• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.6 Harga Saham

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham di mana porsinya sesuai dengan besarnya kepemilikan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan (Tandelilin, 2001). Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006: 6) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilik seorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas di mana porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Fred dan Copeland (1999: 166) saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya atau jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Dari pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003: 67) saham dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:

1. Saham Preferen

Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Dibandingkan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham biasa.

2. Saham Biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak antara lain:

a. Hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan.

b. Hak menerima pembagian keuntungan yaitu hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

c. Hak Prepentif yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan persentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham

untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

3. Saham Treasurry

Merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik harga saham dapat berubah-ubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh demand dan supply antara penjual dan pembeli. Semakin banyak investor yang tertarik membeli suatu saham perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor pertama adalah faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Seperti besarnya dividen yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek di masa yang akan datang, rasio utang dan equity. Faktor kedua adalah faktor eksternal yaitu hal-hal di luar kemampuan manajemen perusahaan untuk mengendalikannya, seperti munculnya gejolak politik, perubahan kurs, laju inflasi yang tinggi, tingkat suku

bunga deposito dan lain-lain. Secara umum harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil

sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Dalam penelitian ini, harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham 7 (tujuh) hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan. Laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh investor dalam membuat keputusan buy, hold, atau sell saham. Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin pada perubahan harga. Beaver menguji pengaruh pengumuman laporan keuangan terhadap volume transaksi dan pergerakkan harga saham. Periode studi tahun 1961-1965 dan menggunakan sampel sebanyak 143 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan harga saham terjadi pada saat minggu pengumuman (minggu nol), yaitu meningkat sebesar 67% dibandingkan rata-rata non

report period dan perubahan volume perdagangan meningkat sebesar 33%

dibandingkan rata-rata non period report.

Husnan et al. (1996) meneliti dampak laporan keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada tanggal pengumuman laporan keuangan, kegiatan perdagangan maupun variabilitas tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan periode di luar tanggal pengumuman. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sadikin (2009) mengenai pengaruh publikasi laporan keuangan tahunan terhadap

harga saham dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta tahun 1997. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya reaksi pasar berupa lonjakan harga saham dan volume perdagangan saham setelah publikasi laporan keuangan tahunan. Hal ini dikarenakan bahwa publikasi laporan keuangan tahunan melalui media massa maupun teknologi informasi seperti internet berguna bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

2.1.6.1 Penilaian saham

Analisa terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan oleh investor sebelum berinvestasi. Nilai saham dari suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai yang tertera dalam neraca yang dihitung dengan cara membagi total seluruh ekuitas atau modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar (out standing shares). Nilai pasar merupakan harga jual saham di pasar. Sedangkan nilai intrinsik adalah harga yang ditentukan setelah mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai saham. Pedoman yang digunakan untukmenentukan harga saham, yaitu:

a. Apabila NI lebih besar dari harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai harganya terlalu rendah (undervalued), sehingga saham tersebut harus dibeli atau dipertahankan jika sudah dimiliki.

b. Apabila NI lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinyatakan harganya terlalu mahal (overvalued). Saham yang dalam kondisi seperti ini harus segera dijual.

c. Apabila NI sama dengan harga pasar saat ini maka saham tersebut dinyatakan dalam kondisi keseimbangan.

2.1.6.1.1 Analisis teknikal dan analisis fundamental

Kenaikan dan penurunan harga saham di pasar modal membuat investor cenderung melakukan analisis harga saham untuk memilih saham yang bisa menghasilkan return yang baik, dan analisis yang digunakan investor dalam melakukan analisis harga saham, dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu analisis teknikal (eksternal perusahaan) dan analisis fundamental (internal perusahaan).

Analisis teknikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu saham, valas, kontrak berjangka, indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya untuk melakukan kapan akan membeli atau menjual saham dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis seperti moving average, new highs and loss, volume perdagangan dan short interest ratio serta menggunakan analisis grafis. Sunariyah (2004) selanjutnya mengatakan bahwa analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar

secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu serta faktor lain yang bersifat teknis. Menurut Halim (2005) analisis teknikal beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut. Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah:

1. Harga saham ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan.

2. Penawaran dan permintaan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang rasional dan irasional.

3. Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti tren tertentu. 4. Tren tersebut dapat berubah karena pergeseran penawaran dan permintaan. 5. Pergeseran penawaran dan permintaan dapat dideteksi dengan mempelajari

diagram dan perilaku dasar.

6. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa mendatang.

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan (1) mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Menurut Sunariyah (2004: 168) pendekatan yang digunakan untuk

menilai harga suatu saham adalah analisis fundamental. Merupakan pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa saham memiliki nilai intrinsik diestimasikan oleh para analisis atau investor, nilai intrinsik merupakan suatu fungsi yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan resiko yang diharapkan pada saham tersebut. Sementara menurut Bodie (2006: 140) bahwa analisis fundamental selalu memulai penilaian harga saham dengan melihat kepada pembelajaran atas laba historis dan pengujian atas laporan keuangan suatu perusahaan.

Dokumen terkait