• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apa yang melatar belakangi berdirinya BMT Daarul Qur’an?

Tumbuhnya Bank Syariah di awal tahun 90-an, ketika itu dimulai oleh sejumlah BPRS di jawa Barat dan Bank Muamalat Indonesia di Jakarta, meski didukung oleh banyak kalangan, namun dipastikan tidak dapat serta merta menyentuh ummat yang justru sebagian besar berada di lapisan bawah, karena sifat perbankan yang pada umumnya tidak membuka akses pendanaan bagi mereka yang secara tradisional digolongkan sebagai _ unbankable_

Kondisi ini memberikan inspirasi bagi sejumlah kalangan untuk menumbuhkan Lembaga Keuangan Mikro Non Bank dengan prinsip bagi hasil, yang dikemudian hari dikenal dengan nama Baitul Maal Wat Tamwiil (disingkat BMT). Pendirian BMT secara fantastis terjadi di masa orde baru memberi sedikit ruang kepada umat islam untuk berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah bangsa, dalam hal ini kemiskinan dan pengangguran. Kala itu, memulai PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) yang berafiliasi pada ICMI, pemerintah mencanangkan gerakan 10.000 BMT. Maka berbagai komponen masyarakat dan lembaga yang peduli, tergerak untuk menumbuhkembangkan BMT lebih luas lagi.

Berdasarkan data yang dilandasi oleh BI bersumber dari PINBUK, sampai dengan tahun 2001 diperkirakan terdapat 3038 BMT, dengan jumlah simpanan Rp 209 M, jumlah pinjaman mencapai 1,2 juta rekening.

Saat ini tidak ada data yang pasti atau meyakinkan berapa BMT yang telah didirikan, berapa yang masih beroprasi dan sehat. Begitu pula jumlah nasabah atau mitra yang telah dibiayai dan baru berkembang usahanya. Hanya berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh beberapa pihak ( BMT-BMT dan lembaga pendamping BMT ) dapat diketahui bahwa:

d. Tidak sedikit BMT yang Baru Mulai Tutup. Diperkirakan, BMT-BMT seperti ini banyak tumbuh atau didirikan antara tahun 1997-2000 saat pemerintah menggelar berbagai proyek untuk penanggulangan krisis ekonomi dan kemiskinan.

e. Sebahagiaan besar BMT memilih badan hokum koperasi meski tidak benar- benar efektif sebagai koperasi. Selebihnya menjadi salah satu unit usaha sebuah koperasi (seperti kopontren )atau memilih untuk tetap sebagi KSM yang tidak berbadan hukum

f. Persoalan yang seringkali diutarakan adalah rendahnya kualitas SDM

termasuk pemahaman tentang fiqh-muamalah, terbatasnya akses pendanaan, bahkan terhadap bank-bank syariah di daerah-daerah; prosedur operasi yang tidak standar serta lemahnya fungsi pengawasan baik keuangan maupun segi syariahnya. Sementara itu ditingkat nasabah/mitra, keluhan yang dirasakan di mana-mana adalah hamper tidak bisa membedakan praktek sisten bagi hasil dengan bunga konvensional.

Dibalik berbagai kelemahan yang ada, BMT setidaknya telah ikut berpartisifasi di dalam menguatkan usaha-usaha mikro, bahkan menjadi penyangga yang sangat berarti di masa krisis bagi ratusan ribu bahkan mungkin jutaan keluarga berpenghasilan rendah sehingga tidak jatuh miskin atau menjadi sangat miskin. Keberhasilan ini cukup menjadi indikasi bahwa BMT sesungguhnya menyimpan

potensi yang sangat besar untuk berperan aktif atau berkontribusi banyak dalam memulihkan dan mengembangkan ekonomi rakyat.

Disisi lain kampanye penanggulangan kemiskinan yang berarti juga penguatan ekonomi rakyat berskala mikro kini digemakan tidak hanya di tingkat nasional dan daerah tetapi juga di tingkat internasional. Momentum ini sepatutnya disikapi oleh BMT dan lembaga-lembaga pendidikan BMT sebagai peluang dan tantangan untuk memberdayakan BMT dalam kerangka pencepatan pemulihan/ penguatan ekonomi rakyat itu.

Karena hal itulah yayasan Darul Qur’an yang bergerak dibidang bantuan pendidikan bagi para Dhu’afa, santunan fakir-miskin dan anak-anak yatim-piatu, berkeinginan untuk mendirikan BMT Darul Qur’an bekerja sama dengan mahasiswa Program Pasca Sarjana Ekonomi Keuangan Syariah Universitas Indonesia Angkatan V, Kajian Timur Tengah dan Islam Pascasarjana Universitas Indonesia. Tidak saja mempelajari sistem ekonomi syariah, para mahasiswa ini juga ingin mempraktekannya secara langsung ilmu tersebut lewat BMT ini. Pada saat musyawarah juni 2004 diputuskan modal dasar pembentukan BMT ini sebesar Rp.20 juta dari para mahasiswa dan Rp3 juta dari Yayasan Darul Qur’an. Yayasan ini juga menyediakan tempat untuk kantor operasional di salah satu ruang Pesantren Darul Qur’an, Menteng Dalam, Jakarta Selatan.

Produk apa saja yang dikeluarkan oleh BMT Darul Qur’an? Adapun ragam produk BMT Darul Qur’an meliputi:

a. Simpanan Wadi’ah Darul Qur’an

Merupakan Simpanan Titipan Dana Pihak Ketiga di BMT Darul Qur’an (DQ), dimana Nasabah (anggota) akan mendapat bonus dari pendapatan atas dana tersebut, namun jumlahnya tidak diperjanjikan sebelumnya. Simpanan ini dapat diambil setiap saat. Setoran awal minimum Rp.20.000,-

Simpanan ini diperlukan bagi nasabah (anggota) yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan Idul Fitri dan nasabah akan mendapatkan bagi hasil dari pendapatan atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan hanya dapat dicairkan 3 (tiga) minggu mendekati hari raya Idul Fitri. Setoran awal minimum Rp. 50.000; (porsi/nisbah bagi hasil BMT : Nasabah = 60% : 40%) c. Simpanan Qurban (siqurban)

Simpanan ini diperuntukan bagi nasabah (anggota) yang ingin melaksanakan ibadah qurban dan nasabah (anggota) akan mendapatkan bagi hasil atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan ini hanya dapat dilakukan 1 (satu) minggu menjelang hari raya Qurban (Idul Adha). Setoran awal minimum Rp. 50.000; (porsi /nisbah bagi hasil BMT: Nasabah = 60%:40%) d. Simpanan Haji (sihaji)

Simpanan ini diperuntukan bagi nasabah (anggota) yang ingin melaksanakan ibadah haji. Pengambilan simpanan ini ketika saldo simpanan cukup untuk menunaikan ibadah haji. Setoran awal minimum Rp. 300.000; (porsi / nisbah bagi hasil BMT : Nasabah = 50% : 50%)

e. Simpanan Berjangka Mudharabah

Sama seperti simpanan Mudharabah, namun Pengambilannya dibatasi jangka waktu tertentu. Setoran minimal Rp. 1.000.000,- porsi/nisbah bagi hasil sbb: 5. 1 bulan (BMT DQ : Nasabah = 55% : 45%)

6. 3 bulan (BMT DQ : Nasabah = 50% : 50%) 7. 6 bulan (BMT DQ : Nasabah = 45% : 55%) 8. 12 bulan (BMT DQ : Nasabah = 35% : 65%)

Produk Pembiayaan :

7. Pembiayaan Musyawarah (Kerjasama Modal Kerja)

8. Pembiayaan Mudharabah (Kerjasama usaha / modal dimana sumber modal sepenuhnya dari pihak Darul Qur’an )

9. Pembiayaan Qardhul Hasan ( Pembiayaan dana bergulir untuk kaum dhu’afa)

10.Pembiayaan Ijarah (Sewa-menyewa)

11.Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (sewa-beli) 12.Pembiayaan lain yang sesuai dengan kaidah syariah f. Produk tabungan siswa / simpanan pendidikan

Simpanan pendidikan diperuntukkan bagi nasabah pelajar siswa/siswi pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah umum, setoran awal minimal Rp. 15.000

Kalau boleh tahu, berapa Aset yang dimiliki BMT Darul Qur’an pada tahun 2007 ini?

Total Asset pada 31 Mei 2007 mencapai Rp. 1.116.311.829, meningkat sebesar (299,92%) dibandingkan total asset 31 Mei 2006 Rp. 372.194.936. Total pembiayaan yang diberikan 31 Mei 2006 Rp. 261.112.451 denga jumlah debitur 213 orang. Sedangkan simpanan wadi,ah mencapai Rp. 188.782.034 dengan jumlah nasabah sebanyak 478 orang, simpanan deposito Mudharabah Rp. 114.500.000 jumlah nasabah 9 orang. Seiring dengan bertambahnya kepercayaan masyarakat dan kinerja pengurus serta pengelola BMT, pada bulan Mei 2007, jumlah pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan sehingga mencapai Rp. 955.485.612 dengan jumlah debitur 413 orang, untuk tabungan wadiah dan simpanan berjangka (deposit) mencapai Rp. 978.877.708 dengan nasabah 749 orang.

Berapa jumlah keseluruhan nasabah tabungan siswa dari tahun 2005-2007? Nasabah siswa/i MTs Daarul Qur’an dari tahun 2005-2007 sebanyak 188 siswa.

Kira-kira pa, jumlah nasabah ini berapa persennya dari jumlah keseluruhan siswa MTs Daarul Qur’an ya?

Hampir 90%nya siswa MTs Daarul Qur’an tertarik untuk menjadi nasabah di BMT DQ, karena kalau engga salah ya, jumlah siswa MTs DQ hanya ada 6 kelas, dan

setiap kelasnya ada 30-35 siswa. Menurut kepala TU di sekolah MTs Daarul Qur’an jumlah keseluruhannya sebanyak 206 siswa.

Jakarta, 3 Desember 2007

Mengetahui,

Pewawancara Narasumber

Dokumen terkait