengetahuan ibu Frekuensi Persentase (%)
Cukup 8 26,7
Baik 22 73,3
Total 30 100
Berdasarkan kategori, pengetahuan responden tentang memandikan bayi 0–7 hari dalam
kategori baik sebanyak 22 orang (73,3 %) dan berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (26,7
%).
Pembahasan
Berikut ini dilakukan pembahasan karakteristik responden berdasarkan data yang telah
disajikan sebelumnya.
1. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 30 orang responden
mayoritas bidan berumur 21 – 30 tahun yaitu 19 orang (63,3 %) dan minoritas usia bidan 31 – 40
tahun adalah 11 orang (36,7 %).
Menurut Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa umur seseorang dapat berpengaruh
pada tingkat pengetahuan yang dimiliki. Umur muda memiliki pengetahuan yang lebih rendah
dibandingkan umur yang lebih tua, dengan demikian diharapkan semakin bertambah umur
seseorang semakin banyak pengetahuan yang dimiliki yang dapat diperoleh melalui pengalaman
dalam bekerja.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden diperoleh data bahwa
dari 30 responden sebagian besar pendidikan bidan adalah D-III sebanyak 26 orang (86,7 %) dan
yang berpendidikan D-IV yaitu sebanyak 4 orang (13,3 %).
Menurut pendapat Notoatmodjo (2003), bahwa pendidikan mempunyai peranan penting
dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan
kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga
(Notoatmodjo, 2003 : 95).
Menurut peneliti, bahwa bukan sepenuhnya hal diatas menjadi faktor utama penentu
tingkat pengetahuan seseorang, karena kemampuan belajar dari diri sendirilah sebagai faktor
utama pengetahuan seseorang. Jadi pendidikan juga bisa didapat secara informal, yaitu berupa
informasi dari orang lain atau berupa pengalaman – pengalaman yang sudah memang dapat
dibuktikan kebenaranya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mayoritas bidan
mendapatkan informasi tentang memandikan bayi 0-7 hari secara langsung sebanyak 27 orang
(90 %) dan sumber informasi yang didapat secara tidak langsung sebanyak 3 orang (10 %).
Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Widyastuti (2009), bahwa cara
yang paling efektif untuk mendapatkan pengetahuan adalah secara langsung yaitu dari orang lain
2. Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas pengetahuan bidan diwilayah kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan tahun 2010 adalah berpengetahuan baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %), sedangkan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (26,7 %).
Tingginya pengetahuan bidan tentang memandikan bayi 0-7 hari dikaitkan dengan tingkat pendidikan bidan di mana menurut Hurlock (1998) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan banyak mengetahui sesuatu dan mengerti manfaat dan kegunaan sesuatu hal karena akan beralih ketingkat pengetahuan.
Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan bidan dalam penelitian ini dikategorikan baik dikarenakan pendidikan bidan mayoritas D-III dimana materi tentang memandikan bayi telah diberikan pada saat bidan menjalankan pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hurlock bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Bidan dalam hal ini berada pada tingkat mengaplikasikan yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, namun pada saat melakukan tindakan memandikan bayi bidan tidak melakukan sesuai dengan apa yang telah
dipelajari.
Menurut peneliti, seorang bidan tidak melakukan tindakan memandikan bayi sesuai dengan apa yang telah dipelajari karena bidan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan dengan alasan pekerjaan, tidak mengetahui tentang waktu yang tepat dalam
memandikan bayi serta cara memastikan kehangatan air mandi bayi.
Selain itu hal lain yang mempenngaruhi pengetahuan bidan adalah sumber informasi. Dalam hal ini bidan memperoleh sumber informasi hanya pada saat melakukan pendidikan saja,
mereka tidak pernah mencari informasi terbaru dan bidan menganggap bahwa memandikan bayi 0-7 hari bukanlah suatu masalah sehingga tidak perlu dilakukan sesuai apa yang telah diperoleh
dalam pendidikan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan karakteristik responden tentang memandikan bayi 0-7 hari berdasarkan
umur mayoritas sebagian besar responden berada pada rentang usia 21 - 30 tahun
sebanyak 19 orang (63,3 %), berdasarkan pendidikan sebagian besar adalah D-III sebanyak
26 orang (86,7 %) dan berdasarkan sumber informasi mayoritas bidan memperoleh informasi
secara langsung sebanyak 27 orang (90 %), pengetahuan bidan tentang memandikan bayi 0-7
hari diwilayah kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan menunjukkan dalam kategori baik yaitu
sebanyak 22 orang (73,3 %) dan dalam kategori cukup sebanyak 8 orang (26,7 %).
B. Saran
Adapun saran pada penelitian ini yaitu:
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan dan
pelaksanaan tentang memandikan bayi 0- 7 hari .
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini menjadi referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan
bacaan mahasiswa D–IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
3. Bagi Peneliti Lanjut
Diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan lebih memperbanyak sampel dan tempat penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arif. A. (2005). Cara Benar Merawat Bayi. http//www.Bayicerdas.com.
Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes RI, 1996, Hipotermi dan Resusitasi Bayi, Jakarta.
Hidayat, A.A.A. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak, Jakarta : EGC.
Indiarti. MT. (2007). Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi, Jogjakarta : GLOSSIA MEDIA.
Khoirunisa, A.M. (2009), Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita, Yogyakarta : Moncer Publisher.
Maryunani. (2009), Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum), jakarta : trans Info Media.
Maulana, H.D.T. (2009). Promosi Kesehatan, jakarta : EGC.
Muhsin, (2007). Selamat ! Anda Akan Menjadi Ibu. Kartasura : Pustaka Iltizam.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sister, Yogyakarta : Medpress.
Puspita, I.R. (2009). Insiden dan Faktor Resiko Hipotermia Akibat Memandikan Bayi Baru Lahir Cukup Bulan. http//mybaby.metroaktual.com.
Soepardan, Widyani. R. (2002). Perawatan Bayi Sakit, Jakarta : Puspa Suara.
Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Memandikan Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan Tahun 2010
Saya yang bernama Susi hernani manalu / 195102032 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bidan untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Selanjutnya saya mohon agar mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangi lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.
Partisipasi suami dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan
diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi bidan dan semua informasi yang bidan berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Terimakasih atas partisipasi suami dalam penelitian ini.
Medan, September 2010
Peneliti Responden
Susi hernani manalu ( ………..)
PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI MANTAP PADA PRIA DI
WILAYAH PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN TAHUN 2010
KUESIONER
No Responden :
Umur : ………thn Pendidikan : ……….
Jumlah anak : ……… Pekerjaan : ……….
I. Pengetahuan tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria
Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom di sebelah kanan pernyataan. Jika pernyataan
benar. Ceklist pada kolom (B ). Jika pernyataan salah, Ceklist pada kolom (S).
No Pernyataan Salah Benar
1 Vasektomi adalah alat untuk mencegah sperma masuk
kedalam kemaluan wanita.
2 Vasektomi dengan pisau operasi adalah salah satu dari
macam vasektomi
3 Pemasangan vasektomi dilakukan pada daerah kulit zakar
pada penis
4 Cara mengikat saluran sperma ada beberapa macam salah
satunya kedua ujung diikat tumpang tindih.
5 Sebelum pemasangan vasektomi, suami harus diperiksa
terlebih dahulu oleh dokter.
7 Manfaat dari penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk
menghentikan kehamilan selamanya.
8 Operasi pemotongan saluran sperma atau vasektomi agar
jalan sperma terhambat.
9 Istri akan hamil walaupun suami sudah melakukan
vasektomi.
10 Manfaat penggunaan vasektomi salah satunya adalah
meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga
Berencana.
11 Tindakan vasektomi dapat efektif untuk mencegah
kehamilan.
12 Efektif digunakan dalam waktu jangka panjang salah satu
keuntungan dari vasektomi.
13 Penggunaan kontrasepsi mantap (vasektomi) pada pria ini
akan merugikan baik secara fisik maupun materi
14 Salah satu kerugian dari Vasektomi adalahS kadang-kadang
menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
15 Suami yang mempunyai penyakit kencing manis tidak boleh
melakukan vasektomi.
16 Pria yang mengalami ejakulasi dini, sangat tidak dianjurkan
untuk menggunakan vasektomi.
17 Pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah hubungan
dan tidak didukung oleh pasangan adalah kontraindikasi
pemasangan vasektomi.
18 Pemasangan vasektomi pada suami mutlak semua keinginan
suami tanpa ada persetujuan istri.
19 Pria yang berumur 25 tahun keatas dan sudah mempunyai
anak lebih dari 2 boleh melakukan vasektomi.
20 Vasektomi dapat menyebabkan alergi bagi semua yang
memakainya.