• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Kepada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa lebih meningkatkan profesionalisme tugas/kewajiban dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada kaum dhuafa dalam pelatihan-pelatihan atau penataran-penataran yang bersifat mendidik atau keilmuan, sehingga yayasan yang professional dan berkualitas akan membantu menghasilkan output yang baik.

2. Harapan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa terhadap kaum dhuafa yaitu agar pendidikan keterampilan yang diberikan kepada kaum dhuafa dapat memberikan perubahan sikap dan mental, sehingga para kaum dhuafa setelah menjalani pendidikan keterampilan mampu bersaing dalam

kehidupan sehari-harinya.

3. Hendaknya Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa selalu memperhatikan para kaum dhuafa dan juga fasilitas-fasilitas yang ada di yayasan dapat dibenahi dan ditambah serta agar program bisa berjalan dengan baik. 4. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa agar selalu menjaga dan memperhatikan

tugas dan kewajiban dalam memberikan pendidikan, sehingga harapan yayasan dan harapan kaum dhuafa dapat tetap terjaga kebersamaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adam Kuper, Jessika Kuper. enslikopedia Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Ahmad Syafe’I, Agus. Manajemen Pengembangan Masyarakat Gerbang

Masyarakat Baru. Bandung: Gerbang Masyarakat Baru, 2001.

Arifin, M. Hubungan Timbal Balik Pendidikan agama, Lingkungan Sekolah dan

Orang Tua Murid. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990.

Azra, Azyurmardi. Bederma Untuk Semua. Jakarta: Teraju, 2003.

Bungin. Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Center for Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta. Jakarta: CeQDA, 2007.

Dault, Adiyaksa. Islam dan Nasionalisme. Jakarta: Yadaul, 2003.

Duvenger, Maurice. Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Effendi, Tadjuddin Noer. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja, dan

Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.

Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2002. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jogjakarta: Andi Offset, 1983.

Hidayati. Nurul S. Ag, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan

Kualitatif, Jakarta: Lembaga Penelitian dan UIN Jakarta Press, 2006.

Hikmat, Hari. Strategi Pemberdayaan Masyaraka. Bandung: Humaniora Utama Press, 2010.

Kurniawan, Ari. Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara

Kecamatan Koja Jakarta Utara, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Makmur, Drs. Syarif. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas

Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Jakarta: PT Raja

Grafindo, 2008.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya, 2012.

Mustofa, Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Program Laboratorium Skill (Lab

Skill) Di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Skripsi S1 Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

N.Grass W.S Massan dan A.W MC Eachern. Exploration Role Analiysis dalam

David Barry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1995

Partanto, Pius A dan Al-Barry. Dahlan M. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994.

Pusat Bahasa Departemen pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Rachibi, Didik J. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo. Anggota Ikapi, 2001.

Roesmidi, H dan Risyanti, Riza. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: ALQAPRINT, 2006.

Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. 2001.

Sabri, M. Alisuf. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Dasar/Ajar Atas Biaya Dipa UIN Syarif Hidayatullah, 2005.

Salam, Syamsir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Shadili, Hasan, (ed). Fakir Dalam Ensiklopedia Indonesia Edisi Khusus, jilid 7.

Jakarta: PT ichtiar Baru Van Hoeve, 2001.

Samana, Mpd, Drs. A. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem

Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 1992.

Singarimbun, Masri. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta: LP3S, 1989.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005.

Suhartini, Rr, Halim, Imam Khambali, Abdul Basyid. Model-model

Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: PT . LKiS Pelangi Aksara. 2005.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.

Sumodiningrat, Gunawan. Pembangunan Daerah dan Pengembangan

Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwarna, 1997.

..., Kemiskinan: Teori, Fakta dan Kebijakan. Jakarta: IMPAC, 1999. Soewadji. Jusuf Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Jurusan Sosiologi. 2003.

Tampubolon, Mangatas. Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad Ke-21.

Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:

UIN Press, 2013.

Usman, Husaini dan Setiadi Akbar, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara,1998.

Usman Ismail, Asep dkk. Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan

Dhuafa. Jakarta: Dakwah Press, 2008.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003.

Yusuf Taybnafis. Farida. Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Sumber Lain

Tim Penyusun. Majalah Jendela Info, Satukan Hati Lebih Peduli. Tanggerang: Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, 2014.

Tim Penyusun. Profil, Care & integrity. Tanggerang: Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, 2009.

Instrumen Wawancara Dengan Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhu’afa

Nama :

Jabatan :

Tgl/hari/tempat wawancara :

1. Bagaimana sejarah berdirinya yayasan griya yatim dan dhu’afa?

2. Apa menjadi tujuan utama yayasan griya yatim dan dhu’afa?

3. Apa yang menjadi visi dan misi yayasan griya yatim dan dhu’afa?

4. Berapa jumlah keseluruhan anak yang mendapatkan pendidikan disini baik yang mukim maupun non mukim?

5. Berapa jumlah tutor/pendamping anak-anak disetiap asrama?

6. Apa saja program dan kegiatan yang ada di yayasan griya yatim dan dhu’afa?

7. Apa tujuan program dan kegiatan tersebut?

8. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan kaum dhu’afa menurut bapak?

9. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhu’afa ?

10.Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhu’afa?

11.Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhu’afa?

12.Bagaimana strategi pelaksanaan pemberdayaan kaum dhu’afa?

13.Siapa saja yang menjadi sasaran pemberdayaan serta berapa batasan umurnya?

14.Apa hasil yang dicapai dari pemberdayaan kaum dhu’afa?

15.Bagaimana peran yayasan dalam pemberdayaan kaum dhu’afa dalam aspek

kognitif?

Jabatan : Tgl/hari/tempat wawancara :

1. Berapa jumlah keseluruhan anak yang mendapatkan pendidikan disini baik yang mukim maupun non mukim?

2. Apakah ada kriteria/syarat khusus bagi anak-anak yang tinggal disisni? 3. Berapa jumlah tutor/pendamping anak-anak disetiap asrama?

4. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di yayasan griya yatim dan dhu’afa?

5. Apa tujuan program dan kegiatan yayasan griya yatim dan dhu’afa?

6. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan kaum dhu’afa menurut bapak?

7. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhu’afa khususnya

dibidang pendidikan/pelatihan keterampilan?

8. Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhu’afa khususnya dibidang pendidikan/pelatihan

keterampilan?

9. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program

pemberdayaan kaum dhu’afa khususnya dibidang pendidikan/pelatihan

keterampilan?

10.Bagaimana strategi pelaksanaan pemberdayaan kaum dhu’afa khususnya

dibidang pendidikan/pelatihan keterampilan?

11.Siapa saja yang menjadi sasaran pemberdayaan serta berapa batasan umurnya khususnya dibidang pendidikan/pelatihan keterampilan?

12.Apa hasil yang dicapai anak-anak selama melaksanakan program pendidikan/pelatihan keterampilan?

13.Bagaimana peran yayasan dalam pemberdayaan kaum dhu’afa dalam aspek

kognitif?

14.Apakah ada perubahan yang bapak ketahui dari anak-anak didik selama melaksanakan program pendidikan/pelatihan keterampilan?

Nama :

Jabatan :

Tgl/hari/tempat :

1. Sudah berapa lama bapak/ibu di yayasan griya yatim dan dhu’afa?

2. Bagaimana metode pembelajaran yang diterapkan?

3. Berapa jumlah keseluruhan anak yang mendapatkan pendidikan disini baik yang mukim maupun non mukim?

4. Apa saja program dan kegiatan yang ada di yayasan griya yatim dan dhu’afa?

5. Apa tujuan program dan kegiatan tersebut?

6. Apa dan bagaimana pemberdayaan kaum dhu’afa menurut bapak/ibu?

7. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan kaum dhu’afa menurut bapak/ibu?

8. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhu’afa melalui

pendidikan/pelatihan keterampilan ?

9. Apakah pendidikan/pelatihan keterampilan ini berpengaruh buat anak-anak? 10.Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program

pemberdayaan kaum dhu’afa?

11.Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program

pemberdayaan kaum dhu’afa?

12.Bagaimana strategi pelaksanaan pemberdayaan kaum dhu’afa?

13.Siapa saja yang menjadi sasaran pemberdayaan serta berapa batasan umurnya?

14.Apa hasil yang dicapai dari pemberdayaan kaum dhu’afa melalui

pendidikan/pelatihan keterampilan?

15.Bagaimana perkembangan mereka dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik?

16.Apa harapan bapak/ibu terhadap anak-anak didik kedepannya dengan adanya pendidikan/pelatihan keterampilan?

Jabatan :

Tgl/hari/tempat :

1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini? 2. Tau yayasan ini dari siapa?

3. Kamu asalnya dari mana?

4. Orang tua kamu masih ada? Dan tinggal dimana? 5. kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana? 6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?

7. Bagaiman menurut kamu dengan adanya pemberdayaan ini? 8. Kegiatan apa saja yang kamu ikuti selain sekolah?

9. Bagaimana kegiatan pendidikan yang diberikan yayasan? 10.Menurut kamu bagaimana pelaksanaan kegiatan di yayasan?

11.Apa saja yang menjadi faktor penghamabat dalam pelaksanaan kegiatan? 12.Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan? 13.Selama kamu tinggal di yayasan ada kemajuan/perubahan tidak?

14.Apa hasil yang dicapai program tersebut? 15.Apa rencana kamu setelah keluar dari sini?

Nama : Bpk Tarjuni

Jabatan : Wakil Direksi

Tgl/hari/tempat : 20 mei 2014, selasa, kantor yayasan

1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya yayasan griya yatim dan dhuafa?

Sejarah singkatnya bermula tahun 2008 itu dulunya itu bernama lembaga yayasan biasa lalu kita pisah di tahun 2009 dengan nama yayasan griya yatim dan dhuafa, awal mulanya di tahun 2008-2009 kita melihat keterbelakangan anak-anak yang ada dikampung dadap dibelakang BSD, banyak sekali yang putus sekolah, pertama kalinya 5 anak asuh kemudian berkembang jadi 15 anak, pada tahun 2009 kita buka di bintaro berganti nama dan berganti logo yang tadinya warna hijau gambar pelangi menjadi gambar rumah dan ada tulisan GYD nya.

2. Apa yang menjadi tujuan utama yayasan griya yatim dan dhuafa?

Tujuan awalnya adalah sosial, kita ingin memberikan yang terbaik dan bermanfaat kepada masyarakat khususnya masyarakat sekitar, karena ditengah-tengah perumahan elit masih ada anak-anak yang putus sekolah karena keterbatasan mereka, lalu kita masukkan program-program salah satunya program pemberdayaan.

3. Apa yang menjadi visi dan misi yayasan griya yatim dan dhuafa?

Yaitu dengan menjadi organisasi sosial terdepan untuk mewujudkan masa depan yatim dan dhuafa, misinya ada 4 poin yang pertama pemberdayaan potensi yatim dan dhuafa, kedua menjadi fasilitator yang memiliki integritas, ketiga menjadi organisasi yang professional dan modern, keempat menjadi organisasi yang lebih peduli terhadap lingkungan hidup.

4. Berapa jumlah keseluruhan anak yang mendapatkan pendidikan disini baik yang mukim maupun non mukim?

5. Berapa jumlah tutor/pendamping anak-anak disetiap asrama?

Kalau untuk tutor setiap asrama ± 3 yang dari internal GYD diantaranya ketua asrama. Ibu asrama, dan customer servis, disana kita juga mengadakan kerja sama kepada mahasiswa-mahasiswa khususnya yang memang mau mengabdikan dirinya untuk berbagi ilmu kepada anak-anak

6. Apa saja program dan kegiatan yang ada di yayasan griya yatim dan dhuafa?

Kalau dipendidikan kita ada beberapa program diantaranya sekolah gratis kemudian basis memberikan beasiswa kepada anak-anak yang berprestasi kemudian gema (generasi mandiri yatim dhuafa) yang ada dilingkungan asrama saja, sedangkan untuk keterampilannya kita ada program pekan (pelatihan keterampilan untuk anak yatim dan dhuafa), lalu ada program si mantap (aksi dhuafa mandiri bangkit dan produktif), masih ada lagi pelatihan yang lain seperti pelatihan bengkel, pelatihan tata boga, ini salah satu bentuk pelatihan yang sudah berjalan.

7. Apa tujuan program dan kegiatan tersebut?

Program besar kita ada pendidikan, sosial, pemberdayaan, kemanusiaan, dan kesehatan, tujuan masing-masing program itu dengan hadirnya GYD memberikan spirit dan manfaat kepada umat sesuai dengan slogan kita care and integrity, salah satu jargon kita adalah masa depan mereka adalah tanggung jawab kami, intinya kalau kita mengambil pepatah dari bahasa arab sebaik-baiknya manusia yang bisa memberikan manfaat kepada yang lainnya.

8. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan kaum dhuafa menurut bapak?

Pemberdayaan kaum dhuafa adalah memberikan pembekalan diri yang tujuan akhirnya adalah kemandirian, jadi pemberdayaan kalau tidak ada kemandirian bukan disebut dengan pemberdayaan, optimalisasinya adalah dengan cara membina, mendidik sampai menghasilkan kemandirian, jadi tujuan akhirnya adalah kemandirian.

9. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhuafa?

Pelaksanaan program ada beberapa pelaksanaan yang pertama dengan metode klasikal artinya dengan pembelajaran dikelas, yang kedua dengan metode praktek artinya langsung terjun kelapangan.

10.Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhuafa?

Salah satu faktor penghambat yaitu orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti orang-orang yang kita beri modal tidak dimanfaatkan dengan baik, disini lah penghambatnya oleh karena itu kita akan memperbaiki system pemberian modal, jadi sebelum kita memberikan pemberdayaan modal kepada mustahik adanya peraturan yang akan kita tentukan sehingga tidak terulang lagi kejadian seperti itu.

11.Apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhuafa?

Faktor pendukungnya dipemberdayaan ini adalah peran aktif masyarakat, dari masyarakat itu kan ada yang bagus dan ada yang tidak bagus, salah satu masyarakat yang bagus ini bisa jadi faktor pendukung kita terhadap program-program kita sehingga bisa memberikan yang terbaik, system kontroling juga tetap jalan ini juga bisa mendukung dari pemberdayaan itu sendiri, dengan kontroling yang bejalan baik para penerima modal yang baik bisa menghasilkan kebutuhan mereka sendiri.

12.Bagaimana strategi pelaksanaan pemberdayaan kaum dhuafa?

Strategi pelaksanaan pemberdayaan awal mulanya kita mendata para pedagang-pedagang kecil melalui program warung binaan sehingga kita bisa membina warung-warung kecil kemudian kita berikan modal dengan tetap mengontrol.

13.Siapa saja yang menjadi sasaran pemberdayaan serta berapa batasan umurnya?

Sasaran pemberdayaan adalah kaum dhuafa sasaran umurnya sampai menikah sampai mempunyai usaha sendiri, untuk anak-anak yang bujangan

sampai SMP kelas 1 itu baru masuk diasrama, adapun untuk biaya pendidikan sampai kuliah tetap kita biayai.

14.Apa hasil yang dicapai dari pemberdayaan kaum dhuafa?

Ada beberapa warung yang sudah bisa mandiri, bisa dilihat ada beberapa alfa mart dan indomart dikampung-kampung dia masih bisa eksis untuk tetap menjalankan usaha warungnya.

15.Bagaiman peran yayasan dalam pemberdayaan kaum dhuafa dalam aspek kognitif?

Peran yayasan sangat besar untuk pemberdayaan kaum dhuafa sampai hari ini masih ada program yang kita rencanakan

16.Apa perubahan yang bapak ketaahui dari anak-anak didik?

Perubahan dari anak-anak didik itu Alhamdulillah signifikan karena kami tahu dari beberapa anak itu mulai masuk sampai sekarang yang bisa membantu kami diyayasan, sekarang dia menjadi IT di sini, tahun ini ada 3 perempuan semua, secara garis besar bisa memberikan kebanggaan untuk yayasan khususnya kami disini

Nama : Bpk Nasrulloh

Jabatan : Operational Manager

Tgl/hari/tempat : 22 mei 2014, kamis di kantor yayasan

1. Berapa jumlah keseluruhan anak yang mendapatkan pendidikan disini baik yang mukim maupun non mukim?

Kalau penerima manfaat kita dari semenjak kita berdiri itu sudah lebih dari 20 ribu tapi kalau yang saat ini yang masih rutin yang mendapatkan pendidikan keasramaan maupun non asrama ± sekitar 1000 anak saat ini karena jumlah ini akan bertambah terus dengan seiring perkembangan kita maka seiring itu pula lah penerima manfaat kita akan terus bertambah

2. Apakah ada kriteria/syarat khusus bagi anak-anak yang tinggal disini?

Ada karena kita ada standarisasinya terutama khususnya anak asuh yang mukim, yang pertama kalau diasrama memang kita batasi kuantitinya jadi persentasinya 60% untuk anak yatim piatu sedangkan 40% dhuafa, yang kedua untuk anak asuh yang di mukimkan terutama penerimaannya maksimal SMP kelas 1 atau umur 13 tahun jadi anak yang masuk ke dalam asrama minimal umurnya di bawah 13 tahun artinya kalau di atas 13 tahun kita bisa terima berarti dia non mukim, karena usia dibawah 13 tahun karakteristik mereka masih bisa dibentuk dan lebih mudah untuk diarahkan dari pada anak SMP yang sudah di atas kelas 2 karena mereka sudah terlalu banyak terkontaminasi dengan lingkungan

3. Berapa jumlah tutor/pendamping anak-anak disetiap asrama?

Minimal untuk dicabang selalu kita siapkan untuk mereka 2 orang pendamping diantaranya ada kepala asrama dan ibu asrama, mereka yang kita percaya untuk betul-betul menjadi orang tua asuh pengganti yang cenderung mereka tidak punya orang tua baik bapak maupun ibu, mereka menggantikan posisi orang tua anak-anak di asrama, kalau tenaga pengajar

guru les dari lingkungan sekitar asrama untuk membantu kepala asrama atau ibu asrama

4. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di yayasan griya yatim dan dhuafa?

Kalau sarana dan prasarana sebetulnya kita cenderung ingin memenuhi semua kebutuhan yang memang dibutuhkan oleh anak-anak khususnya kebutuhan untuk pendidikan jadi kebutuhan apapun kita akan penuhi tapi kalau standarisasi biasanya kita untuk perkakas alat elektronik kita penuhi kebutuhannya. Anak-anak asuh kita yang di asrama semua kebutuhannya dari sandang,pangan dan papan kita penuhi tanpa ada pungutan biaya apapun

5. Apa tujuan program dan kegiatan yayasan griya yatim dan dhuafa?

Kalau tujuan program kita melihat dari visi misi adalah menjadi organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan masa depan yatim dan dhuafa artinya setiap apapun kegiatan yang kita kaitkan dengan masyarakat baik masyarakat yang mau mendonasikannya ataukah mereka yang menerima manfaat tujuannya adalah ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak binaan kita karena mereka yang tadinya menerima manfaat, justru nantinya akan memberikan manfaat untuk orang-orang lain, makanya kita selalu berkelanjutan programnya, artinya setelah menjalankan program-program yang ada atau anak-anak binaan sudah mencapai tingkat SMA dan seterusnya, kita ada program beasiswa ini semua diperuntukkan anak-anak baik yang mukim maupun non mukim, setelah anak binaan selesai kuliah ada yang namanya program SI MANTAP (aksi dhuafa mandiri bangkit dan produktif) untuk usaha atau kami sedang menyiapkan LEC (life skill & education center) untuk memberikan kemandirian untuk mereka.

6. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan kaum dhuafa menurut bapak?

Pemberdayaan menurut saya untuk kaum dhuafa adalah bagaimana kita sebagai organisasi sosial yang peduli terhadap kaum-kaum dhuafa dan khususnya anak-anak yatim, kita memberikan kemampuan untuk mereka atau

bangkit potensinya dan bisa menjadi sesuatu yang bisa menanggung kehidupan mereka dan bisa menjadi sesuatu yang membanggakan buat mereka

7. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhuafa khususnya dibidang pendidikan/pelatihan keterampilan?

Kita ada yang namanay program PEKAN (pelatihan keterampilan untuk anak yatim dan dhuafa) dalam proses pemberdayaan ini kita sudah banyak pelatihan yang kita gulirkan, dulu pernah ada yang namanya pelatihan memasak buat kaum dhuafa khususnya dari orang-orang tua anak yang kita asuh mereka yang cenderung tidak mampu kita berikan pelatihan memasak, pelatihan memasak bukan saja hanya bisa memasak di dapur tetapi memasak yang produktif misalkan membuat kue, kemudian kita juga pernah melakukan pelatihan teknisi HP buat kaum dhuafa khususnya bagi mereka-mereka yang cenderung pengangguran atau mereka-mereka yang anak remaja yang baru putus sekolah yang statusnya memang membutuhkan, sehingga selesai pelatihan tersebut mereka sudah memiliki keahlian dan mereka bisa berusaha di teknisi HP, terakhir yang belum lama ini kita pelatihan montir bekerjasama dengan AHAS di solo itu selama 3 bulan jadi anak-anak asuh kita montirkan dan keluar mereka sudah siap menjadi montir-montir handal, itu dengan rekomendasi dari AHAS sendiri.

8. Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhuafa khususnya dibidang pendidikan/pelatihan keterampilan?

Kalau faktor penghambat sebetulnya yang paling menghambat adalah waktu, saat ini memang kita sudah punya rencana kedepan kita akan mendirikan LEC (life skill &education center) untuk menjadi pusat pelatihan karena kita akan memberikan pelatihan dengan konsen, kalau seandainya kita melakukan pelatihan teknisi handphone hanya waktu sebulan tentu akan berbeda dengan pelatihan yang kita berikan waktu selama 3 bulan otomatis matengnya akan

kendala adalah motivasi dari mereka yang membutuhkan keahlian, terkadang motivasi mereka sangat minim sekali sehingga kita betul-betul harus bekerja ekstra keras untuk memberikan motivasi, bukan hanya memberikan pelatihan kepada mereka jadi kita juga harus memberikan motivasi buat mereka untuk bisa berubah.

9. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaa program pemberdayaan kaum dhuafa khususnya dibidang pendidikan/pelatihan keterampilan?

Kalau faktor pendukung Alhamdulillah kita banyak, yang petama tentu dari

Dokumen terkait