• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

perusahaan yang diteliti.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan April hingga Mei tahun 2020.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan dalam industri kuliner yaitu Produksi Tahu Bpk Sumadi yang berlokasi di Bayen, Purwomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Subyek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian iniyaitu pemilik perusahaan dan karyawan.

D. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah: gambaran umum perusahaan, proses produksi, proses penentuan harga pokok produksi dan harga jual perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah berkas – berkas perusahaan yang berisi keterangan biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan, dan data mengenai kondisi pasar industri.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Menurut Danang Sunyoto (2013: 22), wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur maupun tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi secara luas tentang obyek penelitian. Dalam penelitian ini penelitimenggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data berikut:

a. Gambaran umum perusahaan, termasuk sejarah dan visi perusahaan. b. Proses produksi, termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan c. Proses penentuan harga pokok produksi menurut perusahaan

d. Proses penentuan harga jual menurut perusahaan e. Biaya – biaya yang dikeluarkan selama bulan Mei 2020 2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data biaya yang dikeluarkan pada bulan Mei 2020, dan data mengenai kondisi pasar industri yang diperoleh dari internet.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis menurut langkah – langkah dibawah ini:

1. Mendeskripsikan penentuan harga pokok produksi bulan Mei 2020 menurut perusahaan

2. Mendeskripsikan penentuan harga jual produk menurut perusahaan

3. Mengidentifikasi semua biaya yang terjadi pada perusahaan sesuai dengan klasifikasinya

4. Mendeskripsikan penentuan harga pokok produksi dengan metode perhitungan full costing melalui tahap - tahap berikut ini:

a. Menghitung biaya bahan baku aktual bulan Mei 2020

b. Menghitung biaya tenaga kerja langsung aktual bulan Mei 2020 c. Menghitung biaya aktual overhead pabrik tetap bulan Mei 2020 d. Menghitung biaya aktual overhead pabrik variabel bulan Mei 2020 e. Menentukan harga pokok produksi bulan Mei 2020 menurut full

Biaya Bahan Baku Rp xx Biaya Tenaga Kerja Langsung xx Biaya Overhead Pabrik Tetap xx Biaya Overhead Pabrik Variabel xx Biaya Produksi Rp xx Barang Dalam Proses (awal) xx Barang Dalam Proses (akhir) xx Harga Pokok Produksi Rp xx

f. Menentukan harga pokok produksi untuk masing - masing jenis produk dengan metode alokasi Biaya per Unit Rata - rata Biasa melalui rumus berikut:

Biaya per Unit = Total Biaya Bersama Total Unit Produksi Alokasi Biaya Bersama

=

Biaya per unit x Jumlah unit masing - masing produk

5. Mendeskripsikan penentuan taksiran harga jual bulan Juni 2020 menurut

cost plus pricing dengan langkah – langkah seperti berikut ini:

a. Menentukan taksiran harga pokok produksi Juni 2020 menurut full

costing dan alokasinya pada ketiga jenis produk

b. Menentukan taksiran harga pokok penjualan dengan rumus berikut: Persediaan awal barang jadi Rp xxx

Ditambah:

Harga Pokok Produksi xxx Dikurangi:

Persediaan akhir barang jadi (xxx) Harga Pokok Penjualan Rp xxx

c. Menentukan taksiran biaya non produksi (biaya penjualan) dan alokasinya pada ketiga jenis produk.

d. Menghitung persentase mark up dengan rumus berikut:

Mark up=Beban Penjualan dan Administrasi + Laba Usaha

Harga Pokok Penjualan

e. Menentukan harga jual masing - masing produk menurut cost plus

pricing dengan rumus seperti berikut:

Harga Jual=(100%+% Mark up) x Harga Pokok Penjualan Unit Produksi

6. Membuat tabel perbandingan harga pokok produksi bulan Mei 2020 menurut perusahaan dan menurut full costing

Keterangan Menurut

Perusahaan

Menurut

Full Costing Selisih

Harga Pokok Produksi

Bersama xx xx xx

Unit Produksi Total xx xx xx

Harga Pokok Produksi

Bersama per Unit xx xx xx

Harga Pokok Produksi

Tahu Putih xx xx xx

Harga Pokok Produksi

Tahu Kuning xx xx xx

Harga Pokok Produksi

7. Membuat tabel perbandingan taksiran harga jual bulan Juni 2020 menurut perusahaan dan menurut cost plus pricing.

Keterangan Menurut

Perusahaan

Menurut

Cost Plus Pricing Selisih

Harga Jual Tahu

Putih per Unit xx xx xx

Harga Jual Tahu

Kuning per Unit xx xx xx

Harga Jual Tahu

36 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Produksi Tahu Bpk Sumadi adalah salah satu UMK di Yogyakarta yang bergerak dibidang Industri makanan dengan hasil produk yaitu tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong. Saat ini Produksi Tahu Bpk Sumadi berlokasi di Bayen, Purwomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, dan telah beroperasi selama 12 tahun, sejak tahun 2008. Industri tahu ini dimulai ketika pak Sumadi masih bertempat tinggal di Bantul, ia bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 28 orang membentuk kelompok Industri Tahu Tempe dan kemudian mengajukan proposal kepada Dinas Perindakop Bantul untuk mendapatkan bantuan peralatan. Dari 29 orang tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kelompok menurut dua jenis produksi yaitu produksi tempe dan produksi tahu yang didalamnya termasuk pak Sumadi. Proposal diterima Disperindakop dan setiap kelompok diberikan bantuan peralatan sesuai dengan jenis produksi yang dilakukan kelompok tersebut. Pak Sumadi bersama kelompoknya menerima bantuan masing - masing satu mesin diesel, satu tanki uap, satu bak air, dan 4 ember, dan setelah itu mereka aktif melakukan produksi tahu.

Seiring berjalannya waktu, karena situasi di Bantul pada saat itukekurangan air, pak Sumadi memutuskan untuk pindah lokasi produksi keBayen, Purwomartani, Kec. Kalasan. Saat ini Produksi Tahu Bpk Sumadi

aktif berproduksi 6 kali dalam satu minggu, setiap hari Senin hingga Sabtu, dari pukul 09.30 – 15.00 WIB.

Produksi Tahu Bpk Sumadi dikelola oleh pak Sumadi bersama isterinya serta tiga orang karyawan. Tiga karyawan bertugas mengolah kacang kedelai menjadi tahu putih, dengan pembagian tugas yang sama dan dilakukan secara bergantian mulai dari mencuci dan merendam kacang kedelai, menghaluskan kacang kedelai, memasak kacang kedelai yang telah dihaluskan, mencampurkan larutan asam, dan menyetak tahu. Sementara itu,Isteri pak Sumadi bertugas mengolah tahu putih menjadi beberapa varian yaitu tahu kuning dan tahu pong, sedangkanpak Sumadi sendiri bertugas mengontrol jalannya produksi dan memasarkan produk tepat setelah selesai produksi dan keesokan paginya.Produk tahu tersebut didistribusikan ke warung-warung dan pasar tradisional. Selama produksi berjalan,stok tahu yang sudah siap di pabrik juga dapat dibeli langsung oleh konsumen dalam jumlah berapa pun sesuai keinginan konsumen.

B. Tujuan Perusahaan

Produksi Tahu Bpk Sumadi tidak memiliki visi dan misi atau tujuan perusahaan yang tertulis, namun pak Sumadi sendiri menerangkan bahwa sejak awal, tujuannya mendirikan bisnis ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau permintaan pasar yang pada saat itu masih kurang terpenuhi atau dengan kata lain, pada saat itu produsen tahu masih sangat

sedikit. Selain itu, tujuan pak Sumadi menjalankan bisnis ini juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

C. Proses Produksi

Pak Sumadi menetapkan jumlah tetap produksi minimum yaitu sebanyak 90 papan tahu putih per hari. Produksi aktual bisa melebihi 90 papan, tergantung pada permintaan konsumen pada hari tersebut dan jumlah stok yang akan dijual ke pasar tradisional. Pak Sumadi memiliki pelanggan tetap atau konsumen yang sudah langganan membeli tahu setiap hari. Kebutuhan pelanggan tetap ini sudah bisa terpenuhi jika memproduksi 90 papan. Pak Sumadi juga memiliki pelanggan tidak tetap yang langsung ke pabrik untuk membeli tahu. Permintaan dari pelanggan tidak tetap inilah yang seringkali membuat jumlah produksi melebihi 90 papan tahu per hari. Permintaan yang meningkat dari pelanggan tidak tetap ini juga mendorong pak Sumadi untuk meningkatkan jumlah produksi untuk dijadikan stok tahu yang akan dijual di pasar tradisional pada besok paginya. Selain itu, jumlah produksi juga dipengaruhi oleh permintaan pelanggan tetap yang juga cenderung meningkat pada saat hari raya.

Untuk produksi 90 papan tahu dibutuhkan 150 kg kedelai. Namun demikian, setiap hari diawal produksi, karyawan akan memasukkan 160 kg kedelai dalam 16 ember, masing-masing berisikan 10 kg kedelai.Setiap ember dipakai untuk satu kali masak dengan direndam terlebih dahulu selama 3 jam sebelum dihaluskan dan dimasak. Kedelai yang disiapkan melebihi yang

dibutuhkan untuk produksi 90 papan, dengan asumsi bahwajika permintaan pelanggan pada hari tersebut banyak, maka 16 ember kedelai tersebut akan dimasak semuanya, jika tidak, maka hanya 15 ember yang dimasak, dan jika kebutuhan kedelai melebihi 16 ember maka karyawan dapat langsung mengambil tambahan kedelai pada persediaan kedelai di pabrik.

Proses produksi dimulai dari kacang kedelai yang dicuci dan direndam selama 3 jamdan dihaluskan dengan cara digiling menggunakan mesin penggilingdiesel. Kacang kedelai yang telah halus seperti buburselanjutnya dimasak hingga mendidih menggunakan uap air. Inilah yang sedikit membedakan Produksi Tahu Bpk Sumadi dengan produksi tahu lainnya yaitu cara masaknya yang menggunakan uap.

Produksi tahu pada umumnya menggunakan tungku api langsung dibawah wadah yang berisikan bubur kacang kedelai sedangkan pak Sumadi dalam produksinya ini menggunakan uap air yang dialiri dari tanki uap dengan tungkunya yang terletak terpisah dari wadahuntuk memasak bubur kacang kedelai, sehingga dengan satu tungku api pak Sumadi dapat menggunakan lebih dari satu wadah untuk memasak bubur kacang kedelai. Selain itu, menggunakan uap yang dialiri ini juga membuat proses memasak menjadi lebih aman karena terjauh dari tungku api.

Setelah mendidih dan menjadi susu kedelai,selanjutnya disaring menggunakan kain untuk memisahkan ampas kacang kedelai dari sarinya.Hasil saringan yang sudah ditempatkan dalam satu wadah yang

berbeda dengan wadah untuk memasak tadi kemudian dicampur dengan larutan asam sambil diaduk hinggamembentuk gumpalan – gumpalan tahu. Setelah semua bubur kacang kedelai menggumpal dan membentuk adonan tahu, selanjutnya dikuras air beserta larutan asam yang masih tercampur dengan adonan tahu dan setelah itu adonan tahu siap untuk dicetak.

Cetakan tahu yang digunakan cukup sederhana hanya terbuat dari kayu dengan bentuk kotak pipih seperti kotak pizzanamun berlubang dan bagian dalamnya dilapisi kain. Adonan tahu atau gumpalan tahu dimasukkan kedalam kotak cetakan dan kemudian ditutup dengan kain terlebih dahulu setelah itu ditutup dengan penutup cetakannya dari atas. Pak Sumadi menggunakan cetakan yang lainnya sebagai pemberat yang diletakan diatas cetakan yang berisikan adonan tahu untuk menekan adonan dan menguras larutan asam yang masih terkandung didalamnya. Lubang pada cetakan dan pori-pori kain berfungsi untuk mengeluarkan dan memisahkan larutan asam dari adonan tahu. Cetakan didiamkan sampai adonannya benar-benar padat dan tidak ada lagi air yang menetes, setelah itu boleh dibuka cetakannya dan jadilah tahu putih Bpk Sumadi.

Tahu yang sudah jadi selanjutnya akan dipotong menjadi beberapa potongan sesuai permintaan pelanggan yang membeli per unit papan, dan dipotong menurut standar perusahaan yaitu potongan 56, potongan 70, dan potongan 143, untuk pelanggan tidak tetap yang membeli di pabrik dan di pasar tradisional.Setelah dipotong tahu akan dibuat menjadi dua varian lagi

yaitu tahu kuning dan tahu pong. Pembuatan tahu kuning dilakukan dengan cara merebus potongan tahu putih dengan kunyit yang telah dihaluskan menggunakan blender, sedangkan untuk tahu pong dibuat dengan cara menggoreng potongan tahu putih. Potongan tahu putih lainnya direndam dan disimpan sebagai persediaan tahu putih. Secara ringkas, proses produksi Produksi Tahu Bpk Sumadi dapat dilihat pada Gambar 1.

43 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif mengenai biaya - biaya dan transaksi yang terjadi pada Produksi Tahu Bpk Sumadi. Data - data tersebut diperoleh melalui wawancara peneliti dengan subjek penelitian dan juga melalui dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses observasi pada Produksi Tahu Bpk Sumadi.

Sebagian besar transaksi penjualan tahu adalah berdasarkan unit papan (cetakan). Unit papan yang dimaksud adalah satu lembar tahu seukuran cetakannya. Pelanggan membayar per unit papan dan tiap satuan unit papan tersebut dipotong oleh karyawan dalam jumlah yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan.Perusahaan menawarkan tiga pilihan jumlahpotongan tahu yakni adayang satu lembar tahu (unit papan) dipotong menjadi 56 potong, 70 potong, dan ada yang dipotong menjadi 143 potong. Pada penelitian ini, satuan unit yang digunakan adalah unit papan (cetakan). Tabel 1 menunjukkan data jumlah produksi perusahaan selama 21 hari pada bulan Mei 2020.

Pada kondisi normal, perusahaan memiliki total jumlah produksi yang cenderung sama yaitu berkisar antara 90 hingga 96 unit per hari. Jumlah ini terdiri dari 53 unit tahu kuning, 14 unit tahu pong, dan selebihnya adalah unit tahu putih. Jumlah produksi tahu kuning dan tahu pong adalah jumlah tetap

karena varian tahu ini sebagian besar dibeli oleh pelanggan tetap perusahaan dalam jumlah tetap pada kondisi normal. Alokasi biaya produksi untuk ketiga jenis produk ditentukan menggunakan metode Biaya per Unit Rata - rata Biasa. Pada kondisi tertentu seperti hari raya, jumlah produksi dapat melebihi jumlah produksi per hari pada kondisi normal.

Tabel 1.Produksi Aktual BulanMei 2020

Tanggal Produk Jumlah Tahu Putih Tahu Kuning Tahu Pong

1 29 53 14 96 2 29 53 14 96 4 23 53 14 90 5 23 53 14 90 6 23 53 14 90 7 23 53 14 90 8 23 53 14 90 9 23 53 14 90 11 29 53 14 96 12 29 53 14 96 15 23 53 14 90 16 29 53 14 90 18 29 53 14 96 19 29 53 14 96 20 32 60 16 96 21 32 60 16 108 22 36 66 18 120 27 29 53 14 96 28 31 56 15 102 29 29 53 14 96 30 31 56 15 102 Total 584 1.146 304 2.034

Jumlah produksi tertinggi terjadi pada hari Jumat tanggal 22 yaitu dengan jumlah produksi sebesar 120 unit. Tanggal 22 adalah dua hari menjelang hari raya Idul Fitri sehingga banyak pelanggan yang mulai membeli bahan makanan termasuk tahu untuk persiapan hari raya sehingga

permintaan tahu meningkat. Aktivitas produksi pada saat itu juga akan diliburkan selama tiga hari, yaitu pada hari Sabtu, Senin, dan Selasa, maka pada saat hari terakhir sebelum libur tersebut jumlah produksi dinaikan untuk menambah persediaan tahu untuk dijual pada hari Sabtu, Minggu, Senin, dan Selasa, 23 sampai 25 Mei 2020. Dapat disimpulkan bahwa produksi sebesar 120 unit pada tanggal 22 disebabkan oleh permintaan tahu yang meningkat dan juga karena upaya perusahaan untuk menyediakan stok tahu saat hari libur produksi.

Fluktuasi jumlah unit produksi pada hari-hari lain disebabkan oleh permintaan konsumen di pasar tradisional yang cukup tinggi sehingga jumlah unit produksi dilebihkan untuk digunakan sebagai stok di pasar tradisional. B. Analisis Data

Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual menurut Perusahaan 1. Harga Pokok Produksi Bulan Mei 2020 menurut Perusahaan

Biaya – biaya yang diakui perusahaan sebagai biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya solar, biaya serbuk kayu, biaya sewa gedung, biaya listrik, biaya minyak goreng, dan biaya kunyit. Berikut rincian komponen biaya produksi bulan Mei 2020 menurut perusahaan.

a. Biaya Bahan Baku Bulan Mei 2020

Bahan baku yang digunakan adalah kedelai impor dengan harga Rp8.200/kg. Perusahaan biasanya membelibahan baku setiap tiga hari

sekali sebanyak 500 kg. Perhitungan biaya bahan baku menurut perusahaan menjadi seperti berikut:

Pemakaian bahan baku harian = 500 kg / 3 hari = 166,67 kg

Pemakaian bahan baku bulan Mei = 166,67 kg x 21 hari = 3.500 kg

Biaya bahan baku bulan Mei = 3.500 kg x Rp8.200 = Rp28.700.000 b. Biaya Tenaga Kerja Bulan Mei 2020

Upah untuk tiga karyawan sebesar Rp1.500.000 per minggu atau per enam hari kerja. Perusahaan menghitung biaya tenaga kerja bulan Mei seperti berikut:

Biaya tenaga kerja per hari = Rp1.500.000 / 6 hari = Rp250.000

Biaya tenaga kerja bulan Mei = Rp250.000 x 21 hari = Rp5.250.000

c. Biaya Solar Bulan Mei 2020

Perusahaan menggunakan solar sebagai bahan bakar mesin penggiling (diesel). Perusahaan biasanya membeli solar di SPBU senilai Rp100.000 untuk pemakaian lima hari produksi. Biaya solar menurut perusahaan dihitung seperti berikut.

Biaya solar harian = Rp100.000 / 5 hari = Rp20.000

Biaya solar bulan Mei = Rp20.000 x 21 hari = Rp420.000

d. Serbuk Kayu

Pada Produksi Tahu Bpk Sumadi, serbuk kayu digunakan sebagai bahan bakar untuk tanki uap. Serbuk kayu dibeli dari

perusahaan meubel dengan harga Rp250.000 per satu bak mobil

pick-up, untuk pemakaian 5 hari produksi. Biaya serbuk kayu selama bulan

Mei 2020 menurut perusahaan dihitung seperti berikut:

Biaya serbuk kayu per hari = Rp250.000 / 5 hari = Rp50.000

Biaya serbuk kayu bulan Mei = Rp50.000 x 21 hari = Rp1.050.000 e. Biaya Sewa Gedung

Tarif sewa gedung yang dikenakan kepada perusahaan adalah Rp30.000 per hari dan dibayarkan setiap akhir bulan. Perhitungan biaya sewa gedung menurut perusahaan ditentukan seperti berikut: Biaya Sewa Gedung = Rp30.000 x 21 hari

= Rp630.000 f. Biaya Listrik

Perusahaan menggunakan listrik untuk menyalakan mesin pompa air. Biaya listrik dibayarkan kepada pemilik gedung dengan tarif tetap yaitu Rp50.000 per bulan.

g. Biaya Minyak Goreng

Minyak goreng digunakan untuk menggoreng tahu putih menjadi tahu pong. Perusahaan membeli minyak goreng dengan harga Rp13.000 per hari. Penggunaan minyak goreng untuk satu hari produksi adalah sebanyak 6 kg. Biaya minyak goreng bulan Mei 2020 ditentukan seperti berikut.

Biaya minyak goreng per hari = Rp13.000 x 6 kg = Rp78.000

Biaya serbuk kayu bulan Mei = Rp78.000 x 21 hari = Rp1.638.000 h. Biaya Kunyit

Perusahaan menggunakan kunyit untuk membuat tahu putih menjadi tahu kuning dengan cara merebus tahu putih dengan kunyit yang telah diblender. Perusahaan memperoleh kunyit dengan harga Rp23.000/kg. Pemakaian kunyit per hari sebanyak 1,5 kg. Biaya kunyit bulan Mei 2020 menurut perusahaan ditentukan seperti berikut ini.

Biaya kunyit per hari = Rp23.000 x 1,5 kg = Rp34.500

Biaya kunyit bulan Mei = Rp34.500 x 21 hari = Rp724.500

Tabel 2. Biaya ProduksiBulan Mei menurut Perusahaan Biaya Bahan Baku Rp 28.700.000 Biaya Tenaga Kerja 5.250.000 Biaya Solar 420.000 Biaya Serbuk Kayu 1.050.000 Biaya Sewa Gedung 630.000 Biaya Listrik 50.000 Biaya Minyak Goreng 1.638.000 Biaya Kunyit 724.500

Total Biaya Produksi Rp 37.738.000 Biaya Produksi per Unit Rp 18.554

Biaya produksi per unit diperoleh dari perhitungan Rp37.738.000/2.034 = Rp18.554.Produksi tahu umumnya harus diselesaikan untuk setiap proses produksinya pada saat itu juga sehingga

tidak ada persediaan barang dalam proses. Karena tidak ada persediaan barang dalam proses maka harga pokok produksi sama dengan biaya produksi, maka harga pokok produksi untuk masing – masing tiga jenis tahu menurut perusahaan adalah Rp18.554 per unit.

2. Harga Jual Mei 2020 dan Taksiran Harga Jual Juni 2020 menurut Perusahaan

Penentuan harga jual menurut perusahaan tidak didasarkan pada perhitungan biaya produksi (cost basis). Perusahaan juga tidak menetapkan besarnya laba yang diharapkan dalam menentukan harga jual tahu. Perusahaan menetapkan harga jualberdasarkan harga pasar pada industri tahu dengan tujuan agar harga yang ditetapkan dapat bersaing.

Perusahaan menetapkan harga jualbulan Mei 2020 untuk masing – masing tiga jenis produk yakni tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong, dengan harga yang sama yaitu Rp28.000 per unit.Dari harga Rp28.000 jika dibandingkan dengan harga pokok produksi menurut perusahaan maka tingkat laba yang dapat diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp28.000 –Rp18.554 = Rp9.446 per unit. Harga jual yang ditetapkan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar pada industri tahu.

Menurut perusahaan, harga jual ketiga jenis tahu sebesar Rp28.000 per unit juga akan berlaku pada bulan Juni 2020 karena dalam waktu dekat sebelumnya tepatnya pada bulan April 2020 telah terjadi kenaikan harga setelah pasar bereaksi terhadap naiknya harga kedelai impor yang

terjadiakibat dari situasi pandemi covid-19. Oleh karena itu, taksiran harga jual ketiga jenis tahu yakni tahu putih, tahu kuning, dan tahu pong, untuk periode Juni 2020 menurut perusahaan adalahRp28.000 per unit. Penentuan Harga Jual menurut Cost Plus Pricing dengan Pendekatan

Full Costing

Pada penelitian ini penulis melakukan penentuan harga pokok produksi menurut metode full costing dan penentuan harga jual menurut metode cost

plus pricing.Menurut metode full costing, harga pokok produksi terdiri atas

unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya overhead pabrik variabel.

Produksi Tahu Bpk Sumadi hanya menggunakan satu bahan baku yaitu kedelai. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan untuk tiga orang karyawan yang melakukan proses produksi tahu putih. Biaya-biaya lain sepertibiaya sewa gedung, biaya listrik, biaya depresiasi, biaya cuka dan biaya serbuk kayu, dibebankan sebagai biaya overhead pabrik tetap, dan biaya plastik serta biaya solar dibebankan sebagai biaya overhead pabrik variabel. Biaya minyak goreng dibebankan sebagai biaya proses lanjutan tahu pong, dan biaya kunyit sebagai biaya proses lanjutan tahu kuning. Biaya non produksi dalam Produksi Tahu Bpk Sumadi adalah biaya bensin dari mobil pick-up yang dipakai untuk menjual tahu, dan dalam hal ini biaya bensin tersebut dikategorikan sebagai biaya penjualan (biaya pemasaran).

1. Perhitungan Biaya Aktual Bulan Mei 2020

Produksi Tahu Bpk Sumadi hanya aktif berproduksi pada hari Senin sampai Sabtu, sedangkan hari Minggu libur. Pada bulan Mei 2020 terdapat lima hari Minggu, maka jumlah total hari selain hari Minggu dalam bulan Mei 2020 adalah 31 – 5 = 26 hari. Pada hari Rabu dan Kamis

Dokumen terkait