• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan (Dewi, et al, 2015: 21). Menurut Purwaji, et al (2016: 40), harga pokok produksi adalah pembebanan biaya pada objek biaya (produk) untuk tujuan tertentu dan dapat dilakukan dengan cara meyertakan seluruh unsur biaya produksi atau hanya unsur biaya variabel.

Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Firmansyah (2013: 59) menegaskan bahwa dalam akuntansi yang konvensional terdapat tiga komponen harga pokok produksi yaitu:

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku yang dipakai selama produksi untuk menghasilkan barang atau produk jadi. Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji dan upah untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Biaya ini timbul karena adanya pemakaian tenaga kerja untuk mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya overhead pabrik timbul karena adanya pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dan kemudahan lain.

Pengumpulan harga pokok produksi ditentukan oleh bagaimana perusahaan dalam melakukan produksinya. Secara umum, metode produksi pada perusahaan terbagi menjadi dua jenis yaitu produksi berdasarkan pesanan dan produksi massal. Terdapat dua metode pengumpulan harga pokok produksi untuk kedua jenis produksi tersebut. Dua metode pengumpulan harga pokok produksi yang dimaksud ialah job order costing dan process costing (Firmansyah, 2013: 60)

1. Job Order Costing

Job order costing adalah suatu sistem akuntansi yang melakukan

penelusuran biaya pada unit individual, kontrak, atau kumpulan produk yang spesifik. Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dengan harga pokok produksi per unit dihitung dengan cara membagi total biaya produksi pesanan dengan jumlah unit produksi atas pesanan tersebut.

Job order costing memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) Sifat

produksi terputus-putus, 2) Jika pesanan yang satu diselesaikan, proses produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan selanjutnya, 3) Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan yang berisikan spesifikasi atau rincian tiap-tiap pesanan (Firmansyah, 2013: 61)

Process costing adalah metode perhitungan harga pokok produk

dengan cara mengumpulkan biaya-biaya dalam satu periode tertentu dan membagikannya dengan jumlah unit produksi pada periode tersebut. Pada metode ini, produk yang dihasilkan merupakan produksi massal yang bersifat homogen (Firmansyah, 2013: 76)

Menurut Widilestariningtyas, et al (2012: 38), Process costing memiliki beberapa karakteristik yakni: 1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar, 2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama, 3) Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya peruntah produksi yang berisi rencana produksi standar untuk jangka waktu tertentu.

Penentuan Biaya Produksi

Menurut Firmansyah (2013), terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi, yaitu:

1. Metode Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi

yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian, menurut metode full costing, harga pokok produksi terdiri atas unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik

tetap, ditambah dengan biaya non produksi seperti biaya pemasaran, biaya administrasi, dan umum.

Biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.

Penentuan biaya produksi (full costing):

Biaya bahan baku Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Biaya Produksi Rp xxx

2. Metode Variable Costing

Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya variabel yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead variabel, pada harga pokok produk. Pada metode ini, biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya periodik (period cost), biaya tersebut diakui sebagai biaya dalam periode terjadinya, sehingga tidak melekat pada produk yang belum laku terjual (persediaan). Seluruh biaya overhead tetap ini akan dilaporkan dalam laporan laba rugi periode tersebut sehingga mengurangi pendapatan pada periode itu.

Penentuan biaya produksi (variable costing):

Biaya bahan baku Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Biaya Produksi Rp xxx

Penentuan Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi diperoleh dengan cara menambahkan persediaan barang dalam proses awal periode dengan total biaya produksi dan dikurangkan dengan persediaan barang dalam proses akhir periode (Dunia, et al, 2019: 42). Menurut Lanen, et al (2017:73), harga pokok produksi ditentukan dengan rumus seperti berikut.

Penentuan harga pokok produksi:

Persediaan awal barang dalam proses Rp xxx Ditambah:

Total Biaya produksi xxx Dikurangi:

Persediaan akhir barang dalam proses (xxx) Harga Pokok Produksi Rp xxx Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama

Menurut Dunia et al ( 2012: 158), produk bersama (joint product) adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara simultan melalui serangkaian proses tertentu dimana setiap produk yang dihasilkan mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti. Bahan baku dimasukkan dalam proses produksi, dan biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung akan terjadi dan dibebankan selama periode menjelang waktu atau titik pisah (split-off point). Biaya – biaya yang terjadi sampai dengan waktu atau titik pisah disebut sebagai biaya bersama (joint cost).

Penentuan harga pokok atas elemen – elemen dari produk bersama adalah masalah utama dalam akuntansi produk bersama. Oleh karena itu suatu metode alokasi harus ditetapkan untuk mengalokasikan biaya – biaya berdasarkan basis yang layak agar dapat menentukan harga pokok atas elemen produk bersama dengan tepat. Dunia et al (2012: 158) menyatakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama pada masing-masing elemen produk. Beberapa metode yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode Nilai Pasar

Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama pada berbagai jenis produk yang dihasilkan secara simultan dengan dasar pemikiran bahwa terdapat hubungan erat antara biaya dan harga jual. Dalam penerapan nilai pasar terdapat dua variasi dari kondisi produk bersama tersebut

a. Nilai Pasar Produk Bersama Diketahui pada Titik Pisah

Metode nilai pasar mengalokasikan biaya bersama pada berbagai jenis produk berdasarkan nilai pasar relatif dari masing – masing produk. Dengan demikian semua elemen pada produk bersama akan memperoleh laba bruto dengan persentase yang sama terhadap penjualan dari masing – masing elemen produk tersebut.

Alokasi biaya bersama untuk masing - masing produk = ______Jumlah biaya bersama______

Jumlah nilai pasar dari semua produk x

Jumlah nilai pasar dari masing-masing produk

b. Nilai Pasar Produk Bersama Tidak Diketahui pada Titik Pisah

Pada kondisi ini, biaya bersama dialokasikan menggunakan nilai pasar hipotesis pada titik pisah. Nilai pasar hipotesis pada titik pisah dapat diperoleh dengan cara mengurangi tambahan biaya pengolahan yang dikeluarkan setelah titik pisah dari nilai pasar untuk setiap produk jadi.

Nilai pasar hipotesis = Nilai Pasar – Biaya Proses Lanjutan Alokasi biaya bersama untuk masing - masing produk = __Jumlah biaya bersama__

Jumlah nilai pasar hipotesis x

Jumlah nilai pasar hipotesis dari masing-masing produk 2. Metode Unit Fisik

Metode ini mengalokasikan biaya bersama (joint cost) pada produk – produk dengan menggunakan ukuran unit atau fisik sebagai basis alokasi. Ukuran fisik dapat dinyatakan dalam satuan berat, volume, dan lainnya. Alokasi biaya bersama untuk masing - masing produk =

Jumlah unit masing masing produk

Jumlah unit dari seluruh produk x Biaya bersama

3. Metode Biaya per Unit Rata – rata Biasa Metode ini mempunyai dua asumsi yaitu:

a. Bahwa semua produk dihasilkan dalam suatu proses yang sama b. Bahwa semua produk adalah homogen dan menimbulkan biaya yang

Pada metode ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan biaya per unit:

Biaya per Unit =Total Biaya Bersama Total Unit Produksi

Selanjutnya melakukan alokasi biaya pada setiap produk berdasarkan rumus berikut:

Alokasi biaya bersama =

Biaya per unit x Jumlah unit dari masing – masing produk

Dokumen terkait