HAS IL PENELITIAN DAN KES IMPULAN
4.2. HAS IL PENELITIAN
Budaya disiplin di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen nampak
dengan adanya berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilakukan disekolah. Seluruh
warga sekolah nampak rapi dalam penampilannya, sesuai dengan yang berlaku
disekolah mengenai kesamaan seragam dan atribut. Selain penampilan,
perilaku disiplin pada aturan sekolah juga nampak adanya, hal ini nampak pada
kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah, terutama kegiatan keagamaan (sholat
berjam’ah dan istigosah), tidak ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut
kecuali wanita yang berhalangan. Budaya disiplin di M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen
Dalam meningkatkan disiplin kerja Guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen
maka dilakukan wawancara kepada 1 orang Kepala Sekolah dan 6 orang guru.
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 21 M ei 2015 dan diperoleh hasil :
1. Sikap Disiplin Guru Di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen
Sikap disiplin yang ditunjukkan guru di M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen menurut narasumber adalah sebagai berikut :
Kepala Sekolah : sikap disiplin yang ditunjukkan guru-guru disini antara lain : patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan, mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu lembaga tertentu, tidak membangkang pada peraturan berlaku. tidak membohong, tingkah laku yang menyenangkan, rutin dalam mengajar, tidak suka malas dalam mengajar, tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya, tepat waktu dalam belajar mengajar, tidak pernah keluar dalam belajar mengajar dan tidak pernah membolos dalam belajar mengajar
Guru 1 : jujur, bertanggung jawab, tidak telat, patuh pada
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
aturan, tidak malas, dan lainya
Guru 2 : disiplin itu sregep, jujur, patuh pada aturan sekolah, punya tanggung jawab, bisa jadi contoh buat murid, tidak memanfaatkan orang, tidak mbolosan, tidak curi-curi waktu
Guru 3 : disiplin ditunjukkan dengan besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan guru
Guru 4 : sikap disiplin memiliki rasa kepedulian yang tinggi guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah, tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam mengajar, meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Guru 5 : disiplin artinya punya rasa tanggung jawab, kepedulian, rajin, patuh, memiliki gairah kerja yang tinggi
Guru 6 : disiplin guru disini ditunjukkan dengan patuh pada peraturan bertanggung jawab dan penuh semangat
Guru 7 : tidak suka malas dalam mengajar, tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya, tepat waktu dalam belajar mengajar, tidak pernah keluar dalam belajar mengajar dan tidak pernah membolos dalam belajar mengajar
Guru 8 : disiplin artinya memiliki rasa kepedulian yang tinggi guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah, tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam mengajar, meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Guru 9 : disiplin artinya patuh kepada aturan yang berlalu, berkerja dengan penuh tanggung jawab dan menjaga etika
Guru 10 : disiplin artinya memiliki ditunjukkan dengan besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,
Guru 11 : Guru disini sudah berupaya disiplin sesuai tupoksinya
Guru 12 : Sikap disiplin guru dilaksanakan dengan baik walau terkadang masih ada satu dua guru yang kurang disiplin namun peraturan sudah dijalankan
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sikap disiplin yang
ditunjukkan guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen, yang merupakan
kekuatan atau hal positif yang dimiliki oleh guru di M A Salafiyah Wonoyoso
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Kebumen, menurut narasumber adalah sikap disiplin yang ditunjukkan
guru-guru disini antara lain :
a. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan,
b. M engindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu
lembaga tertentu,
c. Tidak membangkang pada peraturan berlaku,
d. Tidak membohong,
e. Tingkah laku yang menyenangkan,
f. Rutin dalam mengajar,
g. Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya,
2. Sikap Tidak Disiplin Guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen
Sikap tidak disiplin yang ditunjukkan guru di M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumenmenurut narasumber adalah sebagai berikut :
Kepala Sekolah : sikap tidak disiplin ditunjukkan dengan kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dan kurang kompak di kalangan guru
Guru 1 : sikap tidak displin kurang memiliki kepedulian, kurang semangat, dan kurang inisiatif atau terkesan males
Guru 2 : ya tidak semua tapi ada yang kurang sregep, kurang ada tanggung jawab, kurang bisa jadi contoh buat murid, sok mbolosan atau tidak curi-curi waktu untuk mengerjakan hal lain
Guru 3 : ada yang suka telat, atau malah kadang mbolos ngajar, terus membuat RPP yang baik tu angel pasti ada yang hanya copypaste dari internet, jadi kurang bertanggung jawab.
Guru 4 : pulang cepat atau belum selesai mengajar sudah keluar, kurang rasa tanggung jawab.
Guru 5 : males malesan kurang inisiatif, suka meninggalkan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
pekerjaan atau kurang bertanggung jawab
Guru 6 : sikap yang tidak disiplin memang tidak semua guru hanya satu dua saja
Guru 7 : kurang inisiatif, suka melanggar aturan, kurang bertanggung jawab
Guru 8 : terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar, datang terlambat atau mbolos ngajar.
Guru 9 : Saya kira hanya beberapa orang saja yang kurang disiplin.
Guru 10 : yang sering tidak disiplin ya biasanya karena ada perubahan kurikulum sehingga masih susah memotivasi guru untuk membuat silabus, RPP dan program kerjanya padahal itu khan sangat penting bagi kelancaran penerapan kurikulum yang terbaru dan juga membuat anggaran operasional dalam BOS
Guru 11 : beberapa mm.. satu dua ada yang kurang sregep, kurang ada tanggung jawab, suka tidak curi-curi waktu untuk mengerjakan hal lain
Guru 12 : biasanya telat, terus membuat RPP hanya copypaste dari internet, jadi kurang bertanggung jawab.
Hasil wawancara diatas yang merupakan sikap tidak disiplin yang
ditunjukkan Guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen yang tentunya
merupakan kelemahan bagi guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen adalah:
a. Kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya,
b. Dan kurang kompak di kalangan guru,
c. Terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar,
d. Datang terlambat atau mbolos ngajar,
e. Kurang ada tanggung jawab,
f. Kurang bisa jadi contoh buat murid.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3. Penyebab sikap kurang displin di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen
Penyebab sikap kurang disiplin menurut guru di M A Salafiyah
Wonoyoso Kebumenkarena:
Kepala Sekolah : karena rendahnya kompensasi bagi guru wiyata bhakti, tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan, karena faktor kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Guru 1 : kurangnya supervisi akademik oleh kepala sekolah, kurang memelihara semangat dan disiplin guru.
Guru 2 : pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakanbagi yang tidak taat pada aturan,
Guru 3 : kurangnya perhatian kepada para karyawan terutama reward
Guru 4 : sulit diajak sadar terus tidak ada reward dan punishment yang jelas
Guru 5 : kesadaran dari dalam diri kurang, tanggung jawab juga kurang
Guru 6 : kurangnya perhatian kepada para karyawan terutama reward
Guru 7 : pekerjaan tidak selesai tepat waktu, suka pulang awal
Guru 8 : memiliki kebiasaan tidak displin , belum paham aturan dan kalau telat atau mbolos biasanya karena masalah keluarga.”
Guru 9 : gaji yang kecil, pekerjaan banyak, belum lagi jika ada masalah keluarga atau sakit
Guru 10 : biasanya karena aspek orangnya mungkin kebiasaan, belum ada kesadaran, masalah keluarga dan kurang bertanggung jawab
Guru 11 : kurangnya reward dan perhatian kepada para guru wiyata bhakti terkadang kurang
Guru 12 : mengajar sadar akan disiplin untuk satu dua orang agak sulit terus tidak ada reward dan punishment yang jelas
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa faktor yang menjadi
penyebab kurang disiplinnya guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen
adalah :
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Plagiat
a. Rendahnya kompensasi bagi guru wiyata bhakti,
b. Tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan,
c. Kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan,
d. Karena faktor kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin,
e. Pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat
pada aturan,
f. M asalah keluarga,
g. Kesehatan.
Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai disiplin kerja guru M A
Salafiyah Wonoyoso Kebumen, maka dapat dilakukan penilaian SWOT
berdasarkan analisisi lingkungan internal seperti dibawah ini :
a. Kekuatan (Strength)
1) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan,
2) Taat beribadah
3) Tingkah laku yang menyenangkan,
4) Guru mengajar sesuai kurikulum yang berlaku
b. Kelemahan (Weakness)
1) Kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya
2) Terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar
3) Datang terlambat atau mbolos ngajar,
4) Faktor kebiasaan-kebiasaan yang kurang mendukung tegaknya disiplin,
5) Kurangnya kompensasi terutama bagi tenaga honorer
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Langkah selanjutnya adalah identifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan
kelemahan, seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.1. Identifikasi Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan 1. Guru patuh terhadap aturan
sekolah atau lembaga pendidikan
1.Kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
2. Taat beribadah 2.Terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar
3. Tingkah laku yang menyenangkan,
3.Datang terlambat atau mbolos ngajar,
4. Guru mengajar sesuai kurikulum yang berlaku
4.Faktor kebiasaan-kebiasaan yang kurang mendukung tegaknya disiplin,
5.Kurangnya kompensasi terutama bagi tenaga honorer
Sumber : Data diolah
Dari tabel identifikasi tersebut, maka dapat jadikan pertimbangan dalam
dirumuskan upaya perbaikan disiplin kerja guru M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen yaitu dengan cara:
1) M engadakan rapat koordinasi mingguan sebagai salah satu bentuk
supervisi dari Kepala sekolah dan pembinaan serta berdiskusi mengenai
peningkatan kompetensi guru dan kemajuan sekolah
2) Tindak lanjut dari penilaian kerja lebih ditingkatkan
3) M eningkatkan Etika dan M oral Guru dengan dukungan Pondok Pesantren
4) M eningkatkan kompetensi guru
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4. Peluang Dan Ancaman Disiplin Kerja Guru M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen
Peluang dan Ancaman disiplin kerja guru M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen, menurut pendapat guru adalah :
Kepala Sekolah : Sebenarnya peluang untuk menjadi disiplin tu banyak hal ini dikarenakan pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah secara kontinue, dukungan Pondok Pesantren, dan seringnya diadakan KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kedisplinan ini penting mengingat Ancaman (Threath) yang terjadi yaitu tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah serta belum maksimalnya keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para guru wiyata bhakti.
Guru 1 : menurut saya peluang pola pembinaan dari dinas dan pondok yang kontinue baik dari segi moral maupun kompetensi. kalo ancamannya ya.. image masyarakat ya tidak enak to kalau guru kok tidak disiplin.
Guru 2 : Peluang banyak dukungan baik pemerintah maupun yayasan untuk meningkatkan disiplin guru, ancamannya ya mengenai dukungan pemerintah terhadap kompensasi para guru wiyata bhakti.
Guru 3 : peluang diadakan KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) supaya saling memotivasi untuk lebih baik lagi. Ancaman yang membuat kurang disiplin karena kendala kesejahteraan para guru wiyata bhakti yang masih kecil.
Guru 4 : peluangnya sekolah bisa lebih maju dengan ditingkatkannya disipin guru sehingga image masyarakat positif kemudian menyekolahkan anak mereka disini
Guru 5 : Peluangnya adanya pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah secara kontinue, dukungan Pondok Pesantren, sedang ancamannya image masyarakat menjadi buruk kalau guru tidak disiplin sehingga murid baru bisa berkurang
Guru 6 : peluang kalau ada sanki dan reward dari pemerintah yang jelas mengenai kedispinan.
Guru 7 : peluang menjadi sekolah maju dan agamis dengan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dukungan guru
Guru 8 : peluangnya dukungan dari sekolah, pemerintah, dukungan Pondok Pesantren, cuma terkadang tindakan yang diambil untuk menegakkan disipilin sering dicampur dengan unsur tidak tega atau kasihan.
Guru 9 : peluangnya sebenarnya dengan adanya aturan yang beserta sanksi namun masih ada yang belum sesuai dan terkadang guru ada yang tidak mengindahkan.
Guru 10 : peluangnya pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah secara kontinue, ancamannya tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah
Guru 11 : peluangnya kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan MGMP sebagai ajang diskusi bagi guru, ancamannya kompensasi para guru wiyata bhakti kecil sehingga kurang memotivasi.
Guru 12 : peluangnya adalah pembinaan berkelanjutan dari berbagai pihak misal dinas pendidikan, kementrian agama mauoun aktif dalam KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). hal ini bisa untuk mengatasi ancaman (Threath) yang terjadi misalnya tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai disiplin kerja guru M A
Salafiyah Wonoyoso Kebumen, maka dapat dilakukan penilaian SWOT
berdasarkan analisisi lingkungan ekternal seperti dibawah ini :
a. Peluang (Opportunity)
1) Pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah
2) Supervisi dari pemerintah
3) Dukungan Pondok Pesantren
4) KKG (kelompok Kerja Guru) dan M GM P (M usyawarah Guru M ata
Pelajaran).
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Plagiat
b. Ancaman (Threath)
1) Tuntutan Image masyarakat terhadap kualitas sekolah
2) Belum maksimalnya keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para
guru wiyata bhakti
3) Pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat
pada aturan,
4) Peraturan dan instruksi kerja
Langkah selanjutnya adalah identifikasi faktor eksternal yaitu peluang dan
ancaman, seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.2. Identifikasi Faktor Eksternal
Peluang Ancaman 1) Pola pembinaan berkelanjutan
dari Kepala Sekolah
1) Tuntutan Image masyarakat terhadap kualitas sekolah
2) Supervisi dari pemerintah 2) Belum maksimalnya keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para guru wiyata bhakti
3) Dukungan Pondok Pesantren 3) Pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat pada aturan,
4) KKG (kelompok Kerja Guru) dan M GM P (M usyawarah Guru M ata Pelajaran)
4) Peraturan dan instruksi kerja yang terkadang berubah-ubah.
Sumber : Data diolah
Dari tabel identifikasi tersebut, maka dapat jadikan pertimbangan dalam
dirumuskan upaya perbaikan disiplin kerja guru M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen berdasarkan faktor eksternal yaitu dengan cara:
1) M eningkatkan supervisi dan pembinaan berkelanjutan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2) M eningkatkan keikutsertaan dalam KKG dan M GM P sebagai ajang
silaturahmi, berbagi ilmu dan motivasi kerja
3) Dibentuk paguyuban orang tua siswa tiap kelas yang didukung oleh
Komite Sekolah
4) M endorong pemerintah untuk memberikan perhatian kepada guru Wiyata
Bhakti supaya dapat lebih termotivasi untuk lebih disiplin karena
kesejahteraanya meningkat.
Dari analisis SWOT yang telah dilakukan diatas, telah terlihat bagaimana
mengubah kelemahan dan ancaman tersebut menjadi peluang yang bagus yang
bisa direalisasikan. Hal diatas ternyata sejalan dengan pendapat narasumber
uUntuk merealisasikan upaya yang dilakukan untuk meningkatan disiplin kerja
guru Di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen, sebagai berikut :
Kepala Sekolah : pengawasan yang berkelanjutan, memberi instruksi harus jelas dan tegas tidak membingungkan bawahan, menurut prosedur kerja yang sederhana dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah, memberi contoh untuk datang tepat waktu dan pulang paling akhir
Guru 1 : meningkatkan kesadaran diri
Guru 2 : meningkatkan kesadaran dulu dari dalam diri guru, kalo sekolah lakukan antara lain menutup gerbang sekolah setelah jam 07.00, dimotivasi sama ibu kepala sekolah dalam rapat dan supervisi dan pembinaan berkelanjutan, trus penilaian kinerja
Guru 3 : pembinaan dari Kepala dan pengawas sekolah, membangun kesadaran dari dalam diri, penilaian SKP (Standar Kinerja Guru) yang baru ini membuat kami harus bekerja lebih Baik
Guru 4 : supervisi berkelanjutan dilaksanakan secara kontinue
Guru 5 : penegakan disiplin dengan melaksanakan aturan yang telah disepakati
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Guru 6 : memperjelas prosedur kerja yang sederhana dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah, memberi contoh untuk datang tepat waktu dan pulang paling akhir
Guru 7 : mengadakan supervisi berkelanjutan, rapat rutin mingguan dan penilaian kinerja
Guru 8 : penegakan peraturan
Guru 9 : melaksanakan koordinasi rutin, supervisi dan membuat peraturan yang akan dijalankan oleh semua warga sekolah.
Guru 10 : meningkatkan kesadaran diri sehingga menjadi kebiasaan, kemudian di sekolah membuat tata tertib yang jelas, dilakukan rapat koordinasi siang sebelum pulang, penilaian kerja, kemudian rapat mingguan, supervisi dan pembinaan berkelanjutan sebagai sarana curhat masalah-masalah sekolah dan mencari solusi penyelesaiannya
Guru 11 : Kepala dan pengawas sekolah sudah melakukan pembinaan, membangun kesadaran dari dalam diri, penilaian SKP (Standar Kinerja Guru) yang baru ini membuat kami harus bekerja lebih Baik
Guru 12 : dilakukan pengarahan, pembinaan atau supervisi berkelanjutan dilaksanakan secara kontinue
Akhirnya dengan pertimbangan analisis SWOT dan hasil wawancara maka
dapat diambil kesimpulan mengenai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
disiplin kerja guru Di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen, dengan cara :
1) M eningkatkan supervisi dan pembinaan berkelanjutan
2) M eningkatkan keikutsertaan dalam KKG dan M GM P sebagai ajang
silaturahmi, berbagi ilmu dan motivasi kerja
3) Perbaikan Standar Kerja dan Peraturan Guru perlu diperbaharui sehingga
instruksi kerja menjadi lebih jelas.
4) M engadakan rapat koordinasi mingguan sebagai salah satu bentuk
supervisi dari Kepala sekolah dan pembinaan serta berdiskusi mengenai
peningkatan kompetensi guru dan kemajuan sekolah
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
5) Tindak lanjut dari penilaian kerja lebih ditingkatkan
6) M eningkatkan Etika dan M oral Guru dengan dukungan Pondok Pesantren
7) M eningkatkan kompetensi guru
8) Dibentuk paguyuban orang tua siswa tiap kelas yang didukung oleh
Komite Sekolah
9) M endorong pemerintah untuk memberikan perhatian kepada guru Wiyata
Bhakti supaya dapat lebih termotivasi untuk lebih disiplin karena
kesejahteraanya meningkat.
Hal diatas dapat dilakukan dengan didukung budaya disiplin, dimana
disiplin merupakan salah satu komitmen para guru di M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen yang menjadi kekuatan dalam melaksanakan tugas untuk mendidik
siswa. Komitmen yang bisa menjadi teladan nyata bagi siswa.
4.3. PEMBAHAS AN
M enurut Bedjo Siswanto (2005) disiplin dinilai berdasarkan unsur disiplin
yaitu frekuensi kehadiran, tingkat kewaspadaan, ketaatan pada standar kerja,
ketaatan pada peraturan kerja, dan etika kerja. Sikap disiplin yang ditunjukkan
guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen, menurut narasumber adalah sikap
disiplin yang ditunjukkan guru-guru disini antara lain : patuh terhadap aturan
sekolah atau lembaga pendidikan, mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku
di sekolah atau satu lembaga tertentu, tidak membangkang pada peraturan
berlaku, tidak membohong, tingkah laku yang menyenangkan, rutin dalam
mengajar, tidak suka malas dalam mengajar, tidak menyuruh orang untuk bekerja
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
demi dirinya, tepat waktu dalam belajar mengajar, tidak pernah keluar dalam
belajar mengajar dan tidak pernah membolos dalam belajar mengajar
Kemudian sikap tidak disiplin yang ditunjukkan Guru di M A Salafiyah
Wonoyoso Kebumen adalah kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dan kurang kompak di kalangan
guru, terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar, datang terlambat atau
mbolos ngajar,kurang ada tanggung jawab, kurang bisa jadi contoh buat murid.
Sementara itu faktor yang menjadi penyebab kurang disiplinnya guru di M A
Salafiyah Wonoyoso Kebumen adalah karena rendahnya kompensasi bagi guru
wiyata bhakti, tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan,
kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan, karena faktor
kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, pimpinan kurang berani
dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat pada aturan, masalah keluarga,
kesehatan.
Hal diatas memperlihatkan bahwa kedisiplinan merupakan nilai-nilai yang
menjadi bagian integral dari suatu profesi seseorang harus memiliki setiap orang
yang mempunyai pekerjaan.Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti
rajin, ulet, taat, patuh, sedangkan pengertian kedisiplinan secara luas adalah :
Sikap dan nilai-nilai yang harus ditanamkan dan dilakukan oleh setiap individu
yang mempunyai pekerjaan agar tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai.
Dari pengertian kedisiplinan di atas apabila kita hubungkan dengan profesi
seorang guru di sekolah maka kedisiplinan guru di sekolah mengandung arti
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
bahwa sikap dan nilai-nilai di sekolah agar proses belajar mengajar dapat berjalan
lancar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Kemudian Berdasarkan Analisis SWOT M A Salafiyah Wonoyoso
Kebumen hal ini juga memotivasi untuk terus meningkatkan disiplin kerja guru di
M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen, dengan cara meningkatkan supervisi dan
pembinaan berkelanjutan, meningkatkan citra yang baik sebagai sekolah berbasis
Agama, meningkatkan keikutsertaan dalam KKG dan M GM P sebagai ajang
silaturahmi, berbagi ilmu dan motivasi kerja, Perbaikan Standar Kerja dan
Peraturan Guru perlu diperbaharui sehingga instruksi kerja menjadi lebih jelas,
mengadakan rapat koordinasi mingguan sebagai salah satu bentuk supervisi dari
Kepala sekolah dan pembinaan serta berdiskusi mengenai peningkatan
kompetensi guru dan kemajuan sekolah, tindak lanjut dari penilaian kerja lebih
ditingkatkan, meningkatkan Etika dan M oral Guru dengan dukungan Pondok
Pesantren, dibentuk paguyuban orang tua siswa tiap kelas yang didukung oleh
Komite Sekolah, mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian kepada
guru Wiyata Bhakti supaya dapat lebih termotivasi untuk lebih disiplin karena
kesejahteraanyya meningkat.
Ketidakdisiplinan Guru disebabkan karena adanya kendala untuk
meningkatkan disiplin di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumenantara lain aspek
manusia yang mungkin kebiasaan belum ada kesadaran untuk disiplin, belum
jelasnya aturan tetang kedisiplinan di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen dan
juga masalah keluarga.
Hal diatas menunjuukan bahwa, jika aspek kebiasaan ditanamkan dalam
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
seluruh warga sekolah, dan akhirnya bila hal itu telah biasa, niscaya kepribadian
orangpun akan tampak secara terang. Tentunya dalam hal ini kebiasaan yang
positif. Kebiasaan yang baiklah yang tentunya mesti terus dipupuk dan dibina
secara konsisten dan konsekuen di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen. Kebiasaan