• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

7. Harga Pokok Produksi

Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva (asset), tetapi apabila selama tahun berjala aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban (expense) (Witjaksono, 2013:16). Harga pokok produksi bisa diartikan sebagai semua biaya produksi yang digunakan untuk memproses suatu bahan baku sampai barang jadi dalam suatu periode tertentu. Harga pokok produksi mempunyai perananyang penting dalam pengambilan keputusan perusahaan seperti menerima pesanan atau menolak pesanan. Informasi mengenai harga pokok produksi menjadi dasar manajemen untuk menentukan harga jual produk (Prasiti, et al, 2016:18).

Menurut Ilham (2013) harga pokok produksi adalah elemen penting untuk menilai keberhasilan dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok produksi yang diproduksikan dalam satu periode tertentu.

Harga pokok produk si adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah produk dalam proses awal dan dikurang produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir (Bustami dan Nurlela, 2010:49).

Menurut Samryn (2012:378) Harga pokok produksi menunjukkan total harga perolehan barang yang dihasilkan dalam proses produksi dalam satu periode akuntansi. Jika tidak terdapat

persediaan awal dan persediaan akhir barang dalam proses maka harga pokok produksi secara sederhana terbentuk dari pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya overhead. Harga pokok produksi merupakan jumlah keseluruhan biaya yang ditrasfer mulai dari departemen produksi sampai kepada gudang barang jadi, biaya ini akan membentuk sistem biaya paralel (Garison, et al , 2013:29).

Jadi, harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau sutu produk yang dilakukan selama periode tertentu :

a. Unsur-unsur Harga pokok produksi

Unsur – unsur yang terdapat dalam penentuan Harga Pokok Produksi terdiri dari:

1) Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan bagian integral dari produk yang diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung (direct materials cost). Misalnya papan atau kayu pada perusahaan produsen mebel. Biaya bahan langsung ini dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yng diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan kepada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap produk (Rainborn, 2011, p.52).

Christy, et al (2016:1553) menyatakan Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk. biaya bahan baku adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pada awal proses produksi sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, biaya angkut, penyimpanan dan lain- lain.

Garisson, et al (2013:26) Bahan Baku adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. bahan baku berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan

produk jadi. Biaya Bahan Baku dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

a) Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biasanya dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. (Garisson, et al, 2013:26).

Bahan baku langsung (direct raw material) adalah bahan yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi. Bahan baku yang menjadi komponen utama barang jadi merupakan bahan baku langsung karena bahan itu dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi. Contohnya, kayu untuk pembuatan perabot, kain untuk pembuatan baju dan kulit untuk pembuatan sepatu. Biaya bahan baku lansung (direct raw material cost) adalah biaya untuk bahan baku langsung yang dipakai (Riwayadi, 2014:48).

b) Bahan baku tidak langsung (inderect material)

Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang tidak terlalu bermanfaat dan berpengaruh secara signifikan dalam produk jadi dan dimasukan kedalam overhead pabrik (Garisson, et al, 2013:26).

Perhitungan harga pokok bahan baku langsung, semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan baku langsung harus menjadi komponen harga pokok bahan baku, seperti harga beli, diskon pembelian, ongkos angkut pembelian, asuransi bahan baku yang dibeli, biaya pembelian, biaya gudang dan biaya akuntansi. kita perlu menerapkan konsep biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk menghitung harga pokok bahan baku (Riwayadi, 2014:49).

Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan yang siap untuk diolah,

merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Oleh karena itu, harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya-biaya pesan (older costs), biaya penerimaan pembongkaran, pemeriksaaan, asuransi, pergudangan, dan biaya akuntansi bahan baku, merupakan unsur-unsur biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Didalam praktik, pada umumnya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok. Hal ini dilakukan karena pembagian biaya pembelian kepada masing-masing jenis bahan baku dalam faktur seringkali memerlukan biaya akuntansi yang mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang diperoleh. Sebagai akibatnya, biaya-biaya yang dilekuarkan untuk memperoleh bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah, pada umumnya diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

Apabila dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan tuanai (cash discount), maka potongan tunai ini diperlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli. Seringkali didalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing-masing jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan

terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai berikut (Mulyadi, 2009:281):

(1) Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli

Apabila biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dapat didasarkan pada:

(a) Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli

(b) Perbandingan harga faktur jenis bahan baku yang dibeli

(c) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka

(2) Biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

Dengan cara ini, biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan yang dikeluarkan selama satu tahun ditaksir. Jumlah taksiran biaya angkutan ini diperhitungkan sebagai biaya overhead pabrik dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik. Biaya angkutan yang ssungguhnya dikeluarkan kemudian dicatat dalam sebelah debit rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Perhitungan biaya bahan baku (Mulyadi, 2009:292) adalah Biaya Bahan Baku = Kuantitas Bahan X Harga Perunit Bahan Baku. Penilaian persediaan akhir bahan baku (Bustami dan Nurlela (2010:194), dengan menggunakan metode fisik, pada

metode ini penerimaan dan pengeluaran bahan baku akan dicatat dalam akun persediaan bahan baku. Sedangkan, jika terjadi pembelian bahan baku akan dicatat dalam akun pembelian bahan baku. Jumlah persediaan tidak dicatat secara terus menerus, melainkan hanya pada setiap akhir periode akuntansi.

Jumlah persediaan dapat diketahui saat dilakukan perhitungan fisik atau saat stock opname.

Cara perhitunganya:

Persediaan awal bahan baku xx

Pembelian bahan baku xx

Bahan baku siap digunakan xx

Persediaan akhir bahan baku xx

Biaya bahan baku yang digunakan xx

2) Biaya Tenaga Kerja

Mulyadi (2009:319) tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. sedangkan biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.

Biaya tenaga kerja merupakan kontribusi seorang pekerja kedalam proses produksi, dalam banyak organisasi manufaktur dan jasa, biaya tenaga kerja ini mempunyai peranan yang penting, karena biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap biaya produksi suatu produk, untuk itu biaya tenaga kerja membutuhkan pengukurab, pengendalian dan anlisis yang sistematis. (Bustami dan Nurlela. 2010:207).

Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih manusia untuk menghasilkan suatu produk dan jasa tertentu. biaya tenaga kerja merupakan pembayaran tenaga kerja sebagai penggunaan jasa untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. biaya tenaga kerja

merupakan kontribusi seorang pekerja kedalam proses produksi (Rainborn dan Kinney, 2011:207)

Biaya tenaga kerja dalam persahaan manufaktur menurut bastian Bustami dan Nurlela (2010:207) terbagi 2 yaitu:

a). Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri kepada produk yang dihasilkan, merupakan biaya utama untuk mengahsilkan suatu produk atau jasa tertentu, dan secara langsung diidentifikasi kepada produk.

b). Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung

Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung merupakan biaya tenga kerja selain biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan produk atau jasa tertentu. Berikut rumus biaya tenaga kerja langsung sebagai berikut (Mulyadi, 2009:321):

BTKL = Tarif Upah x Jam Kerja Karyawan

3) Biaya Overhead Pabrik

Bastian Bustami dan Nurlela(2010:227) Overhead pabrik adalah bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung lainnya yang tidak dapat ditelusri secara langsung keproduk selesai atau tujuan akhir biaya.

Biaya Overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung produk. jika dikaitkan dengan konsep biaya tidak langsung, biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi yang tidak dapat secara mudah ditelusuri ke produk. (Riwayadi, 2016:69)

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk perlu dipertimbangkan guna mengetahui jumlah yang sewajarnya

dibebankan kepada produk. dua karakteristik yang perlu dipertimbangkan adalah:

a). Hubungan Overhead Pabrik dengan Produk atau Volume Produksi

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk perlu diperhitungkan karena overhead pabrik adalah bagian dari biaya produk, tetapi pembebanan biaya overhead pabrik sulit diperhitungkan karena biaya tersebut tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

b). Overhead Pabrik berurusan dengan elemen – elemen biaya yang berhubungan dengan perubahan biaya overhead pabrik terhadap perubahan volume produksi

Apabila overhead pabrik tersebut dihubungkan dengan perubahan volume produksi maka biaya overhead pabrik dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel (Bustami dan Nurlela, 2010:227).

Tarif biaya overhead pabrik = Anggaran biaya overhead pabrik Dasar pembebanan

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahna baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya yang tidak termasuk dalam biaya overhead pabrik antara lain:

a) Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti upah untuk pengawas, mandor, mekanik, tukang reparasi, dan sebagainya.

b) Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan tetapi kuantitasnya amat kecil dan tidak dapat ditelusuri keberadaannya pada barng jadi.

c) Biaya penyusutan gedung pabrik dan mesin pabrik (Witjaksono, 2013:17).

b. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Manfaat informasi harga pokok produksi menurut Mulyadi (2009:39-42)

1) Menentukan Harga Jual

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang. dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertenu untuk menghasilkan informasi biaya produksi satuan produk.

2) Menghitung laba Rugi Bruto Periode Tertentu

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk. informasi laba atau rugi diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.

3) Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam proses yang disajikan dalam Neraca

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. didalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi setiap periode. Berdasakan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan, neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. biaya produksi yang melekat pada

produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disdajikan delam neraca sebagai harga pokok persediaan dalam proses.

4) Memantau Realisasi Biaya Produksi

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi biaya produksi sesuai dengan perhitungan sebelumnya.

c. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2009:17) metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur – unsur biaya kedalama kos produksi. dalam memperhitungkan unsur- unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat 2 pendekatan yaitu:

1) Metode Full Costing

Metode full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variable maupun tetap. dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdapat dari unsur- unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik xx

Biaya produksi xx

Barang dalam proses awal xx

Harga produksi sebelum disesuaikan xx Barang dalam proses akhir (xx)

Harga pokok produksi xx

Biaya produksi Yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variable, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum).

2) Metode Variable Costing

Metode variable costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berlaku variable kedalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. Dengan demikian biaya produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut:

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik xx

Biaya Produksi xx

Biaya produksi yang dihitung dengan pendekatab variable costing terdiri dari 2 unsur biaya produksi variable (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya produksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap ( Biaya overhead tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

d. Metode pengumpulan Harga Pokok Produksi

Pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: produksi atas dasar pesanan dan produksi masa.

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan antara lain adalah perusahaan percetakan, perusahaan mebel, perusahaan dok kapal.

perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persedian digudang. Umumnya produknya berupa produk standar. Contoh perusahaan yang berproduksi masa antara lain adalah perusahan semen, pupuk, makanan ternak, bumbu masak, dan tekstil (Samryn, 2012, p.379)

Dokumen terkait