• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING

TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh MELLIANI NIM. 0903610

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2013

(2)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING

TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Oleh Melliani

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Melliani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MELLIANI

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING

TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd. NIP. 19600825 198603 1 002

Pembimbing II

Drs. Akhmad Nugraha, M.Si. NIP. 19591027 198611 1 001

Diketahui oleh Ketua Program Studi PGSD

UPI Kampus Tasikmalaya,

(4)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING

TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

ABSTRAK

Model Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Siswa diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung materi yang diajarkan. Pembelajaran ini diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional, membuat siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng yang berjumlah 65 orang, diperoleh melalui teknik sampling purposive.

Instrumen yang digunakan adalah tes objektif dan lembar observasi. Hasil pengolahan dan analisis data, antara lain: 1) Hasil belajar pengetahuan prosedural siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berada pada kategori sedang (49,03) dan tinggi (68,06), 2) Hasil belajar pengetahuan prosedural siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching berada pada kategori sedang (40) dan sangat tinggi (79,29), 3) Ada perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa yang sigfnifikan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran Quantum Teaching. Dibuktikan dengan nilai rerata normal gain kelas eksperimen 0,65 (cukup efektif), sedangkan nilai rerata normal gain kelas kontrol 0,35 (tidak efektif). Penggunaan model Quantum Teaching

mempengaruhi hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng. Dibuktikan dengan perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet pada pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan model Quantum Teaching.

(5)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

(6)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Model Quantum Teaching ... 8

2. Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa ... 16

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Pemikiran ... 27

D. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

(7)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian ... 32

D. Definisi Operasional Variabel ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 36

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

2. Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa ... 51

3. Hasil Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa ... 72

4. Keterlaksanaan Model Quantum Teaching ... 84

B. Pembahasan ... 85

1. Penggunaan Model Quantum Teaching pada Pembelajaran IPA tentang gaya magnet di Kelas V SDN 4 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis ... 85

2. Perbedaan Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Gaya Magnet di Kelas V antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 86

3. Pengaruh Model Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

(8)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa . 35 Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Soal ... 37 Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal ... 39 Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 41 Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Pengetahuan

Prosedural Siswa Tentang Gaya Magnet ... 41 Tabel 3.6 Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar Pengetahuan

Prosedural Siswa ... 44 Tabel 3.7 Interval Kategori Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa ... 44 Tabel 3.8 Kategori Interpretasi Normal Gain ... 45 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural dan

Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa

pada Kelas Kontrol ... ... 52 Tabel 4.2 Rekapitulasi Tingkat Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural

Kelas Kontrol ... 54 Tabel 4.3 Interval dan Kategori Jumlah Siswa yang Menjawab Benar

pada Kelas Kontrol ... 55 Tabel 4.4 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menunjukkan sifat-sifat magnet ... 55 Tabel 4.5 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kekuatan gaya magnet

melalui percobaan ... 56 Tabel 4.6 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator mengelompokkan benda-benda yang bersifat

magnetis dan non magnetis ... 57 Tabel 4.7 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

(10)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator menentukan letak kekuatan gaya magnet ... 59 Tabel 4.9 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menentukan kekuatan gaya magnet dalam

menembus beberapa benda melalui percobaan ... 59 Tabel 4.10 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam

kehidupan sehari-hari ... 60 Tabel 4.11 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menjelaskan cara membuat magnet ... 61 Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural dan

Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa pada

Kelas Eksperimen ... . 63 Tabel 4.13 Rekapitulasi Tingkat Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural

Kelas Eksperimen ... 64 Tabel 4.14 Interval dan Kategori Jumlah Siswa yang Menjawab Benar

Pada Kelas Eksperimen ... 65 Tabel 4.15 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menunjukkan sifat-sifat magnet ... 65 Tabel 4.16 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

perbedaan kekuatan gaya magnet melalui percobaan ... 66 Tabel 4.17 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator mengelompokkan benda-benda yang bersifat

magnetis dan yang tidak magnetis ... 67 Tabel 4.18 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa

terhadap indikator menunjukkkan kutub magnet senama

dan tidak senama ... . 68 Tabel 4.19 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menentukan letak kekuatan gaya magnet ... 69 Tabel 4.20 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

(11)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menembus beberapa benda melalui percobaan ... 69 Tabel 4.21 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator memberi contoh penggunaan gaya magnet

dalam kehidupan sehari-hari ... 70 Tabel 4.22 Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap

indikator menjelaskan cara membuat magnet ... 71 Tabel 4.23 Nilai Pretest, Posttest, dan Normal Gain Hasil Belajar

Pengetahuan Prosedural Siswa pada Kelas Kontrol

(12)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(13)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian ... 95

Lampiran A.1 Instrumen Soal ... 96

Lampiran A.2 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching pada Pembelajaran 1 ... 105

Lampiran A.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching pada Pembelajaran 2 ... 108

Lampiran A.4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching pada Pembelajaran 3 ... 111

Lampiran B Hasil Uji Instrumen ... 114

Lampiran B.1 Tabulasi Skor Uji Coba Instrumen ... 115

Lampiran B.2 Output Uji Validitas Instrumen ... 117

Lampiran B.3 Output Uji Reliabilitas Instrumen ... 119

Lampiran B.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 120

Lampiran B.5 Kisi-Kisi Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa ... 121

Lampiran B.6 Uji coba Instrumen Soal ... 122

Lampiran B.7 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching ... 133

Lampiran C Perangkat Pembelajaran ... 136

Lampiran C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol pada Pembelajaran 1 ... 137

Lampiran C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol pada Pembelajaran 2 ... 143

Lampiran C.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol pada Pembelajaran 3 ... 149

LampiranC.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen pada Pembelajaran 1 ... 155

(14)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran C.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

pada Pembelajaran 3 ... 179

Lampiran D Hasil Penelitian ... 190

Lampiran D.1 Nilai Pretest Siswa Kelas Kontrol ... 191

Lampiran D.2 Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 193

Lampiran D.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa pada tiap Indikator di Kelas Kontrol ... 195

Lampiran D.4 Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen ... 196

Lampiran D.5 Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen ... 198

Lampiran D.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa pada tiap Indikator di Kelas Eksperimen ... 200

Lampiran E Prosedur Dan Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS ... 201

Lampiran E.1 Langkah-langkah Uji Validitas dan Reliabilitas ... 202

Lampiran E.2 Langkah-langkah Uji Normalitas dan Homogenitas ... 204

Lampiran E.3 Langkah-langkah Uji Komparasi ... 206

Lampiran E.4 Hasil Uji Statisistik Inferensial Kelas Kontrol ... 208

Lampiran E.5 Hasil Uji Statisistik Inferensial Kelas Eksperimen ... 210

Lampiran E.6 Hasil Uji Perbedaan Rerata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 212

Lampiran F Dokumentasi ... 214

Lampiran F.1 Profil SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng ... 215

Lampiran F.2 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya ... 218

Lampiran F.3 Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya ... 219

Lampiran F.4 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesbang, Politik, dan Linmas ... 220

Lampiran F.5 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kab. Ciamis ... 221

Lampiran F.6 Surat Keterangan Penelitian dari SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng ... 222

Lampiran F.7 Foto-Foto Penelitian ... 224

(15)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran G.1 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ... 226 Lampiran G.2 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 230 Lampiran G.3 Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 237 Lampiran G.4 Hasil Pretest dan Posttest Siswa

(16)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Darmojo (Samatowa, 2006:2), ‘IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya’. “IPA secara

sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta” (Mulyana,

2011:7). Iskandar (1997:14) mengemukakan bahwa “IPA ialah ilmu pengetahuan

tentang kejadian-kejadian bersifat kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi, eksperimen, dan induksi”. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah ilmu pengetahuan tentang fenomena alam semesta yang rasional dan obyektif berdasarkan hasill observasi, eksperimen, dan induksi. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja melainkan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung.

Dalam proses pembelajaran siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Depdiknas dalam Mulyana (2011:3) menyatakan bahwa ‘Pada prinsipnya pembelajaran IPA harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara mencari tahu dan cara melakukan yang dapat

membantu siswa memahami fenomena alam secara mendalam’.

Pembelajaran IPA di SD harus disajikan sesuai dengan karakteristik pendidikan IPA dan karakteristik anak yang berada pada masa perkembangan kognitif operasional konkret. Tahap operasional kongkrit ini merupakan tahap ketiga menurut Piaget setelah tahap sensori motor dan tahap pra operasional kongkrit. Tahap operasional kongkrit berada pada anak-anak usia SD. Pada tahap ini siswa mampu berpikir logis melalui obyek-obyek kongkrit dan sulit memahami hal-hal yang yang dipresentasikan secara verbal. Carin and Sund

(17)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada tahap ini sebagian besar melalui pengalaman yang nyata’. Konsep-konsep yang rumit dan abstrak dapat lebih mudah dipahami oleh siswa manakala siswa sendiri mempraktekannya dengan benda-benda nyata sebagai upaya untuk penemuan konsep. Untuk itu, sangat penting bagi guru untuk memahami karakteristik materi, siswa, dan metodologi pembelajaran terutama pemilihan model-model pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih bervariasi, inovatif dan bermakna.

Kenyataan di lapangan, pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan model, metode atau pendekatan penyampaian informasi yang bersifat abstraksi (tekstual) dan hanya berupa transfer ilmu pengetahuan saja, fenomena-fenomena IPA yang ada di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi ajar tidak ditampilkan. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran di kelas. Guru lebih menekankan pada aspek kognitif yang bersifat ingatan. Fakta-fakta dan konsep-konsep dalam pembelajaran IPA menjadi bahan hapalan untuk siswa. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda kongkrit masih kurang. Hal ini tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA dan karakteristik siswa yang berada pada masa perkembangan kognitif operasional konkret. Pembelajaran seperti ini membuat siswa merasa jenuh karena hanya menerima sejumlah informasi sehingga hasil pembelajaran menjadi kurang optimal.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik pendidikan IPA, materi dan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pembelajaran IPA. Joyce et al (Mulyana, 2011:110) menyatakan bahwa ‘Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat dipakai untuk merancang mekanisme suatu pengajaran yang mencakup sumber belajar, subyek pembelajar,

lingkungan pembelajar dan kurikulum’. Seorang guru harus mampu

(18)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Ketepatan seorang guru dalam memilih model pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Suparman (Rusman, 2011:26)

“proses pembelajaran akan terasa menyenangkan jika guru mempunyai

metodologi yang jelas dan tersistematis akan pembelajaran”. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan yaitu model pembelajaran Quantum Teaching.

“Istilah Quantum pada awalnya berasal dari bidang Fisika yang bermakna sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya” (DePorter, 2005: 5).

Quantum Teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran, membagi unsur-unsur pembentuknya menjadi dua kategori, terdiri dari konteks dan isi. Konteks berupa penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, sedangkan isi merupakan penyajian materi pelajaran. Kerangka rancangan dalam model ini terdiri dari 6

langkah, yang dikenal dengan TANDUR yaitu “Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan” (DePorter, 2005:10).

(19)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami secara langsung suatu fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan materi melalui benda-benda nyata, siswa dapat menemukan konsep dalam suatu pelajaran yang tentunya akan mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran ini mendukung pemerolehan pengetahuan prosedural karena siswa dapat mengetahui bagaimana cara melakukan sesuatu. Iskandar (1997:17) menyatakan bahwa “Mengajarkan IPA tanpa percobaan bukan lagi mengajarkan IPA melainkan bercerita tentang

IPA”. Apabila dikaitkan dengan pendapat tersebut maka penting bagi siswa untuk

mengalami sendiri fenomena-fenomena yang ada di alam semesta ini. “Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu” (Anderson dan Krathwohl, 2010:77). Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif akan lebih bermakna sehingga siswa dapat lebih memahami fenomena alam secara mendalam.

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti menerapkan model Quantum Teaching pada materi pokok gaya magnet guna meningkatkan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa terhadap materi tersebut. Penerapan ini dilakukan

dalam bentuk penelitian dengan judul, “Pengaruh Model Quantum Teaching

terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa pada Pembelajaran IPA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah proses penelitian, ruang lingkup penelitian dibatasi baik dalam hal keluasan variabel maupun sampel penelitian. Variabel model

(20)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perumusan Masalah a. Identifikasi Masalah

Dari sejumlah masalah pembelajaran IPA yang diutarakan pada latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan, diantaranya:

1) Pembelajaran IPA hanya mentransfer sejumlah fakta dan konsep. 2) Pada umumnya guru masih menggunakan pembelajaran konvensional.

3) Guru belum memiliki pemahaman yang utuh tentang model pembelajaran

Quantum Teaching.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh model Quantum Teaching terhadap

hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang Gaya Magnet di kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis”.

4. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng?

b. Bagaimana hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng?

c. Bagaimana perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng dengan pembelajaran IPA yang menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng?

(21)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Quantum Teaching

terhadap hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

Adapun secara rinci, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng.

2. Mengetahui hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng.

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng dengan pembelajaran IPA yang menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng.

4. Mengetahui pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang model Quantum Teaching terhadap hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

(22)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan dan masukan yang positif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. c. Bagi Siswa

Dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan belajar IPA secara aktif, kreatif dan menyenangkan.

d. Bagi Peneliti

Dapat memberikan sumbangan dan acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penulisan penelitian yang dikira masih kurang dan bisa jadi bahan referensi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Gambaran lebih jelas mengenai struktur organisasi skripsi atau sistematika

penulisan skripsi dijelaskan sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan

Bab I berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Bab II berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran,

dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka memberikan penjelasan tentang model

Quantum Teaching, hasil belajar pengetahuan prosedural siswa, dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab III berisi penjabaran yang lebih rinci mengenai metode penelitian

seperti lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran menyajikan

(23)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel/Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. SDN 2 Cikoneng terletak di Jln. Raya Cikoneng No. 146 Mandalika Cikoneng Ciamis dan SDN 4 Cikoneng terletak di Dusun Pasarsaptu Cikoneng Ciamis.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:117),“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Menurut Margono (2010:118), ”Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Jadi populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu tertentu untuk dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulan setelah penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD pada Gugus 1 Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2012/2013. Gugus 1 terdiri dari SDN 1 Cikoneng, SDN 2 Cikoneng, SDN 3 Cikoneng, SDN 4 Cikoneng, SDN 1 Gegempalan, dan SDN 2 Gegempalan.

Sementara “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2006: 131). Margono (2010:121), “Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Jadi sampel merupakan bagian dari anggota populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative

(mewakili) karena apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Jenis sampel yang digunakan oleh peneliti adalah

(24)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2009:124). Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 2 Cikoneng dan SDN 4 Cikoneng yang berjumlah 65 orang. SDN 2 Cikoneng ditetapkan sebagai kelas kontrol dengan jumlah 31 orang, sedangkan SDN 4 Cikoneng ditetapkan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 34 orang. Peneliti memiliki pertimbangan dalam menggunakan sampel penelitian yaitu karakteristik sekolah, prestasi yang diperoleh kedua sekolah dasar tersebut dianggap sama, dan rekomendasi dari pihak yang memiliki otoritas di daerah tersebut.

B.Desain Penelitian

Jenis desain metode penelitian dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya saja pada desain ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara random. Kedua kelas ini diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil

pretest yang baik bila nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan. Pola Nonequivalent Control Group Design dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 3.1: Pola Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

O1 dan O3 : Tes awal sebelum perlakuan (Pretest) O2 dan O4 : Tes akhir setelah perlakuan (Posttest)

X1 : Perlakuan (Treatment) menggunakan model Quantum Teaching

X2 : Perlakuan (Treatment) menggunakan model konvensional

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

E O1 X1 O2

(25)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prosedural siswa tentang gaya magnet sebelum pembelajaran (O1 dan O3 ). Sedangkan posttest adalah mengukur hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet setelah pembelajaran (O2 dan O4). Pretest dan posttest dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk pretest dilakukan di awal pertemuan pertama saja, sedangkan posttest dilakukan di akhir setiap pertemuan pembelajaran.

C.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:3), “Metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan” (Sugiyono, 2009:107).

Bentuk desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimental (eksperimen semu) jenis Nonequivalent Control Group Design. Dikatakan eksperimen semu karena dalam hal ini variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian tidak dikontrol. Pemilihan metode ini didasarkan pada alasan bahwa pada penelitian ini tidak dilakukan randomisasi sampel serta sulitnya mendapatkan kelompok kontrol pada penelitian yang melibatkan perilaku siswa dalam kelas yang benar-benar mampu mengontrol variabel-variabel luar. Penelitian Quasi Experimental (eksperimen semu) ini melibatkan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan yaitu kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

(26)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2009:61) “variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan menurut Arikunto (2010 : 161) “variabel adalah obyek penelitian, atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”

Variabel-variabel dalam penelitian antara lain: 1. Variabel bebas/independent variable.

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab” (Arikunto, 2010 : 169). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Quantum Teaching.

2. Variabel terikat/dependent variable.

“Variabel terikat adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi” (Arikunto, 2010:169). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA.

Penjelasan istilah variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: a. Model Quantum Teaching

Yaitu model pembelajaran yang mengorkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Tahap-tahap dalam model Quantum Teaching yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model Quantum Teaching digunakan perangkat pembelajaran untuk kelas V materi gaya magnet. b. Hasil belajar pengetahuan prosedural siswa

(27)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bidang tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat. Dalam hal ini peneliti mengambil satu aspek saja yaitu pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik siswa di sekolah dasar dan memperhatikan keluasan variabel.

Dimensi proses kognitif menurut Anderson dan Krathwohl (2010:100) mencakup mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), mencipta (create). Dalam penelitian ini dimensi proses kognitif yang digunakan yaitu mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan prosedural berupa tes objektif sebanyak 25 butir soal untuk kelas V materi gaya magnet. Tes yang dilaksanakan ini berupa pretest dan posttest. Soal pretest sama dengan soal

posttest. Untuk pretest dilakukan di awal pertemuan pertama saja, sedangkan

posttest dilakukan di akhir setiap pertemuan pembelajaran.

E.Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:148) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Berikut dijelaskan macam-macam instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Instrumen Penelitian Utama/Primer

(28)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Butir soal instrumen ini dipilih dari 30 soal setelah terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Adapun kisi-kisi instrumen hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Domain

Kognitif No. Soal

(a) (b) (c) (d) (e)

Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Mendeskripsikan hubungan antara Gaya Magnet, gerak dan energi melalui percobaan (Gaya gravitasi, Gaya gesek, Gaya magnet) 1) Menunjukkan sifat-sifat magnet.

CI 5, 13, 17, 19, 2) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kekuatan gaya magnet melalui percobaan.

C2 6, 18, 20

3) Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

C2 9, 23

4) Menunjukkkan kutub magnet senama dan tidak senama.

C1 7, 11, 14,

5) Menentukan letak kekuatan gaya magnet.

C2 15, 22, 24

6) Menentukan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

C2 10, 21

7) Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

(29)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemberian skor tiap soal, jika dijawab benar diberi skor satu (1) dan jika salah menjawab diberi skor nol (0).

2. Instrumen Penelitian Pendukung/Sekunder

Instrumen penelitian pendukung/sekunder pada penelitian ini yaitu lembar

observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model

Quantum Teaching. Instrumen ini berbentuk rating scale, dimana observer hanya memberikan tanda ceklish () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi. Peneliti bertindak sebagai guru pengajar, sedangkan guru kelas V SDN 4 Cikoneng bertindak sebagai observer. Lembar observasi mengenai keterlaksanaan model pembelajaran ini didiskusikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing yang kemudian dijelaskan pada observer. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pengujian keterlaksanaan model Quantum Teaching sebagaimana ditunjukkan pada lampiran B.7.

3. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti membuat instrumen pengembangan bahan ajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.Hal ini bertujuan agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik. Untuk kelas eksperimen instrumen pengembangan bahan ajar adalah berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dalam pembelajarannya menggunakan model Quantum Teaching. Sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan RPP yang diupayakan sama seperti yang ada selama ini. Adapun materi yang dipilih adalah materi kelas V yaitu pokok bahasan tentang gaya magnet.

F. Proses Pengembangan Instrumen

(30)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

V SDN 3 Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Sekolah yang diambil untuk uji instrumen ini diasumsikan memiliki kualitas yang sama dengan sekolah tempat dilaksanakannya penelitian. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliabel sehingga layak digunakan dalam penelitian.

1. Uji Validitas Instrumen Soal

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Arikunto, 2006:168).Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Jadi uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehinggga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil penghitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan Program SPSS 16.0 dengan langkah-langkah sebagaimana ditunjukkan pada lampiran E.1.

[image:30.595.112.513.277.756.2]

Adapun rekapitulasi hasil pengujian validitas soal tes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Soal No. Item

Pertanyaan r tabel r hitung Keterangan

a b c d

1 0,266 0,319 Valid

2 0,266 0,539 Valid

3 0,266 0,478 Valid

4 0,266 0,292 Valid

5 0,266 0,389 Valid

6 0,266 0,472 Valid

7 0,266 0,338 Valid

(31)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

(32)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 0,266 0,318 Valid

10 0,266 0,260 Tidak Valid

11 0,266 0,443 Valid

12 0,266 0,261 Tidak Valid 13 0,266 0,224 Tidak Valid

14 0,266 0,605 Valid

15 0,266 0,453 Valid

16 0,266 0,460 Valid

17 0,266 0,403 Valid

18 0,266 0,252 Tidak Valid

19 0,266 0,405 Valid

20 0,266 0,319 Valid

21 0,266 0,343 Valid

22 0,266 0,375 Valid

23 0,266 0,488 Valid

24 0,266 0,327 Valid

25 0,266 0,527 Valid

26 0,266 0,535 Valid

27 0,266 0,546 Valid

28 0,266 0,602 Valid

29 0,266 0,514 Valid

30 0,266 0,456 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 mengenai uji validitas soal, maka diperoleh hasil sebagai berikut: pada tabel r

product moment untuk N = 55 dengan taraf signifikan 5%, maka didapat nilai r tabel 0,266. Selanjutnya hasil pengujian dari jumlah soal seluruhnya yaitu sebanyak 30 soal terdapat 26 item pertanyaan yang valid dan 4 item pertanyaan tidak valid. Untuk item pertanyaanyang tidak valid, yaitu item pertanyaan nomor 10, 12, 13 dan 18. Pada penelitian ini, item pertanyaan yang tidak valid dihilangkan semua. Hal tersebut disebabkan karena indikator pembelajaran terwakili dengan item pertanyaan yang valid. Hal ini dilakukan setelah peneliti

berkonsultasi dengan pembimbing. Beliau berpendapat bahwa “item pertanyaan yang tidak valid boleh dihilangkan asalkan ada item pertanyaan lain yang valid

dan mewakili indikator pembelajaran”.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Soal

[image:32.595.119.508.124.676.2]
(33)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s

[image:33.595.117.509.196.758.2]

Alpha yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer pada program SPSS 16.0. Langkah-langkah uji reliabilitas pada program SPSS ditunjukkan pada lampiran E.1. Adapun rekapitulasi hasil pengujian reliabilitas soal tes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal No. Item

Pertanyaan

Nilai Cronbach's Alpha

Nilai Cronbach's Alpha

if Item Deleted Keterangan

A B c d

1 0,832 0,829 Reliabel

2 0,832 0,822 Reliabel

3 0,832 0,825 Reliabel

4 0,832 0,830 Reliabel

5 0,832 0,828 Reliabel

6 0,832 0,825 Reliabel

7 0,832 0,830 Reliabel

8 0,832 0,827 Reliabel

9 0,832 0,829 Reliabel

10 0,832 0,834 Tidak Reliabel

11 0,832 0,826 Reliabel

12 0,832 0,834 Tidak Reliabel

13 0,832 0,831 Reliabel

14 0,832 0,819 Reliabel

15 0,832 0,827 Reliabel

16 0,832 0,826 Reliabel

17 0,832 0,827 Reliabel

18 0,832 0,834 Tidak Reliabel

19 0,832 0,827 Reliabel

20 0,832 0,830 Reliabel

21 0,832 0,829 Reliabel

22 0,832 0,829 Reliabel

23 0,832 0,824 Reliabel

24 0,832 0,829 Reliabel

25 0,832 0,823 Reliabel

26 0,832 0,823 Reliabel

27 0,832 0,822 Reliabel

28 0,832 0,821 Reliabel

29 0,832 0,823 Reliabel

(34)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai uji reliabilitas, diperoleh nilai Alpha Cronbach keseluruhan sebesar 0,832. Kriteria pengujian yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach’s Alpha

keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi, Uyanto (2009:275). Dengan demikian terdapat 27 item pertanyaan yang reliabel dan 3 item pertanyaan yang tidak reliabel. Item pertanyaan yang tidak reliabel yaitu item pertanyaan nomor 10, 12 dan 18. Item pertanyaan yang tidak reliabel dihilangkan karena sudah terwakili indikator pembelajarannya oleh item pertanyaan lain yang sudah valid dan reliabel.

3. Taraf Kesukaran (Index Difficulty)

Daryanto, (2007:179) menyatakan bahwa,

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya”.

Taraf kesukaran dihitung dengan rumus:

JS B P

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh Siswa peserta tes

(35)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Tingkat

Kesukaran

0 – 0,30 sukar

0,31 – 0,70 sedang 0,71 – 1,00 mudah

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa Tentang Gaya Magnet

Item Soal Indeks Kesukaran Kategori Soal Item Soal Indeks Kesukaran Kategori Soal

1 0,89 Mudah 16 0,87 Mudah

2 0,67 Sedang 17 0,84 Mudah

3 0,45 Sedang 18 0,40 Sedang

4 0,87 Mudah 19 0,78 Mudah

5 0,76 Mudah 20 0,53 Sedang

6 0,67 Sedang 21 0,95 Mudah

7 0,27 Sukar 22 0,67 Sedang

8 0,60 Sedang 23 0,73 Mudah

9 0,93 Mudah 24 0,95 Mudah

10 0,45 Sedang 25 0,56 Sedang

11 0,22 Sukar 26 0,60 Sedang

12 0,35 Sedang 27 0,64 Sedang

13 0,93 Mudah 28 0,84 Mudah

14 0,58 Sedang 29 0,69 Sedang

15 0,93 Mudah 30 0,78 Mudah

Berdasarkan tabel 3.8, dari 30 soal terdapat 14 soal kategori mudah, 14 soal kategori sedang, dan 2 soal kategori sukar. Soal-soal yang dipilih, lebih dahulu diperbaiki dalam hal redaksinya, kemudian disusun menjadi satu set soal.

G.Teknik Pengumpulan Data

[image:35.595.118.510.96.602.2]
(36)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tes dan observasi. 1. Tes

Menurut Riduwan (2006:57), “Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok“. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada materi gaya magnet yaitu tes objektif. Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Tes ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan pembelajaran mulai dari tanggal 15 April sampai dengan tanggal 22 April 2013. Pembelajaran IPA pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah) sebagaimana biasanya dilaksanakan di kelas tersebut pada kegiatan pembelajaran sehari-hari sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model Quantum Teaching.

Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga pertemuan untuk masing-masing kelas kontrol dan eksperimen dengan alokasi waktu sebanyak 2x35 menit untuk masing-masing pertemuan. Pada pertemuan pertama indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menunjukkan sifat-sifat magnet, menunjukkan kutub magnet senama dan tidak senama, mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis. Pada pertemuan kedua, menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kekuatan gaya magnet melalui percobaan, menentukan letak kekuatan gaya magnet, dan menentukan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda. Pada pertemuan ketiga, memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari dan menjelaskan cara membuat magnet. Tes yang digunakan untuk pretest dan posttest merupakan tes yang sama. Pretest

hanya diberikan pada pertemuan pertama, sedangkan posttest diberikan di akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.

2. Observasi

(37)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas V SDN 4 Cikoneng yang bertindak sebagai observer. Sedangkan peneliti bertindak sebagai guru pengajar. Observasi ini bertujuan untuk menilai keterlaksanaan model pembelajaran di kelas eksperimen. Instrumen observasi berbentuk rating scale, dimana observer hanya memberikan tanda ceklish () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi.

H.Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Selanjutnya data yang dihasilkan dari pengumpulan data diolah melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan pada langkah persiapan ini, antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.

2. Pengelompokkan Data

Pengelompokkan data ini dilakukan berdasarkan variabel dan jenis instrumen. Pada saat pengelompokkan data dilakukan juga pengecekan terhadap semua data yang telah dikumpulkan.

3. Tabulasi

Kegiatan pada langkah tabulasi ini, antara lain: pemberian skor, menghitung skor dari setiap jawaban baik pada pretest maupun posttest, dan mentabulasikan data ke dalam tabel. Karena soal yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda, maka pemberian skor tiap soal, jika menjawab benar diberi skor satu (1) dan jika menjawab salah diberi skor nol (0). Setelah perhitungan skor baik pada pretest maupun posttest selesai maka dilanjutkan dengan menghitung normal gain.

4. Analisis Statistik

Dalam analisis ini, langkah-langkah yang dilakukan, antara lain: a. Analisis Deskriptif

(38)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di SDN 2 Cikoneng.

2) Deskripsi hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model Quantum Teaching di SDN 4 Cikoneng.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti hanya mendeskripsikan bagaimana hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajarn konvensional dan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model Quantum Teaching baik pada

pretest maupun posttest. Kategori pencapaian hasil belajar pengetahuan prosedural siswa didasarkan pada interval kategori hasil belajar menurut Rahmat dan Solehudin (Tresna, 2012:66) dengan ketentuan sebagai berikut.

[image:38.595.112.512.241.622.2]

Tabel 3.6

Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa

No. Rambu-rambu Interval Nilai Kategori

1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi 2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi 3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang 4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah 5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah Penjelasan: ideal = Xideal ; Sideal = ideal

[image:38.595.157.469.676.745.2]

Untuk pretest dan posttest Xideal (nilai ideal) = 100, ideal = 50, dan Sideal = 16,7. Dengan demikian (setelah dilakukan pembulatan desimal) interval kategori hasil belajar pengetahuan prosedural adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interval Kategori Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa No. Interval Nilai Kategori Hasil Belajar

Pengetahuan Prosedural

1. X ≥ 75 Sangat Tinggi

(39)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(lanjutan)

3. 40 ≤ X < 60 Sedang

4. 25 ≤ X < 40 Rendah

5. X < 25 Sangat Rendah

Untuk keperluan analisis kualitas peningkatan hasil belajar pengetahuan prosedural dilakukan perhitungan normal gain terhadap perbedaan antara nilai

posttest dan nilai pretest. Rumus normal gain (Ngain) menurut Meltzer (Nurramdani, 2012:62) adalah sebagai berikut.

Normal Gain =

[image:39.595.157.468.113.218.2]

Adapun interpretasi efektifitas dari Ngain menurut Arikunto (Nurramdani, 2012:62), yaitu:

Tabel 3.8

Kategori Interpretasi Normal Gain

Normal Gain Tafsiran

< 0,40 Tidak efektif

0,40 – 0,55 Kurang efektif

0,56 – 0,75 Cukup efektif

> 0,76 Efektif

[image:39.595.112.513.239.565.2]
(40)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok ini sudah berbeda. Untuk menghindari bias penelitian seperti ini digunakan normal gain. Normal gain adalah perbandingan antara selisih nilai post tes dengan nilai pre test dan selisih nilai ideal dengan nilai pre test. Normal gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa kelas kontrol tentang gaya magnet antara pretest

dengan posttest, mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa kelas eksperimen tentang gaya magnet antara pretest dengan posttest, mengetahui perbedaan pretest siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tentang gaya magnet, mengetahui perbedaan posttest siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tentang gaya magnet, dan mengetahui perbedaan efektivitas pembelajaran antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tentang gaya magnet. Uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pretest dengan posttest baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum apakah hasil belajar pengetahuan prosedural tentang gaya magnet setelah pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar pengetahuan prosedural tentang gaya magnet sebelum pembelajaran.

Sedangkan uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan pretest, posttest, dan efektivitas pembelajaran siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tentang gaya magnet dilakukan terhadap hipotesis kerja untuk pertanyaan

(41)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis nol (H0):

Tidak ada perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng dengan pembelajaran IPA yang menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng.

Hipotesis alternatif (H1):

Ada perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng dengan pembelajaran IPA yang menggunakan model

Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng.

Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Asumsi

Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengolahan data yang akan digunakan. Apakah data yang diperoleh diolah dengan parametrik, atau dengan non parametrik.

a. Uji Normalitas

‘Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak’, Priyatno (Nurramdani, 2012:62). Jika data tersebut berdistribusi normal, maka data dianalisis menggunakan statistik parametrik. Sedangkan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0. dengan Uji kolmogorov-smirnov. Langkah-langkah penggunaan program SPSS 16.0 untuk menguji normalitas sebagaimana ditunjukkan dalam lampiran E.2.

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada Asymp. Sig (2-tailed). Untuk menentukan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan hipotesis.

(42)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

5) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 2006:321). Pada penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0, langkah-langkah pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam lampiran E.2.

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji homogenitas adalahdengan memperhatikan bilangan pada (Sig.) Based on Mean. Untuk menetapkan homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis.

2) Tetapkan tarap signifikansi uji, misalnya a = 0,05. 3) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

4) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka variansi setiap sampel sama (homogen).

5) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).

2. Uji Hipotests Statistik

Uji hipotesis statistik terdiri dari uji komparasi dan uji hipotesis statistik penelitian. Uji komparasi dan uji hipotesis statistik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

a. Uji Komparasi

(43)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prosedural siswa pada kelas kontrol dengan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada kelas eksperimen. Dalam penelitian ini untuk mengetahui perbedaan rerata pretest dengan rerata posttest pada kelas kontrol dan eksperimen menggunakan uji Paired Samples T Test. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan rerata pretest kelas kontrol dengan rerata pretest kelas eksperimen, perbedaan rerata posttest kelas kontrol dengan rerata posttest kelas eksperimen, dan perbedaan rerata normal gain kelas kontrol dengan rerata normal gain kelas eksperimen menggunakan uji Independent Sample T-Test.

Langkah-langkah uji Paired Samples T Test dengan program SPSS 16.0

sebagaimana ditunjukkan pada lampiran E.3. Kemudian cara mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata pretest dengan rerata posttest pada kelas kontrol dan eksperimen adalah dengan memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Untuk menetapkan ada tidaknya perbedaan itu digunakan pedoman sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis.

2) Tetapkan tarap signifikansi uji, misalnya a = 0,05. 3) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

4) Jika signifikansi yang diperoleh > a, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pretest dengan rerata nilai posttest.

5) Jika signifikansi yang diperoleh < a, maka ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pretest dengan rerata nilai posttest.

Langkah-langkah uji Independent Sample T-Test dengan program SPSS 16.0

sebagaimana ditunjukkan pada lampiran E.3. Cara mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata nilai pretest kelas kontrol dengan rerata nilai pretest kelas eksperimen adalah dengan memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Untuk menetapkan ada tidaknya perbedaan itu digunakan pedoman sebagai berikut: a) Menentukan Hipotesis

(44)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA ditetapkan sebagai berikut :

1) Hipotesis nol (H0): tidak ada perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng dengan pembelajaran IPA yang menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng. H0: µ1 = µ2

(45)

Melliani, 2013

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet sebelum pembelajaran berada pada kategori sedang, dan setelah pembelajaran berada pada kategori tinggi. Efektivitas pencapaian hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng berada pada kategori tidak efektif.

2. Hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet sebelum pembelajaran berada pada kategori sedang, dan setelah pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi. Efektivitas pencapaian hasil belajar pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas V SDN 4 Cikoneng berada pada kategori cukup efektif.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa tentang gaya magnet antara pembelajaran IPA yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas V SDN 2 Cikoneng de

Gambar

Tabel 4.21    Nilai Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa terhadap
Gambar 3.1    Pola Nonequivalent Control Group Design ................................
Gambar 3.1: Pola Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelengkapan yang harus dibawa pada saat Pembuktian Kualifikasi adalah ”BERKAS ASLI” file Dokumen Penawaran (Dokumen Penawaran Harga, Administrasi dan Teknis) serta

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 236/POKJA/XVIII-APBD/11/2017 Tanggal 02 November 2017 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan paket Pembangunan

campuran; gejala-gejala suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi gangguan lain seprti skizofrenia; gejala-gejalanya tidak disebabkan oleh

Kesalahan- kesalahan penulisan istilah asing yang ditemukan dalam proyek akhir 2010 antara lain penulisan kata compile, web, file, device, user, trainer, database,

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak

Penggunaan abreviasi prokem slang pada situs

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai.. Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi

Breast Cancer Chemo Side Effects.Dibuka tanggal 21 Januari, 2016 dari http://www.cancerresearchuk.org/about-