• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Rumusan Masalah 9

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Earnings Per Shareberpengaruh terhadap harga saham? 2. Apakah Price to Earnings Ratio berpengaruh terhadap harga saham? 3. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham? 4. ApakahReturn on Equity berpengaruh terhadap harga saham?

6. Apakah Earnings Per Share, Price to Earnings Ratio, Debt to Equity

Ratio,Return on Equity,dan Tingkat Suku Bunga SBI secara simultan

berpengaruh terhadap harga saham?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh earning per share terhadap harga saham.

b. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh price to earning ratio terhadap harga saham.

c. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham.

d. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh return on equity terhadap harga saham.

e. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruhTingkat Suku Bunga SBI terhadap harga saham.

f. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruhearning per share,

price to earning ratio, debt to equity ratio,return on equity,

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Investor

Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh earning per share,price

to earning ratio,debt to equity ratio, return on equity, dan tingkat suku

bunga SBI terhadap harga saham yang diperdagangkan di pasar modal sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Manajemen Perusahaan

Dapat digunakan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan. 3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan berpikir secara ilmiah dan bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan dan mengembangkan wawasan di bidang investasi dan pasar modal khususnya tentang pengaruhearning per share,price to earning ratio,debt to equity ratio,

return on equity, dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham.

4. Bagi Mahasiswa dan Akademisi

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi lebih lanjut bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama yang berkaitan dengan pengaruh earning per share,price to earning ratio,debt to equity

ratio, return on equity, dan tingkat suku bunga SBIyang mempengaruhi

harga saham dalam investasi pasar modal.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TELAAH LITERATUR

Bab ini berisi teori-teori yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini.Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari beberapa sumber literature yang telah dipublikasikan. Bab ini juga menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu beserta teori yang digunakan dan metodologinya, penilaian tentang celah berupa kelemahan, ketidakjelasan, dan ketidakkonsistenan teori-teori, penelitian-penelitian, dan hasil-hasil temuan terdahulu, di samping juga kebutuhan akan teori atau pendekatan baru untuk menjelaskan secara lebih baik atas masalah terkait. Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan, di dalam bab ini juga dirumuskan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan.

BAB II

TELAAH LITERATUR

2.1. Saham

Kieso, Weygandt, dan Warfield (2013) mendefinisikan saham sebagai berikut:

“common stock is the residual corporate interest that bears the ultimate risk of loss and receives benefit of success. It is guaranteed neither dividends nor assets upon dissolution”. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (www.idx.co.id).

Menurut Kusumawardani (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut.

Subramanyam (2014) mengemukakan adanya faktor yang mendorong investor untuk membeli sekuritas ekuitas, yaitu agar dapat memiliki pengaruh

terhadap dewan direksi dan manajemen entitas lain atau untuk mendapatkan dividen dan penghasilan yang timbul dari apresiasi harga saham. Sedangkan Kieso (2013) menjelaskan bahwa terdapat alasan bagi perusahaan pada umumnya melakukan investasi saham, yaitu:

1. Perusahaan memiliki kelebihan kas.

Sebuah perusahaan mungkin memiliki kelebihan kas yang tidak dibutuhkan untuk pembelian aset operasi dalam waktu dekat.Sebagai contoh banyak perusahaan mengalami fluktuasi musiman penjualan. 2. Untuk mendapatkan pendapatan dari laba investasi.

Beberapa perusahaan seperti bank melakukan investasi adalah untuk memperoleh laba dari pendapatan investasi walaupun bank-bank memperoleh sebagian besar penghasilannya dari meminjamkan uang mereka juga memperoleh penghasilan dengan berinvestasi pada sekuritas utang dan saham pada perusahaan lain.

3. Untuk alasan strategis.

Perusahaan-perusahaan juga berinvestasi untuk sebuah alasan yang strategis.Sebuah perusahaan mungkin membeli kepemilikan yang tidak mengendalikan pada perusahaan lain di industri yang berhubungan dimana mereka ingin ikut berpartisipasi.

Mengacu pada pendapat Kieso (2013), klasifikasi saham dapat dibedakan menjadi dua, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Common stockatau saham biasa yang dapat didefinisikan sebagai berikut: “Common stock is the

of success. It is guaranteed neither dividends nor assets upon dissolution. But common stakeholders generally control the management of the corporation and tend to profit most if the company is successful. In the event that a corporation has only one authorized issues of capital stock”.Preferred stock atau saham

istimewa yang dapat didefinisikan sebagai berikut: “Preferred stock is a special

class of shares that is designated preferred because it possesses certain preferences or features not possessed by the common stock” .

Indallah (2012) menyatakan bahwa saham juga dapat dibedakan berdasarkan hak tagihnya, yaitu:

1. Saham Biasa (Ordinary Shares)

Surat berharga atau saham biasa merupakan saham yang banyak diperdagangkan dalam pasar modal.Pemegang saham biasa memiliki keuntungan berupa hak suara.Hak suara ini memungkinkan pemegang saham untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan.Hak suara ini diberikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Selain itu keuntungan utama dari kepemilikan saham biasa ini berupa pembagian laba perusahaan melalui pembagian dividen.

2. Saham Preferen

Saham preferen juga merupakan surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Namun saham preferen memiliki beberapa kriteria yang berbeda dengan saham biasa.Saham preferen tidak memiliki hak suara seperti yang dimiliki saham biasa. Namun pemegang saham preferen akan mendapat prioritas dalam pembagian dividen dibandingkan saham biasa.

Menurut Kieso (2013), pelaporan investasi dalam laporan keuangan tergantung kemampuan investor dalam mengendalikan aktivitas investee. Bukti adanya kemampuan tersebut adalah berdasarkan persentase kepemilikan saham atau faktor lain. Terdapat tiga jenis kepemilikan saham, yaitu:

1. Kepemilikan kurang dari 20%

Kepemilikan saham kurang dari 20% dianggap tidak berpengaruh terhadap

investee.Dalam investasi saham kurang dari 20%, perusahaan menggunakan

metode biaya (cost method).Dengan metode biaya, perusahaan mencatat investasi sebesar biaya perolehan, dan mengakui pendapatan hanya ketika dividen tunai telah diterima.

2. Kepemilikan 20%-50%

Kepemilikan saham 20%-50% dianggap memiliki pengaruh signifikan terhadap aktivitas bisnis investee.Investasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, yaitu investor mencatat investasi pada awalnya senilai harga perolehannya kemudian disesuaikan dengan laba/rugi investee yang diakui oleh investor berdasarkan persentase kepemilikan saham dan dikurangi dengan jumlah dividen yang diterima oleh investor.

3. Kepemilikan lebih dari 50%

Investor dengan kepemilikan lebih dari 50% disebut entitas induk (holding

company).Sedangkan investee disebut sebagai anak perusahaan

(subsidiary).Laporan keuangan yang dimiliki oleh entitas induk dan entitas anak harus dikonsolidasi.

Selain itu, saham sebagai instrumen investasi memiliki risiko, antara lain (www.idx.co.id):

1. Capital loss

Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2. Risiko likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan.Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham.Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Para investor perlu melakukan analisis terhadap mengambil keputusan atas investasi yang dilakukan. Menurut Hutami (2012), terdapat dua jenis analisis saham, yaitu:

a. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar di masa depan melalui studi grafik historis dengan pertimbangan harga dan volume perdagangan.

b. Analisis Fundamental 1) Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal.

2) Analisis Industri

Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor karena analisis tersebut dapat membantu investor dalam mengidentifikasikan peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan investor. 3) Analisis Perusahaan

Tahapan analisis perusahaan bertujuan untuk mengetahui perusahaan yang paling berprospek dan paling menguntungkan.

Dokumen terkait