• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sherly Marlinda1

Dr. dr. Hafni Bachtiar,MPH2 dr.Adila Kasni Astiena, MARS2

1. Staf Dinas Kesehatan Kabupaten kepulauan Mentawai 2. Dosen Pascasarjana/PSIK UNAND Padang

ABSTRAK

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Salah satu sistem kesehatan nasional yang turut menentukan derajat kesehatan adalah sumberdaya manusia (SDM) kesehatan. Perencanaan tenaga kesehatan menjadi unsur utama yang mendukung subsistem lainnya. Perencanaan tenaga kesehatn bertujuan pada tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi dengan adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dipuskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan kabupaten kepulauan Mentawai tahun 2011 ditinjau dari pendekatan sistem berupa input, proses dan output

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di Kabupaten kepulauan Mentawai dengan subjek penelitian adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Subbagian umum dan kepegawaian, Kepala Badan kepegawaian daerah (BKD) serta kepala puskesmas Instrumen adalah peneliti sendiri yang menggunakan panduan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam sistem perencanaan belum berjalan dengan baik disebabkan karena kurang lengkapnya data yang tersedia dan data yang ada tidak akurat, kurangnya sosialisasi dan informasi tentang kebijakan yang digunakan dalam perencanaan tenaga kesehatan serta konsultasi dan koordinasi yang kurang baik.

Agar sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dapat berjalan optimal maka perlunya dilengkapi data kepegawaian, mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam perencanaan tenaga kesehatan serta konsultasi dan koordinasi yang rutin.

(2)

PUBLIC HEALTH SCIENCE GRADUATE PROGRAM Thesis, November 2011

V + 82 Pages ,13 Picture ,6 Tables of, 7 Enclosure

Sherly Marlinda

Systems analysis of health workers planning for puskesmas in working area of Mentawai Island District Health Office in year of 2011

ABSTRAC

The objective of health development is to improve awerennes, willingness, and ability to live a health life for each individual in establishing the optimum healt level. Human capital of the health workers is one element of national health system that determining the health level. The health workers planning have become the main element the supports other subsystem. The health workers planning in Mentawai Island Disrict still not comply with health wolker planning standard in Governmental policy. The standar have objrctive to create an avalaibilit of high quality health worker that distribute fairly. The objective of this research was find out the condition of the health workers need planning system for puskesmas (community haealth center) in District health office of Mentawai Island in year of 2011, observed from system apporoach on input (health worker data and policy), process (consulting and coordination) and output (health worker palnning system)

This research was qualitative research, the informant samples determined with purposive sampling. The research subject was the head of district health office, the head of general affair and personnel subsection, head of BKD (District Personnel Agency) and all the head of puskesmas. Research instruments was the researcher it self, integrating in-depth interview, observation and document review.

Research result showed that in health worker planning system of Mentawai Island District are still not running well, caused by minimum socialization and information about the policy in health workers planning, and less consultation and coordination, causing an inaccurate palnning.

To optimize the planning system of health workers need, a comprehensive personnel data, the socialization of governmental policy in health workers planning and routine consultation and coordination are needed

(3)

LATAR BELAKANG

Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan, pengimplementasian, dan pengendalian kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan perencanaan organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Kepmenpan, 2004)

Sumber daya manusia kesehatan yaitu berbagai jenis tenaga kesehatan klinik maupun nonklinik yang melaksanakan upaya medis dan intervensi kesehatan masyarakat. Kinerja dari pelayanan kesehatan sangat tergantung kepada pengetahuan, keterampilan dan motivasi dari orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan berhubungan erat dengan masing-masing fungsi suatu organisasi kesehatan dan juga berinteraksi diantara fungsi-fungsi tersebut. Untuk mencapai visi dan misi suatu organisasi diperlukan keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia yang mampu mendiagnosa permasalahan dan mengintervensi sehingga didapatkan penyelesaian dari setiap permasalahan yang menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi. Sumber daya manusia tersebut jug dapat menjadi ancaman bagi pelaksana kebijakan, strategi, program, dan prosedur suatu kegiatan apabila tidak dikelola dengan baik dan tepat (Depkes RI, 2008)

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai oleh penduduknya berperilaku hidup sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memilki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. prioritas diberikan pula kepada daerah terpencil, pemukiman baru, wilayah perbatasan dan pulau – pulau terluas (Depkes RI, 2008)

Keberhasilan pelayanan kesehatan melalui Dinas kesehatan beserta perangkatnya (Puskesmas) memberikan kontribusi yang cukup besar didalam mewujudkan Indonesia Sehat 2015, puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program di Dinas Kesehatan (Bappenas, 2005)

Dalam Sistim Kesehatan Nasional, paling tidak terdapat 6 (enam) subsistem yang turut menentukan derajat kesehatan secara nasional yang salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM) Kesehatan, disamping subsistem lainnya seperti upaya kesehatan, pembiayaan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan dan manajemen. Tenaga kesehatan

(4)

merupakan unsur utama yang mendukung subsistem lainnya. Subsistem sumber daya manusia kesehatan bertujuan pada tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi dengan adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes, 2004).

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, kesehatan merupakan salah satu urusan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pemerintah daerah. Hal ini perlu dipersiapkan dan secara optimal dilaksanakan agar seluruh potensi dari sektor-sektor pembangunan dapat memberi dampak terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Kabupaten Kepulauan Mentawai terbentuk dengan Undang-Undang No 49 Tahun 1999. Sebagai salah satu daerah otonom, Kabupaten Kepulauan Mentawai juga wajib melaksanakan urusan kesehatan dalam rangka menunjang derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan program dan upaya kesehatan. Saat ini telah tersedia beberapa fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dilayani oleh tenaga kesehatan. Namun jumlah tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih dirasa kurang yang ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang belum tersentuh pelayanan kesehatan (Profil Dinkes Kab.Kep.Mentawai, 2009)

Secara demografi, Kabupaten Kepulauan Mentawai dibagi menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan, 43 (empat puluh tiga desa) dan 202 Dusun. Penduduk Mentawai pada umumnya hidup ditepian sungai dan pantai dengan mata pencaharian bercocok tanam dan nelayan yang dikelola secara tradisional dan sebagian masyarakat masih nomaden (hidup berpindah-pindah). Sarana transportasi yang ada berupa sampan, boat dan kapal. Hanya beberapa dusun saja yang bisa dijangkau dengan akses transportasi darat (Profil Dinkes Kab.Kep.Mentawai, 2009)

Dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan Kementrian Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 81 Tahun 2004 tentang Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kab/Kota serta Rumah Sakit. Dalam keputusan tersebut metoda penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan dibagi menjadi : berdasarkan beban kerja, waktu kerja yang tersedia, ratio tenaga kesehatan berbanding penduduk dan beberapa model DSP (Daftar Susunan Pegawai). Mengingat kondisi Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan akses transportasi yang sulit dan ketergantungan pada kondisi alam (cuaca, badai, gelombang), penghitungan jumlah kebutuhan tenaga kesehatan harus mempertimbangkan

(5)

faktor-faktor tersebut diatas. Kondisi idealnya adalah adanya tenaga kesehatan di setiap dusun, karena jarak antar dusun jauh dan tidak ada jalan sehingga satu tenaga kesehatan tidak bisa merangkap 2 (dua) dusun sekaligus (tidak efektif). Disamping itu diperlukan puskesmas yang benar-benar siap baik dari sisi ketenagaan maupun peralatan untuk dapat melayani pasien dengan kasus-kasus kegawatdaruratan (Depkes RI, 2004)

Untuk memenuhi kebutuhan, pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai setiap tahun selalu membuka formasi pegawai negeri sipil untuk tenaga kesehatan. Besarnya formasi tergantung dari usulan Dinas Kesehatan, namun masih hanya berdasarkan perkiraan tanpa adanya analisis yang tepat. Hal ini dikuatkan dengan tidak adanya arsip tentang perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan di dinas kesehatan serta belum adanya pelatihan bagaimana cara menghitung kebutuhan tenaga kesehatan. Apabila ada tenaga kesehatan yang baru lulus, diberikan kepada puskesmas yang meminta, serta tergantung dari pesanan pihak-pihak berdasarkan kekerabatan, bukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi utama yang harus dilaksanakan oleh setiap organisasi serta harus menjadi fokus perhatian sehingga langkah-langkah yang diambil oleh manajemen menjadi tepat guna lebih menjamin bahwa didalam organisasi tersedia tenaga kesehatan yang tepat untuk menduduki jabatan dan pekerjaan yang tepat dalam waktu yang tepat dalam rangka mencapai suatu tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan.

Dari hasil observasi sementara di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai terlihat bahwa perencanaan tentang kebutuhan tenaga kesehatan yang dibuat masih belum sempurna sehingga kebijakan dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan belum jelas. dari segi alur proses kebijakan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan belum tergambar langkah – langkah kebijakan yang digunakan serta proses konsultasi dan dan koordinasi yang kurang jelas

.

Dengan beberapa latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan “Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Dipuskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011 “.

(6)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sistem input (data tenaga kesehatan),proses (Koordinasi dan konsultasi) dan output (system perencanaan tenaga kesehatan).teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dan data sekunder melalui telaah dokumen.

Adapun informan penelitian yaitu Kepala Dinas, Kasubbag umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan, Kepala BKD serta Kepala Puskesmas Di Kabupaten kepulauan Mentawai

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini didapat pada komponen input tentang data dan informasi bahwa data yang ada masih kurang lengkap serta keakuratan dan kevalidan data belum dapat dipercaya sehingga pemanfaatan data dalam perencanaan tenaga kesehatan belum maksimal, dalam perencanaan tenaga kesehatan pada Dinas Kesehatan kabupaten kepulauan Mentawai hanya menggunakan data kepegawaian atau daftar susunan pegawai, daftar urutan kepangkatan dan usulan dari puskesmas belum mengacu kepada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. komponen proses yang terdiri dari konsultasi dan koordinasi bahwa untuk konsultasi hanya dilakukan oleh bagian umum dan kepegawaian sedangkan untuk koordinasi belum terlaksana maksimal

PEMBAHASAN

Dalam komponen input terkait data dan informasi bahwa data sudah tersedia, namun masih kurang lengkap dan belum terjamin keakuratannya dikarenakan adanya mutasi dan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai hal lain yang mempengaruhi tidak lengkapnya data karena tidak dilakukan cross check oleh bagian umum dan kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai ke puskesmas sehingga dalam perencanaan tenaga kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan di puskesmas. tidak tersedianya data hal ini berakibat sering diambil keputusan yang tidak berlandaskan bukti sehingga distribusi petugas tidak merata.

Untuk komponen input terkait kebijakan bahwa pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai belum mengacu pada kebijakan yang ditetapkan pemerintah yaitu Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 dan Kep.Men.PAN No KEP/75/M.PAN/7/2004, selama ini kebijakan yang digunakan dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan hanya berdasarkan usulan dari puskesmas yang hanya kira-kira saja tidak menggunakan satu alat ukurpun.perencanaan kurang baik karena tidak menggunakan indikator/kebijakan yang jelas.

(7)

Dalam komponen proses yang terdiri dari konsultasi dan koordinasi ditemukan bahwa pelaksanaan konsultasi hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja sementara puskesmas tidak pernah melaksanakan konsultasi terkait perencanaan tenaga kesehatan hal ini menyebabkan masih kurangnya jelasnya perencanaan tenaga kesehatan ditingkat puskesmas serta menyebabkan kurang tepatnya perencanaan tenaga kesehatan,konsultasi sangat menunjang dalam proses perencanaan suatu instansi serta pelaksanaan koordinasi belum maksimal baik dilintas program maupun lintas sektor dalam perencanaan tenaga kesehatan merupakan salah satu penyebaba tenaga kesehatan dipuskesmas tidak merata.

Dalam komponen output terkait dokumen perencanaan tenaga kesehatan belum tersedia dengan baik dan tidak mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 dan Kep.Men.PAN No KEP/75/M.PAN/7/2004 sehingga perlu dilengkapi kembali dokumen perencanaan tenaga kesehatan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan sehingga dokumen tersebut dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan.

Jadi dari hasil penelitian ini diketahuilah bahwa analisis sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2011 harus mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yaitu Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 dan Kep.Men.PAN No KEP/75/M/PAN/7/2004 yang harus disosialisasikan kepada stakeholder terkait serta pelaksanaan konsultasi dan koordinasi yang rutin..

.

KESIMPULAN

Analisis sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten kepulauan Mentawai adalah sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan belum mengacu pada Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 model DSP puskesmas di daerah terpencil dan Kep.Men.PAN No KEP/75/M.PAN/7/2004 dan belum dilakukan sosialisasi kebijakan tersebut serta konsultasi dan koordinasi belum berjalan maksimal.

SARAN

Diharapkan bagian umum dan kepegawaian melengkapi data kepegawaian sesuai Kep.Men.PAN No KEP/75/M/PAN/7/2004 serta dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas mengacu pada Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 model DSP puskesmas di daerah terpencil dan mensosialisasikan kebijakan tersebut pada stakeholder terkait, melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara rutin.

(8)

DAFTAR PUSTAKA 1. PP RI No.32,1996, Tentang Tenaga Kesehatan

__________________ ,1997,Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Dan

Tesis,Program Pasca Sarjana Universitas Andalas

A.G. Haryant,dkk,2000,Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,ECG,Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo,2002.Metode Penelitian Kesehatan.Cetakan kedua Rineka Cipta,Jakarta

Depkes Jakarta,2004 KEPMENKES nomor : 81/MENKES/SK/I/2004 tentang

penyusunan perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi,Kab/kota serta Rumah Sakit

Kepmenpan, 2004, Pedoman perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan

beban kerja dalam rangka formasi pegawai negeri sipil

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,2005, Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan

Notoatmodjo, Soekidjo,2007.Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip

Dasar.Cetakan kedua Rineka Cipta,Jakarta

Depkes Jakarta,2008,Pedoman Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan,Direktorat Jenderal Binkesmas

______________________ , 2009,Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai

______________________ ,2009, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan

kabupaten Kepulauan Mentawai

______________________ ,2009, Dokumen LAKIP (Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah) Tahun 2009

BAPPEDA,2009,Kepulauan Mentawai Dalam Angka

Sukardi, Heri,2005.Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Kategori

Pasien Di IRNA Penyakit Dalam RSU Tugurejo Semarang tahun 2005.Tesis

(9)

Dessler Gary,2006 Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1, Cetakan Kesepuluh PT Intan Sejati Klaten

Dessler Gary,2006 Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1, Cetakan Kesepuluh PT Intan Sejati Klaten

Satori Djam’an, dkk Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta Bandung, 2010 Wijono Djoko, 2000 Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatn, Airlangga University Press

Simamora, H. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta

Terry, George, R. 1991, Azas-azas Manajemen, Bandung Gibson, J, 1996, Organisasi dan perilaku struktur dan proses

Ernawati, Ch. Tuty, 2004. Analisis sistem perancanaan dan pengganggaran

kesehatan di Dinas Kesehatan Kota payakumbuh Provinsi Sumatera Barat Tahun 2004. Tesis. Universitas Indonesia, Jakarta

Putri Ika Darma Yessi, 2011. Analisis manajemen pemeliharaan peralatan

medis di RSUD Solok Selatan Tahun 2011. Universitas Andalas, Padang

Siagian, SP. 2003, Manajemen Strategik, Bumi Aksara, Jakarta

Gaspersz, Vincent, 2004, Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja

Sektor Publik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Barthos, Basir. 1999 Manajemen sumber daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta Hasibuan S.P. Malayu 2010. Organisasi dan motivasi, Bumi Aksara, Jakarta Perbup, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Data Administrasi Pemerintahan

Desa,

Tahun 2001

Lukman, Kristiani (2005), Analisis kebutuhan dan distribusi tenaga kesehatan

di Kabupaten Aceh Besar, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta

Iswinarto (2005), Analisis kebutuhan tenaga puskesmas berdasarkan beban

(10)

DAFTAR PUSTAKA

1. Riskesdas, 2010, dalam Kementerian Kesehatan, RI, 2010, Asuhan

Pesalinan Normal, Perkumpulan obstetrik dan Ginekologi Indonesia,

Jakarta

2. Roesli, U, 2000, Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. 3. Kementerian Kesehatan, RI, 2010, Asuhan Pesalinan Normal,

Perkumpulan obstetrik dan Ginekologi Indonesia, Jakarta

4. Simanjuntak, P.J. 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta

5. Gibson, J, 1996, Organisasi dan Perilaku Struktur dan proses

Referensi

Dokumen terkait

Capaian Program Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Aparatur. 5

Alamat (lengkap & jelas sesuai dengan kop surat Sekolah) d. *) Coret yang tidak perlu, pengisian data hanya pada kolom keterangan isian yang diperlukan saja. Data Pembuatan

Website sebagai bagian dari teknologi internet berperan penting dalam penyebaran informasi, berbagai kegiatan yang bersifat online, serta berbagai aktivitas lain yang

Apabila Diangkat Pengawas Sekolah dari Guru/Kepala Sekolah dan Belum Pernah Naik Pangkat dalam Jabatan Pengawas Sekolah.. 01. Jabfung

Tujuan website ini merupakan salah satu media promosi, komunikasi antar pecinta alam khususnya para penggemar Hiking dan sebagai media untuk merekrut para pecinta alam sebagai

Pangkat/Gol. Nama Peserta Seminar PTK sebanyak 15 orang terdiri dari 5 orang Pengawas Sekolah dan 10 orang guru dari 2 sekolah yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah pada kategori gizi kurang sebesar 16,4%, terdapat hubungan kinerja kader

In fact, Graham’s strate- gies of resistance to apocalypse are almost diametrically opposed to Stevens’s characteristic strategies; as I have already suggested, the ele- ments of