• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan harga jual produk menurut Cost Plus Pricing dengan pendekatan Full Costing studi kasus pada produksi tahu Bpk Sumadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentuan harga jual produk menurut Cost Plus Pricing dengan pendekatan Full Costing studi kasus pada produksi tahu Bpk Sumadi"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK MENURUT COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING Studi Kasus pada Produksi Tahu Bpk Sumadi. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi. Oleh: Billy Stevan Saleky NIM: 162114109. PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK MENURUT COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING Studi Kasus pada Produksi Tahu Bpk Sumadi. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi. Oleh: Billy Stevan Saleky NIM: 162114109. PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (Mazmur 37: 3 – 4). Kupersembahkan untuk: Tuhanku Yesus Kristus, Papaku Alex dan Mamaku Nia, Kakakku Willy, Kakakku Tiven, Adikku Lio, dan Kekasihku Cindy Saragih.. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………........... ii. HALAMAN PENGESAHAN …………………………………….…........ iii. HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iv. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ……….…. v. HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……....... vi. HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………………... vii. HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………….. viii. HALAMAN DAFTAR TABEL …………………………………………. xi. HALAMAN DAFTAR GAMBAR………………………………………. xii. ABSTRAK ………………………………………………………………... xiii. ABSTRACK …………………………………………………………….... xiv. BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………..……... 1. A. Latar Belakang ……………………………………..…….. 1. B. Rumusan Masalah …………………………………..……. 5. C. Tujuan Penelitian ……………………………………..….. 6. D. Manfaat Penelitian ………………………………..…….... 6. viii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II. BAB III. BAB IV. BAB V. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………... 7. A. Akuntansi Biaya …..…………………………..…………. 7. B. Biaya ………….………………………………………….. 8. C. Harga Pokok Produksi ………………………………….... 14. D. Harga Pokok Penjualan ………………………………….. 22. E. Harga Jual ………………………………………………... 22. F. Penelitian Terdahulu ……………………………………... 27. METODE PENELITIAN ...…………………………………. 30. A. Desain Penelitian ...………………………………………. 30. B. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………. 30. C. Subyek Penelitian ……….……………………………….. 30. D. Data Penelitian ………………………………………….... 31. E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 31. F. Teknik Analisis Data …………………………………….. 32. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……………………. 36. A. Sejarah Perusahaan ………………………………………. 36. B. Tujuan Perusahaan ……………………………………….. 37. C. Proses Produksi …...…………………………………….... 38. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………….. 43. A. Deskripsi Data ………………………………………...…. 43. B. Analisis Data …….……………………………………….. 45. C. Pembahasan …………………………………………….... 72. ix.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENUTUP ……………………………………………………. 76. A. Kesimpulan ………………………………………………. 76. B. Keterbatasan Penelitian ………………………………….. 77. C. Saran ……………………………………………………... 77. DAFTAR PUSTAKA……………………...……………………………... 78. LAMPIRAN ………………………………………………………………. 81. BAB VI. x.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.. Produksi Aktual Bulan Mei 2020 …..…………………..……... 44. Tabel 2.. Biaya Produksi Bulan Mei menurut Perusahaan …………….... 48. Tabel 3.. Aktiva Perusahaan yang Didepresiasi per Tahun untuk Tahun 2020 ………………………………………………………….... 54. Tabel 4.. Biaya Depresiasi per Bulan untuk Bulan Mei 2020 …………... 54. Tabel 5.. Harga Pokok Produksi menurut Full Costing ……………….... 63. Tabel 6.. Perbandingan Harga Pokok Produksi Bulan Mei 2020 menurut Perusahaan dan menurut Full Costing ………………. Tabel 7.. 73. Perbandingan Taksiran Harga Jual Tahu Putih Bulan Juni 2020 menurut Perusahaan dan menurut Cost Plus Pricing ….... xi. 75.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.. Proses Produksi Produksi Tahu Bpk Sumadi …………...…... xii. 42.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK MENURUT COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING (Studi Kasus pada Produksi Tahu Bpk Sumadi). Billy Stevan Saleky NIM: 162114109. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara harga jual tiga jenis produk yakni tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong, yang ditetapkan menurut metode Produksi Tahu Bpk Sumadi dan harga jual tiga jenis produk yang ditetapkan menurut cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Penelitian ini adalahpenelitian deskriptif kuantitatif dan komparatif kuantitatif dengan desain studi kasus untuk meneliti secara langsung proses penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk pada perusahaan dan membandingkannya dengan perhitungan menurut full costing untuk harga pokok produksi, dan cost plus pricing untuk harga jual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga jual menurut metode Produksi Tahu Bpk Sumadi dan harga jual menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Perusahaan menetapkan harga jual tahu putih lebih tinggi 1,47%, harga jual tahu kuning lebih rendah 0,88%, dan menetapkan harga jual tahu pong lebih rendah 15,58%, dibandingkan menurut cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Selisih harga tersebut terjadi karena perbedaan metode penentuan harga jual menurut perusahaan dengan cost plus pricing. Perusahaan menetapkan harga jual berdasarkan harga pasar sedangkan cost plus pricing didasarkan pada perhitungan biaya dan mark up.. Kata Kunci: Harga Jual, Harga Pokok Produksi, Cost Plus Pricing, Full Costing.. xiii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACK. DETERMINANT OF PRODUCT SELLING PRICE BASED ON COST PLUS PRICING WITH THE FULL COSTING APPROACH (A Case Study at Produksi Tahu Bpk Sumadi). Billy Stevan Saleky Student ID Number: 162114109. The purpose of this study was to determine whether there were differences between the selling prices of three types of products namely tahu putih, tahu kuning, and tahu pong, which were determined according to Produksi Tahu Bpk Sumadi method and the selling prices of three types of products determined according to cost plus pricing with the full costing approach. This research is a quantitative descriptive and quantitive comparative study with case study design to examine directly the process of determining the cost of goods manufactured and selling prices of products by the company and comparing them with calculations according to full costing for the cost of goods manufactured, and cost plus pricing for the selling price. The results showed that there were differences in selling prices according to the Produksi Tahu Bpk Sumadi method and selling prices according to the cost plus pricing method with the full costing approach. The company set the selling price of tahu putih higher by 1.47%, the selling price of tahu kuning lower by 0.88%, and the selling price of tahu pong lower by 15.58%, compared to according to cost plus pricing with the full costing approach.The price difference occured because of differences between the method of price determination by the company and by cost plus pricing method. The company set product selling prices based on market prices whereas product selling price by the cost plus pricing method was based on cost and mark up calculations.. Keywords: Selling Price, Cost of Goods Manufactured, Cost Plus Pricing, Full Costing.. xiv.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang mengombinasikan sumber daya dengan tujuan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang kemudian akan dijual kepada konsumen (Tasman, et al, 2013: 3). Tujuan utama atau sasaran utama perusahaan dalam operasinya adalah untuk mengoptimalkan kekayaan atau nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Abimanyu (2012), bahwa tujuan perusahaan adalah maksimalisasi atau optimalisasi laba. Abimanyu juga menjelaskan bahwa laba (profit) adalah jumlah seluruh pendapatan dikurangi dengan jumlah seluruh biaya. Manajemen dituntut untuk melakukan optimalisasi laba untuk pemilik perusahaan (investor) dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan (Hery, 2015: 226). Di Indonesia terdapat banyak perusahaan dengan berbagai jenis usaha seperti usaha jasa, dagang, dan manufaktur. Dari sekian banyaknya jumlah perusahaan di Indonesia, Usaha Mikro Kecil (UMK) menjadi salah satu sektor usaha yang mendominasi. Menurut Badan Pusat Statistik, UMK merupakan sektor usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang berdiri sendiri dengan kriteria memiliki jumlah tenaga kerja tidak lebih dari 10 orang dengan kekayaan bersih paling besar Rp500 Juta. UMK menjadi salah satu pihak yang ikut serta berperan dalam meningkatkan ekonomi negara. 1.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Menurut data Badan Pusat Statistik, berdasarkan hasil Sensus Ekonomi tahun 2016 (SE2016),terdapat lebih dari 26 Juta UMK di Indonesia. Hasil SE2016 juga menunjukkan bahwa jumlah UMK untuk DI Yogyakarta sebanyak 521.011 UMK yang terbagi dalam 13 lapangan usaha. Data tersebut menunjukkan situasi tingginya pertumbuhan UMK yang membuat persaingan yang ada menjadi semakin ketat. Salah satu hal yang menjadi faktor pendukung tingginya pertumbuhan UMK adalah adanya perkembangan teknologi informasi yang memudahkan masyarakat untuk menjalankan bisnis UMK. Tingginya pertumbuhan UMK sebagai implikasi dari kemajuan teknologi didasarkan pada beberapa hal yakni kemudahan akses informasi, kemudahan dalam operasional bisnis seperti transaksi dan pemasaran, ketersediaan teknologi seperti mesin untuk efisiensi waktu dalam produksi, dan lain sebagainya. Salah satu jenis lapangan usaha dalam skala UMK yang saat ini banyak dibentuk khususnya di DI Yogyakarta adalah industri kuliner. Hal ini sejalan dengan data yang ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik melalui SE2016 bahwa terdapat 92.148 UMK menurut lapangan usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, termasuk industri kuliner. Kemudahan menjalankan bisnis industri kuliner juga didasarkan pada situasi bahwa pangan adalah kebutuhan primer manusia, yang berarti bahwa selalu ada banyak permintaan pangan dari masyarakat atau para konsumen..

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Situasi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk semakin berupaya meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan demi menarik minat konsumen. Perusahaan harus berupaya untuk memasarkan produknya dengan harga yang kompetitif terhadap perusahaan sejenis. Penentuan harga jual produk merupakan salah satu unsur penting dalam pemasaran. Penjualan sangat dipengaruhi oleh fungsi permintaan dan penawaran, namun untuk memperoleh keuntungan yang maksimal melalui penentuan harga jual produk yang tepat, diperlukan perhitungkan biaya dengan cermat (Siregar, et al, 2013:12). Menurut Mustofa (2018), menentukan harga produk sama pentingnya dengan merancang produk itu sendiri. Hal ini mengandung makna bahwa meskipun perusahaan mempunyai produk yang baik namun harga yang ditawarkan tidak tepat maka konsumen akan enggan untuk membeli produk tersebut. Penentuan harga yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada tingkat volume penjualan yang cenderung akan semakin kecil. Penentuan harga yang terlalu rendah juga akan berpengaruh pada tingkat laba yang akan diperoleh menjadi rendah. Manajemen harus dapat menentukan harga jual produk yang dapat menutup semua biaya dan menghasilkan laba (Siregar, et al., 2013: 12). Penentuan harga jual yang tepat, terutama pada situasi persaingan yang semakin tinggi akan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli produk perusahaan (Wardiyah, 2017: 274)..

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang dapat membantu manajemen dalam membuat rumusan strategi mengenai harga jual (Dunia, et al, 2018: 4). Akuntansi biaya membantu menentukan biaya seharusnya untuk menghasilkan satu produk, sejumlah produk, dan suatu tingkat aktivitas tertentu (Dunia, et al, 2018: 9). Dengan kata lain, salah satu tujuan akuntansi biaya adalah untuk menentukan harga pokok produksi. Harga pokok produksi adalah pembebanan biaya pada objek biaya (produk) untuk tujuan tertentu dan dapat dilakukan dengan cara menyertakan seluruh unsur biaya produksi atau hanya unsur biaya variabel (Purwaji, et al., 2016: 40). Harga jual produk yang tepat sangat bergantung pada keberhasilan dalam menentukan biaya produksi yang tepat sehingga diharapkan harga jual produk yang ditentukan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan dan mampu menghasilkan laba. (Salman, 2016:13). Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam menentukan harga pokok produksi yaitu metode full costing dan variable costing. Perbedaan kedua metode ini terdapat pada perlakuan terhadap pembebanan biaya overhead pabrik tetap. Menurut metode full costing, biaya overhead pabrik tetap dibebankan kepada harga pokok produk, sedangkan menurut metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap dibebankan pada biaya periodik, tidak dibebankan dalam harga pokok produk. Harga pokok produk yang telah ditentukan kemudian dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan harga jual produk dengan proses penentuan menggunakan metode berbasis.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. akuntansi biaya yang salah satunya yaitu metode cost plus pricing. Menurut Krismiaji (dalam Hapsari, 2019), cost plus pricing adalah metode umum dalam menentukan harga jual produk yaitu dengan cara menambahkan angka perkiraan laba atau biasa disebut mark up, pada harga pokok produksi. Namun demikian, penggunaan harga pokok produksi sebagai dasar penentuan harga jual produk masih minim diterapkan oleh UMK di Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujawerni (2016) tentang implementasi penentuan harga pokok produksi pada perusahaan di wilayah bagian Sleman, DI Yogyakarta, bahwa sebagian besar perusahaan menetapkan harga jual produknya berdasarkan pada harga pasar. Persaingan yang begitu ketat, pentingnya menentukan harga jual yang tepat, dan diikuti dengan situasi bahwa penerapan standar akuntansi biaya dalam penentuan harga produk pada UMK masih sangan minim, merupakan hal utama yang menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap salah satu UMK di Yogyakarta, dengan judul penelitian “Penentuan Harga Jual Produk Menurut Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Costing”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya maka rumusan masalah yang dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan antara penentuan harga jual produk menurut.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. perusahaan dan penentuan harga jual produk menurut cost plus pricing dengan pendekatan full costing. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara penentuan harga jual produk menurut perusahaan dan penentuan harga jual produk menurut cost plus pricing dengan pendekatan full costing D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan Yang Diteliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengevaluasi metode penentuan harga pokok produksi dan harga jual produknya 2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Penulis Penelitian ini memperluas wawasan penulis dan menjadi wadah bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperolehnya selama perkuliahan..

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dalam penelitian ini secara umum membahas mengenai akuntansi biaya, biaya,harga pokok produksi, harga pokok penjualan, dan harga jual,serta pemaparan penelitian terdahulu yang menjadi acuan penyusunan penelitian ini. A. Akuntansi Biaya Menurut Horngren (dalam Purwaji, et al., 2016: 8), akuntansi biaya adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Riwayadi (2014: 24) menyatakan bahwa: “Akuntansi biaya dapat didefinisikan. sebagai. suatu. proses. pengidentifikasian,. pendefinisian,. pengukuran, pelaporan, dan analisis berbagai unsur biaya langsung dan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan proses menghasilkan dan memasarkan produk”. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Siregar, et al (2013: 10) yang menegaskan bahwa akuntansi biaya merupakan proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitailitas, dan kinerja operasi, yang dapat membantu manajemen dalam menyusun anggaran, pengendalian, penentuan harga, penentuan laba, pemilihan alternatif dalam decision making dan pengendalian biaya dalam lingkungan teknologi maju. 7.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. Akuntansi. biaya. didefinisikan. sebagai. proses. pencatatan,. penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu serta menafsirkan hasilnya (Dewi, et al, 2015: 1). Akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya yang dibutuhkan manajemen sebagai alat untuk. menjalankan. fungsi-fungsi. manajemen,. seperti. perencanaan,. pengendalian, dan pengambilan keputusan dalam perusahaan (Purwaji, et al., 2016: 8). Hal ini sejalan dengan pandangan Widilestariningtyas, et al (2012: 2) yang menyatakan bahwa akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas-aktvitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan – keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. B. Biaya Konsep biaya adalah biaya berbeda untuk tujuan berbeda (Riwayadi, 2014: 17). Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “harga pokok produk” bergantung pada tujuan manajerial yang sedang diupayakan untuk dicapai. Hal inimengilustrasikan prinsip dan konsep biaya bahwa “biaya berbeda untuk tujuan yang berbeda”. Sebagai contoh, pihak manajemen menginginkan analisis tingkat laba yang strategis. Untuk mendukung tujuan ini, manajemen memerlukan informasi mengenai semua pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan produk tertentu. Dalam hal ini, rantai nilai harga pokok produk telah.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. sesuai karena memperhitungkan seluruh biaya yang diperlukan dalam menghitung tingkat laba strategis (Hansen, 2009: 55). Banyak ahli yang telah mendefinisikan biaya (cost), makna biaya telah berkembang sesuai dengan perkembangan pola pikir akuntan dan sejalan dengan perkembangan lingkungan bisnis dan teknologi (Kautsar, 2013: 20). Dengan kata lain, konsep biaya dan terminologinya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntansi, ekonom, dan ahli teknik. Biaya adalah pengorbanan sumber daya yang diukur dalam satuan uang, yang mana hal tersebut telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi dalam upaya perusahaan untuk memperoleh barang atau jasa (Purwaji, et al., 2016: 10). Menurut Sofia, et al (2015: 10), biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertetu dimasa depan. Lestari, et al (2017: 14) menegaskan bahwa biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saar ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Lukman Surjadi (2013: 4) mendefinisikan biaya dalam arti luas sebagai pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan mata uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuan tertentu (to secure benefit) Menurut Firdaus, et al. (2018: 22), biaya merupakan pengeluaranpengeluaran atau nilai yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang akan berguna di masa yang akan datang atau dengan kata lain memiliki.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. manfaat dalam masa lebih dari satu periode akuntansi tahunan. Biaya yang dimaksud tersebut biasanya tercermin dalam laporan posisi keuangan sebagai aset. Objek biaya merupakan unsur berupa apa pun yang kepadanya biaya diukur dan dibebankan. Objek biaya dapat berupa produk, pelanggan, departemen, dan aktivitas. Sebagai contoh apabila kita ingin membeli sebuah mobil maka objek biayanya adalah mobil tersebut. Menurut Surjadi (2013), klasifikasi biaya didasarkan pada hubungan biaya dengan beberapa komponen sebagai berikut: 1. Produk Biaya berdasarkan hubungan biaya dengan produk diklasifikasikan dalam dua kelompok biaya yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial. a. Biaya Manufaktur Biaya manufaktur terdiri dari tiga elemen biaya yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP) yang kemudian dikombinasikan menjadi dua kelompok biaya yaitu prime cost yang terdiri daribiaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, serta conversion cost yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (BOP). Bahan baku langsung merupakan semua material yang membentuk bagian integral dari produk selesai dan yang dapat.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. dimasukkan secara langsung dalam perhitungan harga pokok produk, misalnya: kayu untuk membuat kursi. Kemudahan penelusuran kedalam. produk. menjadi. pertimbangan. utama. dalam. mengklasifikasikan bahan baku langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan selama proses mengubah bahan baku langsung menjadi produk jadi, yang terdiri dari gaji karyawan yang dapat dibebankan ke produk tertentu. Biaya Overhead pabrikadalah biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya produksi lainnya yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke produk tertentu, yang mencakup semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang dipakai yang secara tidak langsung memengaruhi kenstruksi atau komposisi produk jadi. Misalnya: gaji pengawas, pegawai toko, pembantu umum, pegawai bagian pemeliharaan yang secara tidak langsung berkaitan dengan produk. b. Biaya Komersial Biaya komersial mencakup biaya pemasaran, yang terdiri dari biaya penjualan dan pengiriman, dan biaya administratif yang mencakup biaya – biaya yang terjadi dalam rangka pengaturan dan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. pengawasan organisasi,. misalnya gaji. vice. president,. sering. dialokasikan ke dan termasuk dalam biaya manufaktur dan biaya pemasaran. 2. Volume Produksi Biaya. berdasarkan. hubungan. biaya. dengan. volume. produksi. diklasifikasikan dalam tiga kelompok biaya yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semi variabel. a. Biaya Variabel Secara umum biaya variabel mempunyai beberapa karakteristik yaitu: jumlah total berubah secara proposional mengikuti perubahan volume; cost per unit relatif tetap di dalam kisaran volume relevan; dapat dibebankan, dengan kemudahan dan ketepatan yang layak ke departemen operasi; terkendali oleh kepala departemen tertentu. b. Biaya Tetap Karakteristik biaya tetap: julah total tidak berubah dalam kisaran volume tertentu; cost per unit berubah dalam kisaran relevan; dapat dibebankan ke departemen-departemen dengan dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya arbitrer; tanggung jawab pengendalian berada ditangan manajemen eksekutif dari supervisor. c. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel mencakup jumlah tetap dalam kisaran volume yang relevan dari output dan jumlah yang berubah secara.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. proporsional dengan perubahan output. Dengan kata lain, biaya semi variabel mengandung elemen biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya semi variabel yaitu biaya: listrik, air, reparasi dan pemeliharaan, dan lain-lain. 3. Departemen Produksi Biaya berdasarkan hubungan biaya dengan departemen diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu departemen produksi, departemen jasa, biaya bersama, biaya gabungan. a. Departemen Produksi Operasi manual dan mesin, seperti pembuatan dan penyusunan yang dilakukan secara langsung terhadap produk dan elemen-elemennya. b. Departemen Jasa Biaya – biaya dalam departemen jasa adalah bagian dari total biaya overhead pabrik (BOP) dan harus dimasukkan ke harga pokok produk.. Departemen. industriberkaitan. jasa. dengan. yang. umum. pemeliharaan,. gaji. bagi. kebanyakan. karyawan,. biaya. akuntansi, pemrosesan data, dan layanan makanan. 1) Biaya Bersama Merupakan biaya-biaya fasilitas atau jasa yang dikerjakan oleh dua atau lebih operasi yang biasanya sangat umum pada perusahaan dengan banyak departemen..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. 2) Biaya Gabungan Biaya gabungan terjadi apabila produksi dari satu produk hanya mungkin bila atau lebih produk lain dihasilkan pada waktu yang sama. 4. Periode Akuntansi Biaya berdasarkan hubungan biaya dengan produk diklasifikasikan dalam dua kelompok biaya yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. a. Pengeluaran Modal Merupakan pengeluaran yang mempunyai manfaat untuk masa mendatang, yang dicatat sebagai aktiva b. Pengeluaran Pendapatan Merupakan pengeluaran yang mempunyai manfaat hanya untuk periode sekarang, yang dicatat sebagai beban. C. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan (Dewi, et al, 2015: 21). Menurut Purwaji, et al (2016: 40), harga pokok produksi adalah pembebanan biaya pada objek biaya (produk) untuk tujuan tertentu dan dapat dilakukan dengan cara meyertakan seluruh unsur biaya produksi atau hanya unsur biaya variabel..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi Firmansyah (2013:. 59) menegaskan bahwa. dalam akuntansi yang. konvensional terdapat tiga komponen harga pokok produksi yaitu: 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku yang dipakai selama produksi untuk menghasilkan barang atau produk jadi. Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji dan upah untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Biaya ini timbul karena adanya pemakaian tenaga kerja untuk mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah semua biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya overhead pabrik timbul karena adanya pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dan kemudahan lain. Pengumpulan Harga Pokok Produksi.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. Pengumpulan harga pokok produksi ditentukan oleh bagaimana perusahaan dalam melakukan produksinya. Secara umum, metode produksi pada perusahaan terbagi menjadi dua jenis yaitu produksi berdasarkan pesanan dan produksi massal. Terdapat dua metode pengumpulan harga pokok produksi untuk kedua jenis produksi tersebut. Dua metode pengumpulan harga pokok produksi yang dimaksud ialah job order costing dan process costing (Firmansyah, 2013: 60) 1. Job Order Costing Job order costing adalah suatu sistem akuntansi yang melakukan penelusuran biaya pada unit individual, kontrak, atau kumpulan produk yang spesifik. Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dengan harga pokok produksi per unit dihitung dengan cara membagi total biaya produksi pesanan dengan jumlah unit produksi atas pesanan tersebut. Job order costing memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) Sifat produksi terputus-putus, 2) Jika pesanan yang satu diselesaikan, proses produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan selanjutnya, 3) Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan yang berisikan spesifikasi atau rincian tiap-tiap pesanan (Firmansyah, 2013: 61) 2. Process Costing.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. Process costing adalah metode perhitungan harga pokok produk dengan cara mengumpulkan biaya-biaya dalam satu periode tertentu dan membagikannya dengan jumlah unit produksi pada periode tersebut. Pada metode ini, produk yang dihasilkan merupakan produksi massal yang bersifat homogen (Firmansyah, 2013: 76) Menurut Widilestariningtyas, et al (2012: 38), Process costing memiliki beberapa karakteristik yakni: 1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar, 2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama, 3) Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya peruntah produksi yang berisi rencana produksi standar untuk jangka waktu tertentu. Penentuan Biaya Produksi Menurut Firmansyah (2013), terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi, yaitu: 1. Metode Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian, menurut metode full costing, harga pokok produksi terdiri atas unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. tetap, ditambah dengan biaya non produksi seperti biaya pemasaran, biaya administrasi, dan umum..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. Biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. Penentuan biaya produksi (full costing): Biaya bahan baku. Rp. xxx. Biaya tenaga kerja langsung. xxx. Biaya overhead pabrik tetap. xxx. Biaya overhead pabrik variabel. xxx +. Biaya Produksi. Rp. xxx. 2. Metode Variable Costing Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya variabel yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead variabel, pada harga pokok produk. Pada metode ini, biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya periodik (period cost), biaya tersebut diakui sebagai biaya dalam periode terjadinya, sehingga tidak melekat pada produk yang belum laku terjual (persediaan). Seluruh biaya overhead tetap ini akan dilaporkan dalam laporan laba rugi periode tersebut sehingga mengurangi pendapatan pada periode itu. Penentuan biaya produksi (variable costing): Biaya bahan baku. Rp. xxx. Biaya tenaga kerja langsung. xxx. Biaya overhead pabrik variabel. xxx +. Biaya Produksi. Rp. xxx.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. Penentuan Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi diperoleh dengan cara menambahkan persediaan barang dalam proses awal periode dengan total biaya produksi dan dikurangkan dengan persediaan barang dalam proses akhir periode (Dunia, et al, 2019: 42). Menurut Lanen, et al (2017:73), harga pokok produksi ditentukan dengan rumus seperti berikut. Penentuan harga pokok produksi: Persediaan awal barang dalam proses. Rp. xxx. Ditambah: Total Biaya produksi. xxx. Dikurangi: Persediaan akhir barang dalam proses. (xxx). Harga Pokok Produksi. Rp. xxx. Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama Menurut Dunia et al ( 2012: 158), produk bersama (joint product) adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara simultan melalui serangkaian proses tertentu dimana setiap produk yang dihasilkan mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti. Bahan baku dimasukkan dalam proses produksi, dan biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung akan terjadi dan dibebankan selama periode menjelang waktu atau titik pisah (split-off point). Biaya – biaya yang terjadi sampai dengan waktu atau titik pisah disebut sebagai biaya bersama (joint cost)..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Penentuan harga pokok atas elemen – elemen dari produk bersama adalah masalah utama dalam akuntansi produk bersama. Oleh karena itu suatu metode alokasi harus ditetapkan untuk mengalokasikan biaya – biaya berdasarkan basis yang layak agar dapat menentukan harga pokok atas elemen produk bersama dengan tepat. Dunia et al (2012: 158) menyatakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama pada masing-masing elemen produk. Beberapa metode yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Metode Nilai Pasar Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama pada berbagai jenis produk yang dihasilkan secara simultan dengan dasar pemikiran bahwa terdapat hubungan erat antara biaya dan harga jual. Dalam penerapan nilai pasar terdapat dua variasi dari kondisi produk bersama tersebut a. Nilai Pasar Produk Bersama Diketahui pada Titik Pisah Metode nilai pasar mengalokasikan biaya bersama pada berbagai jenis produk berdasarkan nilai pasar relatif dari masing – masing produk. Dengan demikian semua elemen pada produk bersama akan memperoleh laba bruto dengan persentase yang sama terhadap penjualan dari masing – masing elemen produk tersebut. Alokasi biaya bersama untuk masing - masing produk = ______Jumlah biaya bersama______ Jumlah nilai pasar dari semua produk. x. Jumlah nilai pasar dari masing-masing produk.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. b. Nilai Pasar Produk Bersama Tidak Diketahui pada Titik Pisah Pada kondisi ini, biaya bersama dialokasikan menggunakan nilai pasar hipotesis pada titik pisah. Nilai pasar hipotesis pada titik pisah dapat diperoleh dengan cara mengurangi tambahan biaya pengolahan yang dikeluarkan setelah titik pisah dari nilai pasar untuk setiap produk jadi. Nilai pasar hipotesis = Nilai Pasar – Biaya Proses Lanjutan Alokasi biaya bersama untuk masing - masing produk = __Jumlah biaya bersama__ Jumlah nilai pasar hipotesis. Jumlah nilai pasar hipotesis dari masing-masing produk. x. 2. Metode Unit Fisik Metode ini mengalokasikan biaya bersama (joint cost) pada produk – produk dengan menggunakan ukuran unit atau fisik sebagai basis alokasi. Ukuran fisik dapat dinyatakan dalam satuan berat, volume, dan lainnya. Alokasi biaya bersama untuk masing - masing produk = Jumlah unit masing masing produk Jumlah unit dari seluruh produk. x. Biaya bersama. 3. Metode Biaya per Unit Rata – rata Biasa Metode ini mempunyai dua asumsi yaitu: a. Bahwa semua produk dihasilkan dalam suatu proses yang sama b. Bahwa semua produk adalah homogen dan menimbulkan biaya yang sama.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. Pada metode ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan biaya per unit: Biaya per Unit =. Total Biaya Bersama Total Unit Produksi. Selanjutnya melakukan alokasi biaya pada setiap produk berdasarkan rumus berikut: Alokasi biaya bersama = Biaya per unit x Jumlah unit dari masing – masing produk D. Harga Pokok Penjualan Menurut Dunia et al ( 2019: 42), harga pokok penjualan ditentukan dengan cara menambahkan persediaan barang jadi awal periode dengan harga pokok produksi dan kemudian dikurangkan dengan persediaan barang jadi akhir periode. Secara ringkas, harga pokok penjualan dihitung berdasarkan rumus berikut. Penentuan harga pokok penjualan: Persediaan awal barang jadi. Rp. xxx. Ditambah: Harga Pokok Produksi. xxx. Dikurangi: Persediaan akhir barang jadi. (xxx). Harga Pokok Penjualan. Rp. xxx. E. Harga Jual Harga jual merupakan angka atau nilai yang telah menutupi biaya produksi secara utuh dan ditambahkan dengan laba atau keuntungan dari jumlah yang wajar (Lestari, et al, 2017: 158). Menurut Horngren (dalam Lestari, et al, 2017: 158), harga jual merupakan cerminan bahwa perusahaan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsumen, pesaing, dan biaya-biaya dalam perusahaan. Dalam akuntansi biaya, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk, dan beberapa diantaranya yaitu seperti berikut ini. 1. Metode Maksimalisasi Laba Secara umum perusahaan didirikan untuk mencapai laba maksimal dalam jangka panjang. Laba usaha per unit produk yang besar namun tidak diimbangi dengan volume penjualan yang optimal akan menghasilkan total laba usaha yang tidak optimal. Hal yang sama juga berlaku sebaliknya, jika penjualan produk dalam volume yang besar namun laba per unit produknya kecil, mungkin juga tidak akan menghasilkan total laba usaha seperti yang diharapkan.Kombinasi antara harga jual dengan volume penjualan yang optimal atau yang paling meguntungkan harus dipilih untuk melihat dampak optimalnya terhadap laba usaha yang diperoleh perusahaan (Lestari, et al, 2017: 163). 2. Metode Cost Plus Pricing Menurut Krismiaji (dalam Hapsari, 2019), cost plus pricing adalah metode umum dalam menentukan harga jual produk yaitu dengan cara menambahkan angka perkiraan laba atau biasa disebut mark up, pada harga pokok produksi..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Menurut Samryn (dalam Krisnamurti, 2015: 28), penentuan harga jual yang sederhana adalah dengan cara menambahkan sejumlah mark up pada harga pokok produk yang akan dijual. Sesuai dengan elemennya maka metode ini juga disebut dengan metode cost plus mark up. Persentase mark up dan penentuan harga jual ditetapkan dalam formula berikut:. Mark up=. Biaya Penjualan dan Administrasi + Laba Usaha Harga Pokok Penjualan. Harga Jual =. (100% + % mark up) x Harga Pokok Penjualan Unit Produksi. 3. Metode Penetapan Biaya dan Harga Target Metode ini dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dengan biaya yang sudah ditarget, karena harga juga sudah ditarget. Harga tersebut adalah harga dimana konsumen bersedia untuk mengeluarkan uangnya dan membeli produk tersebut. Misalnya pada produksipizza murah: Survei membuktikan bahwa yang dianggap pizza murah adalah jika berada pada harga dibawah Rp50.000. Para produsen pizza berlomba untuk membuat pizza dengan biaya sedemikian rupa dan jika pizza tersebut dijual dengan harga Rp49.000, perusahaan tetap dapat menutup biaya sekaligus mendapat laba (Lestari, et al, 2017: 166)..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. 4. Metode Cost-type Contract Menurut Mulyadi(dalam Anggraini, et al, 2015), cost-type contract merupakan kontrak dalam pembuatan produk atau jasa dimana pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada biaya total yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Dalam metodecost-type pricing, harga jual yang dibebankan kepada pelanggan dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya. yang. telah. dikeluarkan. untuk. memproduksi. dan. memasarkan produk. 5. Metode Market Based Pricing Menurut Herman (dalam Putri, 2017: 33), terdapat beberapa metode penentuan harga jual berbasis pasar yakni: a. Current Market Price Metode ini digunakan jika perusahaan mengeluarkan produk baru, hasil modifikasi produk lama. Perusahaan menetapkan harga produk baru tersebut sama dengan harga produk lama yang telah masuk pasar. Penggunaan metode ini murah dan cepat namun pada tahun pertama pangsa pasar relatif kecil karena konsumen masih dalam tahap perkenalan produk baru.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. b. Competitor Price Harga jual produk menurut competitor price ditetapkan dengan mengikuti harga produk perusahaan saingannya atau harga pasar dalam industri yang sama untuk tujuan persaingan. 6. Teori Ekonomi Mikro Menurut Amaliawati (2012: 253), setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya akan selalu berupaya untuk mencapai keuntungan maksimum dengan cara memilih kuantitas dan harga yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Pencapaian keuntungan maksimum oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh sifat struktur pasar yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan perusahaan, apakah struktur pasar persaingan sempurna atau persaingan tidak sempurna. Berikut penentuan harga produk untuk masing-masing struktur pasar. a. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna merupakan pasar untuk produk-produk yang memiliki banyak penjual dan pembeli serta setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar, artinya tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Jenis produk pada pasar ini adalah homogenius product yang artinya setiap produk persis sama (identik) sehingga konsumen tidak mempunyai preference terhadap barang tersebut misalkan barang yang dihasilkan produsen A atau produsen B karena sama atau merupakan subtitusi sempurna di antara.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. keduanya. Perusahaan pada struktur pasar ini menetapkan harga dengan sesuai dengan harga yang terjadi di pasar. b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang memiliki satu atau lebih penjual di pasar dan penjual dapat mempengaruhi harga yang terjadi di pasar. Harga jual produk pada pasar persaingan tidak sempurna masing – masing penjual dapat mempengaruhi harga pasar atau dengan kata lain penentuan harga produk perusahaan dapat tidak sesuai atau berdasarkan harga pasar. F. Penelitian Terdahulu Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan full costing sebagai dasar penentuan harga jual dengan cost plus pricing dilakukan oleh Krisnamurti pada tahun 2015 dengan metode penelitian studi kasus pada UKM Langgeng Roti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penentuan harga pokok produksi menurut metode perusahaan dan menurut metode full costing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan harga pokok produksi menurut metode perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan penentuan harga pokok produksi menurut metode full costing. Perbedaan ini terjadi karena perusahaan tidak membebankan biaya depresiasi dan biaya perawatan peralatan kedalam biaya overhead pabrik..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. Penelitian dengan judul “Penentuan Harga Jual Produk dengan Menggunakan Metode Cost Plus Pricing” dilakukan oleh Septiano pada tahun 2018 dengan metode penelitian studi kasus pada UD. Berkah Agung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode penentuan harga jual yang ditetapkan berdasarkan metode cost plus pricing dibanding dengan harga jual yang ditetapkan UD. Berkah Agung Kapuk Super. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau selisih harga jual produk yang ditentukan menurut metode perusahaan dan metode cost plus pricing. Dari total 16 produk, 15 produk ditetapkan lebih tinggi dan 1 produk lebih rendah, dibandingkan penentuan harga jual menurut cost plus pricing. Analisis. penentuan harga pokok produksi pada Roti PIA Ayu. Palembang dilakukan oleh Munandar pada tahun 2015 dengan metode penelitian studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan harga pokok produksi yang ditetapkan perusahaan dengan harga pokok produksi yang seharusnya, dan pengaruhnya terhadap harga jual dan laba bruto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan standar umum untuk produksi 128.100 buah roti pia lapis adalah harga pokok produksi menurut perusahaan sebesar Rp327,9/unit sedangkan harga pokok produksi menurut hasil analisis sebesar Rp333,43/unit. Perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan hasil analisis adalah sebesar Rp5,53/unit. Pengaruh perbedaan harga pokok produksi terhadap harga jual dan laba bruto adalah harga jual, bila perusahaan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. ingin mendapatkan margin sebesar 15%, maka harga jual menurut perusahaan adalah 115% c HPP/unit = 115% x Rp327,9/unit = 377,08/unit dan harga jual menurut analisis = 115% x HPP/unit = 115% x Rp333,43 = Rp383,44 sehinggalaba bruto yang diharapkan sebesar Rp6.406.064 belum tercapai..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalahpenelitian deskriptif kuantitatif dan komparatif kuantitatif dengan desain studi kasus untuk meneliti secara langsung proses penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk pada suatu perusahaan dan membandingkannya dengan perhitungan menurut full costing untuk harga pokok, dan cost plus pricing untuk harga jual. Oleh karena penelitian yang dilakukan adalah studi kasus maka kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam penelitian ini hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan April hingga Mei tahun 2020. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan dalam industri kuliner yaitu Produksi Tahu Bpk Sumadi yang berlokasi di Bayen, Purwomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Subyek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian iniyaitu pemilik perusahaan dan karyawan. 30.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. D. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah: gambaran umum perusahaan, proses produksi, proses penentuan harga pokok produksi dan harga jual perusahaan. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah berkas – berkas perusahaan yang berisi keterangan biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan, dan data mengenai kondisi pasar industri. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Menurut Danang Sunyoto (2013: 22), wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur maupun tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi secara luas tentang obyek penelitian. Dalam penelitian ini penelitimenggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data berikut: a. Gambaran umum perusahaan, termasuk sejarah dan visi perusahaan. b. Proses produksi, termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan c. Proses penentuan harga pokok produksi menurut perusahaan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. d. Proses penentuan harga jual menurut perusahaan e. Biaya – biaya yang dikeluarkan selama bulan Mei 2020 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data biaya yang dikeluarkan pada bulan Mei 2020, dan data mengenai kondisi pasar industri yang diperoleh dari internet. F. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis menurut langkah – langkah dibawah ini: 1. Mendeskripsikan penentuan harga pokok produksi bulan Mei 2020 menurut perusahaan 2. Mendeskripsikan penentuan harga jual produk menurut perusahaan 3. Mengidentifikasi semua biaya yang terjadi pada perusahaan sesuai dengan klasifikasinya 4. Mendeskripsikan penentuan harga pokok produksi dengan metode perhitungan full costing melalui tahap - tahap berikut ini: a. Menghitung biaya bahan baku aktual bulan Mei 2020 b. Menghitung biaya tenaga kerja langsung aktual bulan Mei 2020 c. Menghitung biaya aktual overhead pabrik tetap bulan Mei 2020 d. Menghitung biaya aktual overhead pabrik variabel bulan Mei 2020 e. Menentukan harga pokok produksi bulan Mei 2020 menurut full costing dengan rumus seperti berikut:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. Biaya Bahan Baku. Rp. xx. Biaya Tenaga Kerja Langsung. xx. Biaya Overhead Pabrik Tetap. xx. Biaya Overhead Pabrik Variabel. xx. Biaya Produksi. Rp. xx. Barang Dalam Proses (awal). xx. Barang Dalam Proses (akhir). xx. Harga Pokok Produksi. Rp. xx. f. Menentukan harga pokok produksi untuk masing - masing jenis produk dengan metode alokasi Biaya per Unit Rata - rata Biasa melalui rumus berikut: Biaya per Unit. = Total Biaya Bersama Total Unit Produksi. Alokasi Biaya Bersama Biaya per unit x Jumlah unit masing = masing produk 5. Mendeskripsikan penentuan taksiran harga jual bulan Juni 2020 menurut cost plus pricing dengan langkah – langkah seperti berikut ini: a. Menentukan taksiran harga pokok produksi Juni 2020 menurut full costing dan alokasinya pada ketiga jenis produk b. Menentukan taksiran harga pokok penjualan dengan rumus berikut: Persediaan awal barang jadi. Rp. xxx. Ditambah: Harga Pokok Produksi. xxx. Dikurangi: Persediaan akhir barang jadi. (xxx). Harga Pokok Penjualan. Rp. xxx.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. c. Menentukan taksiran biaya non produksi (biaya penjualan) dan alokasinya pada ketiga jenis produk. d. Menghitung persentase mark up dengan rumus berikut: Mark up=. Beban Penjualan dan Administrasi + Laba Usaha Harga Pokok Penjualan. e. Menentukan harga jual masing - masing produk menurut cost plus pricing dengan rumus seperti berikut: Harga Jual=. (100%+% Mark up) x Harga Pokok Penjualan Unit Produksi. 6. Membuat tabel perbandingan harga pokok produksi bulan Mei 2020 menurut perusahaan dan menurut full costing Keterangan Harga Pokok Produksi Bersama Unit Produksi Total Harga Pokok Produksi Bersama per Unit Harga Pokok Produksi Tahu Putih Harga Pokok Produksi Tahu Kuning Harga Pokok Produksi Tahu Pong. Menurut Perusahaan. Menurut Full Costing. Selisih. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. 7. Membuat tabel perbandingan taksiran harga jual bulan Juni 2020 menurut perusahaan dan menurut cost plus pricing. Keterangan Harga Jual Tahu Putih per Unit Harga Jual Tahu Kuning per Unit Harga Jual Tahu Pong per Unit. Menurut Perusahaan. Menurut Cost Plus Pricing. Selisih. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx. xx.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Produksi Tahu Bpk Sumadi adalah salah satu UMK di Yogyakarta yang bergerak dibidang Industri makanan dengan hasil produk yaitu tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong. Saat ini Produksi Tahu Bpk Sumadi berlokasi di Bayen, Purwomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, dan telah beroperasi selama 12 tahun, sejak tahun 2008. Industri tahu ini dimulai ketika pak Sumadi masih bertempat tinggal di Bantul, ia bersama dengan temantemannya yang berjumlah 28 orang membentuk kelompok Industri Tahu Tempe dan kemudian mengajukan proposal kepada Dinas Perindakop Bantul untuk mendapatkan bantuan peralatan. Dari 29 orang tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kelompok menurut dua jenis produksi yaitu produksi tempe dan produksi tahu yang didalamnya termasuk pak Sumadi. Proposal diterima Disperindakop dan setiap kelompok diberikan. bantuan peralatan sesuai. dengan jenis produksi yang dilakukan kelompok tersebut. Pak Sumadi bersama kelompoknya menerima bantuan masing - masing satu mesin diesel, satu tanki uap, satu bak air, dan 4 ember, dan setelah itu mereka aktif melakukan produksi tahu. Seiring berjalannya waktu, karena situasi di Bantul pada saat itukekurangan air, pak Sumadi memutuskan untuk pindah lokasi produksi keBayen, Purwomartani, Kec. Kalasan. Saat ini Produksi Tahu Bpk Sumadi 36.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. aktif berproduksi 6 kali dalam satu minggu, setiap hari Senin hingga Sabtu, dari pukul 09.30 – 15.00 WIB. Produksi Tahu Bpk Sumadi dikelola oleh pak Sumadi bersama isterinya serta tiga orang karyawan. Tiga karyawan bertugas mengolah kacang kedelai menjadi tahu putih, dengan pembagian tugas yang sama dan dilakukan secara bergantian mulai dari mencuci dan merendam kacang kedelai, menghaluskan kacang. kedelai,. memasak. kacang. kedelai. yang. telah. dihaluskan,. mencampurkan larutan asam, dan menyetak tahu. Sementara itu,Isteri pak Sumadi bertugas mengolah tahu putih menjadi beberapa varian yaitu tahu kuning dan tahu pong, sedangkanpak Sumadi sendiri bertugas mengontrol jalannya produksi dan memasarkan produk tepat setelah selesai produksi dan keesokan paginya.Produk tahu tersebut didistribusikan ke warung-warung dan pasar tradisional. Selama produksi berjalan,stok tahu yang sudah siap di pabrik juga dapat dibeli langsung oleh konsumen dalam jumlah berapa pun sesuai keinginan konsumen. B. Tujuan Perusahaan Produksi Tahu Bpk Sumadi tidak memiliki visi dan misi atau tujuan perusahaan yang tertulis, namun pak Sumadi sendiri menerangkan bahwa sejak awal, tujuannya mendirikan bisnis ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau permintaan pasar yang pada saat itu masih kurang terpenuhi atau dengan kata lain, pada saat itu produsen tahu masih sangat.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. sedikit. Selain itu, tujuan pak Sumadi menjalankan bisnis ini juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. C. Proses Produksi Pak Sumadi menetapkan jumlah tetap produksi minimum yaitu sebanyak 90 papan tahu putih per hari. Produksi aktual bisa melebihi 90 papan, tergantung pada permintaan konsumen pada hari tersebut dan jumlah stok yang akan dijual ke pasar tradisional. Pak Sumadi memiliki pelanggan tetap atau konsumen yang sudah langganan membeli tahu setiap hari. Kebutuhan pelanggan tetap ini sudah bisa terpenuhi jika memproduksi 90 papan. Pak Sumadi juga memiliki pelanggan tidak tetap yang langsung ke pabrik untuk membeli tahu. Permintaan dari pelanggan tidak tetap inilah yang seringkali membuat jumlah produksi melebihi 90 papan tahu per hari. Permintaan yang meningkat dari pelanggan tidak tetap ini juga mendorong pak Sumadi untuk meningkatkan jumlah produksi untuk dijadikan stok tahu yang akan dijual di pasar tradisional pada besok paginya. Selain itu, jumlah produksi juga dipengaruhi oleh permintaan pelanggan tetap yang juga cenderung meningkat pada saat hari raya. Untuk produksi 90 papan tahu dibutuhkan 150 kg kedelai. Namun demikian, setiap hari diawal produksi, karyawan akan memasukkan 160 kg kedelai dalam 16 ember, masing-masing berisikan 10 kg kedelai.Setiap ember dipakai untuk satu kali masak dengan direndam terlebih dahulu selama 3 jam sebelum dihaluskan dan dimasak. Kedelai yang disiapkan melebihi yang.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. dibutuhkan untuk produksi 90 papan, dengan asumsi bahwajika permintaan pelanggan pada hari tersebut banyak, maka 16 ember kedelai tersebut akan dimasak semuanya, jika tidak, maka hanya 15 ember yang dimasak, dan jika kebutuhan kedelai melebihi 16 ember maka karyawan dapat langsung mengambil tambahan kedelai pada persediaan kedelai di pabrik. Proses produksi dimulai dari kacang kedelai yang dicuci dan direndam selama 3 jamdan dihaluskan dengan cara digiling menggunakan mesin penggilingdiesel. Kacang kedelai yang telah halus seperti buburselanjutnya dimasak hingga mendidih menggunakan uap air. Inilah yang sedikit membedakan Produksi Tahu Bpk Sumadi dengan produksi tahu lainnya yaitu cara masaknya yang menggunakan uap. Produksi tahu pada umumnya menggunakan tungku api langsung dibawah wadah yang berisikan bubur kacang kedelai sedangkan pak Sumadi dalam produksinya ini menggunakan uap air yang dialiri dari tanki uap dengan tungkunya yang terletak terpisah dari wadahuntuk memasak bubur kacang kedelai, sehingga dengan satu tungku api pak Sumadi dapat menggunakan lebih dari satu wadah untuk memasak bubur kacang kedelai. Selain itu, menggunakan uap yang dialiri ini juga membuat proses memasak menjadi lebih aman karena terjauh dari tungku api. Setelah mendidih dan menjadi susu kedelai,selanjutnya disaring menggunakan kain untuk memisahkan ampas kacang kedelai dari sarinya.Hasil saringan yang sudah ditempatkan dalam satu wadah yang.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. berbeda dengan wadah untuk memasak tadi kemudian dicampur dengan larutan asam sambil diaduk hinggamembentuk gumpalan – gumpalan tahu. Setelah semua bubur kacang kedelai menggumpal dan membentuk adonan tahu, selanjutnya dikuras air beserta larutan asam yang masih tercampur dengan adonan tahu dan setelah itu adonan tahu siap untuk dicetak. Cetakan tahu yang digunakan cukup sederhana hanya terbuat dari kayu dengan bentuk kotak pipih seperti kotak pizzanamun berlubang dan bagian dalamnya dilapisi kain. Adonan tahu atau gumpalan tahu dimasukkan kedalam kotak cetakan dan kemudian ditutup dengan kain terlebih dahulu setelah itu ditutup dengan penutup cetakannya dari atas. Pak Sumadi menggunakan cetakan yang lainnya sebagai pemberat yang diletakan diatas cetakan yang berisikan adonan tahu untuk menekan adonan dan menguras larutan asam yang masih terkandung didalamnya. Lubang pada cetakan dan pori-pori kain berfungsi untuk mengeluarkan dan memisahkan larutan asam dari adonan tahu. Cetakan didiamkan sampai adonannya benar-benar padat dan tidak ada lagi air yang menetes, setelah itu boleh dibuka cetakannya dan jadilah tahu putih Bpk Sumadi. Tahu yang sudah jadi selanjutnya akan dipotong menjadi beberapa potongan sesuai permintaan pelanggan yang membeli per unit papan, dan dipotong menurut standar perusahaan yaitu potongan 56, potongan 70, dan potongan 143, untuk pelanggan tidak tetap yang membeli di pabrik dan di pasar tradisional.Setelah dipotong tahu akan dibuat menjadi dua varian lagi.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. yaitu tahu kuning dan tahu pong. Pembuatan tahu kuning dilakukan dengan cara merebus potongan tahu putih dengan kunyit yang telah dihaluskan menggunakan blender, sedangkan untuk tahu pong dibuat dengan cara menggoreng potongan tahu putih. Potongan tahu putih lainnya direndam dan disimpan sebagai persediaan tahu putih. Secara ringkas, proses produksi Produksi Tahu Bpk Sumadi dapat dilihat pada Gambar 1..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42. Gambar 1. Proses Produksi Produksi Tahu Bpk Sumadi.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif mengenai biaya - biaya dan transaksi yang terjadi pada Produksi Tahu Bpk Sumadi. Data - data tersebut diperoleh melalui wawancara peneliti dengan subjek penelitian dan juga melalui dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses observasi pada Produksi Tahu Bpk Sumadi. Sebagian besar transaksi penjualan tahu adalah berdasarkan unit papan (cetakan). Unit papan yang dimaksud adalah satu lembar tahu seukuran cetakannya. Pelanggan membayar per unit papan dan tiap satuan unit papan tersebut dipotong oleh karyawan dalam jumlah yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan.Perusahaan menawarkan tiga pilihan jumlahpotongan tahu yakni adayang satu lembar tahu (unit papan) dipotong menjadi 56 potong, 70 potong, dan ada yang dipotong menjadi 143 potong. Pada penelitian ini, satuan unit yang digunakan adalah unit papan (cetakan). Tabel 1 menunjukkan data jumlah produksi perusahaan selama 21 hari pada bulan Mei 2020. Pada kondisi normal, perusahaan memiliki total jumlah produksi yang cenderung sama yaitu berkisar antara 90 hingga 96 unit per hari. Jumlah ini terdiri dari 53 unit tahu kuning, 14 unit tahu pong, dan selebihnya adalah unit tahu putih. Jumlah produksi tahu kuning dan tahu pong adalah jumlah tetap 43.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44. karena varian tahu ini sebagian besar dibeli oleh pelanggan tetap perusahaan dalam jumlah tetap pada kondisi normal. Alokasi biaya produksi untuk ketiga jenis produk ditentukan menggunakan metode Biaya per Unit Rata - rata Biasa. Pada kondisi tertentu seperti hari raya, jumlah produksi dapat melebihi jumlah produksi per hari pada kondisi normal. Tabel 1.Produksi Aktual BulanMei 2020 Tanggal 1 2 4 5 6 7 8 9 11 12 15 16 18 19 20 21 22 27 28 29 30 Total. Produk Tahu Putih 29 29 23 23 23 23 23 23 29 29 23 29 29 29 32 32 36 29 31 29 31 584. Tahu Kuning 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 60 60 66 53 56 53 56 1.146. Tahu Pong 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 16 16 18 14 15 14 15 304. Jumlah 96 96 90 90 90 90 90 90 96 96 90 90 96 96 96 108 120 96 102 96 102 2.034. Jumlah produksi tertinggi terjadi pada hari Jumat tanggal 22 yaitu dengan jumlah produksi sebesar 120 unit. Tanggal 22 adalah dua hari menjelang hari raya Idul Fitri sehingga banyak pelanggan yang mulai membeli bahan makanan termasuk tahu untuk persiapan hari raya sehingga.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 45. permintaan tahu meningkat. Aktivitas produksi pada saat itu juga akan diliburkan selama tiga hari, yaitu pada hari Sabtu, Senin, dan Selasa, maka pada saat hari terakhir sebelum libur tersebut jumlah produksi dinaikan untuk menambah persediaan tahu untuk dijual pada hari Sabtu, Minggu, Senin, dan Selasa, 23 sampai 25 Mei 2020. Dapat disimpulkan bahwa produksi sebesar 120 unit pada tanggal 22 disebabkan oleh permintaan tahu yang meningkat dan juga karena upaya perusahaan untuk menyediakan stok tahu saat hari libur produksi. Fluktuasi jumlah unit produksi pada hari-hari lain disebabkan oleh permintaan konsumen di pasar tradisional yang cukup tinggi sehingga jumlah unit produksi dilebihkan untuk digunakan sebagai stok di pasar tradisional. B. Analisis Data Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual menurut Perusahaan 1. Harga Pokok Produksi Bulan Mei 2020 menurut Perusahaan Biaya – biaya yang diakui perusahaan sebagai biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya solar, biaya serbuk kayu, biaya sewa gedung, biaya listrik, biaya minyak goreng, dan biaya kunyit. Berikut rincian komponen biaya produksi bulan Mei 2020 menurut perusahaan. a. Biaya Bahan Baku Bulan Mei 2020 Bahan baku yang digunakan adalah kedelai impor dengan harga Rp8.200/kg. Perusahaan biasanya membelibahan baku setiap tiga hari.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 46. sekali sebanyak 500 kg. Perhitungan biaya bahan baku menurut perusahaan menjadi seperti berikut:.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 47. Pemakaian bahan baku harian. = 500 kg / 3 hari = 166,67 kg. Pemakaian bahan baku bulan Mei. = 166,67 kg x 21 hari = 3.500 kg. Biaya bahan baku bulan Mei. = 3.500 kg x Rp8.200 = Rp28.700.000. b. Biaya Tenaga Kerja Bulan Mei 2020 Upah untuk tiga karyawan sebesar Rp1.500.000 per minggu atau per enam hari kerja. Perusahaan menghitung biaya tenaga kerja bulan Mei seperti berikut: Biaya tenaga kerja per hari. = Rp1.500.000 / 6 hari = Rp250.000. Biaya tenaga kerja bulan Mei. = Rp250.000 x 21 hari = Rp5.250.000. c. Biaya Solar Bulan Mei 2020 Perusahaan menggunakan solar sebagai bahan bakar mesin penggiling (diesel). Perusahaan biasanya membeli solar di SPBU senilai Rp100.000 untuk pemakaian lima hari produksi. Biaya solar menurut perusahaan dihitung seperti berikut. Biaya solar harian. = Rp100.000 / 5 hari = Rp20.000. Biaya solar bulan Mei. = Rp20.000 x 21 hari = Rp420.000. d. Serbuk Kayu Pada Produksi Tahu Bpk Sumadi, serbuk kayu digunakan sebagai bahan bakar untuk tanki uap. Serbuk kayu dibeli dari.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 48. perusahaan meubel dengan harga Rp250.000 per satu bak mobil pickup, untuk pemakaian 5 hari produksi. Biaya serbuk kayu selama bulan Mei 2020 menurut perusahaan dihitung seperti berikut:. Biaya serbuk kayu per hari. = Rp250.000 / 5 hari = Rp50.000. Biaya serbuk kayu bulan Mei. = Rp50.000 x 21 hari = Rp1.050.000. e. Biaya Sewa Gedung Tarif sewa gedung yang dikenakan kepada perusahaan adalah Rp30.000 per hari dan dibayarkan setiap akhir bulan. Perhitungan biaya sewa gedung menurut perusahaan ditentukan seperti berikut: Biaya Sewa Gedung. = Rp30.000 x 21 hari = Rp630.000. f. Biaya Listrik Perusahaan menggunakan listrik untuk menyalakan mesin pompa air. Biaya listrik dibayarkan kepada pemilik gedung dengan tarif tetap yaitu Rp50.000 per bulan. g. Biaya Minyak Goreng Minyak goreng digunakan untuk menggoreng tahu putih menjadi tahu pong. Perusahaan membeli minyak goreng dengan harga Rp13.000 per hari. Penggunaan minyak goreng untuk satu hari produksi adalah sebanyak 6 kg. Biaya minyak goreng bulan Mei 2020 ditentukan seperti berikut..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 49. Biaya minyak goreng per hari. = Rp13.000 x 6 kg = Rp78.000. Biaya serbuk kayu bulan Mei. = Rp78.000 x 21 hari = Rp1.638.000. h. Biaya Kunyit Perusahaan menggunakan kunyit untuk membuat tahu putih menjadi tahu kuning dengan cara merebus tahu putih dengan kunyit yang telah diblender. Perusahaan memperoleh kunyit dengan harga Rp23.000/kg. Pemakaian kunyit per hari sebanyak 1,5 kg. Biaya kunyit bulan Mei 2020 menurut perusahaan ditentukan seperti berikut ini. Biaya kunyit per hari. = Rp23.000 x 1,5 kg = Rp34.500. Biaya kunyit bulan Mei = Rp34.500 x 21 hari = Rp724.500 Tabel 2. Biaya ProduksiBulan Mei menurut Perusahaan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Solar Biaya Serbuk Kayu Biaya Sewa Gedung Biaya Listrik Biaya Minyak Goreng Biaya Kunyit Total Biaya Produksi Biaya Produksi per Unit Biaya. produksi. Rp37.738.000/2.034. =. Rp. 28.700.000 5.250.000 420.000 1.050.000 630.000 50.000 1.638.000 724.500 Rp 37.738.000 Rp 18.554. per. unit. diperoleh. Rp18.554.Produksi. tahu. dari. perhitungan. umumnya. harus. diselesaikan untuk setiap proses produksinya pada saat itu juga sehingga.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 50. tidak ada persediaan barang dalam proses. Karena tidak ada persediaan barang dalam proses maka harga pokok produksi sama dengan biaya produksi, maka harga pokok produksi untuk masing – masing tiga jenis tahu menurut perusahaan adalah Rp18.554 per unit. 2. Harga Jual Mei 2020 dan Taksiran Harga Jual Juni 2020 menurut Perusahaan Penentuan harga jual menurut perusahaan tidak didasarkan pada perhitungan biaya produksi (cost basis). Perusahaan juga tidak menetapkan besarnya laba yang diharapkan dalam menentukan harga jual tahu. Perusahaan menetapkan harga jualberdasarkan harga pasar pada industri tahu dengan tujuan agar harga yang ditetapkan dapat bersaing. Perusahaan menetapkan harga jualbulan Mei 2020 untuk masing – masing tiga jenis produk yakni tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong, dengan harga yang sama yaitu Rp28.000 per unit.Dari harga Rp28.000 jika dibandingkan dengan harga pokok produksi menurut perusahaan maka tingkat laba yang dapat diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp28.000 –Rp18.554 = Rp9.446 per unit. Harga jual yang ditetapkan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar pada industri tahu. Menurut perusahaan, harga jual ketiga jenis tahu sebesar Rp28.000 per unit juga akan berlaku pada bulan Juni 2020 karena dalam waktu dekat sebelumnya tepatnya pada bulan April 2020 telah terjadi kenaikan harga setelah pasar bereaksi terhadap naiknya harga kedelai impor yang.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 51. terjadiakibat dari situasi pandemi covid-19. Oleh karena itu, taksiran harga jual ketiga jenis tahu yakni tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong, untuk periode Juni 2020 menurut perusahaan adalahRp28.000 per unit. Penentuan Harga Jual menurut Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Costing Pada penelitian ini penulis melakukan penentuan harga pokok produksi menurut metode full costing dan penentuan harga jual menurut metode cost plus pricing.Menurut metode full costing, harga pokok produksi terdiri atas unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya overhead pabrik variabel. Produksi Tahu Bpk Sumadi hanya menggunakan satu bahan baku yaitu kedelai. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan untuk tiga orang karyawan yang melakukan proses produksi tahu putih. Biaya-biaya lain sepertibiaya sewa gedung, biaya listrik, biaya depresiasi, biaya cuka dan biaya serbuk kayu, dibebankan sebagai biaya overhead pabrik tetap, dan biaya plastik serta biaya solar dibebankan sebagai biaya overhead pabrik variabel. Biaya minyak goreng dibebankan sebagai biaya proses lanjutan tahu pong, dan biaya kunyit sebagai biaya proses lanjutan tahu kuning. Biaya non produksi dalam Produksi Tahu Bpk Sumadi adalah biaya bensin dari mobil pick-up yang dipakai untuk menjual tahu, dan dalam hal ini biaya bensin tersebut dikategorikan sebagai biaya penjualan (biaya pemasaran)..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 52. 1. Perhitungan Biaya Aktual Bulan Mei 2020 Produksi Tahu Bpk Sumadi hanya aktif berproduksi pada hari Senin sampai Sabtu, sedangkan hari Minggu libur. Pada bulan Mei 2020 terdapat lima hari Minggu, maka jumlah total hari selain hari Minggu dalam bulan Mei 2020 adalah 31 – 5 = 26 hari. Pada hari Rabu dan Kamis tanggal 13 dan 14 Mei, aktivitas produksi diliburkan karena pak Sumadi sedang ada acara keluarga. Aktivitas produksi juga diliburkan pada hari Sabtu, Senin, dan Selasa, tanggal 23, 25, dan 26, karena hari raya Idul Fitri. Dari keterangan tersebut maka total hari produksi aktual bulan Mei 2020 adalah 26 – 2 – 3 = 21 Hari. Jumlah unit produksi selama 21 hari bulan Mei 2020 adalah sebesar 2.034 unit. Data lebih rinci mengenai 21 hari produksi selama bulan Mei 2020 dapat dilihat pada Tabel 1. a. Biaya Bahan Baku Bulan Mei 2020 Bahan baku yang digunakan dalam produksi tahu adalah kedelaijenis impor yang dibeli dengan harga Rp8,200/kg.Hasil observasi menunjukkan bahwa: persediaan bahan baku pada 1 Mei 2020 adalah 580 kg, Pembelian bahan baku selama bulan Mei 2020 adalah 3.100 kg, dan persediaan akhir bahan baku pada 31 Mei 2020 sejumlah 290 kg. Dari data tersebut maka biaya bahan baku selama produksi bulan Mei 2020 dapat ditentukan seperti berikut ini:.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 53. Pemakaian Bahan Baku Bulan Mei. = 580 kg + 3.100 kg – 290 kg = 3.390 kg. Biaya Bahan Baku Bulan Mei. = 3.390 kg x Rp8.200 = Rp27.798.000. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Bulan Mei 2020 Upah tenaga kerja langsung dibayarkan untuk tiga karyawan dengan tarif yang ditetapkan sama yaitu Rp250.000 per hari untuk ketiganya dan dibayarkan setiap minggu. Total jumlah hari produksi selama bulan Mei 2020 adalah 21 hari. Biaya tenaga kerja langsung untuk bulan Mei 2020 dapat dihitung seperti berikut. Biaya TKL bulan Mei. = Rp250.000 x 21 hari = Rp5.250.000. c. Biaya Overhead Pabrik Tetap Bulan Mei 2020 1) Biaya Sewa gedung Pabrik berupa gedung yang berisikan peralatan produksi dan bahan baku berada tepat disamping rumah penyewa. Tarif yang dikenakan oleh penyewa adalah tarif harian sebesar Rp30.000 dan dibayarkan setiap akhir bulan. Karena pada bulan Mei 2020 perusahaan hanya beroperasi selama 21 hari maka perusahaan hanya membayar sewa gedung untuk 21 hari dengan jumlah yang ditentukan seperti berikut ini: Biaya Sewa Gedung = Rp30.000 x 21 hari = Rp630.000.

Gambar

Gambar 1. Proses Produksi Produksi Tahu Bpk Sumadi
Tabel 1.Produksi Aktual BulanMei 2020
Tabel 2. Biaya ProduksiBulan Mei menurut Perusahaan  Biaya Bahan Baku  Rp       28.700.000  Biaya Tenaga Kerja                5.250.000  Biaya Solar                   420.000  Biaya Serbuk Kayu                1.050.000  Biaya Sewa Gedung
Tabel  3.  Aktiva  Perusahaan  yang  Didepresiasiper  Tahun  untuk  Tahun 2020  Aktiva  Harga  Perolehan  (Rp)  Nilai Residu (Rp)  Umur  Ekonomis (Thn)  Depresiasi per Tahun (Rp)  Tanki Uap  6.500.000  200.000  18  350.000  Diesel  2.500.000  100.000  15
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan proses yang berbeda akan dihasilkan jenis teh yang berbeda, diantaranya yaitu teh hijau (diproses tanpa fermentasi) dan teh hitam (diproses dengan

 Nilai ITK provinsi Sulawesi Selatan pada Triwulan IV-2017 diperkirakan sebesar 101,44 yang artinya kondisi ekonomi konsumen triwulan depan dianggap tetap lebih baik dari

Satu-satunya pendekatan yang sukses dalam perancangan sistem yang berpusat pada pengguna adalah secara empiris dibutuhkan observasi tentang kelakuan pengguna, evaluasi

Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pelatihan kerja dan motivasi kerja memiliki pengaruh pada kinerja karyawan divisi pemasaran di PT Sumber

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Minimum Spanning Tree (MST) dengan menggunakan Algoritma kruskal yang diringkas menggunakan

Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) akan berubah pula. Perubahan SOTK tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Bupati

5. Bila mahasiswa menerima tamu selain tamu dari akademik akan diberi sanksi berupa scorsing. Bila mahasiswa meninggalkan praktek selama praktek belum berakhir

Dalam melakukan inferensi diperlukan adanya proses pengujian kaidah-kaidah dalam urutan tertentu untuk mencari yang sesuai dengan kondisi awal atau kondisi yang berjalan yang