• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh earning per share, price to earning ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan tingkat suku bunga sbi terhadap harga saham (studi pada perusahaan sektor barang konsumsi sub sektor food and beverages yang terdaftar di bursa efek i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis pengaruh earning per share, price to earning ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan tingkat suku bunga sbi terhadap harga saham (studi pada perusahaan sektor barang konsumsi sub sektor food and beverages yang terdaftar di bursa efek i"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE TO EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013) Skripsi. Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.). Triono Slamet 11130210061. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2015.  .

(2) PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar Pustaka. Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/penyimpangan, baik dalam pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang telah saya tempuh.. Tangerang, 9 Juli 2015. Triono Slamet.  .

(3) HALAMAN PERSETUJUAN. “ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE TO EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN TO EQUITY, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM” (Studi pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub Sektorfood and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013) “. Oleh: TrionoSlamet 11130210061. telah disetujui untuk diajukan pada Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara.. Tangerang, 8 Juli 2015 Menyetujui, Dosen Pembimbing. (Dr. Zaroni, S.E., M.Si., CISCP) Mengetahui, Ketua Program Studi Akuntansi. (Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A., C.A.).  .

(4) HALAMAN PENGESAHAN. “ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE TO EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN TO EQUITY, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub Sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)” telah diujikan pada,13 Agustus 2015, dan dinyatakan lulus dengan susunan penguji sebagai berikut.. Ketua Sidang. Penguji. Rosita Suryaningsih, S.E., M.M. Dra. Wijaya Triwacananingrum, S.E., M.A., Ak., CA. Dosen Pembimbing. Dr. Zaroni, S.E., M.Si., CISCP. Disahkan oleh Ketua Program Studi Akuntansi - UMN. Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., CPA., C.A..  .

(5) HALAMAN PERSEMBAHAN    . Mimpi adalah sebuah awal mula dari tercapainya sebuah kesuksesan, tanpa memiliki mimpi kita tidak akan pernah memiliki tujuan hidup. Kejarlah mimpimu setinggi mungkin dan berusahalah untuk menggapai impianmu tersebut dengan seluruh kemampuanmu jika mimpimu telah terwujud berarti itu adalah awal kamu dapat menaklukan dunia.. “PERCAYALAH DENGAN KEMAMPUANMU SENDIRI DAN SELALU BANGKIT DARI KETERPURUKAN YANG PERNAH KAMU ALAMI”. By: TRIONO SLAMET.  .

(6)  .

(7) KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE TO EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAPHARGA SAHAM(Studi pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Universitas Multimedia Nusantara. Skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap harga saham. Skripsi ini membahas analisis pengaruh EPS, PER, DER, ROE, dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham. Penulis menyadari bahwa penyusunanskripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Ninok Leksono, selaku Rektor Universitas Multimedia Nusantara, yang menginspirasi penulis untuk berprestasi..  .

(8) 3. Dr. Zaroni, S.E., M.Si., C.P.A., C.A. selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan, nasehat, perhatian, dukungan, dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A., C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, selaku pembimbing Metodologi Penelitian dan Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. 5. Dosen Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara atas bimbingan dan pengajaran ilmu akuntansi selama proses perkuliahan. 6. Sahabat terdekat yaitu Charles Santoso, Debbie Ardelia, Mentari Risdanya, Angelia Maria Fandau, Melita Mulyasari, Cintiya Elsabela, Meylinda Hojaya yang selalu membantu dan memotivasi penulis. 7. Orang tua, keluarga, rekan-rekan Akuntansi UMN angkatan 2011, serta semua pihak yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Mengingat terdapatkesalahan. ketidaksempurnaan yang. kurang. skripsi. ini,. mohon. berkenan. bagi. maaf. jika. pembaca,. baikisimaupunteknispenulisan. Masukan serta saran bagi penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.. Tangerang, 9 Juli 2015. Triono Slamet.  .

(9) ABSTRACT. The objective of this research is to examine the effect of ratio that measured with earnings per share, price to earning ratio, debt to equity ratio, return to equity, and rate of Sertifikat Bank Indonesia (SBI)towards share price. Share price is important tobe known by the shareholders and corporate because it indicates corporate performance. The samples were determined based on purposive sampling method. The samples used in this research are 10 companies which listed in food and beverages sector of Indonesia Share Exchange and actively traded respectively for period 2010-2013; publish financial statements documents denominated in Rupiah; financial statements for the year ended December 31, 2010, 2011, 2012, and 2013 which have been audited by independent auditor; and obtain net income respectively for period 2010-2013. The results of this research are (1) earning per share has significant effect to share price, (2) price to earning ratio has significant effect to share price, (3) debt to equity ratio has no significant effect to share price, (4) return to equity ratio has no significant effect to share price, (5) interest rate of Sertifikat Bank Indonesia has no effect to share price, (6)earning per share, price to earning ratio, debt to equity ratio, return to equity and interest rate of Sertifikat Bank Indonesia have significant effect to share price. Keywords: earnings per share,price to earning ratio, debt to equity ratio, return to equity, interest rate of Sertifikat Bank Indonesia (SBI), and share price..  .

(10) ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari rasio earning per share, price to earning ratio, debt to equity ratio, return to equity, dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham.Harga saham penting untuk diketahui oleh pemegang saham dan perusahaan karena harga saham mengindikasikan performa dari perusahaan. Pemilihan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 10 perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang aktif diperdagangkan periode 2010-2013; menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah; laporan keuangan berakhir pada 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 serta telah diaudit oleh auditor independen; dan melaporkan laba positif dalam laporan keuangannya berturut-turut pada periode 2010-2013. Hasil dari penelitian ini adalah (1) earning per sharemempunyai pengaruh terhadap harga saham; (2) price to earning ratio mempunyai pengaruh terhadap harga saham; (3) debt to equity ratiotidakmempunyai pengaruh terhadap harga saham; (4) return to equity tidak mempunyaimempunyai pengaruh terhadap harga saham; (5)tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham;(6) earning per shares (EPS), price to earning ratio (PER ), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan tingkat bunga SBI secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Keywords: earnings per share,price to earning ratio, debt to equity ratio, return to equity, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), harga saham..  .

(11) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN. ii. HALAMAN PERSETUJUAN. iii. HALAMAN PENGESAHAN. iv. HALAMAN PERSEMBAHAN. v. KATA PENGANTAR. vi. ABSTRAK. viii. DAFTAR ISI. x. DAFTAR GAMBAR. xiii. DAFTAR TABEL. xiv. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1. 1.2 Batasan Masalah. 9. 1.3 Rumusan Masalah. 9. 1.4 Tujuan Penelitian. 10. 1.5 Manfaat Penelitian. 11. 1.6 Sistematika Penulisan. 12. BAB II TELAAH LITERATUR 2.1 Saham. 14. 2.2 Harga Saham. 20. 2.3 Earnings Per Share. 27.  .

(12) 2.4 Price Earning Ratio. 29. 2.5 Debt to Equity Ratio. 30. 2.6 Return on Equity. 32. 2.7 Tingkat Suku Bunga SBI. 34. 2.8 Earnings Per Share, Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Tingkat Suku Bunga, dan Harga Saham 2.9 Model Penelitian. .37 38. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. 39. 3.2 Metode Penelitian. 39. 3.3 Variabel Penelitian. 40. 3.4 Teknik Pengumpulan Data. 43. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel. 44. 3.6 Teknik Analisis Data. 45. 3.6.1 Uji Normalitas. 45. 3.6.2 Uji Asumsi Klasik. 46. 3.6.2.1 Uji Multikolonieritas. 46. 3.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas. 47. 3.6.2.3 Uji Autokorelasi. 48. 3.6.3 Uji Hipotesis.  . 49. 3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi. 50. 3.6.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F). 51. 3.6.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t). 51.

(13) BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian. 52. 4.2 Analisa dan Pembahasan. 54. 4.2.1 Statistik Deskriptif. 54. 4.2.2 Uji Kualitas Data. 56. 4.2.2.1 Uji Normalitas 4.2.3 Uji Asumsi Klasik. 56 60. a. Uji Multikolonieritas. 61. b. Uji Heteroskedastisitas. 62. c. Uji Autokorelasi. 63. 4.2.4 Uji Hipotesis. 63. 4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi. 64. 4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F). 65. 4.2.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t). 66. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan. 72. 5.2 Keterbatasan. 74. 5.3 Saran. 75. DAFTAR PUSTAKA. 76. DAFTAR LAMPIRAN. 80.  .

(14) DAFTAR GAMBAR. 2.1 Model Penelitian. 38. 4.1 Grafik Histogram untuk EPS, tingkat suku bunga SBI, dan Harga Saham 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.  . 59 62.

(15) DAFTAR TABEL 4.1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian. 52. 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif. 54. 4.3 Hasil Uji Kualitas Data Sebelum Transform. 57. 4.4 Hasil Uji Kualitas Data setiap Variabel Sebelum Transformasi. 58. 4.5 Hasil Uji Kualitas Data setelah Transformasi. 60. 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas. 61. 4.7 Hasil Uji Autokorelasi. 63. 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi. 64. 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F). 65. 4.10. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t). 66.  .

(16) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian pada jaman globalisasi ini, memacu perusahaan untuk terus menerus melakukan perkembangan dengan cara melakukan perluasan usaha. Dalam melakukan perluasan usaha perusahaan pastinya membutuhkan modal tambahan.Cara perusahaan dalam mendapatkan modal tambahan bisa melalui internal maupun eksternal.Modal internal dapat berupa penambahan dana dari pemilik perusahaan, dan retained earning. Modal eksternal dapat berupa penerbitan saham, penerbitan obligasi, pinjaman dari bank, dan modal asing.Untuk bisa mendapatkan pendanaan dari eksternal, perusahaan harus melakukan IPO untuk go public. IPO (Initial Public Offering) adalah penawaran umum untuk menjual sahamnya ke publik (Tandelilin, 2010). Biasanya saham yang diperdagangkan ke publik adalah saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah saham yang diperjualbelikan dengan karakteristik memiliki harga lebih tinggi dari saham biasa dan membagikan dividen terlebih dahulu bagi investor yang memiliki saham preferen.Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (Tandelilin, 2010).Dalam melakukan pembelian saham preferen maupun saham biasa investor harus memperhitungkan risikoyang akan.  .

(17) ditanggung dengan pengembalian yang akan diterima. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkandengan tingkat pengembalian yang sebenarnya (Jones, 2010), sedangkan pengertian return adalah tingkat pengembalian yang diterima investor tiap tahunnya atau pada periode tertentu. Terdapat. berbagai. jenis. risiko. dalam. berinvestasi. seperti. risiko. sistematikdan risiko yang tidak sistematik.Risiko sistematikadalah risiko yang terjadi karena perubahan pasar secara keseluruhan, dan risiko ini tidak dapat diminimalisir dengan diversifikasi.Risiko yang tidak sistematikadalah risiko yang terkait dengan pengembalian investasi yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.Return juga berbagai jenis seperti expected return dan unexpected return, expected return adalah return yang mengacu pada informasi yang dimiliki oleh pemegang saham terhadap saham itu sendiri,yang mengacu pada informasi di pasar modal sekarang, dan unexpected return adalah return yang muncul karena informasi yang tidak dapat diprediksi dari waktu ke waktu, contohnya seperti informasi politik pada suatu negara (Subramanyam, 2014). Jika investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham maka risk yang akan diterimanya antara lain capital loss, dan liqudation (idx.co.id),capital loss adalah kerugian karena harga pasar sekarang lebih rendah dari harga beli awal. Sedangkan likuidasi adalah risiko ketika terjadi likuidasi dan prioritas utama perusahaan adalah hutang. Return yang akan didapatkan antara lain dividen, dan capital gain.Dividen adalah imbal hasil yang diberikan perusahaan atas keuntungannya sesuai dengan proporsi saham yang dimiliki investor. Sedangkan,.  .

(18) capital gain adalah keuntungan yang diterima karena harga pasar sahamnya lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham awal pembelian. Salah satu hal yang harus menjadi fokus pertimbangan seorang investor adalah harga saham. Harga pasar saham adalah market clearing prices yang ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran (Deitiana, 2013). Harga saham adalah harga yang terbentuk dari kesepakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu (Rakasetya, 2013).Ada duacara untuk menganalisa harga saham dengan analisa fundamental dan analisa teknikal, Analisa teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi yang menggunakan data-data historis mengenai perubahan harga saham maupun instrumen lainnya, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk melahirkan. rekomendasi. keputusan. investasi. (www.belajarinvestasi.com).. Sedangkananalisafundamental adalah analisa dengan cara mengestimasi nilai dari faktor – faktor fundamental dari dalam perusahaan yang mempengaruhi harga saham, contohnya analisa laporan keuangan, analisa fundamental menurut Pandansari (2012), merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan ekonomi pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan memproyeksikan data dan informasi aktual agar dapat mengestimasi nilai intrinsik dari harga saham saat ini. Dengan demikian, investormelakukan analisis terhadap lingkungan makro ekonomi dan laporan keuangan perusahaan. Faktor dari lingkungan makro ekonomi perusahaan seperti tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga,.  . tingkat.

(19) stabilitas politik dan juga keamanan suatu negara. Sedangkan di dalam laporan keuangan, terdapat informasi yang sangat berguna bagi para pihak yang memiliki kepentingan dan tujuan di dalam perusahaan tersebut, baik itu pihak internal perusahaan seperti manajemen maupun pihak eksternal perusahaan seperti investor. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisa fundamental untuk menganalisa harga saham, dengan beberapa determinan yang diprediksi akan berpengaruh pada harga saham antara lain Earning Per Share, Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan tingkat suku bunga SBI. Pertama, Earnings Per Share, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk per lembar saham yang beredar (Yanti dan Suryanawa, 2012). Nilai EPS saat ini akan dibandingkan dengan nilai EPS tahun sebelumnya pada kuartal yang sama untuk mengetahui pertumbuhan keuntungan perusahaan. Semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula nilai EPS (Amanda, Darminto, dan Husaini, 2012). Semakin tinggi EPS sebuah perusahaan maka akan semakin menarik para investor untuk berinvestasi, semakin banyak investor yang berinvestasi berarti harga saham perusahaan tersebut akan naik. Kusumawardani (2010) dan Setiawan (2010) menyatakan EPS memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini menandakan bila EPS meningkat maka harga saham juga akan meningkat. Kedua, Price to Earnings Ratio. Adalah besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan. Perusahaan yang memiliki Price to Earnings Ratio yang semakin rendah maka harga.  .

(20) sahamnya juga akan bertambah naik (Hanafi, 2010). Biasanya perusahaan yang memiliki pertumbuhan lebih tinggi akan memiliki PER yang lebih rendah, dan hal ini akan mengakibatkan para investor untuk membeli saham perusahaan yang memiliki PER rendah karena para investor bisa mendapatkan return yang melebihi harganya. Dalam penelitian terdahulu, Yulianti (2011) dan Suroto (2012) menyatakan bahwa Price to Earnings Ratio memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.Sedangkan Stella (2009) melakukan suatu penelitian mengenai Price to Earnings Ratio (PER) terhadap harga saham, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PER memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Ketiga, Debt to Equity Ratio. Adalah rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah dari hutang atau dari modal sendiri, rasio ini membandingkan antara total hutang jangka panjang dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Gibson, 2011). Debt to Equity Ratio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. DER yang semakin kecil menunjukkan bahwa utang yang dimiliki perusahaan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan modalnya atau dengan kata lain perusahaan menggunakan sedikit utang, sehingga perusahaan memiliki kelebihan dana untuk membayar dividen kepada para investor-nya, setelah perusahaan melunasi seluruh utang pokok beserta bunganya. Dengan dibagikannya dividen kepada investor, maka investor menjadi tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan sehingga permintaan saham atas perusahaan meningkat.Dengan meningkatnya permintaan atas saham suatu perusahaan tersebut, maka harga saham pun ikut meningkat.Perusahaan yang memiliki Debt.  .

(21) to Equity Ratio yang tinggi maka tingkat hutang jangka panjangnya juga tinggi, karena tingkat hutang yang tinggi maka perusahaan tersebut dapat dikatakan lebih berisiko. Semakin berisikonya suatu perusahaan maka minat investor terhadap saham perusahaan tersebut juga akan turun, permintaan saham yang semakin sedikit (turun) akan menyebabkan harga saham perusahaan ikut turun (hukum ekonomi).. Sehingga terdapat hubungan negatif antara Debt to Equity Ratio. dengan harga saham perusahaan (Pandansari, 2012). Keempat, Return on Equity.Adalah salah satu rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kepada pemegang saham atas modal mereka yang diinvestasikan dalam perusahaan (Amanda, Darminto, dan Husaini, 2012).Return On Equity (ROE) merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham (Tandelilin, 2010). Semakin tinggi ROE sebuah perusahaan maka semakin baik.perusahaan tersebut di mata investor dan hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan yang bersangkutan akan naik. Apabila ROE tinggi maka akan menggambarkan laba yang tinggi. Laba yang tinggi menandakan perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagi dividen yang tinggi juga. Sehingga hal tersebut akan membuat sinyal positif terhadap investor sehingga investor tertarik dalam menginvestasikan dananya dalam bentuk saham. Hal tersebut akan diiringi dengan permintaan saham yang meningkat dan kenaikan harga saham. Rakasetya (2013) dan Hutami (2012) menyatakan bahwa ROE memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.menunjukan bahwa ROE memiliki pengaruh positif dan.  .

(22) signifikan terhadap harga saham, di mana semakin meningkatnya nilai rasio ROE akan menyebabkan harga saham meningkat. Kelima, tingkat suku bunga SBI.SBI adalah surat berharga dalam matauang Rupiah yang diterbitkanoleh Bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka waktupendek. Tujuan dari penerbitan SBI adalah untuk menjaga stabilitas moneter, yaitu BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah (bi.go.id). Menurut Efni (2009), Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong para pemilik modal untuk menamakan modalnya di bankdengan alasan tingkat keuntungan yang diharapkan Jika suku bunga deposito terus meningkat makaadanya kecenderungan para pemilik modal mengalihkan dananya ke deposito dibandingkan dengan menanamakan modalnya di pasar modal dengan alasan tingkat keuntungan dan faktor risiko yang rendah. Hal ini berdampak negatif terhadap harga saham dimana harga saham di pasar modal akan mengalami penurunan secara signifikan.Tingkat bunga SBI merupakan indikator tingkat bunga bagi instrumen keuangan lainnya, seperti deposito. Bila tingkat bunga SBI rendah maka akan berpengaruh terhadap bunga deposito yang rendahjuga. Bunga deposito yang rendah akan meningkatkan minat masyarakat dalam melakukan investasi di saham (Astuti, Apriatni, dan Susanta, 2013). Bila investasi saham meningkat maka akan meningkatkan permintaan saham yang nantinya akan mengakibatkan kenaikan harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, Apriatni, dan Susanta (2013) menyimpulkan bahwa tingkat bunga SBI memiliki pengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan.Permana (2009) juga.  .

(23) menyatakan bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif secara parsial terhadap harga saham namun tidak signifikan. Penelitian ini mereplikasi pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Stella (2009), dengan beberapa pengembangan. Perbedaan dengan penelitian yang diacu adalah sebagai berikut : 1. Variabel yang digunakan. Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menambahkan tiga variabel independen yaitu Return on Equity yang mengacu pada penelitian Hutami(2012), Tingkat Suku Bunga SBI mengacu pada penelitian Efni(2009), dan Earnings Per Share yang mengacu pada penelitian (Priatinah, 2012) 2. Populasi penelitian ini menggunakan populasi yang meliputi seluruh perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Periode penelitian ini adalah tahun 2010-2013, sedangkan pada penelitian sebelumnya periode yang digunakan adalah 2002-2006. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka judul penelitian ini adalah ”Pengaruh Earnings Per Share, Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Tingkat Suku Bunga SBIterhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Food and Beverages Efek Indonesia periode 2010-2013”..  . yang Terdaftar pada Bursa.

(24) 1.2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, terdapat batasan masalah yang akan diteliti lebih dalam. Adapun batasan masalah yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini yaitu menganalisa pengaruh Earnings Per Share, Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap harga saham perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) tahun 2010-2013.Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang berturut-turut menerbitkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013, dengan nilai mata uang rupiah.Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dan telah. menerbitkan Laporan. Keuangan Tahunan Lengkap per 31 Desember pada 2010 hingga 2013. Perusahaan yang tidak melakukan share split periode Januari 2010–Desember 2013.. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Earnings Per Shareberpengaruh terhadap harga saham? 2. Apakah Price to Earnings Ratio berpengaruh terhadap harga saham? 3. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham? 4. ApakahReturn on Equity berpengaruh terhadap harga saham? 5. Apakah Tingkat Suku BungaSBI berpengaruh terhadap harga saham?.  .

(25) 6. Apakah Earnings Per Share, Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio,Return on Equity,dan Tingkat Suku Bunga SBI secara simultan berpengaruh terhadap harga saham?. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh earning per share terhadap harga saham. b. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh price to earning ratio terhadap harga saham. c. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham. d. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh return on equity terhadap harga saham. e. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruhTingkat Suku Bunga SBI terhadap harga saham. f. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruhearning per share, price to earning ratio, debt to equity ratio,return on equity, dantingkat suku bunga SBI secara simultan terhadap harga saham..  .

(26) 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Investor Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh earning per share,price to earning ratio,debt to equity ratio, return on equity, dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham yang diperdagangkan di pasar modal sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Manajemen Perusahaan Dapat digunakan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan berpikir secara ilmiah dan bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan dan mengembangkan wawasan di bidang investasi dan pasar modal khususnya tentang pengaruhearning per share,price to earning ratio,debt to equity ratio, return on equity, dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham. 4. Bagi Mahasiswa dan Akademisi Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi lebih lanjut bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama yang berkaitan dengan pengaruh earning per share,price to earning ratio,debt to equity.  .

(27) ratio, return on equity, dan tingkat suku bunga SBIyang mempengaruhi harga saham dalam investasi pasar modal.. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini berisi teori-teori yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini.Teoriteori yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari beberapa sumber literature yang telah dipublikasikan. Bab ini juga menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu beserta teori yang digunakan dan metodologinya, penilaian tentang celah berupa kelemahan, ketidakjelasan, dan ketidakkonsistenan teori-teori, penelitian-penelitian, dan hasil-hasil temuan terdahulu, di samping juga kebutuhan akan teori atau pendekatan baru untuk menjelaskan secara lebih baik atas masalah terkait. Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan, di dalam bab ini juga dirumuskan hipotesis..  .

(28) BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan.  .  .

(29) BAB II TELAAH LITERATUR. 2.1. Saham Kieso, Weygandt, dan Warfield (2013) mendefinisikan saham sebagai berikut: “common stock is the residual corporate interest that bears the ultimate risk of loss and receives benefit of success. It is guaranteed neither dividends nor assets upon dissolution”. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (www.idx.co.id). Menurut Kusumawardani (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Subramanyam (2014) mengemukakan adanya faktor yang mendorong investor untuk membeli sekuritas ekuitas, yaitu agar dapat memiliki pengaruh.  .

(30) terhadap dewan direksi dan manajemen entitas lain atau untuk mendapatkan dividen dan penghasilan yang timbul dari apresiasi harga saham. Sedangkan Kieso (2013) menjelaskan bahwa terdapat alasan bagi perusahaan pada umumnya melakukan investasi saham, yaitu: 1. Perusahaan memiliki kelebihan kas.. Sebuah perusahaan mungkin memiliki kelebihan kas yang tidak dibutuhkan untuk pembelian aset operasi dalam waktu dekat.Sebagai contoh banyak perusahaan mengalami fluktuasi musiman penjualan. 2. Untuk mendapatkan pendapatan dari laba investasi.. Beberapa perusahaan seperti bank melakukan investasi adalah untuk memperoleh laba dari pendapatan investasi walaupun bank-bank memperoleh sebagian besar penghasilannya dari meminjamkan uang mereka juga memperoleh penghasilan dengan berinvestasi pada sekuritas utang dan saham pada perusahaan lain. 3. Untuk alasan strategis.. Perusahaan-perusahaan juga berinvestasi untuk sebuah alasan yang strategis.Sebuah perusahaan mungkin membeli kepemilikan yang tidak mengendalikan pada perusahaan lain di industri yang berhubungan dimana mereka ingin ikut berpartisipasi. Mengacu pada pendapat Kieso (2013), klasifikasi saham dapat dibedakan menjadi dua, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Common stockatau saham biasa yang dapat didefinisikan sebagai berikut: “Common stock is the residual corporate interest that bears the ultimate risk of loss and receives benefit.  .

(31) of success. It is guaranteed neither dividends nor assets upon dissolution. But common stakeholders generally control the management of the corporation and tend to profit most if the company is successful. In the event that a corporation has only one authorized issues of capital stock”.Preferred stock atau saham istimewa yang dapat didefinisikan sebagai berikut: “Preferred stock is a special class of shares that is designated preferred because it possesses certain preferences or features not possessed by the common stock” . Indallah (2012) menyatakan bahwa saham juga dapat dibedakan berdasarkan hak tagihnya, yaitu: 1. Saham Biasa (Ordinary Shares) Surat berharga atau saham biasa merupakan saham yang banyak diperdagangkan dalam pasar modal.Pemegang saham biasa memiliki keuntungan berupa hak suara.Hak suara ini memungkinkan pemegang saham untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan.Hak suara ini diberikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Selain itu keuntungan utama dari kepemilikan saham biasa ini berupa pembagian laba perusahaan melalui pembagian dividen. 2. Saham Preferen Saham preferen juga merupakan surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Namun saham preferen memiliki beberapa kriteria yang berbeda dengan saham biasa.Saham preferen tidak memiliki hak suara seperti yang dimiliki saham biasa. Namun pemegang saham preferen akan mendapat prioritas dalam pembagian dividen dibandingkan saham biasa..  .

(32) Menurut Kieso (2013), pelaporan investasi dalam laporan keuangan tergantung kemampuan investor dalam mengendalikan aktivitas investee. Bukti adanya kemampuan tersebut adalah berdasarkan persentase kepemilikan saham atau faktor lain. Terdapat tiga jenis kepemilikan saham, yaitu: 1. Kepemilikan kurang dari 20% Kepemilikan saham kurang dari 20% dianggap tidak berpengaruh terhadap investee.Dalam investasi saham kurang dari 20%, perusahaan menggunakan metode biaya (cost method).Dengan metode biaya, perusahaan mencatat investasi sebesar biaya perolehan, dan mengakui pendapatan hanya ketika dividen tunai telah diterima. 2. Kepemilikan 20%-50% Kepemilikan saham 20%-50% dianggap memiliki pengaruh signifikan terhadap aktivitas bisnis investee.Investasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, yaitu investor mencatat investasi pada awalnya senilai harga perolehannya kemudian disesuaikan dengan laba/rugi investee yang diakui oleh investor berdasarkan persentase kepemilikan saham dan dikurangi dengan jumlah dividen yang diterima oleh investor. 3. Kepemilikan lebih dari 50% Investor dengan kepemilikan lebih dari 50% disebut entitas induk (holding company).Sedangkan. investee. disebut. sebagai. anak. perusahaan. (subsidiary).Laporan keuangan yang dimiliki oleh entitas induk dan entitas anak harus dikonsolidasi..  .

(33) Selain itu, saham sebagai instrumen investasi memiliki risiko, antara lain (www.idx.co.id): 1. Capital loss Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham. 2. Risiko likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan.Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham.Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan..  .

(34) Para investor perlu melakukan analisis terhadap mengambil keputusan atas investasi yang dilakukan. Menurut Hutami (2012), terdapat dua jenis analisis saham, yaitu: a. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar di masa depan melalui studi grafik historis dengan pertimbangan harga dan volume perdagangan. b. Analisis Fundamental 1) Analisis Ekonomi Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. 2) Analisis Industri Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor karena. analisis. tersebut. dapat. membantu. investor. dalam. mengidentifikasikan peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan investor. 3) Analisis Perusahaan Tahapan analisis perusahaan bertujuan untuk mengetahui perusahaan yang paling berprospek dan paling menguntungkan..  .

(35) 2.2. Harga Saham Menurut Hutami (2012), harga saham merupakan harga selembar saham yang berlaku dalam pasar saat ini di bursa efek. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh. permintaan. dan. penawaran. saham. yang. bersangkutan. di. pasar. modal.Sedangkan, menurut Susilawati (2012), harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan. Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktorfaktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan investor, di mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro (Tandelilin, 2010). Priatinah dan Kusuma (2012) menyatakan bahwa investor mempunyai berbagai pertimbangan untuk memutuskan sebuah investasi saham di pasar modal.Fluktuasi harga saham yang tidak menentu dan mengandung resiko menyebabkan ketidakpastian investor dalam menentukan keputusan investasinya. Faktor lain yang turut mempengaruhi harga saham adalah faktor makro ekonomi suatu negara, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, faktor stabilitas politik dan faktor keamanan. Menurut Jones (2010), harga saham pada saat tertentu merefleksikan: 1. Semua informasi yang diketahui termasuk informasi masa lalu (contoh: penghasilan tahun lalu) dan informasi saat ini serta peristiwa di masa yang akan datang yang sudah diumumkan (contoh: pemecahan saham)..  .

(36) 2. Informasi yang dapat disimpulkan (contoh: banyak investor yakin bahwa minggu depan tingkat bunga akan turun maka harga saham akan merefleksikan keyakinan tersebut sebelum peristiwa aktual terjadi). Menurut Mulyana (2011), harga saham juga dapat ditentukan oleh perusahaan yang menerbitkan saham dan penjamin emisi (underwriter). Maka, harga saham adalah harga yang disepakati oleh kedua pihak yakni pihak penerbit dan pembeli. Harga jual saham di pasar perdana juga dapat ditentukan melalui competitive bidding dimana perusahaan penerbit saham akan memilih underwriter yang menawarkan harga tertinggi dan memiliki biaya terendah. Beberapa istilah dalam harga saham antaralainopen, close, bid, offer. a. Open adalah harga saat pembentukan harga saham pada awal perdagangan. Jadi ketika perdagangan saham dimulai setiap harinya maka harga open menjadi patokan sebagai harga awalnya. b. Close adalah harga penutupan sebuah perdagangan saham pada periode tertentu. Closing Price ini menjadi patokan untuk harga pembukaan pada sesi perdagangan berikutnya. c. Bid adalah harga penawaran untuk membeli sebuah saham dengan harga yang telah disetujui oleh pembeli dan penjual. d. Offer adalah harga penawaran untuk menjual sebuah saham pada harga yang telah disepakati oleh pembeli dan penjual. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga.  . saham. mengalami. fluktuasi. baik. berupa. kenaikan. maupun.

(37) penurunan.Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya (www.idx.co.id). Beberapa jenis harga saham menurut Taofiqkurochman dan Konadi (2012): 1. Harga pasar saham, merupakan harga yang disepakati penjual dan pembeli pada saat memperdagangkan saham. 2. Harga saham pembukaan, merupakan harga saham diperdagangkan pertama kalinya pada hari bursa. 3. Harga. saham. penutupan,. merupakan. harga. saham. terakhir. diperdagangkan baik dalam satu hari, satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Dalam. menganalisa. memperhitungkan. harga. return yang. di. saham dapat. para dan. investor juga. risiko. juga yang. harus akan. diterima.Menurut Ross, dkk (2012) return dibagi menjadi return yang dapat diprediksikan (expected return) dan return yang tidak dapat diprediksi (unexpected return). Return yang dapat diprediksi adalah return yang mengacu pada informasi yang dimiliki oleh pemegang saham terhadap saham itu sendiri,yang mengacu pada informasi di pasar modal sekarang, dan akan mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. Return yang tidak dapat diprediksi adalah return yang muncul karena informasi yang tidak dapat.  .

(38) diprediksi dari waktu ke waktu, contohnya seperti informasi politik Negara tersebut, informasi nilai tukar Negara tersebut, dan kondisi ekonomi Negara tersebut (GDP) . Menurut Jones (2010) pengembalian atau return adalah selisih nilai yang lebih tinggi dan diterima oleh investor dengan harga beli pada awal mula pada periode waktu tertentu. Return dari saham adalah capital gain dan dividend. Capital gain adalah perbedaan atau selisih nilai pada awal mula dilakukan pembelian sampai asset tersebut dijual.Dividend adalah imbal hasil yang diberikan perusahaan terhadap pemegang saham sesuai dengan proporsi kepemilikannya dalam perusahaan tersebut Untuk menganalisis harga saham terdapat 2 jenis analisa yaitu analisis fundamental dan juga analisis teknikal. Menurut Jones (2010), analisis fundamental pada tingkat perusahaan melibatkan analisa variabel keuangan sebagai dasar untuk memperkirakan nilai intrinsik perusahaan. Variabel-variabel ini meliputi penjualan, keuntungan, depresiasi, tarif pajak, sumber pendanaan, pemanfaatan aset, dan faktor lainnya.Teknikal analisis adalah pendekatan teknis untuk investasi pada dasarnya merupakan cerminan dari ide bahwa harga bergerak dalam tren yang ditentukan oleh perubahan sikap investor terhadap berbagai perubahan ekonomi, moneter, politik, dan psikologis manusia.Analisis teknis didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan dan berfokus pada faktor internal dengan menganalisis pergerakan di pasar agregat, rata-rata industri, atau saham.Sebaliknya analisis fundamental berfokus pada internal perusahaan salah satu faktornya adalah analisis laporan keuangan perusahaan..  .

(39) Menurut Hutami (2012), terdapat tiga jenis penilaian harga saham, yaitu: a. Nilai Buku Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. b. Nilai Pasar Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. c. Nilai Intrinsik Nilai intrinsik atau dikenal dengan nilai teoritis merupakan nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Dalam membeli atau menjual saham investor harus membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan sehingga investor harus mengerti cara menghitung nilai intrinsik suatu saham. Jika nilai pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut lebih baik dijual, tetapi jika nilai pasar lebih kecil dari nilai intrinsik, maka saham tersebut lebih baik dibeli. Dalam menentukan nilai intrinsik terdapat dua pendekatan. Kedua pendekatan tersebut adalah pendekatan nilai sekarang dan pendekatan rasio harga terhadap earning. Menurut Subramanyam (2014) laporan keuangan suatu perusahaan adalah representasi dari manajemen, yang menanggung tanggung jawab utama untuk kewajaran penyajian dan informasi yang diungkapkan.Karena pentingnya laporan keuangan,. maka. permintaan. verifikasi. independensi. merekapun. dilakukan.Namun, berdasarkan PSAK 1 (IAI, Revisi 2013 – 1 Juni 2015), laporan.  .

(40) keuangan adalah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Terkait dengan analisis fundamental, laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan menilai rasio keuangannya.Berikut adalah analisis rasio yang diterapkan pada tiga bidang penting dari analisis laporan keuangan: 1.. Credit (Risk) Analysis a.. Liquidity, untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.. b.. Capital structure and solvency, untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.. 2.. Profitability Analysis a.. Return on investment, untuk menilai imbalan financial kepada pemasok ekuitas dan pembiayaan utang.. b.. Operating performance, untuk mengevaluasi profit margin dari aktivitas operasi.. c.. Asset utilization, untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, juga disebut turnover.. 3.. Valuation a.. Untuk memperkirakan nilai intrinsik dari sebuah perusahaan (saham).. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis rasio, earning per share ratio, price to earning ratio, debt to equity ratio, danreturn on equity.  .

(41) ratio.Berikut adalah pembahasan dari masing-masing ratio yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian.. 2.3.Earnings Per Share Menurut Gitman (2009), Laba Per Saham (EPS) mewakili jumlah dolar yang diperoleh selama periode tertentu dari satu saham atas saham biasa yang beredar.Subramanyam (2014) membagi laba per saham menjadi Basic Earning Per Share dan Diluted Earning Per Share.Perbedaan antara Basic EPS dengan Diluted EPS adalah kalau dilusi laba per saham adalah tambahan saham biasa karena konversi dari opsi dan waran ke saham biasa sesuai dengan perjanjian kontrak awal.Priatinah dan Kusuma (2012) berpendapat bahwa informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Amanda, Darminto, dan Husaini (2012) menyatakan bahwa EPS merupakan salah satu informasi akuntansi yang menunjukkan besarnya keuntungan bersih per lembar saham yang mampu dihasilkan perusahaan.Nilai EPS saat ini akan dibandingkan dengan nilai EPS tahun sebelumnya pada kuartal yang sama untuk mengetahui pertumbuhan keuntungan perusahaan. Semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula nilai EPS.Berikut perhitungan matematis untuk EPS (Kieso, 2013):. !"#$%$&  !"#  !ℎ!"# !"# =.  . Net  Income  –  Preference  dividends   Weighted − Average  Ordinary  Shares  Outstanding.

(42) Jika nilai Earning Per Share tinggi maka dapat menggambarkan pada investor mengenai laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang saham. Investor mampu memperkirakan prospek earning perusahaan di masa depan. Permintaan menjadi meningkat sehingga harga sahampun otomatis akan meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehNurfadillah (2011), Earning Per Shareberpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.Sama halnya dengan penelitian Amanda, Darminto, dan Husaini (2012) yang menyimpulkan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Semakin tinggi EPS maka akan semakin mahal suatu saham, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. Selain itu, Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013) menyimpulkan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Jika EPS mengalami kenaikan maka harga saham juga mengalami kenaikan dan sebaliknya jika EPS mengalami penurunan maka harga saham mengalami penurunan. Ha1: Earnings Per Shareberpengaruh terhadap harga saham.. 2.4. Price to Earnings Ratio Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang membandingkan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share dari saham yang bersangkutan. Data mengenai Price Earning Ratio (PER) ini diukur dengan satuan kali (Ratih, Apriatni, dan Saryadi, 2013). Mulia dan Nurdhiana (2012) berpendapat bahwa Price to Earnings Ratio adalah perbandingan harga sebuah.  .

(43) saham dengan laba bersih untuk setiap lembar saham (EPS) perusahaan itu.PER merupakan suatu ukuran murah atau mahalnya suatu saham, jika dibandingkan dengan harga saham lainnya untuk suatu industri yang serupa. Amanda, Darminto, dan Husaini (2012) menjelaskan bahwa PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah labaperusahaan. Saham dengan tingkat pertumbuhan tinggi umumnya memiliki PER yang tinggi. Menurut Kieso (2013),cara perhitungan Price Earning Ratio adalah:. !"#$%  !"#$%$&  !"#$% !"#   =  . Market  Price  per  Share Earnings  per  Share. Nilai PER dikatakan tinggi jika berada di atas rata-rata industri. Semakin tinggi rasio PER menandakan bahwa investor memiliki harapan yang baik mengenai perkembangan perusahaan, sehingga investor bersedia membayar mahal untuk pendapatan per saham tertentu (Sudana, 2011).Hasil penelitian yang dilakukan Amanda, Darminto, dan Husaini (2012) menunjukkan bahwa Price to Earnings Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham, dimana kenaikan PER akan diikuti dengan kenaikan. harga saham. Selain itu, Stella (2009) juga. menyimpulkan bahwa PER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sama halnya dengan Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013) yang menyatakan bahwa PER secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti jika PER mengalami kenaikan maka harga saham juga.  .

(44) mengalami kenaikan dan sebaliknya jika PER mengalami penurunan maka harga saham mengalami penurunan. Ha2 :Price to Earnings Ratio berpengaruh terhadap harga saham.. 2.5. Debt to Equity Ratio Menurut Stella (2009), Debt to Equity Ratio. dipergunakan untuk mengukur. tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Menurut Ross (2012), utang merupakan sumber pendanaan eksternal yang menjadi salah satu bagian penting bagi suatu perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat dinilai, salah satunya dengan memperhatikan utang perusahaan. Utang juga menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk menentukan saham pilihan. DER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utangnya dengan modal yang mereka miliki. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan perumusan:. !"#$  !"  !"#$%&  !"#$% !"# =  . Total  Debt X  100%   Total  Equity. Menurut Nurfadillah (2011), Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara utang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, dimana semakin rendah DER mencerminkan semakin besar.  .

(45) kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan ekuitas yang dimiliki.Besarnya rasio ini menunjukkan proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang dibandingkan dengan sumber-sumber modal yang lain seperti saham preferen, saham biasa, atau laba yang ditahan. Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak menentu dan menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013) menjelaskan bahwa DER merupakan salah satu rasio leverage (solvabilitas) yang mengukur kontribusi modal sendiri dan investasi jangka panjang dalam struktur permodalan perusahaan. DER adalah perbandingan antara hutang dan ekuitas. Mengacu pada penelitian Amanda, Darminto, dan Husaini (2012), Debt to Equity Ratio berpengaruh secara negatif terhadap harga saham perusahaan. Maka semakin tinggi rasio Debt to Equity Ratio berarti beban perusahaan yang dimiliki semakin berat sehingga harga saham perusahaan akan cenderung rendah. Sedangkan,Stella (2009) menyatakan bahwa DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.Semakin. tinggi. DER. menunjukkan. tingginya. ketergantungan. permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Dengan kata lain, DER berpengaruh negatif. Ha3: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham..  .

(46) 2.6.. Return On Equity. Jones (2010) Berpendapat bahwa return on equity adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan ketika perusahaan memakai modal sendiri. Return on equity adalah hasil akhir dari beberapa variabel penting. Analis dan investor berusaha untuk menguraikan return on equity menjadi komponen penting dalam rangka baik untuk mengidentifikasi dampak negatif terhadap ROE dan untuk membantu memprediksi tren masa depan ROE. Sudana (2011) menjelaskan bahwa ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Hutami (2012) menyatakan bahwareturn on equity merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham.Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.Kenaikan return on equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi return on equity berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.Dalam Kieso (2013), Return on Equity dapat dihitung dengan cara:.  .

(47) !"# =  . !"#  !"#$%&   !"#$%&#  !"#$%&"'  !ℎ!"#ℎ!"#$%! ! !"#$%&. Berdasarkan rumus, diketahui bahwa ROE dapat dihitung dari net income (laba bersih) dibagi dengan average ordinary shareholders’ equity (rata-rata ekuitas pemegang saham biasa). Net income yang digunakan adalah laba bersih perusahaan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk. Pada saat menghitung ROE, dividen saham preferen harus dikurangkan dari net income untuk memperoleh laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa jika perusahaan tersebut menerbitkan saham preferen. Hasil penelitian Hutami (2012) menunjukan bahwa return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dimana kenaikan return on equity diikuti dengan naiknya harga saham. Begitu pula dengan Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013) menyatakan bahwa ROE secara signifikan berpengaruh positif, yang artinya jika ROE mengalami kenaikan maka harga saham juga mengalami kenaikan dan sebaliknya. Kemudian, Setiyawan dan Pardiman (2014) juga menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham. ROE merupakan rasio akuntansi yang paling penting dan jika nilainya baik dan berjalan terus secara stabil akan membuat harga saham tinggi. Ha4 :Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham..  .

(48) 2.7.. Tingkat Suku Bunga SBI. Menurut Efni (2009), tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan yang diberikan kepadaseseorang atas sejumlah pinjaman atau tabungan, dimana besarnya ditentukan dalam bentuk persentase.Tingkat suku bunga menentukan besarnya tabungan ataupun investasi. Jika terjadi kenaikan dalam sukubunga akan mengurangi keinginan masyarakat investor untuk melakukan investasi tetapi justru akanmenambah penawaran terhadap tabungan.Menurut Astuti, Apriatni, dan Husanta (2013), di Indonesia tingkat suku bunga bank sentral diproksikan pada tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI. Mardiyati dan Rosalina (2013) menjelaskan bahwa tingkat suku bunga merupakan salah satu daya tarik bagi investor menanamkan investasinya dalam bentuk deposito atau SBI sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi. Terdapat dua penjelasan kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah.Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun dan hal ini akan menyebabkan penurunan labasehingga akan menekan harga saham..  .

(49) Menurut Sugeng (2010), perubahan naik-turunnya tingkat suku bunga mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu: a.. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.. b.. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/13/DPM tentang. Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui Lelang dalam Astuti, Apriatni, dan Susanta (2013), SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Tujuan dari penerbitan SBI adalah untuk menjaga stabilitas moneter, yaitu BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Menurut Amin (2012), SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Berdasarkan hasil penelitian Sugeng (2010), suku bunga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.Amperaningrum dan Agung (2011) juga menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sama halnya dengan Mardiyati dan Rosalina (2013) yang menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap.  .

(50) harga saham.Permana (2009) menyatakan bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif secara parsial terhadap harga saham namun tidak signifikan. Ha5: Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap harga saham.. 2.8.. Earnings Per Share, Price to Earnings Ratio, Debt to Equity. Ratio, Return on Equity, Tingkat Suku Bunga, dan Harga Saham Sugeng (2010) menyatakan bahwa inflasi, nilai kurs rupiah, dan tingkat suku bunga secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.Sedangkan, menurut Efni (2009) terdapatpengaruh simultan yang signifikan darisuku bunga deposito, SBI, kurs dan inflasi terhadap harga saham perusahaan real estate dan perusahaanproperty di BEI. Priatinah dan Kusuma (2012) menyimpulkan bahwa ROI, EPS,dan Dividenper Share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082010.Amanda, Darminto, dan Husaini (2012) menyimpulkan bahwa variabel DER, ROE, EPS, dan PER secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan food and beverages periode tahun 2008-2011. Kusumawardani (2010) juga meneliti EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.Hutami (2012) menyimpulkan secara simultanDPS, ROE, dan NPM berpengaruh terhadap harga saham. Ha6:Earnings Per Share, Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return onEquity, danTingkat Suku Bunga SBI secara simultan berpengaruh terhadap harga saham..  .

(51) 2.9.. Model Penelitian Gambar 2.1. Model Penelitian. Variabel Independen. Variabel Dependen. Harga Saham. Keterangan: Berpengaruh secara parsial Berpengaruh secara simultan.  .

(52) BAB III METODE PENELITIAN 3.1.. Gambaran Umum Objek Penelitian. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur barang konsumsi, sub sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah menerbitkan laporan keuangan pada periode 2010-2013 yang telah diaudit, tidak melakukan share split dan juga menyajikan laporan keuangan dalam Rupiah.Industri perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesiasalah satunya sektor manufaktur, yang dibagi menjadi manufaktur konsumsiyang dibagi lagi menjadi beberapa subsektor.Sub sektor tersebut adalah food and beverages, tobacco manufacturerspharmaceuticals, cosmetics and household, houseware dan others.Klasifikasi ini ditetapkan oleh JASICA Jakarta Stock Exchange Industrial Classification.. 3.2.. Metode Penelitian. Jenis penelitianini adalahcausal study.Causal studyadalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel mengakibatkan perubahan pada variabel lain (Sekaran dan Bougie,2013).Masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah pengaruh Earning Per Share (EPS), Price To Earnings Ratio (PER),Debt To Equity (DER), Return On Equity (ROE), dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap harga saham perusahaan manufakturFood and Beverages di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013..  .

(53) 3.3. Variabel Penelitian Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).Menurut Sekaran dan Bougie (2013), variabel dependen merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel independen.Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.Variabel dependen dan independen dalam penelitian ini semuanya diukur dengan menggunakan skala rasio.Skala rasio adalah skala interval dan memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat diubah (Ghozali, 2011). Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham.Harga saham adalah harga per lembar saham di bursa atau pasar saham dalam periode tertentu yang ditentukan oleh para pelaku pasar saham serta permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar saham.Harga saham adalah harga yang disepakati oleh kedua pihak yakni pihak penerbit dan pembeli. Menurut Mulyana (2011), harga jual saham di pasar perdana juga dapat ditentukan melalui competitive bidding dimana perusahaan penerbit saham akan memilih underwriter yang menawarkan harga tertinggi dan memiliki biaya terendah. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata closing price harian selama setahun. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS),Price To Earnings Ratio (PER),Debt To Equity (DER), Return On Equity (ROE), dan Tingkat Suku Bunga SBI..  .

(54) a.. Earning Per Share (EPS). Menurut Gitman (2009), Laba Per Saham (EPS) mewakili jumlah dolar yang diperoleh selama periode tertentu dari satu saham atas saham biasa yang beredar. Laba Per Saham bisa dihitung dengan cara :. EPS=. !"#$%$&"'"%(")(!*+#,+--+$./+,0!!"#$%& !"#$%&  !"  !!!"#$  !"##"$  !"#$%  !"#$#%&'(&). Keterangan : Earning available for common stockholders: laba bersih perusahaan Number of shares common stock outstanding: jumlah saham yang beredar Subramanyam (2014) membagi laba per saham menjadi Basic Earning Per Share dan Diluted Earning Per Share.Perbedaan antara Basic EPS dengan Diluted EPS adalah kalau dilusi laba per saham adalah tambahan saham biasa karena konversi dari opsi dan waran ke saham biasa sesuai dengan perjanjian kontrak awal. b.. Price To Earning Ratio (PER). Amanda,. Darminto,. dan. Husaini. (2012). menjelaskan. bahwa. PER. mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan. Saham dengan tingkat pertumbuhan tinggi umumnya memiliki PER yang tinggi.Cara perhitungan Price to Earning Ratio (Kieso, 2013) adalah:. PER =.  . !"#!"#"$%!!"# !"#$%$&  !"#  !"#$%.

(55) Keterangan : Price Per Share :harga saham per lembar Earnings Per Share : laba yang didapatkan per lembar saham c.. Debt To Equity Ratio (DER). Menurut Stella (2009), Debt to Equity Ratio dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat.Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: !"!#$  !"#$. DER = !"!#$  !"#$%& Keterangan: DER :Debt to Equity Ratio Total Debt : Total kewajiban perusahaan Total Equity : Total ekuitas perusahaan.. d.. Return on Equity (ROE). Jones (2010) berpendapat bahwa return on equity adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan ketika perusahaan memakai modal sendiri.return on equity adalah hasil akhir dari beberapa variabel penting. Analis dan investor berusaha untuk menguraikan return on equity menjadi komponen penting dalam rangka baik untuk mengidentifikasi dampak negatif terhadap return on equity dan.  .

(56) untuk membantu memprediksi tren masa depan return on equity.Cara perhitungannya sebagai berikut.. ROE =. !"#$%&'(")*#"+#),"!"#$%!!"#$%! ′ !"#$%&. Keterangan : Net Income after tax :Laba setelah pajak Stockholders’equity :ekuitas dari perusahaan e.. Tingkat Suku Bunga SBI. Tingkat suku bunga adalah biaya dalam bentuk persentase yang harus dibayar oleh seseorang yang memperoleh pinjaman. Tingkat suku bunga yang digunakan pada penelitian adalah rata-rata tingkat suku bunga SBI tenor 1 bulan pada 2010 dan tingkat suku bunga SBI tenor 9 bulan pada 2011- 2013.. 3.4.. Teknik Pengumpulan Data. Data yang diperoleh dalam. penelitian. ini adalah data sekunder.Data. sekundermerupakan data yang telah diolah dan siap digunakan.Data sekunder yang diambil berupa laporan manufaktur. yang. keuangan dan daftar harga saham perusahaan. diperoleh. dari. http://www.idx.co.id/. dan. http://finance.yahoo.com/. Data laporan keuangan yang diambil berupa closing price harian saham selama 3 tahun berturut-turut dari 2010-2013..  .

(57) 3.5.. Teknik Pengambilan Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Rakasetya, 2013). Kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah: a. Perusahaan manufaktur yang tergolong dalam subsektor food and beveragesperiode 2010-2013. b. Perusahaan manufaktur yang tergolong dalam subsektor food and beverages yang berturut-turut menerbitkan laporan keuangan periode 2010-2013 dengan nilai mata uang Rupiah. c. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dan telah menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan lengkap per 31 Desember pada 2010 hingga 2013. d. Perusahaan yang tidak melakukan share split periode Januari 2010– Desember 2013.. 3.6. Teknik Analisa Data 3.6.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, error atau variabel residual akan berdistribusi normal (Ghozali, 2012). Dalam penelitian ini.  .

(58) uji normalitas dilaksanakan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.Dasar pengambilan keputusan normalitas ini adalah (Ghozali, 2012). a. Jika nilai probabilitas signifikansi residual lebih besar dari 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika nilai probabilitas signifikansi residual lebih kecil dari 0,05, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Jika setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji outlier.Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai yang ekstrim baik untuk variabel tunggal ataupun variabel kombinasi (Ghozali, 2012). Untuk menentukan univariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan diuji,. Yaitu yang memiliki nilai mean sama dengan nol, dan standar deviasi sama dengan 1. Untuk kasus kecil (kurang dari 80) maka standar skor dengan rentang nilai -2,5  ≥z-score ≥2,5 dinyatakan outlier (Ghozali 2012). Untuk sampel besar standar skor dinyatakan outlier jika nilainya berada di kisaran 3 sampai 4. Jika data tidak berdistribusi secara normal, maka perlu dilakukan treatment untuk membuat data menjadi terdistribusi normal.Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat diubah agar menjadi normal. Sebelum menentukan jenis transformasi data yang akan dipilih, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui grafik histogram dari tiap variabel yang belum terdistribusi normal. Apabila.  .

(59) grafiknya menunjukan moderate positive skewness.Maka jenis transformasi data yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan SQRT (X) apabila grafik histogramnya menunjukan substansial positive skewness.Maka jenis transformasi data yang harus digunakan adalah LG10 atau LN (X).. 3.6.2. Uji Asumsi Klasik Uji yang digunakan dalam uji linier regresi berganda adalah uji: Uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 3.6.2.1.Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2012). Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat 2 hal, yaitu nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Menurut (Ghozali, 2012) cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance≤ 0,10 atau VIF ≥ 10. 3.6.2.2.Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain.  .

(60) tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara yang dilakukan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) (Ghozali,2012). Dasar analisis dari heteroskedastisitas yaitu: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membuat pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.6.2.3.Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apabila dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Uji autokorelasi dilakukan dengan melakukan run test. Run test merupakan bagian dari statistik non-parametrik yang dapat digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat hubungan korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random (Ghozali, 2012). Hipotesis yang akan duji adalah: H0: Residual (Res_1) random (acak) H1: Residual (Res_1) tidak random.  .

(61) Apabila, nilai probabilitas signifikansi hasil pengujian di bawah 0,05, maka hipotesis H0 ditolak sehingga dapat dinyatakan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. Sebaliknya, Apabila, nilai probabilitas signifikansi hasil pengujian di atas 0,05, maka hipotesis H0 diterima sehingga dapat dinyatakan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual (Ghozali, 2012).. 3.6.3. Uji Hipotesis Uji. hipotesis. dapat. dilakukan. dengan. menggunakan. analisis. regresi. berganda.Karena variabel independen yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah lebih dari satu.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh EPS, PER,DER, ROE, dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham perusahaan manufaktur digunakan statistik uji t dan uji statistik F. Persamaan yang dapat dibentuk: Y = b EPS + b PER + bDER +b ROE + b TSB + E Keterangan: b. : koefisien regresi. EPS. : Earnings Per Share. PER. : Price to Earnings Ratio. DER : Debt to Equity Ratio ROE : Return on Equity.  .

(62) TSB. : Tingkat Suku Bunga SBI. E. : Error. Alat uji yang digunakan dalam uji hipotesis yaitu: 3.6.3.1.Koefisien determinasi Koefisien korelasi (R) menjelaskan bagaimana arah hubungan antara variabel bebas dan terikat, serta beberapa erat hubungan antar variabel bebas dan terikat itu. (Santoso,2010) menjelaskan bahwa koefisien korelasi diukur dengan dua tahap,yaitu: 1) Tanda + atau – jika korelasi positif, berarti hubungan searah. Sebaliknya jika tanda negatif, berarti hubungan bertolak belakang. 2) Besar korelasi, yang berada diantara 0 sampai 1. Jika 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali, sedangkan jika 1 berarti ada hubungan yang kuat antar variabel tersebut. Pada umumnya, jika korelasi diatas 0,5 maka ada hubungan yang erat antara dua variabel. Sebaliknya jika korelasi dibawah 0,5 berarti hubungannya tidak erat. Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012). Koefisien determinasi dilambangkan dengan adjusted R square. Nilai adjusted R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variansi variabel dependen amat terbatas. Jika nilai adjusted R.  .

(63) semakin. mendekati. satu,. berarti. variabel-variabel. independen. semakin. memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. 3.6.3.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,2012). Apabila nilai signifikansi <0,5, maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempegaruhi variabel dependen diterima. 3.6.3.3.Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji stasistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2012). Dalam menentukan uji statistik t digunakan tingkat signifikansi 0,05 derajat kebebasan (DF). DF = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan adalah: 1) Jika nilai signifikan > 0,05, Ha ditolak. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ha diterima..  .

(64) BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria-kriteria yang peneliti telah tentukan pada perusahaan sektor food and beverages periode 2010-2013. Rincian pengambilan sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian Keterangan. Jumlah Perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tergolong dalam subsektor. 15 Perusahaan. food and beverages periode 2010-2013. Perusahaan manufaktur yang tergolong dalam subsektor. 11 Perusahaan. food and beverages yang berturut-turut menerbitkan laporan keuangan periode 2010-2013 dengan nilai mata uang Rupiah. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dan telah menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan lengkap per 31 Desember 2010-2013..  . 10 Perusahaan.

Gambar

Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.4 Hasil Uji Kualitas Data setiap Variabel Sebelum Transformasi
Tabel  4.4  menunjukkan  bahwa  earning per share, tingkat  suku  bunga  SBI,  dan  harga saham tidak terdistribusi secara normal karena signifikansinya kurang dari  0,05  sehingga  perlu  dilakukan  uji  transformasi  untuk  semua  variabel  tersebut
+6

Referensi

Dokumen terkait

telah menerbitkan Permendikbud Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemanfaatan Sistem E-Monitoring Serapan Anggaran untuk Pemantauan dan Pengendalian Pelaksanaan

[r]

Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa brand trust berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer

Secondly, multivariate analysis of comorbidity reporting in this subset of patients’ hospitalizations identifies characteristics associated with accurate and complete reporting

Ditambahkan oleh Flechner (1974), jika terkait pemerintah, tujuan Bank Tanah dapat mencakup (i) membentuk pertumbuhan wilayah; (ii) menata perkembangan kota; (iii)

&#34;Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota.&#34; Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan

dilakukan penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “ Prinsip Kerja Brushless Motor 1000Kv Pada Robot Terbang Quadcopter ”.. Adapun tujuan dari