• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisa Data

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 84-116)

4.2 Hasil Penelitian

44.2.2. Hasil Analisa Data

a. Faktor Predisposisi

1). Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan memiliki gejala kemungkinan hamil

yang sama. Partisipan I, II, III, dan IV memiliki inisiatif

untuk memeriksakan kondisinya setelah merasakan

gejala kehamilan kepada petugas kesehatan ataupun

Puskesmas. Gejala yang dirasakan berupa

berhentinya menstruasi, mual diwaktu tertentu,

145

serta hal-hal lain yang dirasakan seperti mengidam,

atau tidak suka mencium bau-bauan. Partisipan V

memilih untuk tidak berkonsultasi kepada tenaga

kesehatan dan memilih untuk memeriksakan

kandungannya ke dukun.

Riset partisipan tidak menyadari kondisi

kehamilannya sejak minggu-minggu pertama

kehamilannya. Dalam hal ini partisipan tidak yakin

akan kehamilannya serta tidak memahami tanda dan

gejala kehamilan. Beberapa partisipan mengatakan

sangat menjaga dan merawat kehamilannya. Hal ini

ditunjukan dengan lebih sering mengkonsumsi

makanan bergizi, beristirahat yang cukup, mengurangi

aktifitas yang berlebihan, mengkonsumsi

vitamin/suplemen dan minum susu khusus ibu hamil.

Partisipan II masih menjalani aktifitasnya sebagai guru

SD dan sering melakukan perjalanan jauh dengan

kendaraan bermotor selama masa kehamilannya.

Partisipan III masih melakukan aktifitas di sawah

sampai usia kehamilannya memasuki usia 7 bulan.

Semua partisipan mengetahui adanya tempat

146

membuat seluruh partisipan datang berkunjung secara

rutin ke tempat tersebut. Adapun alasan yang

diutarakan para partisipan seperti tempat layanan

yang jauh, kesibukan bekerja, larangan dari

orang-orang tua, dan kepercayaan yang mengharuskan

seorang ibu hamil tidak bepergian keluar rumah.

Namun dalam kenyataannya ada beberapa ibu

diperbolehkan untuk beraktifitas di sawah.

Kondisi di atas mengungkap pengetahuan para

ibu hamil sangat kurang dalam menanggapi serta

mempersiapkan masa kehamilan yang seharusnya.

Pengetahuan dasar tentang kehamilan secara umum

menjadi modal bagi seorang ibu dalam menjalani

kehamilannya. Hal ini bukan semata-mata hanya untuk

kesejahteraan ibu yang di perhatikan melainkan

kesehatan janin dan kelangsungan hidup ibu dan bayi

setelah melahirkan. Ibu harus yakin dengan

kehamilannya sejak dini dan memutuskan untuk

memilih atau menggunakan pelayanan kesehatan

sebagai sarana yang dapat membantu kelangsungan

kehamilan dan tidak semata-mata hanya

147 2). Sikap terhadap pengetahuan

Riset partisipan kurang menanggapi dengan

serius akan informasi atau pengetahuan tentang

kehamilan, dalam hal ini sikap untuk memutuskan dan

mencari pelayanan kesehatan untuk kelangsungan

kesehatan kehamilannya. Jarak tempat pelayanan

yang jauh dan kurangnya dukungan keluarga menjadi

alasan setiap partisipan untuk tidak mencari layanan

kesehatan tersebut. Partisipan hanya dapat

memutuskan untuk menggunakan layanan ANC pada

saat ia merasakan gejala lain yang mengganggu

kehamilan dan lebih cenderung berkonsultasi ke

tenaga non medis. Partisipan I, III, V menyikapi hal

tersebut lantaran kurangnya dukungan keluarga

terhadap mereka, Partisipan II menanggapi demikian

karena kesibukannya bekerja dan jarak tempat

layanan ANC dari rumahnya yang cukup jauh

sedangkan partisipan IV merasakan gejala lain yang

mengganggu kehamilannya sehingga membuatnya

memutuskan untuk datang ke tempat pelayanan ANC.

Sikap ibu dalam memilih atau memutuskan

148

bagian terpenting dalam tahap awal perencanaan

kehamilan yang sehat serta persiapan kelahiran yang

sehat dan matang. Ketika ibu dapat melihat kondisinya

dengan baik dan mampu memutuskan menggunakan

pelayanan kesehatan sejak dini, maka akan sangat

mudah bagi ibu dan petugas kesehatan secara

bersama sama merawat dan mendeteksi kemungkinan

komplikasi yang akan dialami ibu.

3). Perilaku Kesehatan

Setelah mengetahui kondisinya dalam keadaan

hamil, riset partisipan yakin akan status kesehatan

kehamilannya pada saat itu. Partisipan I, II, III, IV

merasa dalam keadaan sehat serta mampu

merasakan gejala lain yang timbul dalam tubuhnya

akibat kehamilan dan merasakan dampak dari

kehamilan tersebut. Gejala yang dirasakan seperti

adanya gerakan janin, pusing, cepat keletihan saat

bekerja terlalu berat, kaki membengkak. Partisipan V

merasa keadaannya kurang sehat karena dengan usia

kehamilan lima bulan ia terus merasakan mual muntah

149

Dengan gejala-gejala yang dirasakan

tersebut ada tindakan yang dilakukan oleh partisipan.

Partisipan I, II, IV memilih untuk menangani sendiri di

rumah yaitu dengan beristirahat lebih banyak,

mengkonsumsi vitamin, serta bertanya kepada orang

tua atau saudaranya yang lain tentang perawatan

kehamilan serta berkonsultasi dengan tenaga dukun

yang dipercaya dapat membantu. Lain halnya dengan

partisipan III, yang karena pengalaman kegagalan

kehamilannya sebanyak 3 kali membuat ia lebih sering

mengkonsultasikan kehamilannya pada tenaga

perawat/bidan yang tinggal di lingkungan rumahnya

sedangkan partisipan V terkesan tidak terlalu

memperdulikan kesehatannya, padahal kondisi

kehamilannya diindikasikan petugas kesehatan dalam

keadaan kurang sehat akibat mual muntah yang masih

dialaminya sampai memasuki usia lima bulan.

Dari kondisi di atas, partisipan I, II, III, dan IV jelas

memahami keadaan yang sedang dialami untuk itu

ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi

atau gejala yang dirasakan. Ibu perlu menunjukan

150

serta dapat melanjutkan kehamilannya dengan baik

dan aman.

4).Komponen Predisposisi (Demografi, Struktur sosial, kepercayaan keluarga dan dukungan keluarga)

Riset partisipan II, III, IV dan V tinggal bersama

suami dan anggota keluarga yang lain. Keluarga

merupakan unsur terpenting yang mampu

mempengaruhi atau mendorong seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan yang dianggap baik

menurut kelompok atau individu itu sendiri. Dukungan

anggota keluarga untuk riset partisipan sangat

mempengaruhi mereka dalam memanfaatkan

pelayanan ANC, karena keluarga adalah kelompok

sosial terkecil yang berinteraksi dengan ibu

sehari-hari. Keempat partisipan di atas tidak memanfaatkan

pelayanan ANC sesuai kebutuhan dengan baik

meskipun tinggal bersama anggota keluarga yang

utuh. Partisipan lebih cenderung mendengar

perkataan suami atau keluarga yang menyuruh

mereka untuk tidak berpergian sendirian keluar rumah

151

dapat pergi berkonsultasi ke dukun. Partisipan II

mengakui mendapat dukungan penuh dari suami dan

keluarganya untuk memeriksakan kehamilannya tetapi

yang bersangkutan justru sibuk dengan pekerjaan dan

melalaikan waktu untuk pemeriksaan. Partisipan I tidak

tinggal bersama suami, ia sama dengan partisipan

yang lainnya, sulit memutuskan untuk ke tempat

layanan ANC akibat pengaruh atau larangan dari

anggota keluarga yang lain.

Kondisi di atas mengungkap peran keluarga

dalam membantu ibu mempersiapkan kehamilan yang

sehat dan perawatan serta persiapan kelahiran sehat

sangat kurang. Dengan berbagai kondisi/ alasan,

keluarga harus mampu menunjukan perannya dalam

mendukung perawatan kehamilan ibu. Dukungan

tersebut berupa perhatian, tanggapan terhadap

perubahan fisiologis ibu, gejala-gejala yang dirasakan,

nutrisi, keseharian serta memilih tempat pelayanan

ANC. Dari hal-hal tersebut mampu meyakinkan ibu

152 b. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin/ pendorong)

1). Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan (ANC)

Pada umumnya seluruh riset partisipan

mengetahui adanya tempat pelayanan ANC yaitu di

Puskesmas Nggaha Oriangu dan Posyandu desa

Tandula Jangga. Persepsi partisipan tentang fasilitas

dan pelayanan ANC beragam. Partisipan I, IV, puas

dengan kunjungan pertamanya hanya dengan

menerima beberapa tindakan pemeriksaan seperti

pemeriksaan abdomen, pengukuran Lingkar Lengan

Atas (LILA) dan mendapat obat atau vitamin untuk

wanita hamil. Selain itu tersedia kendaraan

Puskesmas yang menjemput mereka untuk melakukan

persalinan di Puskesmas. Hal ini berbeda dengan

pendapat partisipan II, III dan V. Berdasarkan

pengalaman masing-masing partisipan, Fasilitas dan

pelayanan di Posyandu kurang memadai dan fasilitas

yang diberikan tidak lengkap.

Ketersediaan fasilitas dan layanan ANC yang

minim membuat ibu kurang tertarik untuk mengunjungi

tempat pelayanan ANC. Ibu akan merasa pelayanan

153

tidak memenuhi kebutuhannya sementara tidak ada

penjelasan dari tenaga kesehatan sendiri terkait

pemeriksaan lanjutan hal ini mengakibatkan ibu

cenderung mengurungkan niatnya datang ke tempat

Palayanan ANC.

2).Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat (Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Untuk menjangkau tempat pelayanan ANC, cara

yang ditempuh riset partisipan berbeda-beda kecuali

dalam hal pembayaran. Seluruh partisipan yang

melakukan kunjungan ANC tidak dipungut biaya

termasuk untuk konsultasi ataupun obat-obat yang

diperlukan ibu. Rata-rata mata pencaharian keluarga

partisipan adalah petani dan pedagang, ada juga yang

bekerja sebagai tukang ojek. Meskipun demikian

Semua partisipan mengaku masih dapat membiayai

kebutuhannya selama kehamilan bahkan sampai

melahirkan. Partisipan I mengaku seluruh biayanya

masih ditanggung oleh ayahnya karena hubungannya

bersama suami belum disetujui oleh keluarga,

sedangkan partisipan II, III, IV dan V dibiayai oleh

154

Kemampuan untuk menjangkau tempat layanan

juga berbeda-beda. Jarak Posyandu dari rumah tiap

partisipan kurang dari 4 KM sedangkan jarak

Puskesmas lebih jauh, dari rumah masing-masing

partisipan 5-10 KM. Beberapa partisipan saat

berkunjung diantar oleh suami atau anggota keluarga

lain dengan menggunakan motor atau berjalan kaki.

Partisipan II memiliki kesulitan untuk berkunjung akibat

kondisi jalan dari rumahnya menuju tempat layanan

yang berbatu, melewati sungai dan melintas di jalan

yang berlumpur serta licin. Partisipan V bahkan harus

berjalan cukup jauh dan melewati jalan berbukit untuk

sampai ke tempat layanan ANC.

Kondisi di atas menggambarkan jarak tempuh ke

tempat pelayanan ANC juga berpengaruh terhadap

minat ibu dalam mengunjungi tempat tersebut. Kondisi

jalan, dan perjalanan menuju tempat pelayanan yang

sulit menyebabkan ibu cenderung mengurungkan

niatnya untuk datang bekunjung ke tempat pelayanan

155 c. Faktor Reinforcing (Faktor Penguat)

1). Perilaku Tenaga Kesehatan

Perilaku beberapa tenaga kesehatan dalam

melayani kurang maksimal. Dalam menyampaikan

setiap tujuan tindakan bagi beberapa partisipan cukup

jelas tetapi tidak dipungkiri ada juga yang tidak

menyampaikan penjelasan sesuai dengan tindakan

yang diberikan. Dalam hal berkomunikasi petugas

cukup tegas terhadap para partisipan, hal tersebut

dimaknai sebagian partisipan sebagai bentuk

pendorong kedisiplinan bagi mereka. Dengan intonasi

bicara yang sedikit keras membuat partisipan merasa

petugas cukup tegas dan sedikit kasar tetapi hal

tersebut tidak mengurangi kewajiban para petugas

dalam melayani pengunjung.

Bentuk pelayanan yang kurang juga nampak

dalam beberapa tugas para petugas kesehatan.

Beberapa bentuk pelayanan tersebut diantaranya :

a. Setiap partisipan kurang mendapat informasi

secara berkala seputar pelayanan ANC. Dalam hal

ini beberapa partisipan telah mengetahui

156

penyuluhan petugas, bahkan ada partisipan yang

sudah sejak lama mengetahui tempat layanan

tersebut karena sering mendengar dari lingkungan

maupun tahu keberadaan layanan kesehatan

tersebut. Kegunaan atau fungsi dari tempat layanan

tersebut secara berkala tidak disampaikan kepada

partisipan sehingga partisipan kurang menyadari

pentingnya memanfaatkan sarana kesehatan

tersebut. Tidak hanya itu, dengan informasi yang

minim menyebabkan partisipan merasa informasi

atau pesan yang didapat cukup memenuhi

pengetahuan mereka pada saat itu.

b. Pada saat melayani, petugas kurang memberikan

konseling dan nasihat secara perorangan, keluarga

dan masyarakat terhadap segala hal yang

berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan

kesehatan yang bersifat umum, dan khusus seperti

tentang gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam

menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang

tua. Kebanyakan yang disampaikan hanya berkisar

pada tindakan yang harus dilakukan partisipan

157

samping pemberian motivasi dari petugas untuk

para partisipan agar menghindari kebiasaan yang

tidak baik selama kehamilan dan mendukung

kebiasaan yang baik sangat kurang. Dalam

penelitian ini partisipan I dapat memahami

penjelasan yang diberikan petugas terkait diet

selama kehamilan. Penjelasan yang diberikan

terkait dengan beberapa jenis makanan yang harus

dikonsumsi partisipan selama kehamilan.

c. Pengarahan dari petugas kesehatan terkait mitos

dari lingkungan tentang makanan yang tidak boleh

dimakan oleh partisipan juga sangat kurang. Hal ini

telah disampaikan kepada partisipan IV pada saat

yang bersangkutan sedang mengikuti posyandu,

akan tetapi penjelasan menyeluruh untuk setiap

pengunjung kurang terlihat pada saat itu.

d. Petugas kurang melibatkan para kader untuk

melayani para ibu hamil. Salah satu fungsi kader

Posyandu adalah mengetahui dan turut memantau

perkembangan kesehatan ibu dan anak yang didata

di Posyandu serta mendata ibu yang diketahui

158

informasi kepada petugas seputar partisipasi

peserta dalam memanfaatkan layanan kesehatan.

Dalam penelitian ini, hasil yang didapat kader

hanya membantu petugas sebatas menyiapkan

alat-alat yang dibutuhkan dan mendata peserta

yang hadir. Padahal jika kader dapat melaksanakan

tugasnya dengan maksimal, akan memudahkan

petugas kesehatan untuk meninjau upaya

masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil

tersebut dan dapat membantu petugas untuk

menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan

yang tepat untuk meningkatkan pelayanan.

Penyusunan rencana diantaranya adalah petugas

dapat mengidentifikasi alasan ibu terkait dengan

lingkungan/masyarakat dalam mengunjungi tempat

layanan ANC. Seperti pada partisipan III, petugas

membantu memberi pengertian pada keluarga akan

pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan

sejak dini dan melakukan kunjungan ke rumah

partisipan. Hal ini sedikit membantu mengubah

pandangan keluarga terkait kegagalan kehamilan

159

jarang melakukan kunjungan ANC di awal

kehamilannya.

e. Perbedaan pemberian pelayanan yang diberikan

oleh petugas juga menjadi perhatian para

partisipan, seperti tindakan yang diberikan saat

berkunjung ke Posyandu dan ke Puskesmas. Ada

partisipan yang merasa pelayanan yang

seharusnya diterima belum ia dapatkan ketika

berkunjung ke tempat pelayanan ANC seperti

pemeriksaan abdomen yang hanya dapat

dilaksanakan di dalam ruangan tertutup, sedangkan

jika partisipan berkunjung ke Posyandu jarang

mendapat pemeriksaan jenis ini. Hal ini pun harus

menjadi perhatian khusus bagi petugas agar terus

memberi informasi yang memadai seputar

pemeriksaan kehamilan yang dijalani ibu baik itu di

Posyandu maupun di Puskesmas.

Pelayanan yang ditunjukan petugas dalam

melayani sangat menunjang keberhasilan ibu untuk

melakukan kunjungan ANC. Semakin sering

komunikasi yang baik terjalin antara petugas dan ibu

160

akan tempat pelayanan ANC beserta para

petugasnya. Bentuk pelayanan yang kurang maksimal

dari petugas membuat partisipan cenderung tidak

ingin memeriksakan kehamilannya serta lebih

mempercayai keluarga sendiri yang seorang dukun

untuk merawat kehamilannya. Di samping itu

hubungan personal petugas dengan ibu, ataupun

pendekatan yang baik dengan masyarakat mampu

membangun kepercayaan ibu untuk mencari sarana

pelayanan ANC.

2).Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Peraturan tertulis/non tertulis

Unsur penting lainnya yang turut mempengaruhi

ibu untuk memanfaatkan pelayanan ANC adalah tokoh

masyarakat, tokoh agama dan lingkungan sekitar

partisipan. Partisipan I, II, III, dan IV mendapat

dukungan dari tokoh masyarakat di lingkungan tempat

tinggalnya, meskipun demikian tidak membuat mereka

langsung berkunjung ke tempat pelayanan ANC.

Dukungan tersebut masih terbentur dengan ijin orang

tua atau anggota keluarga lainnya. Partisipan V sama

161

masyarakat di tempat tinggalnya, ia lebih disarankan

untuk memeriksakan kondisi kehamilannya ke dukun

dan tidak boleh terlalu sering melakukan aktifitas di

luar rumah. Sebagian partisipan mengakui jarang

berkomunikasi dengan tokoh agama setempat

lantaran jarak tempat ibadah yang jauh dan tidak

pernah bertemu dengan mereka secara langsung.

Berbeda dengan partisipan III dan IV sering bertemu

dengan tokoh agama dan mendapat dukungan penuh

untuk pemeriksaan kehamilan ke tempat layanan

ANC.

Kondisi di atas menjelaskan dukungan dari

seorang yang disegani dan dihormati oleh masyarakat

seperti tokoh masyarakat ataupun tokoh agama, tidak

menjamin ibu akan langsung mengunjungi tempat

layanan ANC. Tokoh masyarakat adalah individu yang

dapat membantu kelangsungan proses sosial yang

baik di lingkungannya. Seperti pada Partisipan I, II, III,

dan IV, dukungan tersebut didapat dengan mudah

karena proses bersosialisasi tokoh masyarakat

tersebut yang baik dan peka terhadap kebutuhan

162

kurang memahami gejala sosial yang terjadi di

lingkungannya sehingga untuk menyikapi atau

menyelesaikan masalah sosial yang terjadi, kurang

ditelaah secara serius. Sebagai contoh nyata dalam

penelitian ini pemanfaatan layanan ANC oleh ibu hamil

yang masih dipengaruhi oleh kepercayaan kelompok

atau keluarga yang mengharuskan ibu hamil untuk

tidak usah keluar rumah dan melakukan pemeriksaan

ANC. Tokoh masyarakat kurang menyempatkan diri

bertemu dengan anggota keluarga dalam rangka

mengadakan pembinaan terhadap keluarga dalam hal

ini suami beserta orang tua partisipanlah yang harus

peka terhadap kebutuhan partisipan selama masa

kehamilannya. Adapun tokoh masyarakat yang kurang

mendukung ibu hamil dalam memanfaatkan layanan

ANC dapat disebabkan karena beberapa hal, seperti

kurang berinteraksi atau bersosialisasi dengan tenaga

kesehatan terkait atau tokoh masyarakat tersebut

merupakan individu yang masih memegang teguh

kepercayaan dari pendahulu yakni wanita hamil

163

melakukan kunjungan ANC sehingga kejadian itu yang

dilihat dan diikuti oleh keluarga partisipan.

Tokoh agama juga berperan dalam memotivasi

ibu untuk melakukan kunjungan ANC. Sebagai individu

yang melihat pertumbuhan spiritual masyarakat, dapat

membantu memberi pandangan terhadap keluarga

terkait kepercayaan akan hal-hal tradisional atau

tradisi keluarga yang mempengaruhi ibu untuk tidak

melakukan kunjungan ANC. Dengan kunjungan ke

rumah, ataupun pendekatan secara personal dengan

keluarga sedikit membantu merubah pandangan

keluarga. Seperti pada keluarga partisipan III, tokoh

agama tersebut mencoba memberi pandangan positif

terhadap keluarga akan tempat pelayanan ANC. Hal

itu dapat membantu mengubah pandangan keluarga

terhadap pemeriksaan kehamilan sejak dini dan

dengan bantuan para tenaga kesehatan mampu

mengidentifikasi alasan kegagalan kehamilan yang

dialami partisipan.

Dukungan dari seorang yang disegani dan

dihormati oleh masyarakat seperti tokoh masyarakat

164

mempengaruhi perilaku sosial individu maupun

kelompok. Masyarakat dapat mengikuti perilaku atau

tradisi/ kepercayaan yang ditunjukan mereka lantaran

merupakan suatu aturan sosial yang secara tidak

langsung dijalankan oleh masyarakat desa. Dukungan

untuk menggunakan layanan ANC kepada ibu juga

harus dipertimbangkan karena dukungan tersebut

mampu menciptakan kesuksesan pemeliharaan

kesejahteraan ibu hamil dan calon bayinya.

4.3 Pembahasan

Pemanfaatan pelayanan ANC yang dilakukan ibu hamil di

desa Tandula Jangga belum sepenuhnya memenuhi standar

kunjungan yang seharusnya. Kunjungan yang dilakukan

selama masa kehamilannya rata–rata 1-2 kali. Dalam standar

pelayanan pemeriksaan dan pemantauan Antenatal menurut

Standar pelayanan dan Instrumen Audit kebidanan (Ikatan

Bidan Indonesia, 2000), ibu hamil wajib menerima

pemeriksaan/memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali.

Perawatan antenatal (ANC) adalah perawatan yang diberikan

kepada ibu selama masa kehamilan, perawatan ini sangat

165

banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan

pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada penelitian ini ibu

hamil di desa Tandula Jangga kurang melakukan perawatan

kehamilannya secara teratur, hal ini terlihat dari penggunaan

layanan ANC yang belum maksimal serta ketidakpahaman

akan pentingnya pemeriksaan dini kehamilan dan secara

berkala. Proses pemeriksaan dini kehamilan yang kurang oleh

ibu-ibu di desa Tandula jangga disebabkan karena

keragu-raguan akan validasi kehamilannya serta ibu tidak paham akan

gejala awal kehamilan. Mochtar, (2000 : 47) menegaskan

tujuan khusus seorang ibu hamil datang berkunjung ke tempat

pelayanan ANC agar ia dapat mengenali dan mampu

menangani setiap penyulit yang mungkin dapat ditemui atau

dirasakan sepanjang masa kehamilannya maupun saat

menghadapi persalinan dan masa nifas.

Untuk mencapai keberhasilan proses pelayanan ANC,

diperlukan pengawasan dari pihak ibu dan petugas pelayanan

ANC agar secara bersama-sama memantau kehamilan ibu

atau gangguan kesehatan sedini mungkin dikenal sehingga

dapat dilakukan perawatan yang cepat dan tepat. Pengawasan

oleh tenaga kesehatan di ranah penelitian cukup sulit

166

Jangga sendiri untuk memeriksakan kehamilannya ke

Posyandu ataupun Puskesmas yang belum maksimal.

Kesadaran untuk meningkatkan derajat kesehatannya dalam

hal ini perawatan kehamilan serta persiapan menuju kelahiran

yang sehat masih dipengaruhi oleh latar belakang kepercayaan

keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan ANC serta larangan

untuk ibu hamil agar tidak bersinggungan dengan lingkungan di

luar rumah di awal kehamilannya. Wiknjosastro (1999)

menegaskan bahwa perawatan antenatal merupakan usaha

bersama dari petugas pelayan kesehatan dan ibu hamil. Tujuan

perawatan antenatal dapat tercapai apabila ibu hamil turut

berpartisipasi.

Kondisi yang terjadi di lapangan tidak seperti yang

diharapkan, ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak sesuai

dengan waktu yang dijadwalkan atau sama sekali tidak

memiliki niat untuk melakukan kunjungan ANC. Ibu lebih

mengikuti saran anggota keluarga untuk melakukan

pemeriksaan kepada tenaga non medis seperti dukun bayi

ataupun alasan lain seperti jika ibu keluar dari lingkungan

rumah di awal kehamilannya akan berakibat buruk bagi

kehamilan karena sewaktu-waktu dapat bersinggungan dengan

167

ketidakpahaman ibu-ibu terhadap pengidentifikasian kehamilan

sejak dini dan pengenalan akan perubahan kondisi fisiologis

tubuh orang hamil, gejala yang dirasakan, dan sikap dalam

pengambilan keputusan mencari tempat pelayanan ANC yang

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 84-116)

Dokumen terkait