• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Harga Transfer

TEORI, PENYAJIAN, DAN ANALISIS DATA

A. Tinjauan Pustaka

5. Metode Penentuan Harga Transfer

Banyak penentuan harga transfer yang digunakan dalam praktik, tetapi tidak ada metode penentuan harga transfer yang sempurna. Setiap metode harga harga transfer memiliki kelemahan dan kelebihan. Terdapat dua metode penentuan harga trannsfer yang digunakan, yaitu:

1. Harga Transfer Berdasar Pasar (Market-Based Transfer Price)

Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk yang ditransfer. Dalam penentuan berdasar harga pasar terdapat kos yang dapat dihindari. Harga pasar yang dikurangi dengan kos yang dapat dihindari disebut dengan harga pasar minus.

Rumus harga transfer per unit dengan metode ini adalah:

Harga pasar per unit xxx

Kos per unit yang dapat dihindari:

Potongan volume xxx Kos penyimpanan xxx Kos iklan xxx Komisi penjualan xxx Kos penagihan xxx + xxx _

Harga transfer per unit xxx

Menurut Supriyono (1999:104), kelebihan dari penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar adalah:

commit to user

· Harga pasar ditentukan oleh pihak-pihak eksternal perusahaan sehingga menggambarkan transaksi yang independent.

· Harga pasar merupakan dasar yang baik untuk membuat keputusan. Bagi divisi penjual, harga pasar dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan untuk menjual barang dan jasanya kepada pihak luar atau mentransfernya ke divisi lain. Demikian pula bagi divisi pembeli, harga pasar dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan untuk membeli barang dan jasa dari pihak luar atau menerima transfer dari divisi yang lain.

· Metode harga pasar menjadikan setiap divisi sebagai satuan bisnis yang terpisah satu sama lain. Harga pasar bagi divisi penjual mencerminkan pendapatan divisi tersebut jika barang dan jasa dijual kepada pihak luar dan bagi divisi pembeli mencerminkan kos jika divisi tersebut membeli dari pihak luar.

Dalam penentuan harga transfer dengan metode harga pasar manajemen mungkin akan menghadapi salah satu dari dua kondisi, yaitu:

a. Tidak menghadapi kendala sumber

Dalam kondisi di mana manajemen tidak menghadapi kendala sumber, divisi penjual dapat menjual dapat menjual produknya ke luar atau ke divisi pembeli dan divisi pembeli dapat membeli barang dan dari sumber luar atau dari divisi lain dalam satu perusahaan. Pada kondisi ini maka keputusan harga transfer dan keputusan suatu divisi dari mana akan membeli atau kemana akan menjual produknya diserahkan kepada manajer divisi yang bersangkutan. Penyelesaian masalah penentuan harga transfer sangat sedikit atau mungkin tidak memerlukancampur tangan manajer puncak.

Masalah yang sering timbul dalam kondisi tidak menghadapi kendala sumber adalah jika harga jual dan kondisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pelayanan divisi penjual tidak dapat bersaing dengan penawaran luar maka divisi tersebut tidak bisa memenangkan bisnis, sebaliknya jika kapasitas divisi penjual terbatas dan sumber yang berasal dari luar kurang maka divisi pembeli harus bersaing dengan pihak luar yang juga membeli dari divisi penjual.

Setiap divisi harus memperhatikan kemakmuran perusahaan secara menyeluruh, maka kantor pusat menentukan batasan-batasan terhadap kebebasan divisi. Menurut Supriyono (1999:105), batasan-batasan tersebut sebagai berikut.

· Jika harga yang ditawarkan oleh divisi di dalam perusahaan besarnya sama dengan harga pasar dan kondisi lainnya sama, produk tersebut harus dibuat di dalam perusahaan atau tidak dibeli pihak luar.

· Jika terdapat distress price (secara temporer pemasok dari luar menawarkan harga yang rendah) maka harga yang ditawarkan oleh pemasok luar tersebut perlu dipedulikan dan produk tersebut harus dibuat.

· Perubahan sumber dan harga transfer yang diusulkan oleh divisi pembeli maupun divisi penjual harus ditelaah dan disetujui oleh kantor pusat agar usulan perubahan tersebut merupakan keputusan terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan.

b. Menghadapi kendala sumber

Dalam kondisi manajemen menghadapi kendala sumber, maka divisi tidak tidak memiliki kebebasan untuk memperoleh sumber. Menurut Supriyono (1999:106), kendala ini disebabkan oleh:

· Perusahaan berada dalam industri terintegrasi sehingga produk antara (intermediate product) sulit diperoleh dari pihak luar karena jarang diperjualbelikan.

commit to user

· Tidak ada sumber luar atau perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama dengan yang ditransfer antar divisi.

· Manajemen puncak mungkin tidak mau menghadapi resiko berhubungan dengan pemasok luar.

· Perusahaan telah menanamkan investasi yang cukup besar dalam fasilitas pengolahan produk yang ditransfer sehingga tidak logis jika produk tersebut dibeli dari pihak luar sebesar harga pasar.

Kendala sumber menyebabkan produk yang ditransfer antar divisi terbatas, maka harga transfer yang digunakan adalah harga saing atau harga kompetitif. Penggunaan harga saing dapat mengukur kontribusi masing-masing divisi terhadap laba total perusahaan dan dapat mengukur mengukur kinerja suatu divisi dalam menghadapi persaingan dengan pihak luar.

Menurut Supriyono (1999:107), ada beberapa cara untuk menentukan harga transfer berdasarkan harga pasar, yaitu:

1. Harga pasar didasarkan pada harga pasar yang diterbitkan oleh perusahaan lain yang menjual produk sejenis di pasar. Tetapi harga pasar yang dipublikasikan ini harus menggambarkan:

· Harga yang benar-benar dibayarkan dalam pasar.

· Kondisi perusahaan yang menerbitkan harga pasar relatif harus dengan pusat laba yang mentransfer produknya ke pusat laba lain di dalam perusahaan.

2. Meminta pihak luar untuk mengajukan penawaran harga pasar untuk produk sejenis kepada perusahaan

3. Meniru penentuan harga pasar pusat lainnya yang menjual produk kepada pihak lain secara kompetitif.

4. Meniru harga beli produk serupa yang dibeli oleh pusat laba lainnya pada pasar kompetitif.

Terlepas dari kebaikan yang dimiliki oleh metode penentuan harga transfer berdasar harga pasar, metode ini juga memiliki kelemahan. Menurut Mulyadi (1993:113) kelemahan harga transfer berdasar harga pasar adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

· Tidak semua produk memiliki harga pasar.

· Divisi penjual mempunyai pasar yang sudah pasti yaitu divisi pembeli. Oleh karena itu penghematan kos yang timbul tidak harus dinikmati oleh divisi penjual saja, tapi harus dinikmati oleh divisi pembeli juga.

· Harga pasar tidak selalu sama dengan harga yang tercantum di dalam daftar harga. Kesulitan penentuan harga pasar akan lebih besar jika harga pasar sangat berfluktuasi.

2. Harga Transfer Berdasar Kos (Cost-Based Transfer Price)

Menurut Supriyono (1999:114), metode harga transfer berdasar kos digunakan apabila terdapat keadaan sebagai berikut.

· Di pasar tidak tersedia harga pasar untuk barang yang ditransfer. · Di pasar terdapat beberapa harga pasar produk yang ditransfer. · Produk yang ditransfer sifatnya khusus dan rahasia.

Jika harga transfer hanya didasarkan pada kos, maka harga transfer tidak dapat digunakan untuk menilai prestasi laba manajer divisi dan tidak dapat memotivasi manajer divisi penjual untuk menjual produknya kepada divisi pembeli. Untuk mengatasinya, harga transfer dapat ditambah laba yang disepakati oleh kedua divisi. Menurut Supriyono (1999:114), penggunaan metode harga transfer berdasar kos, manajemen harus membuat keputusan mengenai:

1. Komponen kos yang diperhitungkan ke dalam harga transfer. 2. Komponen laba yang diperhitungkan ke dalam harga transfer.

Ø Komponen kos

Dalam metode ini timbul masalah mengenai besarnya kos yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan harga transfer. Kos yang diperhitungkan tersebut meliputi:

commit to user

Dalam metode kos penuh sesungguhnya, semua elemen kos sesungguhnya baik kos tetap maupun kos variabel divisi penjual untuk siap ditransfer merupakan dasar untuk penentuan harga transfer produk yang ditransfer ke divisi pembeli. Metode ini bisa digunakan jika pihak luar dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.

Kos produksi variabel xxx

Kos produksi tetap xxx

Kos non produksi yang tidak

dapat dihindari xxx

Kos penuh sesungguhnya xxx

Laba xxx

Harga transfer xxx

2. Kos variabel sesungguhnya

Pada metode kos variabel sesungguhnya, semua elemen kos variabel sesungguhnya dari divisi penjual dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga transfer ke divisi pembeli. Hal ini disebabkan kos yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli hanya kos yang terkendali oleh divisi penjual. Pada umumnya kos yang terkendali tersebut adalah kos variabel. Metode ini digunakan jika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

penjualan kepada pihak luar belum dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki oleh divisi penjual.

Kos produksi variabel xxx Kos non produksi yang tidak

dapat dihindari xxx

Kos variabel sesungguhnya xxx

Laba xxx

Harga transfer xxx

3. Kos penuh standar

Dalam metode kos penuh standar, semua elemen kos penuh standar baik kos tetap maupun kos variabel digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga transfer ke divisi pembeli. Metode ini digunakan apabila penjualan ke pihak luar dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.

Kos produksi variabel xxx

Kos produksi tetap xxx

Kos non produksi yang tidak

dapat dihindari xxx

Kos penuh standar xxx

Laba xxx

commit to user

4. Kos variabel standar

Dalam metode kos variabel standar, hanya kos variabel standar di divisi penjual yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga transfer ke divisi pembeli. Metode ini biasanya digunakan apabila penjualan ke pihak luar belum dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki oleh divisi penjual.

Kos produksi variabel xxx Kos non produksi yang tidak

dapat dihindari xxx

Kos variabel standar xxx

Laba xxx

Harga transfer xxx

Ø Komponen laba

Penentuan unsur laba dalam penentuan harga transfer atas dasar kos, manajemen harus membuat keputusan tantang perhitungan laba. Menurut Anthony dan Govindarajan (2004:290), dalam memperhitungkan laba terdapat dua masalah dalam menentukan laba, yaitu:

1. Dasar penentuan laba 2. Besarnya tingkat laba

Dasar penentuan tingkat laba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasar presentase kos dan berdasar return atas investasi. Penentuan tingkat laba atas dasar presentase kos

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

paling mudah dan umum digunakan. Meskipun demikian, jika dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan. Penentuan tingkat laba berdasar return atas investasi sudah memperhitungkan modal yang digunakan oleh divisi penjual, tetapi sulit untuk menentukan besarnya investasi yang digunakan.

Besarnya tingkat laba yang diperhitungkan dalam harga transfer juga menimbulkan masalah. Apabila tingkat laba ditentukan oleh manajer kantor pusat, mungkin divisi penjual menganggap terlalu rendah dan divisi pembeli menganggap terlalu tinggi. Dalam penentuan tingkat laba sebaiknya kedua manajer divisi yang terlibat merundingkan sebagai divisi yang independen.

Dokumen terkait