• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Kebijakan Dividen

2.1.4.1 Pengertian dan tujuan pembagian dividen

Dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang disimpan sebagai cadangan bagi perusahaan (Ang, 1997). Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis pengumuman yang paling sering digunakan oleh para manajer untuk menginformasikan prestasi dan prospek perusahaan. Informasi yang diberikan pada

saat pengumuman dividen lebih berarti daripada pengumuman earning. Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain

capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga

belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Dalam pembayaran dividen, perusahaan dapat menggunakan bentuk-bentuk tertentu pembayaran dividen. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property

dividend), dividen dalam bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk

saham (stock dividend). Tujuan dari pembayaran dividen adalah

1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham.

2. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan di mata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor.

3. Sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain.

4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi.

5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham.

2.1.4.2 Teori kebijakan dividen

Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan. Sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Irrelevance theory

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai peruahaan maupun biaya modalnya. Menurut teori ini, kebijakan tidak mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu kebijakan teori ini tidak relevan (irrelevant).

2. Bird in the hand theory

Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak penting secara langsung mengasumsikan bahwa investor harus menggunakan tingkat pengembalian yang sama apakah pendapatan datang melalui perolehan modal ataupun melalui dividen. Namun dividen lebih bisa diramalkan daripada perolehan modal, manajemen dapat mengontrol dividen tetapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin menerima pendapat dari modal daripada dividen. Hal ini sesuai dengan bird in the hand theory yang dikemukakan oleh Gordon (1963)

bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai yang lebih tinggi bagi investor daripada pendapatan modal karena dividen lebih pasti daripada pendapatan modal. Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen kas karena kas ditangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya harga saham perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan. Dengan demikian semakin tinggi dividen yang dibagikan semakin tinggi pula nilai perusahaan.

3. Tax preference theory

Teori ini merujuk kepada pengenaan pajak yang diberlakukan bagi setiap investor yang mendapat capital gain dan dividen. Pada umumnya besarnya pajak yang diberlakukan berbeda, di mana pajak untuk dividen lebih besar dibanding pajak untuk capital gain. Selain itu pajak atas capital gain baru dapat dibayar jika capital gain telah direalisasikan. Dengan demikian apabila investor tidak segera merealisasikan capital gainnya berarti investor menunda pembayaran pajaknya.

Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Laba yang diperoleh perusahaan pada umumnya tidak dibagikan seluruhnya sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk diinvestasikan kembali atau sebagian ditahan dalam

tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan.

2.1.4.3 Dividen tunai

Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah bentuk kas. Yang perlu diperhatikan pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Ang (1997) menyatakan bahwa dividen tunai adalah merupakan dividen yang dibayar dalam bentuk tunai, sementara menurut Abdullah (2008: 8) dividen tunai merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling banyak digunakan oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada bentuk lainnya, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan.

Sementara menurut Wild et.al (2005) dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan pada saat diumumkan akan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Cash dividend merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling banyak digunakan oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham. Pembayaran dalam bentuk dividen tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu

mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan.

Sebagai pihak di luar emiten, pemegang saham akan membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan besarnya dividen yang akan diterima dalam priode tertentu. Informasi tersebut disajikan melalui laporan keuangan perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio-rasio keuangan. Sementara bagi perusahaan emiten, pertimbangan yang digunakan untuk memutuskan pembagian dividen tunai tidaklah mudah. Perusahaan emiten mempunyai banyak pertimbangan yang kadangkala bertentangan dengan harapan pemegang saham, ini dikarenakan keputusan akhir pembagian dividen tunai berada sepenuhnya ditangan manajemen perusahaan. Adanya perbedaan pembagian dividen tunai oleh masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa setiap perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menentukan kebijakan dividen.

Dalam praktiknya, pembagian dividen tunai dibagi menjadi dua tahap, yaitu dividen interim dan dividen final. Dividen interim adalah dividen yang dibayarkan sebelum laporan keuangan tahunan berakhir dengan tujuan untuk memacu kinerja harga saham emiten di bursa. Dividen interim ini umumnya didasarkan pada kinerja emiten selama semester I dan dibagikan kepada pemegang saham pada kuartal III di tahun yang sama. Sedangkan dividen final adalah dividen yang dikeluarkan dari hasil pertimbangan pihak pemegang saham setelah melihat kinerja perseroan sepanjang tahun. Dividen final biasanya dibayarkan ditahun berikutnya setelah

mempertimbangkan besarnya dividen interim yang telah dibayarkan pada tahun sebelumnya. Periode pembagian dividen final biasanya dilakukan selama kuartal II. Karena dividen tunai merupakan salah satu unsur yang berdampak pada keuntungan yang diterima investor, maka harga saham biasanya akan cenderung naik menjelang

cum date. Cum date adalah tanggal terakhir pemegang saham berhak memperoleh

dividen tunai (www. google.com).

Dokumen terkait