Harmonisasi frekuensi radio memiliki pengaruh
yang signiikan terhadap penyelenggaraan dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, upaya harmonisasi frekuensi radio di wilayah perbatasan negara sangat penting dikoordinasikan dengan Negara yang berbatasan dengan Wilayah Republik Indonesia. Permasalahan teknis radio di wilayah perbatasan negara sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan erat dengan frekuensi dan teknis radio yang berdampak pada interferensi radio, terutama apabila tidak dikelola, ditata dan dikoordinasikan dengan baik.
Setiap tahun, koordinasi dalam melaksanakan harmonisasi frekuensi radio di wilayah perbatasan negara telah difungsikan dan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan bilateral, trilateral dan pengukuran bersama.
Tahun 2015, pertemuan yang dimaksud adalah Pertemuan Bilateral Indonesia -Malaysia (Joint
Committee on Communications, JCC-13),
Pertemuan Bilateral Indonesia - Singapura (Border
Communication Coordination Meeting, BCCM-
16), Pertemuan Special Task Force (STF) dan Pertemuan Trilateral-13 (Indonesia-Malaysia- Singapura).
Dalam pertemuan bilateral dan trilateral didiskusikan berbagai hal mengenai harmonisasi frekuensi radio di kawasan perbatasan negara, diantaranya tentang informasi kebijakan/ peraturan frekuensi radio dan teknologi yang diimplementasikan masing-masing negara perbatasan dan membahas permasalahan teknis radio di wilayah perbatasan negara. Salah satu tindaklanjut hasil pertemuan tersebut adalah menyelesaikan permasalahan interferensi radio (layanan Land Mobile, Fixed Service, Broadcasting,
Satellite) di wilayah perbatasan negara. Salah
satu implementasinya adalah pengukuran bersama antar negara.
Kegiatan harmonisasi spektrum frekuensi radio di wilayah perbatasan negara
1. Pertemuan Bilateral JCC-13, 12-14 Agustus 2015 di Jakarta, Indonesia.
Pertemuan JCC-13 antara Indonesia dan Malaysia, dihadiri oleh Ketua Delegasi RI (DGSDPPI) dan anggota Delegasi RI beserta Ketua Delegasi Malaysia (MCMC) dan anggota Delegasi Malaysia.
Agenda yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut :
a. Policy and Regulatory Update b. Frequency Registrations c. Interference Report
d. Compilation of Agreements Reached at JCC Meeting
e. Joint Measurement Activity in Malaysia (Tawau) and Indonesia (Sebatik, Nunukan and Kota Tarakan)
f. Co-Channel Interference between Analog TV in Batam and Analog TV in Johor on Channel 55 UHF
g. Long Term Allocations in Band 698 – 806 MHz
h. Update on status of Digital TV Implementation in Indonesia and Malaysia
i. Digital Sound Broadcasting in Band III j. Frequency Registration: Coordination
Distance and Signal Strength Level k. Interference Cases
l. Band Plan in the 47–68 MHz Band; m. Band Plan in the 380–430 MHz Band; n. Band Plan in the 430–450 MHz Band; o. Protection of Indonesian TVRO in
Broadcasting Satellite Service (BSS) from Malaysian Terrestrial Services in the 2520-2670 MHz Band; and
p. Harmonization of Spectrum
Arrangements in the 800 and 900 MHz bands for IMT Systems Implementation. q. Update by Malaysia on Digital Dividend in
700 MHz Band
r. Digital Sound Broadcasting in Band III s. Information Sharing on Amateur Service
at Common Border Areas
t. Information Joint Measurement in North Kalimantan
u. Information Sharing on Amateur Service at Common Border Areas
2. Pertemuan Trilateral-13, 1-2 September 2015 di Singapura.
Pertemuan JCC-13 antara Indonesia – Malaysia - Singapura, dihadiri Ketua Delegasi RI (DGSDPPI) dan anggota Delegasi RI, Ketua Delegasi Malaysia (MCMC) dan anggota Delegasi MCMC beserta Ketua Delegasi Singapura (IDA) dan anggota Delegasi IDA. Agenda yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut :
a. Trilateral Frequency Registrations b. Sharing in Band 880 – 890 MHz
112
Harmonisasi frekuensi radio memiliki pengaruh
yang signiikan terhadap penyelenggaraan dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, upaya harmonisasi frekuensi radio di wilayah perbatasan negara sangat penting dikoordinasikan dengan Negara yang berbatasan dengan Wilayah Republik Indonesia. Permasalahan teknis radio di wilayah perbatasan negara sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan erat dengan frekuensi dan teknis radio yang berdampak pada interferensi radio, terutama apabila tidak dikelola, ditata dan dikoordinasikan dengan baik.
Setiap tahun, koordinasi dalam melaksanakan harmonisasi frekuensi radio di wilayah perbatasan negara telah difungsikan dan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan bilateral, trilateral dan pengukuran bersama.
Tahun 2015, pertemuan yang dimaksud adalah Pertemuan Bilateral Indonesia -Malaysia (Joint
Committee on Communications, JCC-13),
Pertemuan Bilateral Indonesia - Singapura
(Border Communication Coordination Meeting,
BCCM-16), Pertemuan Special Task Force
(STF) dan Pertemuan Trilateral-13 (Indonesia- Malaysia-Singapura).
Dalam pertemuan bilateral dan trilateral didiskusikan berbagai hal mengenai harmonisasi frekuensi radio di kawasan perbatasan negara, diantaranya tentang informasi kebijakan/ peraturan frekuensi radio dan teknologi yang diimplementasikan masing-masing negara perbatasan dan membahas permasalahan teknis radio di wilayah perbatasan negara. Salah satu tindaklanjut hasil pertemuan tersebut adalah menyelesaikan permasalahan interferensi radio (layanan Land Mobile, Fixed Service,
Broadcasting, Satellite) di wilayah perbatasan
negara. Salah satu implementasinya adalah pengukuran bersama antar negara.
Kegiatan harmonisasi spektrum frekuensi radio di wilayah perbatasan negara
1. Pertemuan Bilateral JCC-13, 12-14 Agustus 2015 di Jakarta, Indonesia.
Pertemuan JCC-13 antara Indonesia dan Malaysia, dihadiri oleh Ketua Delegasi RI (DGSDPPI) dan anggota Delegasi RI beserta Ketua Delegasi Malaysia (MCMC) dan anggota Delegasi Malaysia.
Agenda yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut :
a. Policy and Regulatory Update b. Frequency Registrations c. Interference Report
d. Compilation of Agreements Reached at JCC Meeting
e. Joint Measurement Activity in Malaysia (Tawau) and Indonesia (Sebatik, Nunukan and Kota Tarakan)
f. Co-Channel Interference between Analog TV in Batam and Analog TV in Johor on Channel 55 UHF
g. Long Term Allocations in Band 698 – 806 MHz
h. Update on status of Digital TV Implementation in Indonesia and Malaysia
i. Digital Sound Broadcasting in Band III j. Frequency Registration: Coordination
Distance and Signal Strength Level k. Interference Cases
l. Band Plan in the 47–68 MHz Band; m. Band Plan in the 380–430 MHz Band; n. Band Plan in the 430–450 MHz Band; o. Protection of Indonesian TVRO in
Broadcasting Satellite Service (BSS) from Malaysian Terrestrial Services in the 2520-2670 MHz Band; and
p. Harmonization of Spectrum
Arrangements in the 800 and 900 MHz bands for IMT Systems Implementation. q. Update by Malaysia on Digital Dividend in
700 MHz Band
r. Digital Sound Broadcasting in Band III s. Information Sharing on Amateur Service
at Common Border Areas
t. Information Joint Measurement in North Kalimantan
u. Information Sharing on Amateur Service at Common Border Areas
113
Program Kerja Lainnya
2. Pertemuan Trilateral-13, 1-2 September 2015 di Singapura.
Pertemuan JCC-13 antara Indonesia – Malaysia - Singapura, dihadiri Ketua Delegasi RI (DGSDPPI) dan anggota Delegasi RI, Ketua Delegasi Malaysia (MCMC) dan anggota Delegasi MCMC beserta Ketua Delegasi Singapura (IDA) dan anggota Delegasi IDA. Agenda yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut :
a. Trilateral Frequency Registrations b. Sharing in Band 880 – 890 MHz between
EGSM and CDMA2000 Systems at Batam/Bintan – South Johor – Singapore Common Border Areas
c. Broadband Wireless Access (BWA) in 2.3 GHz
d. Harmonization of Spectrum
Arrangements in the 800 and 900 MHz Bands for IMT Systems Implementation e. Fixed Service in the Frequency Band 71 to
76 GHz and 81 to 86 GHz (E-Band) f. Protection of TVRO Antenna for BSS
in Indonesia (2520-2670 MHz) from Malaysian and Singapore Terrestrial Services
g. TDD Coordination Considerations h. Update on ASO Timeline
i. Digital Sound Broadcasting in Band III j. Compilation of Agreements Reached at
Trilateral Meetings
k. Indonesia Policy and Regulatory Update l. Cross Border RF Interference
Management in ASEAN m. Interference in 119.3 MHz
3. Pertemuan BCCM-16, 4-5 Nopember 2015 di Singapura.
Pertemuan JCC-13 antara Indonesia – Singapura, dihadiri Ketua Delegasi RI (DGSDPPI) dan anggota Delegasi RI, Ketua Delegasi Singapura (IDA) dan anggota Delegasi Singapura.
Agenda yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut :
a. Coordination on the Use of 2.5 GHz Band between Mobile/Wireless and Broadcast Satellite Services (BSS)
b. Addressing Mobile Signal Spillage Issues c. Coordination on the Use of the CDMA-
EGSM Band (880-890 MHz)
d. Frequency for Maritime Mobile Services / Coordination on the Maritime Frequency Usage (Appendix 18)
e. Update Information on 2.3 and 2.6 GHz f. Operators’ Coordination
g. Coordination of frequency usage for DVB-T2 trial in Batam and Tanjung Pinang Border Areas
4. Pengukuran bersama antara Indonesia dan Malaysia (FM Radio Broadcasting Service) telah dilaksanakan pada tanggal 27-29 April 2015 di Kalimantan Utara. Hasil pengukuran bersama ini akan ditindaklanjuti pada Pertemuan STF-2 antara Indonesia (DGSDPPI) dan Malaysia (MCMC).
5. Pengukuran bersama antara Indonesia dan Singapura (Coordination on The Use of 2.5 GHz Band, between Mobile/Wireless and Broadcast Satellite Services) telah dilaksanakan pada tanggal 22-23 Oktober 2015 di Batam. Hasil pengukuran ini telah ditindaklanjuti dan didiskusikan pada Pertemuan BCCM-16.
6. Koordinasi FM Radio Broadcasting Service di wilayah perbatasan negara (Indonesia dan Malaysia) pada tanggal 10-12 Nopember 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysia pada prinsipnya memahami dan menyetujui permintaan Indonesia untuk melakukan pembenahan kebijakan penyiaran khususnya Radio Siaran FM di wilayah perbatasan negara sehingga limpahan sinyal (spillover) ke wilayah Indonesia tidak akan terjadi lagi.
Laporan Tahunan SDPPI 2015