• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Harga Saham

Menurut Hutami (2012), harga saham merupakan harga selembar saham yang berlaku dalam pasar saat ini di bursa efek. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.Sedangkan, menurut Susilawati (2012), harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan.

Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan investor, di mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro (Tandelilin, 2010). Priatinah dan Kusuma (2012) menyatakan bahwa investor mempunyai berbagai pertimbangan untuk memutuskan sebuah investasi saham di pasar modal.Fluktuasi harga saham yang tidak menentu dan mengandung resiko menyebabkan ketidakpastian investor dalam menentukan keputusan investasinya. Faktor lain yang turut mempengaruhi harga saham adalah faktor makro ekonomi suatu negara, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, faktor stabilitas politik dan faktor keamanan.

Menurut Jones (2010), harga saham pada saat tertentu merefleksikan:

1. Semua informasi yang diketahui termasuk informasi masa lalu (contoh: penghasilan tahun lalu) dan informasi saat ini serta peristiwa di masa yang akan datang yang sudah diumumkan (contoh: pemecahan saham).

2. Informasi yang dapat disimpulkan (contoh: banyak investor yakin bahwa minggu depan tingkat bunga akan turun maka harga saham akan merefleksikan keyakinan tersebut sebelum peristiwa aktual terjadi).

Menurut Mulyana (2011), harga saham juga dapat ditentukan oleh perusahaan yang menerbitkan saham dan penjamin emisi (underwriter). Maka, harga saham adalah harga yang disepakati oleh kedua pihak yakni pihak penerbit dan pembeli. Harga jual saham di pasar perdana juga dapat ditentukan melalui competitive bidding dimana perusahaan penerbit saham akan memilih underwriter yang menawarkan harga tertinggi dan memiliki biaya terendah. Beberapa istilah dalam harga saham antaralainopen, close, bid, offer.

a. Open adalah harga saat pembentukan harga saham pada awal perdagangan. Jadi ketika perdagangan saham dimulai setiap harinya maka harga open menjadi patokan sebagai harga awalnya.

b. Close adalah harga penutupan sebuah perdagangan saham pada periode tertentu. Closing Price ini menjadi patokan untuk harga pembukaan pada sesi perdagangan berikutnya.

c. Bid adalah harga penawaran untuk membeli sebuah saham dengan harga yang telah disetujui oleh pembeli dan penjual.

d. Offer adalah harga penawaran untuk menjual sebuah saham pada harga yang telah disepakati oleh pembeli dan penjual.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun

penurunan.Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya (www.idx.co.id).

Beberapa jenis harga saham menurut Taofiqkurochman dan Konadi (2012): 1. Harga pasar saham, merupakan harga yang disepakati penjual dan

pembeli pada saat memperdagangkan saham.

2. Harga saham pembukaan, merupakan harga saham diperdagangkan pertama kalinya pada hari bursa.

3. Harga saham penutupan, merupakan harga saham terakhir diperdagangkan baik dalam satu hari, satu minggu, satu bulan atau satu tahun.

Dalam menganalisa harga saham para investor juga harus memperhitungkan return yang di dapat dan juga risiko yang akan diterima.Menurut Ross, dkk (2012) return dibagi menjadi return yang dapat diprediksikan (expected return) dan return yang tidak dapat diprediksi

(unexpected return). Return yang dapat diprediksi adalah return yang mengacu

pada informasi yang dimiliki oleh pemegang saham terhadap saham itu sendiri,yang mengacu pada informasi di pasar modal sekarang, dan akan mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. Return yang tidak dapat diprediksi adalah return yang muncul karena informasi yang tidak dapat

diprediksi dari waktu ke waktu, contohnya seperti informasi politik Negara tersebut, informasi nilai tukar Negara tersebut, dan kondisi ekonomi Negara tersebut (GDP) .

Menurut Jones (2010) pengembalian atau return adalah selisih nilai yang lebih tinggi dan diterima oleh investor dengan harga beli pada awal mula pada periode waktu tertentu. Return dari saham adalah capital gain dan dividend.

Capital gain adalah perbedaan atau selisih nilai pada awal mula dilakukan

pembelian sampai asset tersebut dijual.Dividend adalah imbal hasil yang diberikan perusahaan terhadap pemegang saham sesuai dengan proporsi kepemilikannya dalam perusahaan tersebut

Untuk menganalisis harga saham terdapat 2 jenis analisa yaitu analisis fundamental dan juga analisis teknikal. Menurut Jones (2010), analisis fundamental pada tingkat perusahaan melibatkan analisa variabel keuangan sebagai dasar untuk memperkirakan nilai intrinsik perusahaan. Variabel-variabel ini meliputi penjualan, keuntungan, depresiasi, tarif pajak, sumber pendanaan, pemanfaatan aset, dan faktor lainnya.Teknikal analisis adalah pendekatan teknis untuk investasi pada dasarnya merupakan cerminan dari ide bahwa harga bergerak dalam tren yang ditentukan oleh perubahan sikap investor terhadap berbagai perubahan ekonomi, moneter, politik, dan psikologis manusia.Analisis teknis didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan dan berfokus pada faktor internal dengan menganalisis pergerakan di pasar agregat, rata-rata industri, atau saham.Sebaliknya analisis fundamental berfokus pada internal perusahaan salah satu faktornya adalah analisis laporan keuangan perusahaan.

Menurut Hutami (2012), terdapat tiga jenis penilaian harga saham, yaitu:

a. Nilai Buku

Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

b. Nilai Pasar

Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.

c. Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik atau dikenal dengan nilai teoritis merupakan nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Dalam membeli atau menjual saham investor harus membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan sehingga investor harus mengerti cara menghitung nilai intrinsik suatu saham. Jika nilai pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut lebih baik dijual, tetapi jika nilai pasar lebih kecil dari nilai intrinsik, maka saham tersebut lebih baik dibeli. Dalam menentukan nilai intrinsik terdapat dua pendekatan. Kedua pendekatan tersebut adalah pendekatan nilai sekarang dan pendekatan rasio harga terhadap earning.

Menurut Subramanyam (2014) laporan keuangan suatu perusahaan adalah representasi dari manajemen, yang menanggung tanggung jawab utama untuk kewajaran penyajian dan informasi yang diungkapkan.Karena pentingnya laporan keuangan, maka permintaan verifikasi independensi merekapun dilakukan.Namun, berdasarkan PSAK 1 (IAI, Revisi 2013 – 1 Juni 2015), laporan

keuangan adalah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Terkait dengan analisis fundamental, laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan menilai rasio keuangannya.Berikut adalah analisis rasio yang diterapkan pada tiga bidang penting dari analisis laporan keuangan:

1. Credit (Risk) Analysis

a. Liquidity, untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

b. Capital structure and solvency, untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.

2. Profitability Analysis

a. Return on investment, untuk menilai imbalan financial kepada pemasok ekuitas dan pembiayaan utang.

b. Operating performance, untuk mengevaluasi profit margin dari aktivitas operasi.

c. Asset utilization, untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, juga disebut turnover.

3. Valuation

a. Untuk memperkirakan nilai intrinsik dari sebuah perusahaan (saham).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis rasio, earning per

ratio.Berikut adalah pembahasan dari masing-masing ratio yang digunakan

penulis dalam melakukan penelitian.

Dokumen terkait