• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan pembinaan akhlakul karimah siswa dalam Intrakurikuler, Ektrakurikuler, Kokurikuler dan Hidden Kurikuler di MTs Pondok

WKM II Ust Dra Fauziah

B. TEMUAN KHUSUS

2. Hambatan pembinaan akhlakul karimah siswa dalam Intrakurikuler, Ektrakurikuler, Kokurikuler dan Hidden Kurikuler di MTs Pondok

Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang Sei Rampah

Dari hasil pelaksanaan penelitian mengenai pengajaran akhlak Islam di Madrasah Tasnawiyah Swasta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang, ditemukan beberapa kendala yang dianggap dapat berpengaruh negatif terhadap pembinaan perilaku positif siswa, antara lain sebagaiman disampaikan Ustaz Saiful Anwar, M.Si, adalah

Di antara kendala pembinaan akhlakul karimah siswa dalam Intrakulikuler, Ektrakulikuler, Kokulikuler dan Hidden Kulikuler di Madrasah Tasnawiyah swasta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang Sei Rampah, pertama, Pengaruh lingkungan pergaulan anak khususnya lingkungan pergaulan di luar madrasah yang kurang kondusif bagi pembinaan perilaku siswa, kedua, Kurang pedulinya sebagian orang tua dalam membina dan mengembangkan pengajaran akhlak siswa di rumah. ketiga, Rendahnya minat belajar pengajaran akhlak pada sebagian siswa Madrasah Tasnawiyah swasta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang.27

Ustaz Syawal Akmal, S.Pd.I, juga mengatakan bahwa kendala tau hambatan dalam pembinaan akhlakul karimah siswa dalam Intrakulikuler, Ektrakulikuler, Kokulikuler dan Hidden Kulikuler di Madrasah Tasnawiyah swasta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang Sei Rampah adalah ”Pengaruh

27

hasil wawancara dengan Ustaz Saiful Anwar, M.Si pada tanggal 15 Mei 2016, pukul 10.00 wib di ruang kantor

lingkungan dan pergaulan anak khususnya lingkungan pergaulan di luar madrasah yang kurang kondusif bagi pembinaan perilaku siswa”28

Meskipun masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaan pembinaan akhlak Islam di Madrasah Tasnawiyah swasta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang, namun selaku guru-guru pendidik terus berusaha mencarikan solusinya sehingga kendala tersebut tidak akan terus menjadi hambatan dalam pembentukan perilaku positif di kalangan siswa. Terhadap beberapa kendala tersebut perlu dilakukan tindakan-tindakan sebagaimana disampaikan oleh Ustaz Zulkarnaen, S.Pd.I yaitu ”Kepada siswa selalu diberikan pengertian dan nasehat agar memperhatikan lingkungan pergaulannya di tengah-tengah masyarakat serta menjauhi lingkungan pergaulan yang tidak baik, seperti berjudi, minum-minuman yang memabukkan dan lain sebagainya”29. lebih lanjut Ustaz Zulkarnaen, mencelaskan bahwa dalam mengatasi kendala-kenada yang dihadapi dalam pembinaan akhlakul karimah siswa dalam Intrakulikuler, Ektrakulikuler, Kokulikuler dan Hidden Kulikuler di Madrasah Tasnawiyah swasta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang Sei Rampah ”Guru selalu berusaha memberikan sugesti kepada siswa agar mereka dapat meningkatkan minat dan motivasi belajarnya di madrasah khususnya minat mengenai pengajaran akhlak dan sekaligus memberikan pengertian akan arti pentingnya pengajaran akhlak bagi kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun sosial”30

3.Apa Hasil Implementasi Pembinaan Akhlakul Krimah Siswa Di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang Sei Rampah.

Dari hasil diatas bahwa hasil penelitian tentang implementasi pembinaan Akhlakul Karimah siswa di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, bahwa keberhasilan pembinaan akhlakul karimah siswa tidak bisa dilihat hanya pada karakter dan tingkah laku siswa pada saat mereka belajar di kelas saja, akan tetapi

28

Hasil wawancara dengan Ustaz Syawal Akmal, S.Pd.I pada tanggal 15 Mei 2016, pukul 11.30 wib di ruang kantor guru

29

Hasil wawancara dengan Ustaz Zulkarnaen, S.Pd.I pada tanggal 19 Mei 2016 pukul 10.00 wib di ruang kepala sekolah.

30

harus dilihat juga ketika mereka berada di luar kelas serta dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun hasil yang dicapai dalam implementasi pembinaan Akhlakul Karimah siswa di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin adalah sebagai berikut:

a. Bahwa kegiatan pembinaan akhlakul karimah siswa dalam kegiatan intrakurikuler di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin sudah berjalan, karena setiap guru bidang studi menginginkan siswanya berprilaku baik dengan menlanjukkan sifat-sifat dan sikap yang menghormati guru, serius dalam belajar. Latar belakang siswa yang berbeda-beda baik berbeda asal tempat tinggal karena mayoritas siswa disini berasal dari wilayah yang berjauhan maupun berbeda suku, hal ini menimbulkan beragam prilaku dan kebiasaan. Sehinggan dengan hal tersebut kita dituntut untuk dapat lebih sabar dan lebih serius dan lebih aktif lagi untuk melakukan pendekatan kepada para siswa sehingga kita bisa menjadi media bagi sesama siswa untuk bisa saling memahami dan menghargai satu sama lain.

b. Kegiatan ekstrakurikuler di pesantren ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan yang dilaksanakan disini, pembinaan akhlakul karimah siswa itu tidak bisa dilakukan hanya di kelas saja akan tetapi di luar kelas juga anak-anak hams tetap ada pembinaannya.

c. Kegiatan kokurikuler harus mempunyai kaitan langsung dengan kegiatan intrakurikuler dan kepentingan siswa. Pemberian tugas harus dimaksudkan untuk lebih memahami dan menghayati tugas-tugas atau bahan pengajaran intrakurikuler. Tugas kokurikuler tidak merupakan beban yang berlebihan bagi siswa. Pemberian tugas harus secara wajar baik dari segi taraf kesulitan maupun frekuensinya. Tugas yang terlalu sulit dan tidak sedikit jumlahnya akan dirasakan sebagai memberatkan siswa. Tugas kokurikuler tidak menimbulkan tambahan biaya yang memberatkan orang tua siswa. Pemberian tugas harus dengan memperhitungkan kemungkinan biaya yang diperlukan agar jangan

sampai memberatkan orang tua. Pelaksanaan tugas kokurikuler harus disertai dengan sistem administrasi yang teratur, monitoring kegiatan siswa, dan kemudian diberikan penilain yang obyektif.

C. PEMBAHASAN

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna jika dibadingkan dengan makhluk lain, dan juga manusia sebagai penerima dan pelaksanaannya. Oleh karena itu manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia jika dibandingkan dengan makhluk lain. Agar manusia dapat mempertahankan kedudukan yang mulia dan tinggi tersebut, maka Allah memembekali akal dan perasaan yang memungkinkan manusia untuk menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam satu proses pendidikan. Kemudian mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta dengan akal pula membedakan manusia dengan makhluk lain. Selain itu akal perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam lingkungan sosial dalam melaksanakan segala hal dalam bentuk kegiatan dengan penuh cermat dan tanggung jawab. Agama Islam merupakan agama yang mengajarkan bagi seluruh umatnya dalam semua aspek kehidupan. Salah satu ajaran yang mendasar adalah masalah akhlak. Yang mana akhlakul karimah tersebut sebagai kewajiban bagi manusia mengimplementasikan kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran Surat Lukman ayat 17 sebagai berikut:

þ

َﯾ

ﻲ َﻨ ُﺑ

ِﻢ ِﻗ َأ

َة ﺎ َﻠ ﱠﺼ ﻟ ا

ْﺮ ُﻣ ْأ َو

ِف و ُﺮ ْﻌ َﻤ ْﻟ ﺎ ِﺑ

َﮫْﻧاَو

ِﻦ َﻋ

ِﺮ َﻜ ْﻨ ُﻤ ْﻟ ا

ْﺮ ِﺒ ْﺻ ا َو

ٰﻰَﻠَﻋ

ﺎ َﻣ

َﻚ َﺑ ﺎ َﺻ َأ

ﱠن ِإ

َٰذ

َﻚ ِﻟ

ْﻦ ِﻣ

ِم ْﺰ َﻋ

ِر ﻮ ُﻣ ُﺄ ْﻟ ا

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.31

Berdasarkan ayat tersebut di atas akhlakul karimah dalam keluarga diwajibkan setiap orang. Yang mana akhlak tersebut sangat menentukan sifat dan karakter, khusus dalam pergaulan. Seseorang akan dihargai dan dihormati apabila memiliki sifat atau memiliki akhlak mulia. Demikian juga sebaliknya dia akan dicampakkan dan dibenci apabila dia berakhlak yang buruk dan tercela, bahkan di hadapan Allah akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang yang dilakukannya. Sebagaimana juga kita ketahui bahwa nilai dan harga manusia itu terletak pada akhlaknya yaitu tingkah laku dan amal perbuatannya, semakin luhur akhlak seseorang, semakin tinggi nilai dan harga dirinya. Karena itu upaya pembinaan dan peningkatan akhlak dalam melestarikan martabat manusia adalah teramat penting dan dalam hal ini Islam dengan segenap aspek ajarannya merupakan salah satu alternative sebagai pedoman dan tuntunan. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial yaitu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan kata lain manusia hidup dalam suatu masyarakat, dalam kehidupan bermasyarakat ini akhlak mempunyai peranan yang penting sekali, khususnya dalam kehidupan sehari-hari, sebab kejayaan suatu negara itu terletak pada akhlak masyarakatnya.

Demikian pula kehancuran di muka bumi ini disebabkan perbuatan manusia itu sendiri sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi:

َﺮَﮭَﻇ

ُد ﺎ َﺴ َﻔ ْﻟ ا

ﻲ ِﻓ

ﱢﺮ َﺒ ْﻟ ا

ِﺮ ْﺤ َﺒ ْﻟ ا َو

ﺎ َﻤ ِﺑ

ْﺖ َﺒ َﺴ َﻛ

يِﺪْﯾَأ

ِس ﺎ

ﱠﻨ

ﻟ ا

ْﻢُﮭَﻘﯾِﺬُﯿِﻟ

َﺾ

ْﻌ َﺑ

ي ِﺬ

ﱠﻟ ا

ا ﻮ

ُﻠ ِﻤ َﻋ

ْﻢُﮭﱠﻠَﻌَﻟ

َنﻮُﻌِﺟْﺮَﯾ

Artinya “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”32

31

QS. Lukman/31: 17 32

Akhlak bagi manusis merupakan barometer dalam sosial bermasyarakat dan juga disisi Allah, karena akhlakul karimah memiliki fungsi dalam dalam kehidupan manusia. Akhlak bukanlah merupakan barang-barang mewah yang mungkin tidak terlalu di butuhkan tetapi akhlak adalah merupakan pokok-pokok kehidupan yang esensial, yang diharuskan agama sangat menghormati orang- orang yang memilikinya. Oleh karena Islam datang untuk mengantarkan manusia ke jenjang kehidupan yang gemilang dan bahagia serta sejahtera melalui beberapa segi keutamaan akhlak yang luhur. Secara umum ada tiga kegunaan akhlakul karimah yaitu:

1. Akhlak yang baik harus ditanamkan kepada manusia supaya manusia mempunyai kepercayaan yang teguh dan berpendirian yang kuat.

2. Sifat-sifat yang terpuji atau akhlak yang baik merupakan latihan bagi pembentukan sikap sehari-hari, sefat sifat ini banyak di bicarakan dan berhubungan dengan rukun Islam sehari-hari, sifat-sifat ini banyak dibicarakan dan berhubungan dengan rukun Islam dan ibadah seoperti : sholat, puasa, zakat, haji, shodaqoh, tolong menolong dan sebagainya. 3. Untuk mengatur hubungan yang baik antara manusia dengan Allah dan

manusia dengan manusia.

Kegunaan yang pertama berhubungan dengan iman yaitu mengetahui dan meyakini akan ke Esaan Allah Swt sedangkan kegunaan yang kedua berhubungan dengan ibadah yang merupakan perwujudan dari iman. Bila kedua hal ini terpisah dari budi pekerti (akhlak) pastilah akan merusak kemurnian jiwa dan kehidupan manusia. Dalam mempergunakan dan menjalankan bagian akidah dan ibadah perlu untuk berpegang teguh dalam mewujudkan bagian lain yang disebut dengan akhlakul karimah. Sejarah telah membuktikan bahwa kebahagiaan di segenap kehidupan hanya diperoleh dengan berakhlak mulia. Berdasarkan uraian diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa akhlakul karimah perlu ditanamkan pada manusia agar dalam menjalankan kehidupannya dia akan hidup tenteram dan akhlakul karimah dapat berfungsi sebagai pedoman tingkah laku manusia.

Pembinaan akhlakul karimah di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Cempedak Lobang Sei Rampah memiliki tujuan. Pembinaan yang sudah

dilakukan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur dan terarah serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah kepribadian yang sempurna. Kepribadian yang sempurna yang dimaksud adalah:

1. Kepribadian yang mantap, yang sanggup memproduksi hal-hal yang rasional selaras dengan batas-batas kemampuan bakatnya.

2. Sanggup mempererat hubungan yang sehat dengan segala lapisan masyarakat.

3. Sanggup menanggung beban kehidupan dengan rasa tanpa adanya kontradiksi di dalam tingkah lakunya. Jadi tujuan dari pembinaan akhlakul karimah disini adalah untuk membentuk pribadi-pribadi yang sempurna yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Apabila di perhatikan kehidupan lingkungan umat manusia maka akan di jumpai tingkah laku manusia yang bermacam-macam yang berbeda antara yang satu dengan yang lainya, bahkan dalam penilaian tentang tingkah laku itu berbeda tergantung pada batasan pengertian baik dan buruk dalam suatu lapisan masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan norma. Dan norma inilah yang menjadi sumber hukum akhlak seseorang.

Namun yang penulis maksud dengan sumber akhlak yang didasarkan pada norma-norma ajaran Islam yaitu norma yang datangnya dari allah Swt dan Rasulnya dalam bentuk ayat-ayat Alquran dan pelaksanaanya di lakukan oleh Rasulullah. Sumber itu adalah hukum Alquran dan Al-Hadis yang mana kedua sumber ini merupakan hukum ajaran Islam.

Pendidikan merupakan satu hal yang tidak pemah terlepas dari kehidupan manusia, keberadaannya terintegrasi dalam kehidupan manusia itu sendiri. Setiap manusia pasti membutuhkan pendidikan, bahkan disadari atau tidak disadari sesungguhnya manusia hidup itu selalu melakukan pendidikan dalam artian belajar. Oleh karena itu membahas persoalan pendidikan adalah suatu pembahasan yang sangat menarik. Apa lagi membahas tentang pendidikan yang

berkualitas atau yang tidak berkualitas, pendidikan yang baik atau tidak baik, yang dapat dianggap berhasil atau yang tidak berhasil. Persoalan ini tentu harus didudukan secara proporsional, bila kita hendak melihat tingkat keberhasilan dari satu proses pendidikan yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan, maka terlebih dahulu kita harus paham tujuan dari pendidikan tersebut. Melihat ruang lingkupnya baik secara lingkup lembaganya, masyarakatnya maupun lingkup nasional, apa yang ingin di capai dalam proses pendidikan yang dilaksanakan tersebut.

Bila berbicara tentang tujuan pendidikan, maka kita tidak akan bisa terlepas dari tujuan pendidikan nasional, sebab seluruh pendidikan yang ada di Indonesia khususnya lembaga-lembaga pendidikan formal baik yang di selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta harus merujuk kepada undang- undang yang berlaku di negara kita. Dengan demikian tingkat keberhasilan sebuah lembaga pendidikan akan diukur sejauh mana keberhasilan lembaga pendidikan tersebut telah mencapai tujuan pendidikan yang dimaksud, baik secara nasional maupun secara lembaga. Biasanya masing-masing lembaga pendidikan telah menentukan dan menetapkan tujuan pendidikan yang akan diselenggarakannya, dimana hal tersebut biasanya tertuang dalam visi dan misi sekolah masing-masing. Namun demikian, biasanya tujuan pendidikan dalam ruang lingkup lembaga tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional, artinya antara tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan lembaga (sekolah) harus seiring dan sejalan tidak saling bertentangan.

Agar lebih rnemberikan pemahaman yang jelas, dalam pembahasan ini penulis ingin mengajak kita bersama-sama melihat kembali beberapa konsep tujuan pendidikan yang di tetapkan oleh pemerintah. Walaupun beberapa konsep tujuan pendidikan tersebut mengalami perubahan beberapa kali, hal tersebut sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, tujuan tersebut sebagaimana berikut:

Nasional kita adalah: "Membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Isi undang-undang Dasar 1945".

2. Berdasarkan TAP MPR No. IV/MPR/1973, Tujuan Pendidikan Nasional kita adalah: "Membentuk manusia pembangunan yang berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demikrasudan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesame manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945". 3. Berdasarkan TAP MPR No. IX/MPR/1978, dinyatakan bahwa Tujuan

Pendidikan Nasional itu adalah: "Pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa".

4. Berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, pada BAB II, Pasal 4, tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional itu sebagai berikut: "Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".33

5. Pada tahun 2003 sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang

33

Republik Indonesia Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada BAB II pasal 3 dinyatakan:

a."Bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa".

b. "Bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab."34

Demikian rumusan dari tujuan pendidikan nasional kita yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dari hal tersebut kita dapat melihat bahwa tujuan pendidikan yang dirumuskan telah mengalami beberapa kali perubahan yang sifatnya sebagai penyempurnaan. Hal tersebut terjadi karena tuntutan dan kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, karena sesungguhnya hakikat pendidikan itu adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu sangat wajar bila tujuan pendidikan itu dari waktu ke waktu senantiasa berubah. Namun bila kita mau mencermati dengan seksama dari semua tujuan pendidikan yang telah tersebut diatas, ada hal yang secara esensi mendasar tetap di pertahankan dari dahulu hingga saat sekarang ini dari tujuan pendidikan tersebut, hal itu adalah bahwa semua tujuan yang termaktub diatas bermuara pada "Perbaikan Prilaku Cakrawala". Dimana pada akhirnya pendidikan itu bertujuan untuk menciptakan manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur akhlakul karimah, yang sesuai dengan norma-norma agama dan norma-norma susila yang berlaku.

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazaii bahwa akhlakul karimah itu perlu dididik, tanpa dididik akhlakul karimah tidak akan muncul dengan sendirinya dan akan menjadi baik. Dan untuk mendidik

34

Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Bestandar Nasional, Bandung: Yrama Widya, Cet. 1, 2010 , h. 19

akhlak menurut Al-Ghazali hal yang harus dilakukan adalah: Pertama, adalah dengan cara mujahadah dan membiasakan dengan amal shaleh. Kedua, adalah dengan melakukan perbuatan itu berulang-ulang sesuai dengan yang di kehendaki oleh akhlak yang baik tersebut (riyadhah) Lebih lanjut berkaitan dengan pembinaan akhlakul karimah ini, Al-Ghazali menyatakan sebelum usaha pembinaan akhlakul karimah tersebut dilaksanakan, hal yang paling pokok dan lebih penting untuk dilaksanakan adalah memohon karunia Tuhan agar sempurnanya fitra sebagai manusia sehingga nafsu serta amarah dapat diluruskan dan di kendalikan oleh akal dan agama atau wahyu. Pada prinsipnya disini adalah, bahwa akhlak tidak akan berubah tanpa pendidikan dan latihan.35

Disamping hal tersebut, tujuan pendidikan selain untuk membina akhlak manusia agar sesuai fitra penciptaannya, juga agar supaya manusia dapat mencapai tingkat kedewasaan yang sempurna sebagai manusia seutuhnya. Dan dapat hidup dengan rukun dan damai di tengah-tengah lingkungannya. Sejalan dengan hal tersebut, Ahmad Tafsir mengatakan bahwa kedewasaan itu dapat diperlihatkan dari aspek akal, mental maupun moral, seseorang dalam menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba atau (abd) di hadapan Khaliq-Nya dan sebagai pemelihara (Khalifah) pada alam semesta.36

Berdasarkan akan pertimbangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlakul karimah dalam dunia pendidikan adalah sesuatu hal yang mutlak harus dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan. Pembinaan akhlak juga merupakan satu bagian terpenting dan target utama dalam tujuan pendidikan. Begitu juga halnya dalam konsep Islam, tujuan pendidikan yang dilakukan adalah untuk menciptakan generasi yang memiliki akhlak yang mulia, baik akhlak terhadap sang Khaliknya Allah SWT, maupun akhlak terhadap makhluk manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan termasuk akhlak terhadap dirinya sendiri. Sementara itu berkaitan dengan tujuan pendidikan ini khusunya

35

Al-Ghazali,Bidayah Al-Hidayah, terj. Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003, h.72-73. 36

pendidikan Islam, Mahmud Yunus menyatakan bahwa: Tujuan Pendidikan Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlakul karimah, sehingga ia menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup diatas kakinya sendiri, mengabdi kepada Allah Swt dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesam umat manusia.37

Dalam pembinaan akhlakul karimah siswa, sebaiknya turut melibatkan semua komponen, agar proses pembinaannya dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Hal tersebut bila di kaitkan dengan sebuah lembaga pendidikan sekolah yang sebagai tempat yang dipercaya untuk melaksanakan pembinaan akhlak siswa, tentu harus diawali dengan struktur keorganisasian yang jelas dari lembaga pendidikan tersebut. Sehingga dengan demikian maka pembagian tugas juga akan lebih jelas. Dengan demikian sangat memungkinkan pembagian tugas tertata dengan rapi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaiful Sagala, bahwa sekolah di organisasikan untuk memudahkan pencapaian tujuan belajar dan mengajar.38

Dengan tersusun dan tertata rapinya struktur organisasi tersebut, akan membawa pengaruh yang besar terhadap proses pendidikan yang ada di sekolah (Pesantren). Kondisi itu tentu akan mempengaruhi secara langsung terhadap pola pembinaan akhlakul karimah siswOa di sebuah lembaga pendidikan tertentu. Biasanya dengan pengorganisasian yang baik di sebuah sekolah, hal tersebut akan mempengaruhi semakin baik dan terarah pola pembinaan yang dilakukan terhadap siswa.

Struktur organisasi sebuah sekolah merupakan gambaran pembagian kewenangan masing-masing bagian, dan pembagian kewenangan tersebut sangat perlu demi tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal. Berkaitan dengan persoalan kewenangan ini, Dede Rosyada mengungkapkan; "Organisasi struktur sekolah juga memiliki kewenangan, antara kepala sekolah dengan wakil

37

Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarrta: PT. Hidayakarta Agungg 1983, h. 1

38

Syaiful Sagala, Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendididkan: Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi Sekolah Dalam Sistem Otonomi Sekolah: Bandung Alfabeta, 2007, h. 87

kepala sekolah, guru dan tata usaha.39

Dari semua komponen atau elemen yang ada dalam dunia pendidikan, komponen yang paling penting adalah pendidik