• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Transfer Berdasarkan Kos Ditambah Laba

TEORI, PENYAJIAN, DAN ANALISIS DATA

B. Penyajian dan Analisis Data

1. Harga Transfer Berdasarkan Kos Ditambah Laba

Untuk penentuan harga transfer metode kos ditambah laba, Laba dapat ditentukan dengan perundingan antara divisi-divisi yang terlibat dalam transfer barang. Misalnya laba yang disepakati oleh kedua divisi tersebut adalah 6% dari kos. Penentuan harga transfer berdasarkan kos ditambah laba dapat dihitung sebagai berikut.

1. Benang Rayon = Rp70.205.053.958,00 + (6% x 70.205.053.958) = Rp74.417.357195,00

Jadi harga transfer per bale = Rp74.417.357195,00 : 20795 = Rp3.578.617,00

2. Benang R/C = Rp5.714.123.614,00 + (6% x 5.714.123.614) = Rp6.056.971.030,00

Jadi harga transfer per bale = Rp6.056.971.030,00 : 1700 = Rp3.562.924,00

3. Benang C/R = Rp3.653.795.354,00 + (6% x 3.653.795.354) = Rp3.873.023.075,00

Jadi harga transfer per bale = Rp3.873.023.075,00 : 1170 = Rp3.310.276,00

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

= Rp9.049.579.929,00

Jadi harga transfer per bale = Rp9.049.579.929,00 : 2.528 = Rp3.579.738,00

5. Benang Combed = Rp2.186.246.907,00 + (6% x 2.186.246.907) = Rp2.317.421.721,00

Jadi harga transfer per bale = Rp2.317.421.721,00 : 445 = Rp5.207.689,00

Dengan penentuan harga transfer berdasarkan kos ditambah laba tersebut di atas, maka perhitungan laporan laba rugi PT Kusumaputra Santosa dan PT Kusumahadi Santosa menjadi sebagai berikut.

PT KUSUMAPUTRA SANTOSA LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2008

PENJUALAN KE PT KUSUMAHADI SANTOSA Rp64.629.601.235,00

PENJUALAN KE LUAR Rp41.522.259.242,00

TOTAL PENJUALAN Rp106.151.860.477,00

KOS PENJUALAN (Rp89.279.191.639,00)

LABA KOTOR Rp16.872.668.838,00

BEBAN USAHA

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Rp2.563.890.195,00

BEBAN PENJUALAN Rp1.098.810.083,00

TOTAL BEBAN USAHA (Rp3.662.700.278,00)

LABA USAHA Rp13.209.968.560,00

PENDAPATAN / (BEBAN) LAIN-LAIN (Rp13.001.359.905,00) LABA (RUGI) BERSIH Rp208.608.655,00

commit to user

Dari laporan laba rugi di atas dapat diketahui kos penjualan PT Kusumahadi Santosa sebagai berikut.

Persediaan BDP 01-01-2008 Rp11.364.600.233,00 Bahan baku

Dari KPS Rp64.629.601.235,00 Dari luar Rp24.369.505.177,00 Bahan pembantu Rp15.458.610.972,00 Tenaga kerja langsung Rp9.381.066.342,00 Kos overhead pabrik Rp21.139.676.270,00

Kos produksi Rp134.978.459.996,00 Produk dalam proses Rp146.343.060.229,00 Persediaan BDP 31-12-2008 (Rp10.860.727.872,00) Kos produk Rp135.482.332.357,00 Persediaan barang jadi 01-01-2008 Rp6.022.692.929,00 Persediaan barang jadi 31-12-2008 (Rp6.396.603.619,00)

Pemakaian sendiri (Rp129.987.500,00)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

PT KUSUMAHADI SANTOSA LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2008

PENJUALAN EKSPOR Rp50.020.511.817,00 PENJUALAN LOKAL Rp106.345.690.045,00 TOTAL PENJUALAN Rp156.366.201.862,00 KOS PENJUALAN (Rp134.978.434.167,00) LABA KOTOR Rp21.387.767.695,00 BEBAN USAHA

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Rp4.506.000.717,00 BEBAN PEMASARAN Rp4.946.258.372,00

TOTAL BEBAN USAHA (Rp9.452.259.089,00)

LABA USAHA Rp11.935.508.606,00

PENDAPATAN / (BEBAN) LAIN-LAIN (Rp11.227.031.142,00) LABA (RUGI) BERSIH Rp708.477.464,00

Tabel II.11

Laporan Laba Rugi Gabungan Tahun 2008 PT Kusumaputra Santosa PT KPS PT KHS Penjualan Kos penjualan Rp106.151.860.477,00 (89.279.191.639,00) Rp156.366.201.862,00 (134.978.434.167,00) Laba kotor Beban usaha 16.872.668.838,00 (3.662.700.278,00) 21.387.767.695,00 (9.452.259.089,00) Laba usaha

Pedapatan / (beban) lain-lain

13.209.968.560,00 (13.001.359.905,00)

11.935.508.606,00 (11.227.031.142,00) Laba (Rugi) bersih Rp208.608.655,00 Rp708.477.464,00

Dari laporan laba rugi di atas, penentuan harga transfer berdasar kos ditambah laba sebesar 6% akan menghasilkan laba (rugi) pada PT

commit to user

Kusumaputra Santosa adalah Rp208.608.655,00 dan PT Kusumaputra Santosa adalah Rp708.477.464,00. Dari hasil tersebut, divisi pembeli maupun divisi penjual dapat memperoleh laba bagi divisinya sehingga kinerja manajer divisi menjadi lebih baik. Hal tersebut berarti sebagian besar dari tujuan harga transfer dapat tercapai.

2 Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar

Dalam penentuan harga transfer, harga pasar dianggap dasar terbaik karena harga pasar ditentukan oleh pihak-pihak di luar perusahaan sehingga menggambarkan transaksi yang independen yang menjadikan setiap divisi perusahaan yang berdiri sendiri.

Pada umumnya penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar dilakukan dengan metode harga pasar minus atau harga pasar yang telah dimodifikasi. Metode harga pasar minus terdapat kos yang dapat dikurangkan untuk produk yang ditransfer.

Perhitungan harga transfer atas dasar harga pasar minus untuk masing-masing produk yang ditransfer adalah sebagai berikut.

1. Benang Rayon

Harga pasar (Rp3.650.000,00 x 20.795) Rp75.901.750.000,00 Kos yang dapat dihindari:

Kos pemasaran Rp346.601.405,00

Harga pasar minus Rp75.555.148.595,00

Harga transfer per bale = Rp75.555.148.595,00 : 20.795 = Rp3.633.332,00

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Benang Rayon/Cotton

Harga pasar (Rp3.500.000,00 x 1.700) Rp5.950.000.000,00 Kos yang dapat dihindari:

Kos pemasaran Rp28.208.655,00

Harga pasar minus Rp5.921.791.345,00

Harga transfer per bale = Rp5.921.791.345,00 : 1.700 = Rp3.483.406,00

3. Benang Cotton/Rayon

Harga pasar (Rp3.400.000,00 x 1170) Rp3.978.000.000,00 Kos yang dapat dihindari:

Kos pemasaran Rp18.169.693,00

Harga pasar minus Rp3.959.830.307,00

Harga transfer per bale = Rp3.959.830.307,00 : 1170 = Rp3.384.470,00

4. Benang Carded

Harga pasar (Rp3.650.000,00 x 2.528) Rp9.227.200.000,00 Kos yang dapat dihindari:

Kos pemasaran Rp40.238.817,00

Harga pasar minus Rp9.186.961.183,00

Harga transfer per bale = Rp9.186.961.183,00 : 2.528 = Rp3.634.082,00

5. Benang Combed

commit to user

Kos yang dapat dihindari:

Kos pemasaran Rp6.305.464,00

Harga pasar minus Rp2.886.194.536,00

Harga transfer per bale = Rp2.886.194.536,00 : 445 = Rp6.485.830,00

Dengan penentuan harga transfer atas dasar harga pasar minus tersebut di atas, maka perhitungan laporan laba rugi pada PT Kusumaputra Santosa dan PT Kusumahadi Santosa menjadi sebagai berikut.

PT KUSUMAPUTRA SANTOSA LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2008

PENJUALAN KE PT KUSUMAHADI SANTOSA Rp66.043.012.750,00

PENJUALAN KE LUAR Rp41.522.259.242,00

TOTAL PENJUALAN Rp107.565.271.922,00

KOS PENJUALAN (Rp89.279.191.639,00)

LABA KOTOR Rp18.286.080.353,00

BEBAN USAHA

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Rp2.563.890.195,00

BEBAN PENJUALAN Rp1.098.810.083,00

TOTAL BEBAN USAHA (Rp3.662.700.278,00)

LABA USAHA Rp14.623.380.075,00

PENDAPATAN / (BEBAN) LAIN-LAIN (Rp13.001.359.905,00) LABA (RUGI) BERSIH Rp1.622.020.170,00

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dari laporan laba rugi di atas dapat diketahui kos penjualan PT Kusumahadi Santosa sebagai berikut.

Persediaan BDP 01-01-2008 Rp11.364.600.233,00 Bahan baku

Dari KPS Rp66.043.012.750,00 Dari luar Rp24.369.505.177,00 Bahan pembantu Rp15.458.610.972,00 Tenaga kerja langsung Rp9.381.066.342,00 Kos overhead pabrik Rp21.139.676.270,00

Kos produksi Rp136.391.871.511,00 Produk dalam proses Rp147.756.471.744,00 Persediaan BDP 31-12-2008 (Rp10.860.727.872,00) Kos produk Rp136.895.743.872,00 Persediaan barang jadi 01-01-2008 Rp6.022.692.929,00 Persediaan barang jadi 31-12-2008 (Rp6.396.603.619,00)

Pemakaian sendiri (Rp129.987.500,00)

commit to user

PT KUSUMAHADI SANTOSA LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2008

PENJUALAN EKSPOR Rp50.020.511.817,00 PENJUALAN LOKAL Rp106.345.690.045,00 TOTAL PENJUALAN Rp156.366.201.862,00 KOS PENJUALAN (Rp136.391.845.682,00) LABA KOTOR Rp19.974.356.180,00 BEBAN USAHA

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Rp4.506.000.717,00 BEBAN PEMASARAN Rp4.946.258.372,00

TOTAL BEBAN USAHA (Rp9.452.259.089,00)

LABA USAHA Rp10.522.097.091,00

PENDAPATAN / (BEBAN) LAIN-LAIN (Rp11.227.031.142,00) LABA (RUGI) BERSIH (Rp704.934.051,00)

Tabel II.12

Laporan Laba Rugi Gabungan Tahun 2008 PT Kusumaputra Santosa PT KPS PT KHS Penjualan Kos penjualan Rp107.565.271.922,00 (89.279.191.639,00) Rp156.366.201.862,00 (134.978.434.167,00) Laba kotor Beban usaha 18.286.080.353,00 (3.662.700.278,00) 19.974.356.180,00 (9.452.259.089,00) Laba usaha

Pedapatan / (beban) lain-lain

14.623.380.075,00 (13.001.359.905,00)

10.522.097.091,00 (11.227.031.142,00) Laba (Rugi) bersih Rp1.622.020.170,00 (Rp704.934.051,00) Dari laporan laba rugi di atas, penentuan harga transfer berdasar harga pasar akan menghasilkan laba (rugi) pada PT Kusumaputra Santosa adalah Rp1.622.020.170,00 dan PT Kusumaputra Santosa adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(Rp704.934.051,00). Menurut teori, harga transfer berdasarkan harga pasar merupakan dasar terbaik dalam penentuan harga transfer. Tetapi metode ini jika diterapkan di PT kusumaputra Santosa atau divisi penjual, maka divisi pembeli akan mengalami kerugian. Hal tersebut mungkin karena proses produksi pada divisi pembeli atau divisi penjual kurang efisien, sehingga salah satu divisi mengalami kerugian. Harga transfer berdasarkan harga pasar tidak adil bagi divisi pembeli karena divisi pembeli tidak memperoleh keuntungan dari penjualan transfer tersebut. Hal tersebut tidak dapat memotivasi divisi pembeli untuk membeli produk dari divisi penjual, kecuali jika ada produk yang sejenis beredar di pasar dengan harga yang lebih tinggi atau sama.

commit to user

BAB III TEMUAN

Penyajian data dan pembahasan yang telah dilakukan dan dipaparkan pada Bab II menghasilkan beberapa temuan yang dapat dikategorikan sebagai kelebihan dan kelemahan. Penulis menilai masalah penentuan harga transfer pada PT Kusumaputra Santosa sebagai berikut.

A. Kelebihan

Berdasarkan laporan laba rugi terdapat kelebihan dalam penentuan harga transfer pada PT Kusumaputra Santosa, dapat dikemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan oleh penulis, antara lain adalah:

1. Data yang diperlukan dalam penentuan harga transfer berdasarkan kos sudah tersedia, sehingga mudah dalam pencatatan transfer yang terjadi. 2. Harga transfer berdasarkan kos tidak membebani divisi penjual dalam

menentukan kos produksinya karena harga transfer tidak terlalu tinggi. 3. Divisi penjual dituntut lebih efisien dalam membuat produknya karena

ketidak-efisienan akan berdampak pada kos produksi divisi pembeli.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

B. Kelemahan

Penentuan harga transfer yang dilakukan oleh PT Kusumputra Santosa selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan. Kelemahan dalam menentukan harga transfer adalah sebagai berikut.

1. Penentuan harga transfer berdasarkan kos tidak memotivasi divisi penjual untuk mentransfer produknya ke divisi pembeli karena dalam mentransfer produknya tidak memperhitungkan unsur laba bagi divisi penjual.

2. Harga transfer berdasarkan kos tidak dapat digunakan sebagai tolok ukur penilaian kinerja manajer divisi karena harga transfer berdasarkan kos tidak adil bagi divisi penjual atau PT Kusumaputra Santosa.

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di PT Kusumaputra Santosa mengenai penentuan harga transfer, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penentuan harga transfer yang dilakukan oleh PT Kusumaputra Santosa sebagai berikut.

1. Penentuan harga transfer yang diterapkan oleh perusahaan adalah metode harga transfer berdasarkan kos. Alasan pemilihan metode ini karena data telah tersedia diperusahaan dan kemudahan dalam mencatat transaksi transfer yang terjadi. Penentuan harga transfer berdasarkan kos kurang adil bagi divisi penjual karena tidak memperhitungkan unsur laba, sehingga tidak akan memotivasi divisi penjual untuk mentransfer produknya ke divisi lain dalam satu perusahaan. Dalam penentuan harga transfer berdasarkan kos, laba (rugi) yang diperoleh PT Kusumaputra Santosa adalah (Rp3.449.670.660,00) dan PT Kusumahadi Santosa adalah Rp Rp4.366.756.779,00.

2. Alternatif pertama yang diberikan oleh penulis adalah harga transfer berdasarkan kos ditambah laba. Laba yang ditambahkan sebesar 6%, yaitu tingkat laba yang telah disepakati oleh divisi penjual maupun divisi pembeli. Penentuan tingkat laba diperoleh melalui negosiasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

antara manajer divisi pembeli dan manajer divisi penjual. Metode harga transfer berdasarkan kos ditambah laba dapat digunakan untuk evaluasi kinerja manajer divisi pembeli dan manajer divisi penjual. Dari metode tersebut laba (rugi) yang diperoleh PT Kusumaputra Santosa sebesar Rp208.608.655,00 dan PT Kusumahadi Santosa sebesar Rp708.477.464,00.

3. Alternatif ke dua yang diberikan oleh penulis adalah harga transfer berdasarkan harga pasar, harga pasar yang digunakan adalah harga pasar minus. Metode penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar minus merupakan dasar terbaik untuk menentukan harga transfer. Dari metode tersebut diperoleh laba (rugi) untuk PT Kusumaputra Santosa sebesar Rp1.622.020.170,00 dan PT Kusumahadi Santosa sebesar (Rp704.934.051). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa divisi pembeli yaitu PT Kusumahadi Santosa mengalami kerugian, hal tersebut terjadi mungkin karena divisi penjual atau divisi pembeli kurang efisien dalam proses produksinya. Dalam keadaan yang demikian harga transfer berdasar harga pasar tidak cocok digunakan untuk menentukan harga transfer pada PT Kusumahadi Santosa Grup.

commit to user

B. REKOMENDASI

Dari kesimpulan di atas, penulis menyarankan dalam penentuan harga transfer sebaiknya perusahaan menggunakan metode kos ditambah laba. Besarnya tingkat laba dapat diperoleh dari perundingan antara divisi-divisi yang terlibat dalam transfer barang. Penggunaan metode kos ditambah laba akan lebih adil bagi kedua divisi karena kedua divisi tersebut dapat menghasilkan laba. Metode kos ditambah laba juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu divisi karena pengukuran kinerja suatu divisi berdasarkan laba yang diperoleh oleh divisi tersebut.

Meskipun harga transfer berdasarkan harga pasar merupakan dasar terbaik untuk menentukan harga transfer, tetapi penulis tidak menyarankan penggunaan harga transfer berdasarkan harga pasar karena beberapa alasan sebagai berikut.

1. Harga pasar sering berubah sehingga harga transfer sulit ditentukan. 2. Harga pasar produk yang ditransfer tidak termuat dalam daftar harga

sehingga untuk memperoleh harga pasar perlu tambahan pengorbanan waktu dan biaya.

3. Divisi pembeli tidak efisien dalam membuat produknya sehingga dalam penerapan harga transfer berdasarkan harga pasar, divisi pembeli mengalami kerugian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Dokumen terkait