• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah variabel umur dengan uji t independen karena datanya berdistribusi normal, sedangkan variabel masa kerja dilakukan dengan uji mann-whitney karena datanya berdistribusi tidak normal. Selanjutnya variabel yang merupakan data kategorik akan di uji dengan chi square. Pada uji chi square masing – masing variabel independen akan di uji apakah ada hubungannya dengan variabel dependen. Variabel independen yaitu umur, masa kerja, lama kontak, frekuensi hari kerja dan APD yang digunakan. Sedangkan variabel dependen adalah kejadian dermatitis kontak. Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak atau hipotesis penelitian diterima, sedangkan jika nilai p > 0,05 maka H0 .diterima atau hipotesis penelitian ditolak.

4.2.1 Hubungan Umur Responden dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Uji t-independen yang dilakukan pada responden yang menderita dermatitis kontak karena terdapat data yang berdistribusi normal, pada uji ini variabel umur akan dilakukan tabulasi silang dengan kejadian dermatitis kontak, tujuannya untuk menguji perbedaan antara responden yang menderita dermatitis kontak dengan responden yang tidak menderita dermatitis kontak berdasarkan umur responden. Selanjutnya, hal tersebut dijelaskan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.7 Hubungan Umur Responden dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Penambang Emas di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

Dermatitis Kontak p-value

Positif Negatif

Mean ± SD Mean ±SD

Umur 32.29 ± 6,14 30,73 ± 6,64 0.422

Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 4.7 diatas diperoleh data bahwa rata–rata umur pekerja yang positif menderita dermatitis kontak berumur 32,29 tahun dengan simpangan baku 6,14. Sedangkan pada pekerja yang tidak menderita dermatitis kontak rata-rata berumur 30,73 tahun dengan simpangan baku 6,64.

Adapun nilai p yang dihasilkan dari uji t-independen tersebut yaitu 0,422 (> 0,05), Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara responden yang menderita dermatitis kontak dengan responden yang tidak menderita dermatitis kontak berdasarkan umur responden.

4.2.2 Hubungan Masa Kerja dengan Dermatitis Kontak

Uji t-independen yang dilakukan pada responden yang menderita dermatitis kontak karena terdapat data yang berdistribusi normal, pada uji ini variabel masa kerja akan dilakukan tabulasi silang dengan kejadian dermatitis kontak, tujuannya untuk menguji perbedaan antara responden yang menderita dermatitis kontak dengan responden yang tidak menderita dermatitis kontak berdasarkan masa kerja responden. Selanjutnya, hal tersebut dijelaskan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Hubungan Masa Kerja dengan Dermatitis Kontak pada Pekerja Penambang Emas di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

Dermatitis Kontak p-value

Positif Negatif Mean ± SD Median ±SD

Masa Kerja 4,94 ± 1,85 4,81 ± 1,94 0.830

Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 4.8 diatas diperoleh data bahwa rata–rata umur pekerja yang positif menderita dermatitis kontak memiliki masa kerja 4,94 tahun dengan simpangan baku 1,85 tahun. Sedangkan pada pekerja yang tidak menderita dermatitis kontak rata-rata berumur 4,81 tahun dengan simpangan baku 1,94 tahun.

Adapun nilai p yang dihasilkan dari uji t-independen tersebut yaitu 0,830 (>0,05), Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara responden yang menderita dermatitis kontak dengan responden yang tidak menderita dermatitis kontak berdasarkan masa kerja responden.

4.2.3 Hubungan Lama Kontak, Frekuensi Hari Kerja, dan APD yang digunakan dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Lama kontak yang digunakan oleh responden dalam melakukan aktifitas bersentuhan langsung dengan merkuri yang akan di uji apakah ada hubungannya dengan kejadian dermatitis kontak. Dalam uji ini, lama kontak sudah dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu 3 jam dan 2 jam. Frekuensi hari kerja akan di uji hubungannya dengan dermatitis kontak. Frekuensi pemakaian merkuri tersebut adalah jumlah hari kerja dalam seminggu yang digunakan pekerja dalam menambang emas. APD yang di uji dibagi dalam 2 kategori yaitu pekerja yang memakai APD (sarung tangan) dalam bekerja, dan

pekerja yang tidak memakai APD (sarung tangan) dalam bekerja, hal – hal tersebut dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 4.9 Hubungan Lama Kontak, Frekuensi Hari Kerja, dan APD yang digunakan dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Penambang Emas di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

Variabel Dermatitis Kontak Jumlah P value Positif Negatif n % n % n % Lama Kontak 3 Jam/hari 12 48 13 52 25 100 0,037 2 Jam/hari 5 20 20 80 25 100 Frekuensi Hari Kerja

6 Hari/minggu 11 58 8 42 19 100

0.005

5 Hari/minggu 6 19 25 81 31 100 APD yang Digunakan

Tidak Pakai 15 43 20 57 35 100

0.043

Pakai 2 13 13 87 15 100

Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 4.9 di atas diperoleh data bahwa responden yang kontak selama 3 jam dengan merkuri sekaligus menderita dermatitis kontak berjumlah 12 orang, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 13 orang. Responden yang kontak secara langsung dengan merkuri selama 2 jam yang menderita dermatitis kontak yaitu berjumlah 5 orang dan yang tidak menderita dermatitis kontak setelah kontak selama 2 jam berjumlah 20 orang. Adapun nilai p yang dihasilkan yaitu 0,037. Nilai p tersebut < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lamanya kontak dengan bahan merkuri dalam sehari terhadap kejadian dermatitis kontak.

Berdasarkan frekuensi hari kerja pada tabulasi silang diatas diperoleh data bahwa responden yang paling banyak menderita dermatitis kontak adalah pekerja yang bekerja selama 6 hari/minggu yaitu berjumlah 11 orang, Sedangkan pekerja yang melakukan penambangan emas selama 5 hari dalam seminggu berjumlah 6 orang. Adapun nilai p yang dihasilkan yaitu 0,005. Nilai p tersebut < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi hari kerja dalam seminggu dengan kejadian dermatitis kontak.

Berdasarkan APD yang digunakan pada tabulasi silang diatas diperoleh data bahwa responden yang paling banyak menderita dermatitis kontak adalah pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri dalam bekerja yaitu berjumlah 15 orang, sedangkan dari jumlah pekerja yang menderita dermatitis kontak tersebut diketahui pula bahwa pekerja yang memakai alat pelindung diri pada penambangan emas berjumlah 2 orang. Adapun nilai p yang dihasilkan yaitu 0,043. Nilai p tersebut < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemakaian APD dalam bekerja menambang emas dengan kejadian dermatitis kontak.

Dokumen terkait