Disiplin merupakan fungsi operatif dari M anajemen Sumber Daya
M anusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi
prestasi kerja yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi
organisasi mencapai hasil yang optimal.Pada umumnya apabila orang memikirkan
tentang disiplin, yang terbayang adalah berupa hukuman berat, padahal hukuman
hanya sebagian dari seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin kerja yang baik
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
diharapkan akan terwujud lingkungan yang tertib, berdaya guna dan berhasil
guna melalui seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umumnya disiplin ini
dapat dilihat dari indikator seperti : guru datang ke tempat kerja tepat waktu ;
berpakaian rapih, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana
mestinya seorang pegawai; guru mempergunakan alat-alat dan perlengkapan
sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan
aturan yang ditetapkan lembaga. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau
para pegawainya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin ini tentunya
perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk
menciptakan kualitas kerja yang baik.
Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja, memang awalnya akan
dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus diberlakukan akan
menjadi kebiasaan, dan disiplin tidak akan menjadi beban berat bagi para
pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di lingkungan kerja, karena seperti telah
disinggung di atas bahwa disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi perlu adanya
pembinaan - pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini.
Kondisi disiplin kerja pegawai tidak langsung tercipta begitu saja,
melainkan harus ada kemauan dan usaha semua pihak terutama pihak pimpinan
untuk menumbuhkan disiplin kerja. Sehubungan dengan itu, bagaimana
mewujudkan disiplin kerja yang baik dalam organisasi.
Dalam memberikan kedisiplinan kepada bawahan seorang pemimpin
mempunyai gaya yang berbeda-beda tergantung kepada kemampuan dan
keilmuan yang dimiliki oleh pimpinan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Selanjutnya M artoyo (2000) mengatakan bahwa Pimpinan dalam
pembinaan disiplin terhadap bawahan harus memperhatikan : pengawasan yang
berkelanjutan, mengetahui organisasi yang dipimpinnya, instruksi harus jelas dan
tegas tidak membingungkan bawahan. M enurut prosedur kerja yang sederhana
dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah.
Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama disiplin
diri (self-discipline) dalam kaitan ini pemimpin harus membantu pegawai
mengembangkan pola dan meningkatkan standar perilakunya, serta menggunakan
pelaksanaan aturan sebagai alat untuk mengakkan disiplin. Disiplin merupakan
sesuatu yang penting utuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan,
menanamkan kerjasama, serta menanamkan rasa hormat terhadap orang lain.
Fathoni (2006) mengartikan disiplin sebagai Kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang
berlaku.
M enurut Siagian dalam Sutrisno (2009), bentuk disiplin yang baik akan
tercermin pada suasana di lingkungan organisasi sekolah, yaitu:
1. Tingginya rasa kepedulian guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah.
2. Tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam mengajar.
3. Besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solideritas yang tinggi di kalangan
guru.
5. M eningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Suatu asumsi bahwa pemimpin mempunyai pengaruh langsung pada sikap
kebiasaan yang dilakukan karyawan. Kebiasaan itu dampak dari keteladanan
yang dicontohkan oleh pimpinan.Oleh karena itu, jika mengharapkan karyawan
memiliki tingkat disiplin yang baik, maka pemimpin harus memberikan
kepemimpinan yang baik pula.
M enurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009), faktor yang mempengaruhi
disiplin guru adalah :
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.
2. Ada tidaknya keteladanan kepala sekolah.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
8. Pengembangan struktur organisasi yang sehat.
9. Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memelihara
semangat dan disiplin guru.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya disiplin seperti yang
di kemukakan oleh IG Wursanto (2003, 151) yaitu, meliputi Faktor
Kpemimpinan, faktor Kebutuhan, Faktor Pengawasan. Dan disini akan
menjelaskan ketiga faktor diatas.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1. Faktor Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau
mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dari tingkah laku orang lain.
2. Faktor Kebutuhan
Pegawai tidak hanya menuntut terpenuhinya kebutuhan ekonomis, tetapi
kebutuhan sosial dan psikologis perlu diperhatikan pula.
3. Faktor Pengawasan
Faktor pengawasan atau controlling sangat penting dalam usaha
mendapatkan disiplin kerja yang tinggi.
Untuk menegakkan disiplin kerja guru perlu dilaksanakan pengawasan yang
sifatnya membantu setiap personil agar selalu melaksanakan kegiatannya
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Sedangkan menurut Suroso (2001: 55) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi di siplin guru antara lain: moril semangat kerja pegawai,
klesejahteraan pegawai, dengan suasana kerja yang harmonis.
1. M oril atau semangat pegawai kerja
Seorang pegawai akan patuh terhadap disiplin kerja yang telah di sepakati
apabila moril atau semangat kerja mereka tinggi. Sebaliknya apabila seorang
pegawai mempunyai moril yang rendah maka ia akan berbuat tidak sesuai
dengan peraturan yang di sepakati.
2. Kesejahteraan Pegawai
Kesejahteraan adalah keinginan tetap setiap manusia, kesejahteraan selalu
dikaitkan dengan terpenuhinya segala kebutuhan. Untuk kesejahteraan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
pegwai wajib memberikan intensif finansial sebagai imbalan jasa yang telah
mereka berikan kepada perusahaan.
3. Suasana kerja yang harmonis
Suasana kerja yang harmonis ditandai dengan komunikasi yang lancar,
pentilasi yang cukup, letak peralatan yang teratur, yang dapat membantu
pegawai berbuat disiplin.
Berbeda dengan pendapat Tulus Tu’u (2004 : 44), mengemukakan bahwa ada
empat hal yang dapat mempengaruhi dan membentuk disiplin seseorang di
antaranya mengikuti dan menaati peraturan, kesadaran diri, alat pendidikan,
hukuman. Keempat faktor ini merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
dan membentuk disiplin dengan alasan sebagai berikut:
1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap
penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran
diri menjadi motif yang sangat kuat terwujudnya disiplin.
2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktek atas
peratuiran-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Tekanan dari
luara dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan memaksa agar
disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga peraturan-peraturan
diikuti dan dipraktekkan.
3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang di tentukan atau
diajarkan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Plagiat
Dengan ditandatanganinya Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Nomor 1 Tahun 2013 tanggal 6 November 2013 tentang
Disiplin Kehadiran Guru di Lingkungan M adrasah untuk melengkapi peraturan
sebelumnya yaitu :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai
2. Peraturan M enteri Agama Nomor 28 Tahun 2013 tentang Disiplin
Kehadiran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Agama.
M aka secara otomatis mengikat kepada semua guru yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan M adrasah. Adapun jam kerja per minggu
tetap 37,5 jam dengan ketentuan 6,25 jam/hari bagi yang melaksanakan 6 hari
kerja.
M enurut Ali Imron (1997 : 61) disiplin guru adalah:”suatu keadaan tertib
da teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada
pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah secara
keseluruhan”.
Sebagian besar guru di Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil. Oleh
karena mereka adalah Pegawai Negeri Sipil, maka ia wajib menjalankan disiplin
sebabagaimana peraturang perundang-undangan yang berlaku, salah satu
peraturan antara lain adalah peraturan pemerintah No 53 Tahun 2010, tentang
disiplin Pegawai Negeri Sipil antara lain:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1. Peraturan Disiplin pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang
mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati
atau larangan dilanggar.
2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan
pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin
Pegawai Negeri sipil, baik yang dilakukan diu dalam maupun di luar jam
kerja.
3. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan krpada Pegawai
Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi
wewenang menjatuhkan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil.