• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN

B. Harapan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, dalam perannya sebagai organisasi sosial untuk membangun masa depan anak yatim dan dhuafa menyadari betapa pentingnya kerjasama dengan berbagai pihak untuk menggali potensi anak asuh yayasan melalui program pendidikan dan keterampilan.

Dalam hal harapan pelaksanaan pemberdayaan anak yatim dan dhuafa yayasan griya yatim dan dhuafa melakukan upaya-upaya tertentu untuk membentuk karakter mereka agar memperoleh pemahaman dan kemampuan pengembangan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Anak yatim dan dhuafa yang semula dipandang lemah oleh masyarakat umum, apabila tidak ditangani secara efisien akan menjadi individu-individu yang tidak dihargai dan dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu yayasan Griya yatim dan dhuafa melakukan pemberdayaan bagi mereka dengan mendorong serta memotivasi anak asuh agar memiliki kesadaran masa depan dan kesadaran diri terhadap potensi yang mereka miliki.

Berdasarkan tugas utama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mempunyai harapan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa diantaranya:

1. Terbentuknya Karakter

Dengan terbentuknya karakter mereka mampu memperoleh pemahaman dan kemampuan pengembangan diri dalam kehidupan

bermasyarakat sehingga tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

2. Mempunyai Keterampilan.

Dengan mempunyai keterampilan mereka mampu bersaing khususnya dalam bidang ilmu pendidikan dan tekhnologi, sehingga mereka bisa menjalankan kehidupannya dengan mandiri.

3. Mengembangkan Bakat.

Dengan bakat yang sudah dimiliki dalam dirinya mereka bisa mengembangkan bakat yang lainya sehingga persaingan hidup yang begitu komplek bisa mereka hadapi dengan baik untuk kehidupannya.

Dalam usahanya yayasan Griya Yatim dan Dhuafa ingin membangun sekolah yang berbasisi Life Skill yang secara konsepnya berbeda karena sekolah ini diharapkan akan menciptakan alumni-alumni yang sudah siap untuk diberdayakan sesuai potensinya masing-masing sesuai dengan kurikulum international. Hal ini diungkapkan oleh bapak Nasrullah sebagai staff yayasan. Beliau mengatakan ;

Strategi pemberdayaan griya yatim dan dhuafa saat ini adalah di bidang pendidikan dan keterampilan lebih kepada pelatihan-pelatihan untuk anak-anak kita yang memang pada saat ini kita sedang fokus, di awal 2013 kemarin, kita mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang cenderung konsepnya adalah memberikan pelatihan life skill kepada mereka. Sekolah itu memang betul-betul mengarahkan mereka kepada ketrempilan dan tidak otoriter, justru kita menggali potensi yang perlu digali dari mereka.4

4

Wawancara pribadi dengan Staff Operational Manajer Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Kamis, 22 mei 2014 di kantor yayasan GYD.

Yayasan griya yatim dan dhuafa dalam hal ini ingin membentuk anak yatim dan dhuafa sebagai anak binaan yang memiliki keterampilan dan potensi bagi kehidupan mereka di masa depan. Bahkan tidak hanya kepada anak yatim dan dhuafa saja, yayasan griya yatim dan dhuafa melakukan pendataan pedagang-pedagang kecil yang nantinya akan diberikan pelatihan dan tambahan modal usaha agar lebih maju dalam bidang perekonomiannya. Sebagai mana yang telah diungkapkan oleh Bapak Tarjuni selaku wakil ketua yayasan:

Strategi pelaksanaan pemberdayaan awal mulanya kita mendata para pedagang kecil melalui program warung binaan sehingga kita bisa membina warung-warung kecil kemudian kita berikan modal dengan adanya pengontrolan dari pihak kami.5

Selain dari pada itu strategi yang dilakukan griya anak yatim dan dhuafa adalah memberikan pendidikan mendasar tentang keagamaan, yang mana anak asuh diberikan kegiatan beribadah seperti adanya pengajian

Al-Qur’an setiap subuh agar mereka mengenal kitab suci agama Islam sebagai pedoman dalam hidupnya, mereka diajak untuk bermuhasabah (Introsfeksi diri) agar terbangun sebuah kesadaran yang tinggi akan pentingnya hidup dan menjadi individu yang bermanfaat, sebab tumbuhnya rasa syukur yang mendalam dalam diri mereka, yayasan juga mempunyai program pelatihan

khitobah (pelatihan Da’i) agar sekiranya ketika mereka hidup di masyarakat

tidak hanya bergelut dengan ekonomi, namun setidaknya mereka mampu menjadi kader-kader Islam masa depan.

Banyak strategi yang dilakukan yayasan griya anak yatim dan dhuafa

5

Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 20 mei 2014 di kantor yayasan GYD.

ini sebagai bekal mereka baik dalam pembangunan mental maupun daya saing kehidupan modern yang luar biasa, yayasan GYD berharap dengan adanya pemberdayaan ini anak-anak asuh yayasan dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyrakat lingkungan sekitar. Dan hal ini sudah terbukti dengan adanya beberapa event kejuaraan yang telah diraih oleh anak asuh dari yayasan ini, diantaranya yaitu meraih kejuaraan MTQ se-DKI Jakarta tingkat SD dan pernah meraih kejuaraan olimpiade matematika tingkat Nasional, dan juga pernah menjuarai perlombaan menggambar terfavorit di sekolah Jepang.

Pendampingan merupakan salah satu diantara strategi pemberdayaan juga bagi yayasan griya yatim dan dhuafa. Dalam pendampingan yayasan setidaknya menyiapkan 3 tutor bagi setiap asrama yang terdiri dari internal GYD diantaranya ketua asrama, Ibu asrama, dan cutomer servis, dan yayasan juga mengadakan kerjasama dengan para mahasiswa khususnya yang ingin mengabdikan diri untuk berbagi ilmu kepada anak asuh di yayasan. Hal ini diceritakan oleh Bapak Tarjuni:

Kami mengadakan pendampingan bagi bagi anak yatim dan dhuafa yang tinggal di asrama dengan tutor minimal 3 orang setiap asrama, yang terdiri dari ketua asrama, ibu asrama, dan cutomer servis, selain dari pada itu kami juga bekerjasama dengan para mahasiswa yang ingin mengabdikan diri untuk mengajar dan berbagi ilmu kepada anak-anak asuh kami.6

Semua strategi yang dupayakan oleh yayasan GYD bertujuan kepada pendidikan, sosial, dan pemberdayaan, tujuan dari masing-masing program adalah memberikan spirit motivasi dan mencapai kemanfaatan sesuai dengan

6

Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 20 mei 2014 di kantor yayasan GYD.

slogan yayasan GYD yaitu Care and Integrity. Yang mana slogan yang mereka usung adalah masa depan mereka adalah tanggungjawab kami. Slogan ini mendorong kepada yayasan griya anak yatim dan dhuafa untuk melakukan pendidikan, pembinaan, dan pemberdayaan dengan sebenar-benarnya agar tercapai sebuah kemandirian dengan mental iman yang sangat kuat, menjadi individu yang disebutkan dalam sebuah hadits Nabi, bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang memberikan manfaat baik bagi orang lain, cerdas, maju, disiplin, dan mandiri.

Pelaksanaan program pemberdayaan ini dilakukan dengan metode klasical yaitu pembelajaran materi di dalam kelas, dan yang terpenting setelah itu adalah praktek langsung terjun ke lapang untuk pemantapan penguasaan keterampilan. Hal ini juga disebutkan oleh Bapak Tarjuni:

Pelaksanaan program ini ada beberapa metode, yang pertama dengan metode klasical artinya para anak asuh diberikan materi di dalam ruangan kelas, dan yang ke dua yaitu dengan metode praktek di lapangan.7

Pembelajaran, pelatihan, praktek, dan penggalian potensi yang dilakukan yayasan griya yatim dan dhuafa adalah wujud dari kepedulian sosial dan religi, sebab tidak hanya memberikan keterampilan semata, di yayasan griya anak yatim dan dhuafa ini, mereka sebagai anak asuh dibina ilmu agama agar bukan hanya menjadi orang yang bernilai secara duniawi, namun juga sebagai nilai ibdah mereka kepada Allah SWT dalam jangka panjang.

7

Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa 20 mei 2014 dikantor yayasan GYD.

C. Harapan Kaum Dhuafa Dalam Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Pendidikan Keterampilan.

Perkembangan berbagai aspek semakin maju, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang pesat dengan semakin bertambahnya angka Natalitas (Kelahiran) yang semakin tahun semakin bertambah sehingga populasi penduduk menjadi bertambah yang mengakibatkan kepada persaingan usaha, ekonomi, lahan pekerjaan dan sarana pendidikan yang semakin terlihat komersil yang mengakibatkan banyak diantara masyarakat yang lemah untuk mengikuti perkembangan tersebut. Dengan adanya hal yang terjadi saat ini yaitu jumlah anak yatim dan dhuafa yang putus sekolah, tidak mempunyai pekerjaan (pengangguran), dan miskin, akibat tidak meratanya kesejahteraan ekonomi, mahalnya biaya pendidikan yang menyebabkan mereka tak berdaya di tengah-tengah kemajuan ekonomi dan teknologi. Adanya hal tersebut menjadi sebuah dorongan berdirinya yayasan griya anak yatim dan dhuafa yang menjadi harapan bagi kaum dhuafa serta ingin ikut berperan dalam mengatasi masalah tersebut dengan program pemberdayaan.

Sebuah pemberdayaan tentu membutuhkan banyak perangkat untuk menopang berjalanannya berbagai program, wadah, dan sistem. Oleh sebab itu setiap elemen masyarakat dan lingkungan sekitar perlu menyadari akan pentingnya hal tersebut agar ikut serta dalam melaksanakan pemberdayaan bersama yayasan. Namun tidak terlepas dari itu yayasan adalah tempat di mana aspek-aspek urgen masuk di dalamnya dan siap untuk dikelola agar segala amanah dapat diemban dengan sebaik-baiknya terutama amanah para donatur yang telah berpartisipasi dalam pendanaan, penyediaan alat-alat dan sumbang saran kepada yayasan griya yatim dan dhuafa.

Peran Yayasan griya anak yatim dan dhuafa adalah sebagai jembatan atau fasilitator untuk menggali potensi dari mereka, memberikan pembekalan pendidikan formal dan agama, juga memberikan pelatihan keterampilan sebagai bekal kemandirian secara ekonomi.

Yayasan griya anak yatim dan dhuafa juga sebagai wadah penyalur dana dari para donatur yang ingin menyumbangkan sebagian hartanya bagi anak yatim dan dhuafa yang kemudian dikelola dengan sebaik-baiknya oleh yayasan dengan kadar yang sesuai dan tepat untuk pelaksanaan-pelaksanaan pendidikan, pelatihan-pelatihan, dan untuk pemberian modal tambahan bagi mereka pedagang-pedagang kecil yang telah mengikuti pembinaan.

Paparan ini diungkapkan oleh bapak pardinal selaku staff yayasan griya yatim dan dhuafa, beliau mengatakan:

Peran kami adalah sebagai jembatan untuk menyampaikan amanah dari para donatur sekaligus penyelenggara pendidikan dan pemberdayaan bagi anak yatim dan dhuafa dengan merancang program-program yang menunjang demi kemndirian mereka dalam kehidupan masa depan dan bermasyarakat.8

Dalam mendidik anak asuh yayasan griya yatim dan dhuafa senantiasa membina dengan pendekatan yang baik dan kekeluargaan, sehingga para pendidik di yayasan griya yatim dan dhuafa dapat berperan sebagai keluarga mereka yang yatim dan sebagai sahabat bagi mereka kaum-kaum dhuafa. Memelihara keakraban, selalu berusaha agar dapat menjadi tauladan, saling berbagi cerita kehidupan agar menjadi penggugah motivasi mereka dalam memandang masa depan yang lebih baik.

Peranan yayasan tidak hanya sebagai fasilitator, namun juga sebagai mitra untuk membina akhlak yang baik, sehingga benar-benar adanya perubahan sikap pada anak asuh. Hal ini dilakukan dengan kedisiplinan

8

Wawancara pribadi dengan Staff Junior Manajer Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa 20 mei 2014 dikantor yayasan GYD.

ibadah, pengenalan agama, dan memperdalam isi kandungan Al-Qur’an. Agar

mereka mempunyai pondasi iman yang kuat dan menghiasi dirinya dengan sikap-sikap sesuai norma agama dan sosial.

Untuk mengetahui hasil dari upaya yayasan untuk mendidik dan memberdayakan yaitu diadakannya evaluasi dan pengkajian kasus dalam mengetahui tindakan dan perubahan pada setiap anak asuh dan peserta binaan.

Hasil yang telah dicapai berkat peran yayasan diantaranya adanya perubahan yang signifikan pada sikap anak-anak asuh yang semakin menyadari akan pentingnya bekal ilmu dan keterampilan untuk hidup di masa depan, bahkan sudah ada yang dapat mengabdikan diri di yayasan sebagai IT yang membantu berjalannya manajemen yayasan dalam pengolahan data. Ada juga yang telah berprestasi dalam hal pendidikan seperti telah meraih kejuaraan pada berbagai perlombaan, yang mana ini akan menjadi fokus yayasan untuk mengembangkan potensi mereka khususnya dalam bidang pendidikan supaya nantinya mereka juga dapat mengabdi di yayasan untuk berbagi ilmu dan pengalamannya. Hal ini diceritakan oleh Bapak Tarjuni :

Peran kami dalam mendidik, melatih, dan memberikan tambahan modal alhamdulilah menuai hasil yang baik. Ada beberapa anak asuh yang saat ini sudah membantu kami dalam bidang IT, pada tahun ini ada 3 anak asuh yang semuanya perempuan, mereka telah memberikan kebanggaan bagi kami dan mengabdikan diri di tempat mereka tumbuh dan dewasa.9

Semua itu merupakan proses dan hasil dari pemberdayaan yang

9

WawancarapribadidenganWakilKetuaYayasanGriyaYatimdanDhuafa.Selasa, 20 mei 2014 dikantoryayasan GYD.

dilakukan oleh yayasan griya yatim dan dhuafa sebagai fasilitator dan pendamping bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan dan mental mereka.

D. Kesesuaian Antara Kewajiban/Tugas dan Harapan Yayasan Griya Yatim

Dokumen terkait