PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
REVIEW RENCANA STRATEGIS
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2016 – 2021
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PONOROGO Jl. Halim Perdanakusuma No. 17 Ponorogo
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat dan hidayahNya maka dokumen “Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo tahun 2016 – 2021” telah selesai disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kinerja pemerintahan khususnya dalam Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Review Rencana Strategis (Renstra) ini merupakan kerangka acuan kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo yang telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program – program dan kegiatan – kegiatan yang telah disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Review Rencana Strategis (Renstra) ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pedoman serta pertimbangan dalam melakukan evaluasi untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam Dinas Lingkungan Hidup baik kegiatan administrasi maupun kegiatan non administrasi, secara terpadu dan berkelanjutan.
Dengan segala kerendahan hati, dimohon masukan, saran dan pendapat agar kami dapat terus meningkatkan kualitas kinerja yang lebih baik. Kami mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada semua pihak atas segala dukungan dan partisipasinya dalam penyusunan dan penyempurnaan Review Rencana Strategis (Renstra) ini.
Akhir kata semoga Review Rencana Strategis (Renstra) ini bermanfaat bagi semua pihak.
Ponorogo, 1 Juli 2019
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PONOROGO
drh. H. SAPTO DJATMIKO T.R, MM
Pembina Utama Muda NIP. 19670130 199202 1 002
Bab I/1-7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPenyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas – luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 juga disebutkan bahwa daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Dalam menetapkan kebijakan daerah wajib berpedoman pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah terpadu dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun), maupun jangka pendek (1 tahun). Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana SKPD.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai
Bab I/2-7
keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.2. Landasan Hukum
Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 – 2021 disusun atas dasar :
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur;
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Bab I/3-7
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025;
- Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 );
- Undang – undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan
Bab I/4-7
- Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
- Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817) ;
- Peraturan Presiden RI nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 - 2019;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
- Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo;
- Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 06 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2005 - 2025;
Bab I/5-7
- Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo (Lembaran Daerah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012 Nomor 02) ;
- Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 – 2021;
- Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 48 Tahun 2019 tentang Tabel
Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU);
- Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 52 Tahun 2019 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU);
- Keputusan Bupati Ponorogo Nomor : 188.45/1947/405.29/2019
tentang Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Ponorogo
- Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 79 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 – 2021 sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah terhadap penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu Tahun 2016 – 2021. Adapun tujuan penyusunan antara lain :
a. Melakukan sinkronisasi antara tujuan, sasaran, program dan
kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo dengan tujuan, strategi, kebijakan dan program dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo.
b. Menyediakan bahan serta pedoman untuk penyusunan Renja
Bab I/6-7
c. Memberikan acuan untuk meningkatkan dan mengembangkan
kapasitas kelembagaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo beserta pengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berasal dari berbagai sektor pemerintah, swasta maupun masyarakat dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
1.4 Sistematika Penulisan
Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 – 2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN, berisi :
1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan, dan 1.4. Sistematika Penulisan.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH,berisi :
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah,
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah,
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Perangkat Daerah.
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH, berisi :
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah,
3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih,
Bab I/7-7
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra,
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis. BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN, berisi :
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah.
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Bab II/1-60
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
PERANGKAT DAERAH
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka tiap – tiap daerah perlu melaksanakan penilaian atau validasi pemetaan urusan pemerintahan. Berdasarkan hasil penilaian atau validasi tersebut, diperoleh bahwa urusan pemerintahan Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo termasuk tipe B, sehingga yang sebelumnya Kantor Lingkungan Hidup berubah menjadi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo merupakan gabungan antara Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Ponorogo. Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) akan berubah pula. Perubahan SOTK tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 79 Tahun 2016 tanggal 19 Desember 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. Sehingga mulai per tanggal 19 Desember 2016, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo telah berubah menjadi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Dalam Peraturan Bupati tersebut dijelaskan bahwa Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten di bidang lingkungan hidup yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Lingkungan Hidup
Bab II/2-60
Kabupaten Ponorogo mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten, dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten di bidang lingkungan hidup. Dalam Peraturan Bupati tersebut juga menjelaskan bahwa Dinas Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi :
1). Perumusan kebijakan urusan lingkungan hidup;
2). Pelaksanaan kebijakan urusan lingkungan hidup;
3). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan lingkungan
hidup;
4). Pelaksanaan administrasi Dinas;
5). Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait tugas dan fungsinya.
Sedangkan kewenangan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
1) RPPLH Kabupaten;
2) KLHS untuk KRP (Kebijakan, Rencana dan Program)
kabupaten;
3) Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam kabupaten;
4) Pengelolaan Kehati Kabupaten;
5) Penyimpanan sementara limbah B3;
6) Pengumpulan limbah B3 dalam 1 (satu) kabupaten;
7) Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten;
8) Penetapan kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait dengan PPLH yang berada di Kabupaten;
Bab II/3-60
9) Peningkatan kapasitas kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait dengan PPLH yang berada di Kabupaten;
10) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Kabupaten;
11) Pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Kabupaten;
12) Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH;
13) Pengelolaan sampah;
14) Penerbitan izin pendaurulangan sampah/pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah;
15) Pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah.
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang membawahi :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2) Sub Bagian Penyusunan Program, Pelaporan dan Keuangan
c. Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, membawahi :
1) Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan
2) Seksi Pengawasan dan Penegakan Hukum
Lingkungan
3) Seksi Komunikasi dan Kemitraan Lingkungan Hidup
d. Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan
dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, membawahi:
Bab II/4-60
1) Seksi Pengendalian dan Pemulihan Pencemaran
Lingkungan
2) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
3) Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Kerusakan Lingkungan
e. Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan,
membawahi:
1) Seksi Kebersihan dan Pengangkutan Sampah
2) Seksi Pengelolaan Sampah Domestik
3) Seksi Pertamanan dan Penataan Keindahan Kota
f. UPTD (Unit Pelaksana Teknis)
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Berikut uraian tugas dan fungsi dari masing – masing bidang dan seksi di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo : Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengawasi
dan mengendalikan serta memberikan pembinaan
administrasi di bidang lingkungan hidup.
1. Sekretariat :
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan program, evaluasi dan pelaporan,
pelayanan administratif, administrasi kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan rumah tangga Dinas. Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Pengkoordinasian penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif;
Bab II/5-60
b. Pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkungan
Dinas;
c. Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai; d. Pengelolaan surat menyurat, kearsipan, ketatalaksanaan
dan kepustakaan Dinas;
e. Pengelolaan aset, rumah tangga dan perlengkapan Dinas; f. Penyelenggaraan protokoler, humas dan perjalanan dinas;
g. Penghimpunan dan penyusunan data informasi,
monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan Dinas;
h. Pengumpulan bahan dan pelaksanaan peningkatan
kinerja organisasi Dinas;
i. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
(a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan administrasi umum,
kepegawaian, perlengkapan, administrasi surat menyurat, dan barang inventaris Dinas.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat
dan tata kearsipan;
b. Pelaksanaan tata usaha kepegawaian;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi tentang
kedudukan, hak dan kewajiban pegawai;
d. Pelaksanaan tata usaha dan pemeliharaan
perlengkapan;
Bab II/6-60
f. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris.
(b) Sub Bagian Penyusunan Program, Pelaporan dan
Keuangan :
Sub Bagian Penyusunan Program, Pelaporan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan program dan pelaporan kegiatan serta melaksanakan administrasi keuangan di lingkungan Dinas.
Sub Bagian Penyusunan Program, Pelaporan dan Keuangan mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan dalam rangka koordinasi dan
penyusunan program dan kegiatan Dinas;
b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data statistik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas;
c. Penyusunan laporan pelaksanaan dan pencapaian kinerja program/kegiatan Dinas;
d. Pelaksanaan evaluasi dan penyiapan bahan
peningkatan pelayanan publik di lingkungan Dinas; dan
e. Penyiapan bahan dan pelaksanaan penyusunan
anggaran keuangan Dinas;
f. Pelaksanaan pengelolaan keuangan, pembukuan,
perhitungan dan verifikasi serta perbendaharaan Dinas;
g. Pembayaran gaji pegawai di lingkungan Dinas;
h. Penyusunan laporan pertanggungjawaban atas
Bab II/7-60
i. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
2. Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai tugas
merumuskan, menyusun, dan mengelola kebijakan teknis di bidang penataan dan penaatan serta penerapan instrumen pencegahan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
a. Penyusunan konsep kebijakan penyelenggaraan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
b. Pelaksanaan penyelenggaraan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
c. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
d. Penyusunan kajian dan evaluasi daya dukung, daya
tampung lingkungan serta kajian resiko lingkungan;
e. Penyusunan NSDA dan LH (Neraca Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup);
f. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah;
g. Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;
h. Pelaksanaan penyelenggaraan penilaian dokumen
lingkungan, rekomendasi perizinan lingkungan hidup dan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup);
Bab II/8-60
i. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan, rekomendasi perizinan lingkungan hidup dan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup);
j. Penyusunan konsep kebijakan pengawasan, penaatan
hukum lingkungan hidup dan penanganan pengaduan lingkungan hidup;
k. Pelaksanaan koordinasi pengawasan lingkungan hidup
dan penanganan pengaduan dan sengketa lingkungan; l. Pelaksanaan pengawasan izin lingkungan dan izin PPLH
(Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup);
m.Pelaksanaan pengawasan pencemaran air, udara, tanah, pengelolaan sampah dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun);
n. Penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan sementara,
pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) ;
o. Pelaksanaan perizinan penyimpanan sementara,
pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam satu daerah Kabupaten;
p. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terkait
perizinan penyimpanan sementara, pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam satu daerah Kabupaten;
q. Pengembangan sistem informasi penerimaan pengaduan
masyarakat;
r. Pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
s. Penyusunan konsep kebijakan peningkatan peran dan
Bab II/9-60
t. Pelaksanaan koordinasi peningkatan peran dan kerjasama
mitra lingkungan;
u. Pelaksanaan pembinaan, pendidikan dan penyuluhan
dalam peningkatan peran dan kerjasama mitra lingkungan hidup;
v. Pelaksanaan penetapan pengakuan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
w. Pelaksanaan hubungan kerjasama antar daerah di bidang
lingkungan hidup
x. Pengembangan materi diklat dan penyuluhan lingkungan hidup;
y. Pengembangan metode diklat dan penyuluhan lingkungan
hidup;
z. Pelaksanaan diklat dan penyuluhan lingkungan hidup;
aa.Peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh
lingkungan hidup;
bb. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat
peduli lingkungan hidup;
cc.Pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan
penyuluhan;
dd. Penyiapan sarana prasarana diklat dan penyuluhan
lingkungan hidup;
ee.Pengembangan jenis penghargaan lingkungan hidup;
ff. Penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan lingkungan hidup;
gg.Pelaksanaan penilaian dan pemberian penghargaan;
hh. Pembentukan tim penilai penghargaan yang kompeten; dan
ii. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bab II/10-60
(a) Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan :
Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan
mempunyai tugas menyusun, melaksanakan,
koordinasi dan sinkronisasi dalam bidang perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, kajian lingkungan hidup strategis, instrument ekonomi lingkungan hidup, dan penilaian dokumen lingkungan, serta rekomendasi perizinan lingkungan hidup.
Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan konsep kebijakan penyelenggaraan
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
b. Pelaksanaan penyelenggaraan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
c. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi
penyelenggaraan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
d. Penyusunan kajian dan evaluasi daya dukung, daya
tampung lingkungan serta kajian resiko lingkungan;
e. Penyusunan NSDA dan LH (Neraca Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup);
f. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah;
g. Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;
h. Pelaksanaan penyelenggaraan penilaian dokumen
lingkungan, rekomendasi perizinan lingkungan hidup dan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup);
Bab II/11-60
i. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi
penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan, rekomendasi perizinan lingkungan hidup dan PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup); dan
j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
(b) Seksi Pengawasan dan Penegakan Hukum
Lingkungan :
Seksi Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan mempunyai tugas menyusun, melaksanakan, dan
mengembangkan kebijakan terkait pengawasan,
pengaduan masyarakat dan penegakan hukum di bidang lingkungan hidup.
Seksi Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan konsep kebijakan pengawasan,
penaatan hukum lingkungan hidup dan
penanganan pengaduan lingkungan hidup;
b. Pelaksanaan koordinasi pengawasan lingkungan
hidup dan penanganan pengaduan dan sengketa lingkungan;
c. Pelaksanaan pengawasan izin lingkungan dan izin PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup);
d. Pelaksanaan pengawasan pencemaran air, udara, tanah, pengelolaan sampah dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun);
Bab II/12-60
e. Penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan
sementara, pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) ;
f. Pelaksanaan perizinan penyimpanan sementara,
pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam satu daerah Kabupaten;
g. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terkait perizinan penyimpanan sementara, pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam satu daerah Kabupaten;
h. Pengembangan sistem informasi penerimaan
pengaduan masyarakat;
i. Pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
(c) Seksi Komunikasi dan Kemitraan Lingkungan
Hidup:
Seksi Komunikasi dan Kemitraan Lingkungan Hidup mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan dan
menyelenggarakan kegiatan – kegiatan terkait
komunikasi lingkungan dan peningkatan peran serta
masyarakat dalam rangka pemulihan kualitas
lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Seksi Komunikasi dan Kemitraan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
Bab II/13-60
a. Penyusunan konsep kebijakan peningkatan peran dan kerjasama mitra lingkungan;
b. Pelaksanaan koordinasi peningkatan peran dan
kerjasama mitra lingkungan;
c. Pelaksanaan pembinaan, pendidikan dan
penyuluhan dalam peningkatan peran dan
kerjasama mitra lingkungan hidup;
d. Pelaksanaan penetapan pengakuan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan hubungan kerjasama antar daerah di bidang lingkungan hidup
f. Pengembangan materi diklat dan penyuluhan
lingkungan hidup;
g. Pengembangan metode diklat dan penyuluhan
lingkungan hidup;
h. Pelaksanaan diklat dan penyuluhan lingkungan
hidup;
i. Peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh lingkungan hidup;
j. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat
peduli lingkungan hidup;
k. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan penyuluhan;
l. Penyiapan sarana prasarana diklat dan penyuluhan
lingkungan hidup;
m.Pengembangan jenis penghargaan lingkungan
hidup;
n. Penyusunan kebijakan tata cara pemberian
penghargaan lingkungan hidup;
Bab II/14-60
p. Pembentukan tim penilai penghargaan yang
kompeten; dan
q. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
3. Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup:
Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas merumuskan, menyusun, dan
melaksanakan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta penerapannya dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan secara berkelanjutan.
Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi potensi sumber pencemaran dan kawasan rawan pencemaran air, udara dan tanah;
b. Pelaksanaan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah;
c. Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara dan tanah;
d. Penentuan baku mutu lingkungan;
e. Pelaksanaan pembinaan teknis pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan terhadap pencemaran air, udara dan tanah;
Bab II/15-60
g. Penyediaan sarana prasarana pemantauan lingkungan
(laboratorium lingkungan).
h. Pelaksanaan fasilitasi kerjasama dan pemberdayaan
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
i. Penyiapan model peningkatan kapasitas dan peningkatan
kerjasama masyarakat, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
j. Penyiapan sarana prasarana peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama masyarakat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
k. Penyusunan konsep kebijakan konservasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan ekosistem, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
l. Pelaksanaan konservasi sumber daya alam,
keanekaragaman hayati dan ekosistem;
m.Pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; n. Pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi sumber daya
alam, keanekaragaman hayati dan sumber penghasil emisi gas rumah kaca (GRK);
o. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan konservasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan ekosistem, aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK);
p. Pelaksanaan pembinaan teknis konservasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan ekosistem, aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK);
Bab II/16-60
q. Penyiapan penyusunan rencana teknis dan bimbingan
pelaksanaan penghijauan dan konservasi tanah ;
r. Pelaksanaan bimbingan pembuatan dan pemeliharaan
Unit Percontohan Pelestarian Sumber Daya Alam (UPPSA) serta penghijauan vegetasi lainnya;
s. Pelaksanaan kegiatan bangunan konservasi/sipil teknis berupa dam pengendali, dam penahan, terasering, sumur resapan dan embung;
t. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pembibitan dan
penanaman pohon/kayu – kayuan;
u. Pelaksanaan reklamasi dan daerah sekitar sumber mata air serta penghijauan sempadan sungai;
v. Pelaksanaan pemantauan terhadap penghijauan dan
konservasi tanah;
w. Penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis tentang pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan;
x. Penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian kerusakan lingkungan; y. Penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi
masalah kerusakan lingkungan dengan instansi
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan/atau swasta sesuai ketentuan berlaku;
z. Penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan bantuan teknis pencegahan kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku;
aa.Pengumpulan, pengolahan dan analisa data potensi
kerusakan lingkungan;
bb. Penyiapan bahan kerjasama/kemitraan dengan lembaga
penelitian/pengkajian bidang lingkungan hidup, instansi pemerintah, lembaga organisasi swadaya masyarakat dan
Bab II/17-60
penanggulangan kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku;
cc.Pelaksanaan fasilitasi, mediasi, komunikasi dan
koordinasi dalam pertimbangan pemberian rekomendasi ijin di bidang pengendalian kerusakan lingkungan;
dd. Pelaksanaan koordinasi, pengumpulan dan penyusunan
data serta pelaksanaan pengawasan terhadap
pengendalian kerusakan lingkungan;
ee.Pelaksanaan fasilitasi pemberdayaan peran serta
masyarakat dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan; dan
ff. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
(a) Seksi Pengendalian dan Pemulihan Pencemaran
Lingkungan :
Seksi Pengendalian dan Pemulihan Pencemaran
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
penanggulangan dalam upaya – upaya pengendalian pencemaran lingkungan dalam rangka pemulihan kualitas lingkungan hidup.
Seksi Pengendalian dan Pemulihan Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi potensi
sumber pencemaran dan kawasan rawan
pencemaran air, udara dan tanah;
b. Pelaksanaan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah;
c. Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara dan tanah;
Bab II/18-60
d. Penentuan baku mutu lingkungan;
e. Pelaksanaan pembinaan teknis pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan terhadap
pencemaran air, udara dan tanah;
f. Penentuan baku mutu sumber pencemar;
g. Penyediaan sarana prasarana pemantauan
lingkungan (laboratorium lingkungan); dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
(b) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup :
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam upaya perlindungan sumber daya alam serta kegiatan pembinaan dan pengembangan tanah dan rehabilitasi. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan fasilitasi kerjasama dan pemberdayaan kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
b. Penyiapan model peningkatan kapasitas dan
peningkatan kerjasama masyarakat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
c. Penyiapan sarana prasarana peningkatan kapasitas
dan peningkatan kerjasama masyarakat, kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional terkait
Bab II/19-60
d. Penyusunan konsep kebijakan konservasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan ekosistem, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
e. Pelaksanaan konservasi sumber daya alam,
keanekaragaman hayati dan ekosistem;
f. Pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
g. Pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan sumber penghasil emisi gas rumah kaca (GRK);
h. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan ekosistem, aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK);
i. Pelaksanaan pembinaan teknis konservasi sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan ekosistem, aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK);
j. Penyiapan penyusunan rencana teknis dan
bimbingan pelaksanaan penghijauan dan konservasi tanah ;
k. Pelaksanaan bimbingan pembuatan dan
pemeliharaan Unit Percontohan Pelestarian Sumber Daya Alam (UPPSA) serta penghijauan vegetasi lainnya;
l. Pelaksanaan kegiatan bangunan konservasi/sipil teknis berupa dam pengendali, dam penahan, terasering, sumur resapan dan embung;
m.Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pembibitan dan penanaman pohon/kayu – kayuan;
Bab II/20-60
n. Pelaksanaan reklamasi dan daerah sekitar sumber
mata air serta penghijauan sempadan sungai;
o. Pelaksanaan pemantauan terhadap penghijauan
dan konservasi tanah; dan
p. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
(c) Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Kerusakan
Lingkungan :
Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan bahan, koordinasi dan pelaksanaan fasilitasi dalam bidang pengendalian kerusakan lingkungan.
Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Kerusakan Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis
tentang pencegahan dan penanggulangan
kerusakan lingkungan;
b. Penyiapan bahan perumusan pengaturan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian
kerusakan lingkungan;
c. Penyiapan bahan koordinasi, informasi dan
sinkronisasi masalah kerusakan lingkungan dengan instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan/atau swasta sesuai ketentuan berlaku;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan
bantuan teknis pencegahan kerusakan lingkungan
dan pemulihan kualitas lingkungan sesuai
Bab II/21-60
e. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data potensi
kerusakan lingkungan;
f. Penyiapan bahan kerjasama/kemitraan dengan
lembaga penelitian/pengkajian bidang lingkungan hidup, instansi pemerintah, lembaga organisasi swadaya masyarakat dan atau swasta dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan kerusakan
lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku;
g. Pelaksanaan fasilitasi, mediasi, komunikasi dan
koordinasi dalam pertimbangan pemberian
rekomendasi ijin di bidang pengendalian kerusakan lingkungan;
h. Pelaksanaan koordinasi, pengumpulan dan
penyusunan data serta pelaksanaan pengawasan terhadap pengendalian kerusakan lingkungan;
i. Pelaksanaan fasilitasi pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan; dan
j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
4. Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan :
Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan melaksanakan perencanaan teknis, pengelolaan sampah dan pertamanan, menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran dibidang pengelolaan sampah dan pertamanan.
Bab II/22-60
Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan informasi pengelolaan sampah dan
pertamanan tingkat kabupaten/kota;
b. Pengumpulan bahan dalam rangka perumusan kebijakan
teknis dibidang pengelolaan sampah dan pertamanan; c. Penyusunan kegiatan dibidang pengelolaan sampah
dan pertamanan;
d. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pengelolaan
sampah dan pertamanan;
e. Pelaksanaan pengaturan pengelolaan sampah dan
pertamanan;
f. Pembinaan dan bantuan teknis pengelolaan sampah dan pertamanan ;
g. Pelaksanaan bimbingan, pengawasan, pengendalian teknis
dibidang pengelolaan sampah dan pertamanan;
h. Pelaksanaan perijinan dibidang pengelolaan sampah dan pertamanan;
i. Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah;
j. Penetapan lokasi tempat TPS, TPST dan TPA sampah;
k. Pengawasan terhadap TPS, TPST dan TPA sampah;
l. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;
m.Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja
operasional Pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH); n. Pelaksanaan inventarisasi permasalahan, keadaan fisik
dan kebutuhan sarana dan prasarana Pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
Bab II/23-60
o. Pelaksanaan pemeliharaan, pengadaan dan pembangunan
pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
p. Pelaksanaan penataan pertamanan dan Ruang Terbuka
Hijau (RTH);
q. Pelaksanaan pembibitan guna menunjang kebutuhan
pertamanan dan penghjiauan kota;
r. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dibidang pengelolaan sampah dan pertamanan; dan
s. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
(a) Seksi Kebersihan dan Pengangkutan Sampah :
Seksi Kebersihan dan Pengangkutan Sampah
mempunyai tugas menyiapkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan operasionalisasi penanggulangan
sampah, pengangkutan sampah, pemusnahan dan
pemanfaatan sampah, pelayanan penyediaan
peralatan, serta menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang kebersihan dan pengangkutan sampah.
Seksi Kebersihan dan Pengangkutan Sampah
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana teknis dan kegiatan di bidang kebersihan dan pengangkutan sampah;
b. Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana persampahan;
c. Pelaksanaan kebersihan dan pengumpulan sampah
di jalan – jalan umum dan fasilitas umum;
d. Pelaksanaan pengakutan sampah dari TPS,
Bab II/24-60
e. Pelaksanaan pungutan retribusi kebersihan;
f. Pelaksanaan inventarisasi dan pendataan peralatan kebersihan dan pengangkutan sampah;
g. Pelaksanaan pemeliharaan, perawatan dan
perbaikan peralatan kebersihan dan pengangkutan sampah;
h. Pengoperasionalan dan pengaturan penggunaan
peralatan kebersihan dan pengangkutan sampah;
i. Pelaksanaan pembinaan, bantuan teknis,
penyuluhan dan pelatihan serta pemberdayaan masyarakat di bidang kebersihan;
j. Pelaksanaan pengadaan prasarana dan sarana
penunjang pelaksanaan dan pemeliharaan
kebersihan dan pengangkutan sampah;
k. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
terhadap pembangunan maupun pemeliharaan kegiatan kebersihan dan pengangkutan sampah; l. Pelaksanaan sosialisasi tentang kebersihan;
m.Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kebersihan dan pengangkutan sampah; n. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai tugas pokoknya.
(b) Seksi Pengelolaan Sampah Domestik :
Seksi Pengelolaan Sampah domestik mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan sampah domestik, menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pengelolaan sampah domestik.
Bab II/25-60
Seksi Pengelolaan Sampah domestik mempunyai fungsi:
a. Penyusunan informasi pengelolaan sampah
domestik tingkat Kabupaten;
b. Penetapan target pengurangan sampah domestik dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu;
c. Perumusan kebijakan pengurangan sampah
domestik;
d. Pembinaan pembatasan timbunan sampah
domestik;
e. Pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang mampu diurai oleh proses alam;
f. Pembinaan pendaur ulangan sampah;
g. Penyediaan fasilitas pendaur ulangan sampah;
h. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah;
i. Pelaksanaan sosialisasi tentang pengelolaan
sampah
j. Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari
produk dan kemasan produk;
k. Penyediaan sarana prasarana pengolahan sampah;
l. Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap
darurat pengelolaan sampah;
m.Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah;
n. Pengawasan terhadap pengelolaan sampah di
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
o. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
Bab II/26-60
(c) Seksi Pertamanan dan Penataan Keindahan Kota :
Seksi Pertamanan dan Penataan Keindahan Kota mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang pertamanan dan penataan keindahan kota, menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pertamanan dan penataan keindahan kota;
Seksi Pertamanan dan Penataan Keindahan Kota mempunyai fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis
dibidang penataan taman, bidang penghijauan dan bidang penataan keindahan kota;
b. Pelaksanaan inventarisasi dan pendataan terhadap prasarana dan sarana pertamanan serta fasilitas umum termasuk ruang terbuka hijau (RTH);
c. Pelaksanaan pembangunan, perbaikan dan
pemeliharaan prasarana dan sarana pertamanan serta fasilitas umum pertamanan;
d. Pelaksanaan pengadaan prasarana dan sarana
penunjang pelaksanaan dan pemeliharaan
pertamanan dan penataan keindahan kota;
e. Pelaksanaan pembibitan guna menunjang
kebutuhan pertamanan dan penghijauan kota;
f. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan perbengkelan peralatan pertamanan dan penataan keindahan kota;
g. Pelaksanaan pembinaan, bantuan teknis, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pertamanan dan penataan keindahan kota;
Bab II/27-60
h. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
terhadap pembangunan maupun pemeliharaan kegiatan pertamanan dan penataan keindahan kota;
i. Menyiapkan rencana penempatan, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengawasan pembuatan elemen / ornament hias ( patung, tugu / monument, air mancur, kolam, pot bunga, taman median jalan, lampu hias dan tempat bermain anak-anak);
j. Pelaksanaan operasional dan retribusi MCK umum;
k. Pelaksanaan perizinan dan penarikan retribusi pertamanan;
l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Pertamanan dan penataan keindahan kota;
m.Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas pokoknya.
Berikut bagan susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Bab II/28-60
Gambar 2.1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Untuk mengemban tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo saat ini didukung personil sejumlah 279 orang yang
Bab II/29-60
terdiri dari SDM ASN sejumlah 89 orang dan SDM Pegawai Tidak Tetap (PTT) sejumlah 190 orang. Berikut merupakan tabulasi mengenai komposisi SDM (Sumber Daya Manusia) yang terdapat di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Tabel 2.1 Jumlah ASN di lingkungan DLH Kabupaten Ponorogo BAGIAN/BIDANG JUMLAH
Sekretariat 16
Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
7
Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan
Lingkungan dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
7
Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan
57
UPT TPA MRICAN 2
JUMLAH 89 orang
Tabel 2.2 Jumlah PTT di lingkungan DLH Kabupaten Ponorogo BAGIAN/BIDANG JUMLAH
Sekretariat 4
Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3
Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan
Lingkungan dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
Bab II/30-60
BAGIAN/BIDANG JUMLAH
Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan
176
UPT TPA MRICAN 1
JUMLAH 190
Tabel 2.3 ASN DLH Kabupaten Ponorogo Berdasarkan Golongan/Ruang
GOLONGAN/RUANG JUMLAH
Golongan IV/c 1 orang
Golongan IV/a 4 orang
Golongan III/d 12 orang
Golongan III/c 11 orang
Golongan III/b 4 orang
Golongan III/a 4 orang
Golongan II/d 5 orang
Golongan II/c 8 orang
Golongan II/b 12 orang
Golongan II/a 1 orang
Golongan I/d 6 orang
Golongan I/c 21 orang
JUMLAH 89 orang
Tabel 2.4 SDM ASN DLH Kabupaten Ponorogo Berdasarkan Tingkat Pendidikan
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
S2 9
S1 26
D1/SMA 26
Bab II/31-60
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
SD 4
JUMLAH 89 orang
Sebagian besar sumber daya manusia (SDM) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo yang tersedia tersebut berasal dari Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan yang diantaranya sebagai mandor taman, pemelihara taman, sopir truck tangki, sopir pemotongan pohon, mandor penyiraman, mandor penyapuan, pengemudi truck armrol, mandor TPS, petugas penyapuan, mandor TPA Mrican, petugas pemungut retribusi. Dengan meleburnya antara Kantor Lingkungan Hidup dengan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan diharapkan target – target indikator kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo selama 5 tahun ke depan dapat terpenuhi.
2.2.2 Sumber Daya Anggaran
Adapun sumber daya berupa anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan bidang lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Belanja Daerah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 – 2015
URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 Belanja Tidak Langsung 663.651.843 734.421.000 856.459.000 920.187.000 951.844.000 Belanja Langsung 1.819.416.253,26 3.000.606.550 4.810.864.900 6.074.217.876 5.765.335.085 - DAU/APBD 443.665.800 1.042.337.460 2.553.250.900 2.021.322.510 2.199.040.700 - DAK 737.000.000 804.045.000 757.614.000 1.843.030.000 1.131.586.497
Bab II/32-60 URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 - DBHCHT 638.750.453,26 1.154.224.090 1.500.000.000 2.209.865.366 2.434.707.888 Belanja Daerah 2.483.068.096,26 3.735.027.550 5.667.323.900 6.994.404.876 6.717.179.085
Tabel 2.6 Perbandingan Belanja Daerah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 dan 2016
URAIAN 2015 2016
Belanja Tidak Langsung 951.844.000,00 1.006.435.000,00
Belanja Langsung 5.765.335.085,00 4.421.190.449,45
Belanja Daerah 6.717.179.085,00 5.427.625.449,45
Gambar 2.1 Grafik Anggaran Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 - 2016
Bab II/33-60
Dari grafik yang tertera pada Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa Belanja Daerah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo mengalami peningkatan dari Tahun 2011 hingga 2014, kemudian Tahun 2015 berkurang sejumlah Rp. 277.225.791,00 dan berkurang lagi pada Tahun 2016 sejumlah Rp. 1.289.553.636,00.
Pada Tahun 2011 hingga 2016, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo masih berbentuk Kantor Lingkungan Hidup yang pada saat itu terdiri dari 2 seksi (Seksi Analisa Dampak Lingkungan dan Seksi Pemantauan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup) dan 1 sub bagian (Sub Bagian Tata Usaha), sehingga alokasi anggaran yang tersedia selama 6 tahun tersebut kurang lebih sudah mencukupi untuk membiayai kegiatan – kegiatan selama di Kantor Lingkungan Hidup.
2.2.3 Sarana dan Prasarana
Selain sumber daya manusia dan sumber daya anggaran, sarana dan prasarana juga berperan penting untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang lingkungan hidup. Saat ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo telah memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Jaringan internet sebagai media penyebaran dan pendukung
pengidentifikasian data dan informasi terkait lingkungan hidup. Tersedianya jaringan internet dapat mendukung peningkatan akses informasi dan terbukanya pengetahuan dan wawasan SDM Dinas Lingkungan Hidup dd Ponorogo.
2. UPT Pengelolaan Sampah, sebagai dukungan upaya
pengelolaan sampah di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang terletak di Desa Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten
Bab II/34-60
Ponorogo. Pelaksanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Ponorogo banyak mengalami kendala dan permasalahan
yang cukup kompleks. Kondisi dilapangan cukup
membuktikan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat yang tinggi kepada Dinas Lingkungan Hidup Bidang
Pengelolaan Sampah dan Pertamanan dalam hal
pengumpulan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS), padahal kemampuan jangkauan pelayanan Pemerintah Daerah yang masih terbatas baik sarana prasarana, armada dan tenaga yang masih kurang memadai. Adapun sistem pengolahan sampah meliputi pemilahan, pengomposan, pengurukan sampah, pengolahan lindi dan pengolahan gas metan.
3. Situs web, sebagai media komunikasi dan penyebaran
informasi tentang kegiatan – kegiatan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo dan juga berbagai informasi tentang lingkungan hidup lainnya. Dalam pembentukan situs web, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo dengan alamat dlh.ponorogo.go.id.
4. Mobil pengawasan dan pemantauan sebagai sarana
transportasi untuk mendukung pengawasan pada kegiatan usaha atau industri dan sumber – sumber pencemar lainnya serta melakukan pemantauan atau uji kualitas lingkungan pada air badan air, air limbah, udara emisi maupun ambien dan tanah. Saat ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo memiliki mobil pengawasan dan pemantauan sejumlah 1 (satu) unit.
Bab II/35-60
Berikut daftar sarana dan prasarana lain yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
Tabel 2.7 Kendaraan Dinas DLH Kabupaten Ponorogo
NO. JENIS MERK TAHUN
PENGADAAN JUMLAH KONDISI
1. Station Wagon Mitshubisi Maven SDX
2006 1 Kurang
Baik
2. Mobil dinas Toyota
Rush 2014 1 Baik 3. Jeep Daihatsu Feroza 1997 1 Kurang Baik
4. Dump Truck Hino/Dutro
130 HD 6.8 PS
2018 1 Baik
5. Mobil tangki Daihatsu
(Tangki air)
1995 1 Baik
6. Mobil tangki Daihatsu
(Tangki air)
1997 1 Baik
7. Sepeda motor Honda/NF 125 TRF
2009 2 Baik
8. Sepeda motor Kawasaki 2014 1 Baik
9. Sepeda motor Honda/NF 125 TRF
2014 1 Baik
10. Sepeda motor Suzuki A
100
2006 1 Baik
11. Sepeda motor Yamaha SE 88
2015 1 Baik
12. Sepeda motor Honda 2016 2 Baik
Bab II/36-60
NO. JENIS MERK TAHUN
PENGADAAN JUMLAH KONDISI
14. Sepeda roda 3 APPKTM Gajah 150 RD
2015 2 Baik
15. Buldozer Komatsu 2015 1 Baik
Tabel 2.8 Peralatan Kantor DLH Kabupaten Ponorogo
NO. JENIS MERK TAHUN
PENGADAAN JUMLAH KONDISI
1.
GPS (Global Positioning System)
2017 1 Baik
2. Scanner Canon 2008 1 Baik
3. Rak – rak
penyimpanan 2006 1 Baik
4. Rak kayu 2013 1 Baik
5. Rak kayu 2014 2 Baik
6. Filling besi Brother 2012 5 Baik
7. Filling besi Brother 2014 3 Baik
8. Filling besi VIP 2018 4 Baik
9. Band kas 2015 1 Baik
10. Alat pemotong kertas Geha Shredder 515 Premium 2011 1 Baik 11. Overhead projector Epson EB-S200 2014 1 Baik
Bab II/37-60
12. Kursi
besi/metal 2016 2 Baik
13. Meja rapat 2014 5 Baik
14. Meja rapat 2016 1 Baik
15. Meja tulis 2012 1 Baik
16. Kursi rapat 2014 30 Baik
17. Kursi tamu 2010 1 Baik
18. Kursi tamu 2014 1 Baik
19. Kursi putar 2012 1 Baik
20. Kursi putar 2015 3 Baik
21. Kursi putar 2016 1 Baik
22. Kursi putar 2018 5 Baik
23. AC Unit 2011 4 Baik 24. AC Unit 2013 2 Baik 25. AC Unit 2016 1 Baik 26. AC Split 2009 1 Baik 27. Televisi 2014 1 Baik 28. PC Unit 2012 2 Baik
29. PC Unit Acer 2013 1 Baik
30. PC Unit ASUS 2017 1 Baik
31. Laptop ASUS 2013 1 Baik
32. Laptop Toshiba Portege R 2014 1 Baik 33. Laptop Toshiba Satellite C40-A 2015 1 Baik 34. Laptop 2016 2 Baik
35. Laptop ACER 2017 3 Baik
36. Laptop ASUS 2018 2 Baik
Bab II/38-60
38. Laptop ASUS 2018 1 Baik
39. Notebook Toshiba
C640 2011 2 Baik
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Pada sub bab ini akan diuraikan kinerja pelayanan bidang lingkungan hidup di Kabupaten Ponorogo pada 5 tahun ke belakang yaitu Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015.
Dalam Perda Kabupaten Ponorogo No. 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015 maupun Perda Kabupaten Ponorogo No. 4 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo tahun 2016 – 2021, sama – sama menyebutkan bahwa pembangunan bidang lingkungan hidup merupakan salah satu pelayanan dasar yang harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo bagi masyarakatnya. Dengan terpenuhinya pelayanan dasar tersebut diharapkan kualitas hidup
masyarakat akan meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015, disebutkan bahwa urusan lingkungan hidup masuk ke dalam sasaran pembangunan Kabupaten Ponorogo yang ke-7 yaitu meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pengelolaan persampahan adalah salah satu permasalahan lingkungan dan agar kesehatan lingkungan dapat terjaga dengan baik, maka setiap sampah yang dihasilkan oleh masyarakat harus tertangani, yang berarti bukan saja mampu diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), namun juga perlu dipikirkan daur ulang atas sampah tersebut. Permasalahan lainnya adalah kualitas udara, yang dalam hal ini
Bab II/39-60
diperlukan ruang terbuka hijau dan pengendalian atas sumber pencemaran udara berupa pengawasan emisi gas buang.
Program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan urusan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan;
6. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;
7. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
8. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup;
9. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;
10. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;
11. Program Pengelolaan Sampah dan Pertamanan;
12. Program Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan
dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;
13. Program Penataan dan Penaatan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
14. Program Pembinaan Lingkungan Sosial;
Beberapa pelayanan yang diberikan atau telah dilaksanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo dari Tahun 2011 hingga Tahun 2016 antara lain layanan perijinan lingkungan, pelayanan pencegahan pencemaran air, pelayanan pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak, pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
Bab II/40-60
produksi biomassa, pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan. Berikut uraian keterangan terkait masing – masing pelayanan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo tersebut :
a. Pelayanan perijinan lingkungan :
Salah satu pelayanan yang diberikan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo adalah layanan perijinan lingkungan yang terdiri dari pemberian rekomendasi UKL UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan), rekomendasi SPPL, pemberian izin terkait B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Berikut daftar pemberian rekomendasi dan izin yang telah dilaksanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo selama Tahun 2011 hingga Tahun 2015 :
Tabel 2.9 Layanan Perijinan Lingkungan Tahun 2011 – 2015
NO. JENIS PERIJINAN 2011 2012 2013 2014 2015 1. Rekomendasi UKL UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) 7 9 7 15 3 2. Rekomendasi DPLH (Dokumen 1 - - 5 21
Bab II/41-60 NO. JENIS PERIJINAN 2011 2012 2013 2014 2015 Pengelolaan Lingkungan Hidup) 2. Rekomendasi SPPL (Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup) - 1 3 102 99 3. Izin terkait B3 - - 1 1 2 4. Izin terkait IPAL - - 1 2 3
b. Pelayanan pencegahan pencemaran air :
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 4 Peratuaran Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, bahwa pengendalian pencemaran air didefinisikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Dari definisi tersebut, salah satu upaya pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan. Pencegahan pencemaran air dapat dilakukan dengan cara membatasi jumlah air limbah yang dibuang dari sumber pencemar. Secara administratif, pembatasan air limbah yang dibuang dilakukan dengan cara menetapkan baku mutu air limbah dari masing – masing jenis sumber
Bab II/42-60
pencemar. Setelah baku mutu air limbah ditetapkan, pencegahan dilakukan melalui kegiatan pengawasan untuk melihat tingkat penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang – undangan terutama yang berkaitan pengendalian pencemaran air.
Selama 5 tahun dari Tahun 2011 hingga Tahun 2015, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo melaksanakan pemantauan dalam rangka pelayanan pencegahan pencemaran air terhadap beberapa kegiatan usaha yang diprioritaskan yaitu sebagai berikut :
1. PT. Sari Tanam Pratama (PT. Sorini Agro Asia
Corporindo, Tbk / PT. Budi Starch & Sweetener)
2. Pabrik Minyak Kayu Putih “Sukun” Ponorogo
3. Rumah Sakit Umum “Aisyiyah Ponorogo”
4. Rumah Sakit Dr. Hardjono
5. Rumah Sakit Darmayu
6. Rumah Sakit Muhammadiyah
7. Rumah Sakit Umum Muslimat
8. Rumah Sakit Griya Waluyo
Pemantauan dalam upaya pelayanan pencegahan
pencemaran air dilaksanakan dengan mengacu pada persyaratan teknis sebagaimana telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Berikut merupakan tabel prosentase target pelayanan pencegahan pencemaran air.
Bab II/43-60
Tabel 2.10 Prosentase Jumlah Usaha dan/atau Kegiatan yang Mentaati Persyaratan Adminitrasi dan Teknis Pencegahan
Pencemaran Air
No. Pelaksanaan Tahun
Jml Usaha Dan/Atau Keg Yg Mentaati Persy Adm & Tekns
Pencghn Penc. Air
Jml Usaha Dan/Atau Keg
Yang Diawasi
Prosentase Jml Usaha Dan/Atau Keg Yg Mentaati Persy Adm & Tekns Pencghn Penc Air
(3)/(4) X 100% (1) (2) (3) (4) (5) 1 2009 2 2010 3 2011 3 5 60 % 4 2012 4 5 80 % 5 2013 2 2 100% 6 2014 2 6 33,33% 7 2015 6 6 100%
Sumber : Laporan SPM Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2015
c. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak :
Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhirnya tidak dapat digunakan lagi sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara, salah satunya berasal dari kegiatan sumber tidak bergerak dimana yang paling dominan adalah industri. Pencegahan pencemaran udara dapat dilakukan dengan mengurangi atau mencegah terjadinya pencemaran udara. Upaya yang dilakukan oleh pihak industri untuk mengendalikan pencemaran udara dengan cara tiga tahap dalam industri itu sendiri, yaitu :
- Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan contoh
bahan bakar gas, batubara yang mengandung kadar sulfur rendah