perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS PENENTUAN HARGA TRANSFER
PADA PT KUSUMAHADI SANTOSA GRUP
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
MUH RYAN LUTHFI WILIS
NIM F 3307079
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Bekerjalah kamu, niscaya Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu.
(Q.S. At-Taubah 9:19)
2. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
sudah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
orang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Al-Insyirah 6:8)
3. Kemarin adalah kenangan, hari ini pejuangan, dan esok adalah harapan
Tugas akhir ini kupersembahkan untuk
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan
memberiku kesempatan hidup di dunia.
2. Ibu dan Bapak tercinta yang telah
mengorbankan segalanya untukku.
3. Kakak dan adik ku tersayang.
4. Pacar ku yang menjadi penyemangatku
dalam meraih harapan dan cita-cita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas seluruh rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi
Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penyusunan Tugas Akhir dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan,
bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Ibu Sri Murni, SE, MSi, Ak. Selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi.
3. Bapak Drs. Subekti Djamaludin Msi, Ak. Selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir yang telah arif dan sabar memberikan bimbingan,
pengarahan serta saran sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Ibu Hening W Awatari, SE, Ak selaku Manajer akuntansi dan
commit to user
vii
Kepala Pimpinan Bagian Keuangan yang telah dengan senang hati
menerima penulis untuk magang.
5. Seluruh Dosen pengajar dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi yang
telah menularkan ilmunya dan setia membantu penulis dalam
perkuliahan.
6. Bapak, Ibu, kakak dan adik-adikku tercinta yang telah mencurahkan
doa, nasehat dan kasih sayang.
7. Pacarku dan teman-teman di Fakultas Ekonomi dan semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas
Akhir ini sehingga Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis
berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Surakarta, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . . . . . . i
ABSTRAK . . . . . . . .ii
HALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . iii
HALAMAN PENGESAHAN . . . iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN . . . . . . . v
KATA PENGANTAR . . . vi
DAFTAR ISI . . . .. . . . .. viii
DAFTAR TABEL . . . . . . .xi
DAFTAR GAMBAR . . . . . . xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan . . . . . . 1
1. Tujuan Perusahaan . . . . . . 3
2. Lokasi Perusahaan . . . . . . 4
3. Struktur Organisasi . . . .8
4. Deskripsi Jabatan . . . . . . . 12
5. Proses Produksi . . . . . . 18
6. Permodalan Perusahaan . . . 19
7. Pembelian dan Pemasaran . . . . . . . 20
8. Personalia dan Penggajian . . . 22
B. Latar Belakang Masalah . . . 32
commit to user
ix
D. Tujuan Penelitian . . . . . . . 36
E. Manfaat Penelitian . . . . . . . 36
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka . . . .38
1. Pengertian Harga Transfer . . . . . . . 38
2. Tujuan Harga Transfer . . . 38
3. Karakteristik Harga Transfer . . . . . . . 39
4. Kriteria Pemilihan Metode Harga Transfer .. . . .. . . . .40
5. Metode Penentuan Harga Transfer . . . . . . . .41
6. Pengelolaan Harga Transfer . . . . . . .49
B. Penyajian Data dan pembahasan . . . . . . 50
III.TEMUAN A.Kelebihan . . . . . . . 74
B.Kelemahan . . . 75
IV.PENUTUP A. Kesimpulan . . . 76
B. Rekomendasi . . . . . . .77
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
I.1 Daftar Tenaga Kerja di PT Kusumaputra Santosa . . . . . . .26
I.2 Daftar Tenaga Kerja di PT Kusumahadi Santosa . . . . . . . . . .27
II.1 Volume Produksi Benang PT Kusumaputra Santosa . . . .50
II.2 Volume Penjualan Benang PT Kusumaputra Santosa . . . .51
II.3 Perincian Kos Overhead Pabrik Benang Rayon . . . . . . .52
II.4 Perincian Kos Overhead Pabrik Benang Rayon/Cotton . . . .. . . .52
II.5 Perincian Kos Overhead Pabrik Benang Cotton/Rayon. . . .53
II.6 Perincian Kos Overhead Pabrik Benang Carded . . . . . . 54
II.7 Perincian Kos Overhead Pabrik Benang Combed . . . .54
II.8 Perincian Kos Administrasi dan Umum . . . 55
II.9 Perincian Kos Pemasaran . . . . . . . . . .55
II.10 Laporan Laba Rugi Gabungan Tahun 2008 . . . 63
II.11 Laporan Laba Rugi Gabungan Tahun 2008 . . . 67
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Denah/Layout PT Kusumahadi Santosa . . . . . . 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
ANALISIS HARGA TRANSFER PADA PT KUSUMAHADI SANTOSA GRUP
Muh Ryan Luthfi Wilis F3307079
Divisionalisasi merupakan suatu bentuk pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada manajer operasional untuk mengambil keputusan tentang besarnya pendapatan dan kos di dalam unit kerjanya, sehingga kantor pusat tidak perlu lagi memikirkan keputusan-keputusan yang terlalu rinci. Dalam suatu divisi, terutama yang merupakan pusat laba dan pusat investasi, laba merupakan pertimbangan penting dalam penilaian prestasi. Oleh karena itu, dalam melakukan transaksi baik itu dengan divisi lain dalam satu perusahaan maupun dengan pihak luar perusahaan diharapkan dapat memperoleh laba yang optimal bagi divisinya. PT Kusumaputra
Santosa (divisi spinning) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan benang. Dalam penjualan hasil produksinya, sebagian besar produk PT Kusumaputra Santosa ditransfer atau “dijual” ke PT Kusumahadi Santosa (divisi weaving).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Kusumaputra Santosa menggunakan metode penentuan harga transfer berdasarkan kos. Kebijakan perusahaan tersebut diambil dengan pertimbangan kemudahan dalam pencatatan transaksi transfer yang
terjadi. Kelemahannya terletak pada divisi spinning tidak memperoleh laba dari
penjualan transfer tersebut, sehingga transfer produk kurang adil bagi divisi spinning. Selain itu tidak memotivasi manajer divisi spinning untuk mentransfer produknya ke divisi weaving.
Kesimpulan penelitian adalah bahwa perusahaan menggunakan metode harga
transfer berdasarkan kos. Metode tersebut kurang adil bagi divisi spinning karena
pada divisi spinning mengalami kerugian. Dari metode harga transfer berdasar kos,
PT Kusumaputra Santosa menderita rugi sebesar (Rp3.449.670.660,00), sementara itu PT Kusumahadi Santosa memperoleh laba sebesar Rp4.366.756.779,00.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran yaitu, perusahaan hendaknya menentukan harga transfer berdasarkan kos ditambah laba, dimana laba yang ditambahkan pada kos menurut perhitungan penulis adalah 6%.
Tingkat laba harus ditentukan melalui negosiasi antara manajer devisi spinning
dengan manajer divisi weaving, sehingga dapat adil bagi kedua divisi tersebut. Dari
metode harga transfer berdasarkan kos ditambah laba akan membuat kedua divisi tersebut mendapatkan laba dari transaksi transfer produk yang terjadi.
commit to user
ii
ABSTRACT
ANALISIS HARGA TRANSFER PADA PT KUSUMAHADI SANTOSA GRUP
Muh Ryan Luthfi Wilis F3307079
Divisionalization is a form of more greater delegation of authority to the operational manager to make decisions about the amount of revenues and costs in his work unit, so that headquarters no longer need to think about decisions that are too details. In a division, especially as a profit center or as a investment center, profit is an important consideration in the assessment of achievement. Therefore, transactions with the other division within one company or with the other parties outside the company, the sales division is expected to obtain the optimal profit. PT Kusumaputra Santosa as a spinning division is the company engaged in the manufacture of yarn. In the sale of his products, most of them are sold to PT Kusumahadi Santosa as a weaving division.
The result of the research showed that PT Kusumaputra Santosa had been using transfer pricing method based on cost. This policy was taken with consideration of the ease of recording the transfer transaction that occurs. The weakness of this method was that the spinning division did not receive profit from the sale of these transfer to the other division; and these was perceived less fair to the spinning division. It also did not motivate the spinning managers to transfer the product to weaving division.
The conclusion of the research is that PT Kusumaputra Santosa use transfer pricing method based on cost. The method is unfair for the spinning division because it suffers losses. From the transfer pricing method based on cost it can be obtained PT Kusumaputra Santosa suffers loss Rp3.449.670.660,00, while PT Kusumahadi Santosa as a receiver from PT Kusumaputra Santosa’s product obtained profit Rp4.366.756.779,00.
Based on the result of the research, the writer gives an advice, that is the company should determine transfer prices based on cost plus profit, which is 6% added to the cost. The rate of profit should be determined by the division managers negotiation between the spinning division and the weaving division. From the transfer pricing method based on cost plus profit would make both division gain the profit from the product transfer transaction that occur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT Kusumahadi Santosa merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang industri, secara spesifik yaitu industri tekstil. Perusahaan ini
berlokasi di Jalan Raya Jaten Km 9.4 Jaten, Karanganyar. Industri tekstil ini
mulai berdiri pada tanggal 14 Mei 1980 dan didirikan oleh R.H. Santosa, Dra.
Mariam S, dan Suhendro Bsc dan disahkan dengan akta notaris Maria Theresia
Budi Santosa, SH. dengan akte No. 141 yang tertanggal 25 Maret 1982.
Dalam rangka pelaksanaan UU No. 12 Tahun 1970, PT Kusumahadi
Santosa telah mendapatkan surat persetujuan tetap untuk mendapatkan fasilitas
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di bidang industri tekstil yang
berlokasi di Karanganyar, Surakarta, sesuai dengan surat BKM Pusat
No.105/I/PMDN/1983 tanggal 26 Juni 1983 dengan nomor kode 3211-03-03219.
Surat tersebut telah diperpanjang dengan BKM Pusat No.840/A.I/1985 tanggal
13 November 1985 dan No.575/III PMDN/1987 pada tanggal 16 November
1987. Akte pendiriannya telah mendapatkan pengesahan dari Departemen
Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 31 Agustus 11987 dengan
No.C2-55555.HT.01.01 dan akte perubahan No.19 tanggal 7 Juli 1987 yang
mendapatkan pengesahan pada tanggal 4 November 1989 denngan
No.C2-10182.HT.01.04. Kemudian berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak
No.1189/PKD/WJD.08/KJ.1812/1989 pada tanggal 25 Oktober 1989, PT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kusumahadi Santosa telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak mulai
tanggal 25 Juli 1989.
PT Kusumahadi Santosa adalah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas
yang dimiliki dan dikelola oleh pemilik dan tenaga-tenaga pribumi sepenuhnya.
Selain itu, saham-saham yang dimilkinya hanya berbedar di lingkup keluarga
saja, dengan anggota persero sebagai berikut:
a. R. H. Santosa
b. Danarsih Santosa
c. Dra. Mariam Sampurno
d. Soehendro Bsc.
Hasil produksi PT Kusumahadi Santosa berupa kain Grey, kain cambrics
(kain putih), kain printing (kain cetak), dan kain celup (dying). PT Kusumahdi
Santosa dapat di terima masyarakat, karena mutu kain yang dihasilkan bagus,
halus, dan penyusutan kainnya sedikit. Selain itu PT Kusumahadi Santosa juga
memiliki produk kain terbaik yang terus diproduksi atas pesanan, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri. Dengan semakin banyaknya permintaan atas
pesanan tersebut, pada tahun 1990 PT Kusumahadi Santosa mengadakan
perluasan usaha dengan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Kusumaputra
Santosa. Produk yang dihasilkan oleh PT Kusumaputra Santosa adalah benang
yang merupakan bahan baku dalam pembuatan kain di PT Kusumahadi Santosa.
Bahan baku yang biasa digunakan dalam proses produksi benang itu sendiri
berasal dari cotton, rayon, poliester, dan serat lainnya sesuai dengan pesanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PT Kusumahadi Santosa, sedang 40% sisanya merupakan produk yang akan
dipasarkan ke luar perusahaan.
1. Tujuan Perusahaan
Industri tekstil merupakan industri yang selalu berkembang. Selain
itu, industri ini selalu mengikuti pekembangan keadaan dunia, baik dari segi
fashion sampai dengan perkembangan keuangan dunia. Seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan ekonomi, permintaan tekstil juga semakin
meningkat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, persaingan industri
tekstil juga semakin ketat dengan munculnya industri-industri sejenis.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, PT Kusumahadi Santosa selalu
berusaha meningkatkan mutu, pelayanan, dan daya saingnya agar tidak
termakan arus perkembangan dunia usaha tersebut.
Secara umum, PT Kusumahadi Santosa didirikan dengan tujuan
sebagai berikut:
a. Memperoleh keuntungan dari hasil kegiatan/operasi yang dilakukan
perusahaan;
b. Membantu pemerintah dalam menunjang kebutuhan sandang masyarakat
dalam peningkatan pembangunan;
c. Mendukung program pemerintah dalam hal penciptaan lapangan
pekerjaan, agar dapat meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat;
d. Membantu menambah hasil pendapatan daerah setempat;
e. Dalam menunjang kebutuhan sandang masyarakat, PT Kusumahadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Dengan mutu hasil produksi yang baik, diharapkan dapat menjadi salah
satu kompetitor dalam usaha perdagangan yang lebih luas, sehingga dapat
diterima tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lainnya.
2. Lokasi Perusahaan
Penentuan letak dan lokasi suatu perusahaan merupakan faktor
terpenting dalam pendirian perusahaan tersebut, guna tercapainya tujuan yang
diinginkan perusahaan. PT Kusumahadi Santosa terletak di bagian Timur
kota Surakarta, kurang lebih 10 km dari pusat kota, tepatnya di Jalan Raya
Solo-Tawangmangu KM 9,5 Jaten, Karanganyar, Surakarta dengan luas areal
tanah dan bangunan sebagai berikut:
Luas tanah bangunan : 70.986 m2
Luas bangunan kantor : 12.245 m2
Luas tanah : 47.140 m2
Luas perumahan : 41.140 m2
Pemilihan lokasi PT Kusumahadi Santosa dapat dikatakan strategis, hal
ini dapat dilihat dari beberapa faktor berikut ini:
a. Faktor Primer
1) Tenaga kerja
Dikarenakan letaknya yang cukup strategis, yaitu dekat dengan daerah
pemukiman penduduk, maka dalam hal pemenuhan tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2) Transportasi
PT Kusumahadi Santosa letaknya dekat dengan jalan raya, yaitu Jalan
Raya Solo-Tawangmangu Km 9,5. Selain itu, akses angkutan umum
sangat mudah di dapat di daerah ini. Kondisi jalan yang baik juga
turut mendukung lancarnya proses angkut pengiriman dan penerimaan
barang.
3) Bahan Baku
Sebagian besar bahan baku biasanya dipasok langsung dari supplier
dari dalam dan sekitar Surakarta. Namun untuk beberapa jenis barang
seperti serat (cotton) dan sparepart di datangkan dari luar negeri.
4) Sumber Energi
Sumber energi yang dimaksud adalah air dan listrik yang cukup
mudah didapatkan. Hal ini dikarenakan PT Kusumahadi Santosa
mempunyai pengelola air sendiri untuk proses produksi dan cukup
dekat dengan gardu listrik.
b. Faktor Sekunder
1) Lokasi PT Kusumahadi Santosa dekat dengan lokasi industri sehingga
memudahkan dalam hal pemasaran dan pemenuhan produksi.
2) Dikarenakan letaknya dekat dengan lokasi pemukiman, PT
Kusumahadi Santosa dapat memberikan kesempatan kerja pada
masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar pabrik.
Berikut adalah denah atau layout PT Kusumahadi Santosa dan PT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Keterangan gambar:
A : Pos Satpam
Aa : Gudang bahan baku
Ab : Departemen Spinning
B : Deparetemen Personalia
C : Kantor Personalia
C1 : Departemen Pemasaran
D : Poliklinik
E : Kantor PPC
F : Kantor SPSI
G : Kantin
H : Mushola
H1 : Kantor Kepala Divisi
I : Departemen Weaving I
J : Departemen Pretreatment/ Finishing
K : Tempat parker
L : UPL Biologi
M : Gudang kain printing
N : Sumber air
O : Boiler
P : Tempat istirahat (bale-bale)
Q : Departemen Utility
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
R : Gudang Kain Grey
S : Inspecting Departemen Weaving I
T : Gudang Bahan Baku Departemen Printing
U : Gardu Listrik
V : Laboratorium UPL
W : UPL Kimia-Fisika
X : Departemen Printing
Y : Departemen Weaving II
Z : Dapur
3. Struktur Organisasi
Dalam suatu instansi maupun organisasi diperlukan suatau kerangka
ataupun susunan jabatan dalam instansi atau organisasi tersebut.
Sruktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi,
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan
tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi pada PT Kusumahadi Santosa mengalir dari
kedudukan tertinggi pemegang saham sampai dengan pada kedudukan
terakhir/terendah.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dikuatkan dengan akte Notaris Maria Theresia Budi Santosa No. 141 yang
tertanggal 25 Maret 1982, maka susunan pengurus PT Kusumahadi Santosa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dewan Komisaris : Tn. R. H. Santosa Daellah
Ny. Hj. Danarsih Santosa
Ny. Hj. Diana Hariadi, SE
Tn. H. Dian Santosa
Tn. Ir. Soemarmo, Msc.
Direktur Utama : Dewanto Kusuma Wibowo, SE
Wakil Direktur Utama : Ir. Sofian MBA
Direktur Pemasaran : Ir. Etti Soebanario, MM
Kepala Divisi Produksi : Ir. Budiarjo
Kepala Divisi Pemasaran I : Ir. Linda Sitompul
Kepala Divisi Pemasaran II : Fairu Zabadi
Manajer Logistik : Suratman, SE
Manajer Umum dan Personalia : Wahyu Cahyo Wibowo, SE, SH
Manajer Keuangan : Hening W. Awatari
Manajer Spinning : Sumantoro
Manajer Weaving 1 dan 2 : Ndondon Hartono
Manajer Pretreatment : Rizal MK
Manajer Persiapan Printing : Yusuf Wijayanto
Manajer Produksi Printing : Agus Wuryanto
Manajer Desainer : Drodjol Purwanto
Manajer EDP : Deddy Setia Budi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berikut adalah struktur jabatan dalam PT Kusumahadi Santosa dan PT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
Umum & Keu Produksi Pemasaran
Kadiv Umum & Keu Manajer Utility Kadiv Produksi
Kadiv Pemasaran I Kadiv Pemasaran II
Manajer Pemasaran I Manajer Pemasaran II
Manajer: 1. Spinning 2. Weaving 1 & 2 3. Pretreatment 4. Pers. Printing 5. Produksi Printing 6. Desainer
Manajer: 1. Logisitk
2. Umum dan
Personalia
3. Keuangan
4. EDP
Gambar 1.2
Struktur Organisasi PT Kusumahadi Santosa dan PT Kusumaputra Santosa
commit to user
4. Deskripsi Jabatan
Berdasarkan struktur organisasi ataupun pembagian jabatan, dapat
dijelaskan deskripsi dari masing-masing jabatan. Deskripsi jabatan
merupakan pernyataan tertulis dari apa yang dilakukan oleh seorang
pemangku jabatan, bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan, dan tujuan
dilakukannya pekerjaan tersebut. Berikut dijelaskan deskripsi
masing-masing jabatan pada struktur organisasi PT Kusumahadi Santosa:
a. Pemegang Saham
Pemegang saham adalah orang-orang yang mempunyai hak dalam
kepemilikan perusahaan. Dalam kegiatan operasional, pemegang
saham memilki hak penuh dalam pemilihan pemberhentian anggota
komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang
diadakan minimal sekali dalam setahun.
b. Dewan Komisaris
Dalam suatu perusahaan besar, biasanya memilki badan tertinggi
dalam organisasinya yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), badan ini disebut Dewan
Komisaris. Adapun tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
adalah sebagai berikut:
1) Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan tujuan perusahaan
seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta sesuai dengan kebijakan umum yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham atas
pengesahan neraca dan perhitungan rugi laba tahunan serta
laporan-laporan yang disampaikan oleh direksi.
3) Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan anggaran
perusahaan dan rencana kerja untuk tahun buku baru yang
disusulkan oleh direksi.
4) Menandatangani surat-surat penting sesuai dengan wewenang yang
telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan.
5) Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam hal
pembebanan tugas dan kewajiban direksi.
6) Berdasarkan perkembangan yang terjadi, Dewan Komisaris
bertugas menyempurnakan kembali kebijakan-kebijakan umum
perusahaan yang telah ditetapkan.
c. Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pejabat tertinggi yang memilki tugas untuk
memimpin, mengawasi, serta menilai hasil sasaran perusahaan. Tugas
dan tanggung jawab Direktur Utama antara lain adalah:
1) Merumuskan arah dan tujuan perusahaan melalui kebijakan dan
ketetapan pokok perusahaan meliputi kebijaksanaan dalam hal
perencanaan, penyusunan, pengendalian, dan pengembangan
commit to user
2) Memimpin rapat direksi dan mengkoordinasikan rencana yang
diusulkan para direktur dengan memperhatikan kebijakan umum
perusahaan yang telah ditetapkan.
3) Mempunyai wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan
para pejabat perusahaan bersama dengan direksi yang lain.
4) Mempertanggungjawabkan seluruh hasil kegiatan perusahaan yang
telah terlaksana kepada Dewan Komisaris.
5) Melakukan pembinaan kegiatan dan menilai hasil dari tujuan
perusahaan yang dibantu oleh staff ahli pengawasan dan internal
audit, staff operasional, keuangan, dan pemasaran.
d. Wakil Direktur Utama
Wakil Direktur Utama memilki tugas untuk membantu Direktur Utama
dalam melaksanakan tugas hariannya.
e. Direktur Pemasaran
Memiliki tanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan
membawahi Kepala Divisi Pemasaran I dan 2. Tugas dan tanggung
jawab dari Direktur Pemasaran antara lain sebagai berikut:
1) Membuat kontrak penjualan dengan pembeli luar negeri dan dalam
negeri.
2) Menetapkan rencana penjualan jangka pendek dan jangka panjang.
3) Melaporkan realisasi penjualan bulanan kepada Direktur Utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4) Mengembangkan pangsa pasar baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
f. Kepala Divisi Produksi
Tanggung jawab Kepala Divisi Produksi antara lain adalah:
1) Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pengadaan bahan
produksi serta barang-barang lain untuk menjamin kelancaran
proses produksi sesuai sesuai pesanan dari bagian pemasaran.
2) Senantiasa mengikuti perkembangan produksi dan mengusahakan
agar diadakan peningkatan baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas produk yang dihasilkan.
Selain itu, Kepala Divisi Produksi juga berkewajiban untuk
mengkoordinasi dan mengawasi bawahannya, yaitu:
1) Manajer Spinning, bertanggung jawab atas kualitas dan proses
produksi pemintalan secara keseluruhan, merencanakan besarnya
volume produksi, dan mengawasi pelaksanaan produksi menurut
standar.
2) Manajer Weaving 1 dan 2, bertanggung jawab atas proses produksi
penenunan secara keseluruhan.
3) Manajer Pretreatment (finishing), bertanggung jawab
menyempurnakan kain yang telah selesai diproduksi oleh bagian
tenun atau weaving.
4) Manajer Persiapan Printing, bertanggung jawab mempersiapkan
commit to user
5) Manajer Produksi Printing, bertanggung jawab atas
berlangsungnya proses produksi printing.
6) Manajer Desainer, bertanggung jawab mendesain atau merancang
motif kain yang akan diproduksi.
g. Kepala Divisi Pemasaran
Bagian ini, memilki tanggung jawab langsung kepada Direktur
Pemasaran dan membawahi langsung Manajer Pemasaran. Tugas dan
tanggung jawab dari Kepala Divisi Pemasaran antara lain adalah:
1) Membawahi langsung Manajer Pemasaran yang bertanggung
jawab mengelola dan memasarkan barang-barang hasil produksi
untuk dipasarkan baik untuk pangsa pasar dalam negeri maupun
luar negeri.
2) Mencari costumer, membuat kontrak penjualan, dan membuat
rencana penjualan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Menentukan strategi pemasaran yang menyangkut pendistribusian,
packaging, promosi, dan penentuan potongan harga.
h. Bagian Umum dan Keuangan
1) Manajer Logistik
Manajer Logistik merupakan bagian dari Bagian Umum dan
Keuangan. Memiliki tanggung jawab dalam hal pengadaan barang,
mengawasi kelancaran pengadaan barang, dan memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Manajer Umum dan Personalia
Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Umum dan
Keuangan. Memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
a) Memperlancar perkembangan perusahaan dan kesejahteraan
pegawai serta menentukan urusan kepegawaian;
b) Mencari dan menyeleksi tenaga kerja yang sesuai dengan
spesifikasi dan kebutuhan;
c) Melakukan administrasi kepegawaian;
d) Melakukan pembayaran gaji pegawai; dan
e) Mengadakan hubungan dengan pihak luar untuk hal-hal
tertentu, misalnya PKL, penelitian, dan lainnya.
3) Manajer Keuangan dan Akuntansi
Memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
a) Mengurusi bidang keuangan (sirkulasi dalam perusahaan);
b) Melakukan pembayaran gaji kepada karyawan; dan
c) Menyalin laporan keuangan bagi pihak yang bersangkutan
dalam perusahaan.
4) Manajer EDP
Bertanggung jawab dalam memproses berbagai data yang ada
commit to user
i. Manajer Utility
Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi dan bertugas
memelihara mesin dan pengadaan diesel serta listrik yang akan
digunakan untuk kelangsungan proses produksi.
j. Kepala Seksi (Kasie)
Bertanggung jawab kepada Manajer atas pekerjaan yang dilaksanakan
dan membawahi langsung karyawan.
k. Kepala Urusan (Kaur)
Bertanggung jawab untuk memberikan laporan kepada kepala seksi
dan mengurusi semua masalah yang ditemui di lapangan serta turun
langsung ke lapangan.
l. Kepala Regu (Karu) atau Group Leader
Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan dan mengurusi masalah di
lapangan serta turun langsung di lapangan.
5. Proses Produksi
PT Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri tekstil. Proses produksinya meliputi weaving, finishing
(pretreatment), dying, dan printing. Produk-produk yang dihasilkan antara
lain adalah:
a. Benang;
b. Kain rayon;
c. Kain katun;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e. Kain cambrics;
f. Kain dying; dan
g. Kain printing.
Dalam melakukan proses produksi, PT Kusumahadi Santosa
memilki beberapa jenis mesin, yaitu:
a. Mesin Weaving sebanyak 1492 buah;
b. Mesin finishing;
c. Mesin dying; dan
d. Mesin printing yaitu 1 buah mesin chiroist, 12 warna, dan stork.
Pada Departemen Weaving I, 70% hasil produksinya dipasarkan ke
pasar lokal, sedangkan hasil produksi Departemen Weaving II 100%
diekspor. Hasil produksi lokal PT Kusumahadi Santosa digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan produksi kain bermerek ”Danar Hadi”.
6. Permodalan Perusahaan
PT Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) sesuai dengan perpanjangan dari BMKM Pusat
yaitu No.575/III PMDN/1987 pada tanggal 16 November 1985. modal
pendiriannya dipegang oleh keluarga H. Santosa Doellah, yang kemudian
modal tersebut digunakan untuk menyediakan sarana-sarana perusahaan,
seperti mesin-mesin produksi dan peralatan pengujian laboratorium yang
didatangkan dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Selain untuk
menunjang proses produksi, modal tersebut juga digunakan untuk
commit to user
pembangunan gedung-gedung perkantoran, ruang produksi, dan
sarana-sarana lainnya.
7. Pembelian dan Pemasaran
a. Pembelian
Pembelian yang dilakukan PT Kusumahadi Santosa meliputi
pembelian bahan baku, pembelian bahan pembantu, dan pembelian
suku cadang.
1) Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku PT Kusumahadi Santosa dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi. Bahan baku yang dibutuhkan
untuk PT Kusumaputra Santosa, misalnya berupa serat import
maupun serat lokal. Sedangkan untuk PT Kusumahadi Santosa
berupa benang dan kanji.
2) Pembelian Bahan Pembantu
Bahan pembantu adalah bahan yang dibutuhkan dalam proses
produksi selain bahan baku. Pengadaan bahan pembantu dilakukan
oleh Departemen Logistik bagian Pembelian setelah mendapatkan
surat kebutuhan dari departemen pengguna. Bahan pembantu yang
dibutuhkan antara lain adalah:
a. Chemical
b. Paper cone
c. Layer box
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e. Klem black seng dan tali raffia
f. Strapping band
3) Pembelian Suku Cadang
Suku cadang mesin yang digunakan PT Kusumahadi Santosa
pengadaannya dilakukan oleh PT Kusumahadi Santosa. Terdapat
beberapa suku cadang yang tidak dapat ditemukan di Indonesia,
sehingga PT Kusumahadi Santosa mengimpor langsung dari
supplier di luar negeri.
b. Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran produk, PT Kusumahadi Santosa perlu
menentukan luas pasar, tidak hanya sekarang ini, tetapi juga untuk
pasar-pasar potensial.
Terdapat beberapa kebijakan yang menjadi acuan dari sistem
pemasaran yang dilakukan di PT Kususmahadi Santosa, yaitu:
1) Kebijakan Harga
Dalam menentukan kebijakan harga produk yang dihasilkan, PT
Kusumahadi Santosa mempertimbangkan jenis dan kualitas serta
persaingan produk sejenis yang tengah terjadi di pasaran.
2) Kebijakan Distribusi dan Daerah Pemasaran
Pangsa pasar maupun konsumen potensial merupakan obyek
pendistribusian produk PT Kusumahadi Santosa. Peluang untuk
meraih pangsa pasar tersebut dilakukan dengan pemilihan daerah
commit to user
pendistribusian produk tersebut meliputi Jakarta, Semarang,
Surabaya, Solo, dan Bali. Selain itu juga dipasarkan pada pasar
internasional di antaranya adalah Jerman, Amerika Serikat, dan
Brazil juga beberapa negara UEA (Uni Emirat Arab) meliputi
Arab, Turki, dan Dubai. Selain itu juga merambah kawasan Asia
seperti Malaysia dan Singapura.
3) Kebijakan promosi
Promrosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan produk pada
konsumen yang ada maupunkonsumen potensial. Dalam hal ini, PT
Kusumahadi Santosa menempuh beberapa cara yang dirasa efektif
dalam melakukan pemasaran produknya. Promosi yang dilakukan
antara lain adalah:
a) Mengikuti pameran dagang yang biasa dilakukan setiap
setengah tahun sekali atau dalam satu tahun sekali.
b) Menyediakan katalog produk untuk pembeli, dapat diakses
melalui www.kusumahadi-textiles.com
8. Personalia dan Penggajian
a. Perekrutan
Terdapat dua metode yang digunakan PT Kusumahadi Santosa dalam
melakukan perekrutan tenaga kerja, yaitu dengan metode internal dan
metode eksternal. Metode-metode tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a) Promosi
b) Kenalan Tenaga Kerja Lama
2) Perekrutan Eksternal (merekrut dari luar)
Jika jumlah calon yang didapat dari sumber-sumber internal belum
cukup, maka akan dilakukan perekrutan secara eksternal untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia. Biasanya, perusahaan
menggunakan media cetak untuk mengumumkan adanya lowongan
tersebut. Penggunaan media massa ini diharapkan dapat menjadi
sumber yang baik dan cepat dalam hal perekrutan tenaga kerja.
Perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari tiap
departemen untuk mengisi kekosongan jabatan atau untuk
perluasan proses produksi. Tahapan-tahapan pengajuan jumlah
kebutuhan karyawan setiap departemen adalah sebagai berikut:
a) Adanya permintaan dari setiap departemen.
b) Permintaan kemudian diajukan kepada Kepala Divisi.
c) Kepala Divisi akan membawa masalah tersebut ke bagian
Umum dan Personalia.
d) Pengadaan seleksi bagi calon karyawan.
e) Disesuaikan dengan tingkat pendidikan calon karyawan yang
dibutuhkan setiap departemen yang bersangkutan.
b. Seleksi
Seleksi merupakan proses pemilihan individu-individu yang memilki
commit to user
Jika perusahaan tidak memilki karyawan yang memenuhi persyaratan,
maka perusahaan atau organisasi tersebut berada dalam posisi yang
lebih buruk untuk berhasil. Beberapa tes seleksi yang diterapkan oleh
PT Kusumahadi Santosa antara lain:
1) Tes kepribadian (test psychology)
2) Tes kesehatan
3) Tes ketrampilan
4) Tes wawancara
Setelah melalui serangkaian tes seleksi, calon karyawan masih harus
mengikuti beberapa prosedur lagi, yaitu sebagai berikut:
1) Calon karyawan harus menjalani masa percobaan selama 3 bulan
sebelum dinyatakan sebagai karyawan tetap.
2) Selama masa percobaan, calon karyawan dan perusahaan memiliki
hak untuk memutuskan hubungan kerja apabila masing-masing
pihak tidak dapat memenuhi harapan masing-masing.
3) Apabila masa percobaan telah selesai dan masing-masing pihak
dapat menerima, maka calon karyawan itu dinyatakan sebagai
karyawan tetap dan mendapat hak-hak sesuai dengan kesepakatan
kerja sebelum masa percobaan.
4) Sebelum diangkat sebagai karyawan tetap, calon karyawan
melakukan pemeriksaan kesehatan dan akan diberi penyuluhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
5) Adapun penerimaan tenaga kerja dilakukan dengan syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Warga Negara Indonesia;
b) Pendidikan atau pengalaman kerja sesuai dengan kualifikasi
perusahaan;
c) Umur minimal 16 tahun;
d) Memiliki Surat Kuning dari Departemen Tenaga Kerja;
e) Sehat jasmani dan rohani atau surat keterangan sehat dari
dokter;
f) Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Kepolisian; dan
g) Pas foto.
c. Pelatihan dan Pengembangan
PT Kusumahadi Santosa menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan pada saat itu. Perusahaan
biasanya menerapkan metode pelatihan campuran antara internal dan
eksternal. Hal ini dilakukan dengan cara mengirimkan beberapa orang
karyawan untuk mengikuti pelatihan di luar (eksternal). Karyawan
yang ditunjuk tersebut kemudian mempresentasikan ilmu yang
diperoleh dari pelatihan kepada direksi meupun bagian yang terkait.
Perusahaan kemudian mengadakan pelatihan internal untuk karyawan
yang lain berdasarkan ilmu yang diperoleh karyawan yang telah
menjalani pelatihan di luar. PT Kusumahadi Santosa tidak hanya
commit to user
pengembangan karyawan, misalnya pelatihan kepemimpinan. Dengan
diadakannya program pelatihan dan pengembangan, diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan bagi perusahaan.
d. Tenaga Kerja
Saat ini dalam menjalankan berbagai kegiatan operasionalnya, pekerja
yang dimilki PT Kusumahadi Santosa berjumlah ± 1850 karyawan,
yang terdiri dari karyawan kantor, departemen Spinning, departemen
Weaving I dan Weaving II, departemen Fnishing atau Pretreatment,
departemen Printing, dan departemen Utility. Adapun jumlah tenaga
kerja untuk PT Kusumahadi Santosa dan PT Kusumaputra Santosa
dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Daftar Tenaga Kerja di PT Kusumaputra Santosa
Departemen Pria Wanita
1. Produksi 159 271
2. PPC 1 -
3. Utility 33 -
4. Pemasaran 11 1
5. Akuntansi Keu 1 1
6. Logistik 7 -
7. Umum, dll. 54 2
Jumlah 266 275
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 1.2
Jumlah Tenaga Kerja PT Kusumahadi Santosa
Departmen Pria Wanita
1. Weaving I 191 166
e. Pengaturan Waktu dan Tenaga Kerja
Sistem kerja pada PT Kusumahadi Santosa, menetapkan jam kerja
Waktu istirahat : 60 menit
2) Shift Keamanan
Shift pagi : 07.00 – 15.00
Shift siang : 15.00 – 23.00
Shift malam : 23.00 – 07.00
commit to user
Waktu istirahat : 60 menit
3) Normal Shift / sopir : 08.00 – 16.30
Waktu istirahat : 60 menit
4) Pekerja non Shift
Senin s/d Jumat : 08.00 – 16.30
Waktu istirahat : 60 menit
Sabtu : 08.00 – 11.00 tanpa istirahat
5) Pada hari Jumat seluruh karyawan mendapatkan 90 menit waktu
istirahat.
f. Kerja Lembur
Kerja lembur merupakan kerja yang dilakukan oleh karyawan di luar
jam kerja mereka. Perusahaan meminta karyawan untuk melakukan
kerja lembur dengan pertimbangan dan ketentuan sebagai berikut:
1) Setiap karyawan yang bekerja lembur lebih dari 7 jam per hari atau
40 jam dalam seminggu, maka kelebihan jam kerja dari batas
tersebut diperhitungkan sebagai kerja lembur.
2) Kerja lembur hanya dibenarkan atas perintah atau persetujuan
perusahaan atau pimpinan yang berwenang. Bagi karyawan yang
bekerja lembur tanpa perintah atau persetujuan pihak yang
berwenang, tidak akan mendapat upah lembur.
3) Kerja lembur dilakukan jika terdapat pekerjaan yang tidak
mungkin diselesaikan dalam jam kerja normal dan memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
g. Pengupahan
1) Dasar Pengupahan
Upah yang diberikan pada seluruh karyawan PT Kusumahadi
Santosa telah disesuaikan dengan standar kerja 7 jam sehari atau 40
jam seminggu dengan upah sebesar Upah Minimum Regional
(UMR) yang berlaku.
2) Sistem Pengupahan
Sistem yang diterapkan dalam pengupahan karyawan PT
Kusumahadi Santosa adalah menggunakan upah harian yang
didasarkan pada perhitungan jumlah hari dan jam kerja dalam satu
bulan, dan upah bulanan yang dibayarkan kepada staf setelah
bekerja satu bulan dan dibayarkan setiap akhir bulan.
h. Kesejahteraan Karyawan
Selain sistem pengupahan menggunakan UMR, PT Kusumahadi
Santosa juga menyediakan fasilitas dan jaminan untuk para karyawan,
staf, dan pimpinan perusahaan, antara lain:
1) Perusahaan menyediakan poliklinik dan dokter di perusahaan;
2) Karyawan beserta keluraga dapat berobat ke dokter perusahaan
secara gratis;
3) Perusahaan memberikan servis makanan gratis waktu jam istirahat;
4) Perusahaan menyediakan koperasi karyawan;
commit to user
6) Perusahaan memberikan pakaian seragam 2 stel setiap tahun, astek,
dan jamsostek bagi karyawan.
i. Tata Tertib Perusahaan
Pada PT Kusumahadi Santosa terdapat beberapa tata tertib yang
berlaku bagi seluruh karyawan, jika terdapat pelanggaran maka akan
dikenakan sanksi berupa skorsing. Tata tertib tersebut antara lain
adalah:
1) Pekerja harus melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan
mematuhi semua perintah yang diberikan sepanjang tugas tersebut
berhubungan dengan aktivitas perusahaan.
2) Tanpa persetujuan dari perusahaan, pekerja dilarang bekerja
sambilan atau bekerja paruh waktu pada perusahaan lain.
3) Pekerja wajib melapor pada atasan setiap kali tidak masuk kerja
dengan memperlihatkan keterangan yang sah dan benar. Surat
keterangan harus diserahkan kepada atasan paling lambat satu hari
setelah yang bersangkutan tidak masuk kerja.
4) Pekerja wajib menjaga dan memelihara semua peralatan kerja serta
melaporkan apabila ada kerusakan atau inventaris perusahaan yang
hilang.
5) Pekerja dilarang membawa keluar barang milik perusahaan tanpa
ijin dari atasan langsung.
6) Semua barang inventaris harus dikembalikan pada perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
7) Pekerja dilarang bermain judi atau segala permainan yang berbau
judi di lingkungan pekerjaan.
8) Pekerja dilarang merokok di tempat kerja kecuali di tempat-tempat
yang telah ditentukan.
9) Pekerja yang akan meninggalkan pekerjaannya untuk suatu
keperluan harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari atasannya
langsung atau pimpinan perusahaan.
10)Pekerja dilarang menyalahgunakan kepercayaan perusahaan
dengan menerima uang, barang maupun jasa yang dapat
mengkibatkan kerugian bagi perusahaan.
11)Pekerja diharuskan memakai seragam, topi, sepatu, tanda pengenal,
dan lain-lain yang diterapkan oleh perusahaan secara sempurna
pada jam-jam kerja.
12)Setiap pekerja wajib menjaga kebersihan, kerapian, dan ketertiban
tempat kerja dengan sebaik-baiknya.
13)Setiap pekerja yang mengetahui adanya kemungkinan yang dapat
menyebabkan kecelakaan manusia, kerusakan harta benda milik
commit to user
B. Latar Belakang Masalah
Pengembangan bidang usaha dalam suatu perusahaan merupakan suatu
usaha meningkatkan profitabilitas perusahaan sekaligus untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam perkembangan
tersebut mengakibatkan pengawasan manajemen puncak semakin bertambah.
Keterbatasan kemampuan manajemen puncak dalam melakukan pengawasan
secara langsung, menyebabkan perusahaan perlu melakukan pendelegasian
wewenang. Dengan demikian pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih
cepat oleh pihak-pihak yang lebih dekat dengan aktivitas tersebut. Banyak
informasi yang khas tentang suatu aktivitas tertentu yang hanya diketahui oleh
pihak-pihak yang dekat dengan aktivitas tersebut.
Divisionalisasi merupakan suatu bentuk pendelegasian wewenang
yang lebih besar kepada manajer operasional di mana manajer tersebut
mempunyai tanggung jawab terhadap pengambilan keputusan tentang
besarnya pendapatan dan kos di dalam unit kerjanya, sehingga pihak kantor
pusat tidak perlu lagi memikirkan keputusan-keputusan yang terlalu rinci.
Namun yang perlu diperhatikan oleh pihak kantor pusat adalah keselarasan
antara tujuan divisi yang ada dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Dalam suatu divisi, profitabilitas merupakan pertimbangan penting di
dalam penilaian prestasinya. Dalam melakukan transaksi baik itu dengan
divisi lain maupun dengan pihak luar perusahaan diharapkan akan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam penilaian prestasi pusat laba timbul beberapa masalah yang
harus diselesaikan, antara pendapatan bersama dengan kos bersama,
pemakaian konsep laba, penentuan harga transfer dan pemakaian konsep
investasi. Khusus bagi harga transfer yang sering menimbulkan masalah antar
divisi, maka perlu adanya kesepakatan di antara divisi dalam menentukan
metode penetapan harga transfer.
Menurut Simamora (1999:273), tujuan penentuan harga transfer adalah
untuk mentransmisikan data keuangan di antara divisi-divisi perusahaan pada
waktu mereka saling menggunakan produk satu sama lain. Selain itu, menurut
dia tujuan lain dari penentuan harga transfer adalah untuk mengevaluasi
kinerja segmen dan, dengan demikian, memotivasi manajer divisi penjualan
dan divisi pembelian menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Adanya berbagai tujuan manajemen akan
menyulitkan perusahaan dalam menentukan harga transfer yang adil dan
wajar. Metode penentuan harga transfer dapat dipilih jika tujuan utama dari
penggunaan informasi tentang transfer barang sudah ditetapkan. Harga
transfer mempunyai pengaruh terhadap perhitungan rugi laba suatu divisi,
yaitu sebagai elemen pendapatan bagi divisi penjual dan sebagai elemen kos
bagi divisi pembeli. Menurut Anthony dan Govindarajan (2004:284), prinsip
dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang
akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau
dibeli dari pemasok luar. Pelaksanaan prinsip ini merupakan hal yang sulit
commit to user
mengenai bagaimana harga jual ke pihak luar ditentukan. Menurut Mulyadi
(1993:289) harga tranfer memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Masalah harga transfer timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh dan harga transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk kos penuh produk yang diproduksi di divisi pembeli.
2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba.
3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi dan sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Penentuan harga transfer yang ideal bagi divisi penjual maupun divisi pembeli
merupakan masalah penting yang harus dihadapi baik oleh manajer divisi
maupun kantor pusat. Apabila terjadi pengambilan keputusan yang kurang
tepat tentang penentuan harga transfer, maka dapat mengakibatkan salah satu
divisi mengalami kerugian. Hal tersebut berarti kinerja manajer pusat laba
turun sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan tidak optimal. Terdapat
dua metode yang digunakan untuk menentukan harga transfer, yaitu:
1. Harga Transfer Berdasar Kos (Cost-Based Transfer Price)
2. Harga Transfer Berdasar Pasar (Market-Based Transfer Price)
Berdasarkan uraian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat
antara harga transfer dengan penentuan laba dan penilaian kinerja pada suatu
divisi. Manajer pusat laba diukur prestasinya berdasarkan laba yang
diperolehnya. Penentuan harga transfer yang ideal bagi divisi penjual maupun
divisi pembeli merupakan masalah penting yang harus dihadapi baik oleh
manajer divisi maupun kantor pusat. Harga transfer yang adil bagi kedua
divisi dapat memotivasi manajer pusat laba dalam mencapai tujuan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
tentang penentuan harga transfer, maka dapat mengakibatkan salah satu divisi
mengalami kerugian dan mungkin tujuan perusahaan secara keseluruhan
belum tercapai.
PT Kusumaputra Santosa divisi Spinning merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembuatan benang. Dalam penjualan hasil produksi
berupa benang PT Kusumaputra Santosa divisi Spinning menjual 70%
produknya ke Departemen Weaving PT Kusumahadi Santosa dan 30% lainnya
dijual ke luar. Proses penjualan dari PT Kusumaputra Santosa ke PT
Kusumahadi Santosa menurut manajemen perusahaan disebut dengan transfer
barang. Transfer barang pada PT Kusumaputra Santosa bertujuan untuk
menyediakan bahan baku bagi PT Kusumahadi Santosa. Metode yang dipakai
PT Kusumaputra Santosa dalam menentukan harga transfer adalah
berdasarkan kos. Hal tersebut dirasa kurang adil bagi divisi penjual karena
divisi penjual tidak memperhitungkan unsur laba dalam mentranfer barang ke
PT Kusumahadi Santosa. Hal tersebut yang menarik untuk dikaji, maka dalam
penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil judul:
“Analisis Penentuan Harga Transfer pada PT Kusumaputra Santosa”
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah
commit to user
Spinning dan Divisi Weaving sehingga dapat menjadi motivasi manajer divisi
untuk mencapai tujuan perusahaan secara optimal.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mempelajari kebijaksanaan perusahaan dalam
penentuan harga transfer.
2. Untuk menganalisis metode harga transfer yang dipakai perusahaan dan
memberikan alternatif pemecahannya.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai
pihak sebagai berikut:
1. Bagi PT Kusumahadi Santosa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna untuk mengevaluasi kembali harga transfer antara divisi spinning
dan weaving pada PT Kusumahadi Santosa sehingga harga transfer yang
diberlakukan oleh PT Kusumahadi Santosa dapat dilaksanakan dengan
adil.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini membantu penulis dalam memperoleh
pengalamam dan pengetahuan tentang penentuan harga transfer antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam
melakukan penelitian-penelitian berikutnya serta menambah wawasan dan
commit to user
BAB II
TEORI, PENYAJIAN, DAN ANALISIS DATA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Harga Transfer
Harga transfer menurut Simamora (1999:272) adalah:
”Harga jual khusus yang yang dipakai dalam pertukaran antardivisional untuk mencatat pendapatan divisi penjualan (selling division) dan kos divisi pembelian (buying division).”
Harga transfer menurut Suadi (1995:79) adalah:
”Harga yang harus dibayar oleh pusat laba konsumen kepada pusat laba produsen untuk barang atau jasa yang diterimanya.”
Dari beberapa beberapa pendapat di atas dapat dikatakan
bahwa harga transfer merupakan harga jual khusus yang terjadi antara
sebuah pusat laba kepada pusat pertanggungjawaban lainnya dalam
suatu perusahaan. Harga transfer sangat berbeda dengan harga pasar,
yang mengukur pertukaran antara sebuah perusahaan dengan
pelanggan dari luar perusaan. Pertukaran internal yang diukur oleh
harga transfer menghasilkan (1) pendapatan bagi pusat
pertanggungjawaban yang menyerahkan produk, dan (2) kos bagi
pusat pertanggungjawaban yang menerima produk.
2. Tujuan Harga Transfer
Tujuan umum harga transfer menurut Simamora (1999:273) adalah
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a. Untuk mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan produk satu sama lain.
b. Untuk mengevaluasi kinerja segmen dan, dengan demikian, memotivasi manajer divisi penjualan dan divisi pembelian menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Harga transfer menurut Anthony dan Govindarajan (2004:283)
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan
sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara kos dan pendapatan perusahaan.
b. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita. Maksudnya, sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
c. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
d. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Tujuan-tujuan tersebut di atas mungkin tidak dapat dicapai
dengan sempurna. Manajer suatu pusat laba dalam usahanya
meningkatkan laba divisi mungkin membuat keputusan yang
menyebabkan penurunan laba divisi lain dan mungkin menurunkan
laba perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, sistem harga
transfer diharap dapat memotivasi para manajer divisi untuk bertindak
sebagaimana manajer divisi yang terpisah dan untuk kebaikan
perusahaan secara keseluruhan.
3. Karakteristik Harga Transfer
Dalam penentuan harga transfer ada dua divisi yang terlibat, yaitu
commit to user
mentransfer barang atau jasa dan divisi pembeli adalah divisi yang
menerima transfer barang atau jasa dari divisi penjual. Penentuan harga
transfer antar pusat laba memiliki potensi menimbulkan banyak masalah.
Menurut Mulyadi (1993:289), harga transfer memiliki tiga karakteristik
sebagai berikut.
1. Masalah harga transfer timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh dan harga transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk kos penuh produk yang diproduksi di divisi pembeli.
2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba.
3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi dan sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
4. Kriteria Pemilihan Metode Harga Transfer
Adanya berbagai tujuan manajemen akan menyulitkan perusahaan
dalam menentukan harga transfer yang adil dan wajar. Metode harga
transfer dapat dipilih jika tujuan utama dari penggunaan informasi tentang
transfer itu sudah ditetapkan. Menurut Matz, Usry, dan Nammer
(1995:473), suatu sistem penentuan harga transfer harus memenuhi tiga
kriteria pokok sebagai berikut.
1. Harus memungkinkan manajemen pusat untuk menilai seakurat mungkin prestasi divisi yang diperlukan sebagai pusat laba, dimana prestasi tersebut tercermin dalam kontribusi yang diberikan oleh divisi tersebut pada keseluruhan laba perusahaan. 2. Harus mendorong manajer divisi untuk mengejar sasaran laba
divisinya dengan cara yang menunjang keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
5. Metode Penentuan Harga Transfer
Banyak penentuan harga transfer yang digunakan dalam praktik,
tetapi tidak ada metode penentuan harga transfer yang sempurna. Setiap
metode harga harga transfer memiliki kelemahan dan kelebihan. Terdapat
dua metode penentuan harga trannsfer yang digunakan, yaitu:
1. Harga Transfer Berdasar Pasar (Market-Based Transfer Price)
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar
normal dan mapan dari produk yang ditransfer. Dalam penentuan
berdasar harga pasar terdapat kos yang dapat dihindari. Harga pasar
yang dikurangi dengan kos yang dapat dihindari disebut dengan harga
pasar minus.
Rumus harga transfer per unit dengan metode ini adalah:
Harga pasar per unit xxx
Kos per unit yang dapat dihindari:
Potongan volume xxx
Kos penyimpanan xxx
Kos iklan xxx
Komisi penjualan xxx
Kos penagihan xxx +
xxx _
Harga transfer per unit xxx
Menurut Supriyono (1999:104), kelebihan dari penentuan harga
commit to user
· Harga pasar ditentukan oleh pihak-pihak eksternal perusahaan sehingga menggambarkan transaksi yang independent.
· Harga pasar merupakan dasar yang baik untuk membuat keputusan. Bagi divisi penjual, harga pasar dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan untuk menjual barang dan jasanya kepada pihak luar atau mentransfernya ke divisi lain. Demikian pula bagi divisi pembeli, harga pasar dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan untuk membeli barang dan jasa dari pihak luar atau menerima transfer dari divisi yang lain.
· Metode harga pasar menjadikan setiap divisi sebagai satuan bisnis yang terpisah satu sama lain. Harga pasar bagi divisi penjual mencerminkan pendapatan divisi tersebut jika barang dan jasa dijual kepada pihak luar dan bagi divisi pembeli mencerminkan kos jika divisi tersebut membeli dari pihak luar.
Dalam penentuan harga transfer dengan metode harga pasar
manajemen mungkin akan menghadapi salah satu dari dua kondisi,
yaitu:
a. Tidak menghadapi kendala sumber
Dalam kondisi di mana manajemen tidak menghadapi
kendala sumber, divisi penjual dapat menjual dapat menjual
produknya ke luar atau ke divisi pembeli dan divisi pembeli dapat
membeli barang dan dari sumber luar atau dari divisi lain dalam
satu perusahaan. Pada kondisi ini maka keputusan harga transfer
dan keputusan suatu divisi dari mana akan membeli atau kemana
akan menjual produknya diserahkan kepada manajer divisi yang
bersangkutan. Penyelesaian masalah penentuan harga transfer
sangat sedikit atau mungkin tidak memerlukancampur tangan
manajer puncak.
Masalah yang sering timbul dalam kondisi tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pelayanan divisi penjual tidak dapat bersaing dengan penawaran
luar maka divisi tersebut tidak bisa memenangkan bisnis,
sebaliknya jika kapasitas divisi penjual terbatas dan sumber yang
berasal dari luar kurang maka divisi pembeli harus bersaing dengan
pihak luar yang juga membeli dari divisi penjual.
Setiap divisi harus memperhatikan kemakmuran perusahaan
secara menyeluruh, maka kantor pusat menentukan batasan-batasan
terhadap kebebasan divisi. Menurut Supriyono (1999:105),
batasan-batasan tersebut sebagai berikut.
· Jika harga yang ditawarkan oleh divisi di dalam perusahaan besarnya sama dengan harga pasar dan kondisi lainnya sama, produk tersebut harus dibuat di dalam perusahaan atau tidak dibeli pihak luar.
· Jika terdapat distress price (secara temporer pemasok dari luar menawarkan harga yang rendah) maka harga yang ditawarkan oleh pemasok luar tersebut perlu dipedulikan dan produk tersebut harus dibuat.
· Perubahan sumber dan harga transfer yang diusulkan oleh divisi pembeli maupun divisi penjual harus ditelaah dan disetujui oleh kantor pusat agar usulan perubahan tersebut merupakan keputusan terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
b. Menghadapi kendala sumber
Dalam kondisi manajemen menghadapi kendala sumber,
maka divisi tidak tidak memiliki kebebasan untuk memperoleh
sumber. Menurut Supriyono (1999:106), kendala ini disebabkan
oleh:
commit to user
· Tidak ada sumber luar atau perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama dengan yang ditransfer antar divisi.
· Manajemen puncak mungkin tidak mau menghadapi resiko berhubungan dengan pemasok luar.
· Perusahaan telah menanamkan investasi yang cukup besar dalam fasilitas pengolahan produk yang ditransfer sehingga tidak logis jika produk tersebut dibeli dari pihak luar sebesar harga pasar.
Kendala sumber menyebabkan produk yang ditransfer antar
divisi terbatas, maka harga transfer yang digunakan adalah harga
saing atau harga kompetitif. Penggunaan harga saing dapat
mengukur kontribusi masing-masing divisi terhadap laba total
perusahaan dan dapat mengukur mengukur kinerja suatu divisi
dalam menghadapi persaingan dengan pihak luar.
Menurut Supriyono (1999:107), ada beberapa cara untuk
menentukan harga transfer berdasarkan harga pasar, yaitu:
1. Harga pasar didasarkan pada harga pasar yang diterbitkan oleh perusahaan lain yang menjual produk sejenis di pasar. Tetapi harga pasar yang dipublikasikan ini harus menggambarkan:
· Harga yang benar-benar dibayarkan dalam pasar.
· Kondisi perusahaan yang menerbitkan harga pasar relatif harus dengan pusat laba yang mentransfer produknya ke pusat laba lain di dalam perusahaan.
2. Meminta pihak luar untuk mengajukan penawaran harga pasar untuk produk sejenis kepada perusahaan
3. Meniru penentuan harga pasar pusat lainnya yang menjual produk kepada pihak lain secara kompetitif.
4. Meniru harga beli produk serupa yang dibeli oleh pusat laba lainnya pada pasar kompetitif.
Terlepas dari kebaikan yang dimiliki oleh metode penentuan
harga transfer berdasar harga pasar, metode ini juga memiliki
kelemahan. Menurut Mulyadi (1993:113) kelemahan harga transfer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
· Tidak semua produk memiliki harga pasar.
· Divisi penjual mempunyai pasar yang sudah pasti yaitu divisi pembeli. Oleh karena itu penghematan kos yang timbul tidak harus dinikmati oleh divisi penjual saja, tapi harus dinikmati oleh divisi pembeli juga.
· Harga pasar tidak selalu sama dengan harga yang tercantum di dalam daftar harga. Kesulitan penentuan harga pasar akan lebih besar jika harga pasar sangat berfluktuasi.
2. Harga Transfer Berdasar Kos (Cost-Based Transfer Price)
Menurut Supriyono (1999:114), metode harga transfer berdasar
kos digunakan apabila terdapat keadaan sebagai berikut.
· Di pasar tidak tersedia harga pasar untuk barang yang ditransfer. · Di pasar terdapat beberapa harga pasar produk yang ditransfer. · Produk yang ditransfer sifatnya khusus dan rahasia.
Jika harga transfer hanya didasarkan pada kos, maka harga
transfer tidak dapat digunakan untuk menilai prestasi laba manajer
divisi dan tidak dapat memotivasi manajer divisi penjual untuk
menjual produknya kepada divisi pembeli. Untuk mengatasinya, harga
transfer dapat ditambah laba yang disepakati oleh kedua divisi.
Menurut Supriyono (1999:114), penggunaan metode harga transfer
berdasar kos, manajemen harus membuat keputusan mengenai:
1. Komponen kos yang diperhitungkan ke dalam harga transfer. 2. Komponen laba yang diperhitungkan ke dalam harga transfer.
Ø Komponen kos
Dalam metode ini timbul masalah mengenai besarnya
kos yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan harga
transfer. Kos yang diperhitungkan tersebut meliputi: