• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARI – HARI TINGGAL DI MEDONO

BAB IV EPILOG

4. HARI – HARI TINGGAL DI MEDONO

Hari – hari pertama kami di Medono kami habiskan untuk berkunjung dan mengenalkan kehadiran kami ke rumah perangkat-perangkat desa, RT, RW dan tokoh serta sesepuh desa agar bisa menjalin ikatan rasa persaudaraan dan bati secara intim. Selain untuk menambah ikatan persaudaraan, kami juga meminta masukan mengenai hal-hal yang di butuhkan masyrakat. Hal tersebut kami lakukan sebagai upaya untuk menampung informasi guna pertimbangan pelaksanaan program kerja yang telah kami susun.

Setelah berkunjung ke rumah perangkat dan tokoh masyarakat yang ada berikutnya kami bersafari ke SDN Medono untuk bersilaturahmi dan mengenalkan kehadiran kami. Lebih dari itu kami juga mempunyai tujuan untuk menjajaki kerjasama mengenai program kerja yang akan kami buat untuk anak-anak SD. Kedatangan kami di SDN Medono di sambut dengan riuh teriakan “ada KKN, ada KKN, halo kakak KKN” oleh siswa-siswi SD dengan raut wajah yang riang dan antusias. Minggu-minggu pertama kami di Medono kami habiskan untuk adaptasi agar lebih mengenal lingkungan, kehidupan, serta bisa menjalin kedakatan dengan warga.

59

Foto 17. Kunjungan Tim KKN ke SD N Medono. (Sumber: Dokumentasi Selamet, 2019)

Memasuki minggu kedua kami sudah memulai pelaksanaan program kerja. Dari hasil rapat dan kesepakatan kami program-program kerja akan dilaksanakan dengan rentang waktu lima minggu dari tujuh minggu kami tinggal di Medono meski kenyataanya kami sudah melaksanakan program kerja dadakan seperti tahlil warga, bimbel setiap malam, dan senam ibu-ibu sejak minggu pertama. Program kerja pertama yang kami laksanakan adalah sosialisasi kesehatan reproduksi remaja dengan mengundang Mbak Ika dari aktivis LSM Kesehatan Graha Mitra Semarang. Program kerja ini di laksanakan di gedung serbaguna balai desa dnegan sasaran ibu – ibu yang mempunyai anak remaja. Tujuan progja ini adalah memberikan edukasi terhadap peran ibu-ibu dalam memberikan seks education kepada anak-anaknya yang berusia remaja karena saat ini banyak terjadi kasus hubungan seksual di luar nikah oleh remaja dan pelecehan seksual terhadap anak-anak dan remaja.

60

Selang satu minggu dari program kerja pertama, pada 18 oktober kami mengadakan program kerja kedua yakni workshop kopi. Progja ini merupakan progja unggulan kami karena KKN kami berfokus dalam memecahkan permasalahan mengenai tanaman kopi di Medono. Pada progja ini kami langsung dibantu oleh Pak Gun selaku DPL dengan mendatangkan pegiat dan social enterpreneur kopi yakni Mas Pujo Widodo dari Kendal dan Mas Wiweko dari Batang untuk berbagi pengalaman dengan para petani kopi yang ada di Medono.

Program kerja berikutnya yang kami lakukan adalah Pelatihan Diversifikasi Olahan Aren dilakukan. Diversifikasi merupakan sebuah penganekaragaman produk. Kami menggunakan kolang-kaling sebagai salah satu bagian dari aren untuk dibuat selai. Kolang-kaling dicampur dengan beberapa buah tertentu agar rasanya lebih enak. Pada minggu keempat kami juga melatih anak-anak untuk menari dengan iringan lagu tradisional yang nantinya akan dipentaskan saat malam kreasi seni. Dalam satu minggu anak-anak berlatih tari dua kali. Latihan tari terus dilakukan sampai menjelang pementasan dilaksanakan.

Kami melaksanakan Festival Anak Bertalenta (FANTA) pada minggu kelima di SDN Medono. Kegiatan ini berupa lomba-lomba untuk mengasah kemampuan siswa seperti membaca puisi, berpidato, menyanyi, menggambar, dan, mewarnai. Harapan kami melalui lomba-lomba tersebut kami dapat membantu mewadahi bakat dan minat siswa. Hasil lomba akan diumumkan sekaligus saat malam kreasi seni dilaksanakan. Anak-anak sangat senang atas diadakannya lomba-lomba di SD mereka. Kami merasa senang dapat bekerjasama di SDN Medono karena guru dan siswa sangat menerima dengan baik keberadaan kami.

Selama kami tinggal di Medono kami mengikuti kegiatan rutin warga seperti tahlil, berjanjen, muslimatan, selapanan, dan nariyahan. Semula kita kewalahan jika harus mengikuti semua kegiatan dalam satu hari, sampai akhirnya kami berbagi tugas dengan anggota tim kkn. Hal ini kami lakukan mengingat kami masih memiliki beberapa program kerja yang belum terlaksana. Setelah semua program kerja terlaksana kami fokus mengerjakan beberapa luaran wajib KKN. Kami tetap mengikuti beberapa kegiatan warga seperti tahlilan dan kegiatan kerjabakati makam. Pada minggu terakhir kami berada

61

di Medono, kami mempersembahkan sebuah malam kreasi seni, yang mana di dalamnya terdapat penampilan menari dari anak-anak Desa Medono.

Selama 45 hari kami berada di Desa Medono, kami merasa senang karena diterima dengan baik oleh warga. Warga Desa Medono juga sangat baik. Ketika kami meminta bantuan untuk melaksnakan program kerja seperti proses pengambilan gambar ketika mengambi aren (nderes). Pak Takiyat namanya, meskipun beliau sudah berusia senja, beliau tetap semangat mengambil aren setiap harinya. Saat proses pengambilan gambar dilakukan Pak Takiyat tampak malu-malu. Meskipun malu-malu Pak Takiyat tetap antusias.

Kami merasa terbantu sekali dengan terbukanya warga atas kegiatan KKN yang kami laksanakan. Bu Nur juga menjadi salah satu warga yang sering membantu ketika kami melaksanakan program kerja. Berawal dari kebutuhan gambar saat nitis (memasak air nira) yang melibatkan Bu Nur, hingga kami akrab dengan Bu Nur, bahkan sudah dianggap keluarga sendiri. kami banyak dibantu oleh Bu Nur, seperti saat kami meminjam blender untuk keperluan pembuatan selai. Berhubung Bu Nur pintar memasak, saat kami akan melaksanakan program kerja terakhir kami yaitu Malam Kreasi Seni, kami dibantu pembuatan konsumsi.

Pak Syarif menjadi salah satu orang yang sering kami ajak diskusi terkait program kerja yang akan kami lakukan. Kami memperoleh banyak masukan tentang hal-hal yang bagaimana harus kami lakukan. Pak Syarif banyak menyampaikan tentang budidaya kopi dan kendalanya. Pak Syarif ini menjadi salah satu pegiat kopi yang fokus pada budidaya kualitas kopi yang baik. Kopi milik Pak Syarif sudah lebih baik daripada milik warga yang lainnya. Sudah seringkali, Pak Syarif berusaha mengajak petani kopi untuk bersama-sama membudidayakan kopi dengan kualiatas yang baik, akan tetapi banyak yang menolak. Pak Syarif ini bersama-sama warga Medono memanjukan kualitas kopi, akan tetapi warganya sendiri sulit untuk diajak bekerja sama. Pak Syarif menyampaikan yang perlu diubah dari Petani Kopi adalah pemikirannya terlebih dahulu.

Tinggal di Desa Medono sangat menyenangkan, warganya guyub rukun, dan religius. Kegiatan gotong royong masih dipertahankan sampai sekarang. Ketika proses

62

pembangunan di makam, kami bersama warga tepat pukul 07.00 gotong royong untuk menaruh batu paving. Dari bapak-bapak sampai kakek-kakek, ibu-ibu hingga nenek-nenek, semua ikut bersama-sama saling membantu. Proses gotong royong ini dilakukan dengan cara batu paving diberikan antar satu warga ke warga lainnya sampai menuju puncak makam. Banyak warga yang peduli dengan kami mahasiswa KKN, jika kami lelah kami langsung disuruh istirahat. Karena batu paving cukup banyak, gotong royong selesai sekitar pukul 10.30. Selain itu, saat proses renovasi masjid, gotong royong untuk membersihkan sisa-sisa bangunan juga dilakukan. Gotong royong ini melibatkan warga usia muda sampai tua. Pukul 07.00 gotong royong sudah dilakukan. Tidak berbeda dengan di makam, saat di masjid kami juga gotong royong untuk menurunkan genteng yang sudah tidak terpakai, agar dapat diganti yang baru,

Kegiatan keagamaan juga rutin dilaksanakan di Desa Medono. Di setiap RT terdapat kelompok tahlil, dan kami mengikuti tahlilan dengan dibagi setiap harinya. Karena waktu kami KKN disana tepat dua minggu sebelum Maulid Nabi Muhammad Saw, berjanjen dirumah warga dan di masjid sering kami ikuti. Kegiatan ini menjadikan kami lebih dekat dengan warga, bahkan ketika kami tidak datang pasti ditanyakan.

Harapan kami untuk Desa Medono adalah terus menjadi sebuah desa yang memeilihara kehidupan yang religius, dan tetap menonjolkan semangat gotong royong yang menjadi khas masyarakatnya. Harapan selanjutnya sumber daya alam yang tersedia khususnya kopi dan aren bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh masyarakat dengan sinergi bersama pemerintah.

5. PROGRAM KERJA KKN