• Tidak ada hasil yang ditemukan

J. Hipotesis Statistik

6. Hasil Analisis Data Angket

Data nontes berupa angket respon siswa terhadap media augmented reality

pada konsep gelombang diperoleh dari kelas eksperimen. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.8 Hasil Angket Penggunaan Media Pembelajaran Augmented Reality

Indikator Angket Kelas Eksperimen

Persentase Kesimpulan Penggunaan media pembelajaran augmented

reality pada konsep gelombang 80% Baik

Penjelasan karakteristik gelombang 74% Baik

Tampilan animasi 79% Baik

Penerapan teknologi augmented reality 80% Baik

Rata-rata 78% Baik

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, terlihat bahwa secara keseluruhan penggunaan media pembelajaran augmented reality pada konsep gelombang mendapatkan respon baik dari para siswa dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar 78%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran augmented reality dapat membantu siswa dalam memahami materi dan memotivasi siswa untuk belajar fisika pada konsep gelombang.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung lebih kecil dibandingkan nilai ttabel, yaitu 1,47 < 2,00, artinya tidak terdapat pengaruh media pembelajaran augmented reality

terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep gelombang. Hal ini terjadi karena rata-rata pada saat pretest kedua kelas belum diberikan perlakuan, terlihat juga dari hasil pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 33,61, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 37,44. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pretest kelas kontrol memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Selain itu, persentase kemampuan siswa kelas kontrol untuk jenjang kognitif mengingat (C1), memahami (C2), dan menganalisis (C4) lebih unggul dibandingkan siswa kelas eksperimen, sedangkan persentase

kemampuan siswa kelas kontrol untuk jenjang kognitif menerapkan (C3) lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen.

Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, dimana kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran augmented reality, sementara kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, nilai rata-rata dari kedua kelas mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel, yaitu 3,83 > 2,00, artinya terdapat pengaruh media pembelajaran augmented reality

terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep gelombang.Hal tersebut didukung pula oleh rata-rata hasil posttest, dimana siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata hasil posttest lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol.

Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,90, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 71,20. Jika dilihat berdasarkan persentase jenjang kognitif, kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan dari pretest ke posttest. Perolehan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol di jenjang C1, C2 dan C4. Pada jenjang C3 peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen tidak lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Hal tersebut terjadi karena pada saat pretest, kemampuan menerapkan (C3) kelas eksperimen sudah lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sehingga yang terlihat kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih kecil dari kelas kontrol. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Erwin Nugraha yang menyatakan bahwa “Pengaruh penerapan media berbasis augmented reality sebagai media pembelajaran di kelas ditinjau dari peningkatan hasil belajar siswa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan”.1

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran augmented reality dapat meningkatkan hasil belajar lebih signifikan dari pembelajaran konvensional, hal ini diperkuat dari hasil uji normal gain (N-gain) kelas eksperimen yang lebih

1

Erwin Nugraha, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elektronika Dasar Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Augmented Reality, Skripsi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI, 2013. h. 60-61, tidak dipublikasikan.

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen nilai N-gain sebesar 0,77 menunjukkan kategori tinggi dan kelas kontrol sebesar 0,69 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran augmented reality lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara konvensional

Peningkatan hasil belajar terbesar pada kelas eksperimen terdapat pada jenjang kognitif C1 dan C2, yang masing-masing meningkat sebesar 66,66% dan 51,67%. Kemampuan mengingat (C1) merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.2 Pada jenjang kognitif mengingat (C1), kelas eksperimen mangalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terjadi karena siswa diajak untuk mengenali informasi terkait konsep gelombang dengan cara yang berbeda. Jika biasanya tampilan gelombang hanya diperlihatkan melalui gambar yang tertera di buku cetak, dengan augmented reality disajikan visualisasi gambaran dan animasi gelombang dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata. Selain itu, ketika memberikan gambaran gelombang dengan menggunakan bahan

real seperti air, pola gelombang yang diciptakan tidak terlalu jelas. Dengan

augmented reality pola gelombang yang diciptakan terlihat lebih jelas dan real,

sehingga siswa dapat langsung mengamati objek 3D yang seolah nyata ada di hapadannya. Contoh gambar difraksi dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut

2

Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. 1, h. 103.

Gambar 4.5 Difraksi celah sempit pada aplikasi AR

Hal ini dapat memudahkan siswa dalam mengenali dan mengingat informasi baru terkait dengan konsep gelombang. Hal tersebut didukung dengan hasil angket pada indikator tampilan animasi yang memperoleh persentase sebesar 79% (baik). Hal tersebut didukung pula dari hasil validasi ahli media pada indikator yang menyatakan desain visual sesuai dengan kebutuhan materi dan mendukung materi ajar dengan kategori sangat baik. Selain itu, hasil validasi ahli materi pada indikator yang menyebutkan bahwa animasi 3D pada augmented reality dapat memvisualisasikan konsep gelombang dengan kategori sangat baik.

Media pembelajaran augmented reality dapat meningkatkan kemampuan siswa pada jenjang kognitif C2 (memahami), karena dengan media ini dapat ditampilkan animasi terkait fenomena gelombang dengan waktu yang lebih lama dan secara berulang. Misalnya gelombang air yang terjadi pada saat interferensi, jika didemontrasikan di kelas dengan benda real, maka interferensi yang terjadi akan terlihat singkat. Jika siswa sedang tidak fokus memperhatikan, maka peristiwa ini akan terlewat begitu saja. Hal inilah yang membuat siswa tidak memahami peristiwa interferensi yang telah didemonstrasikan. Dengan media pembelajaran augmented reality peristiwa interferensi bisa ditampilkan lebih lama dan secara berulang, sehingga memudahkan siswa untuk mengkonstruk pemikirannya dan memahami materi yang disampaikan. Contoh gambar interferensi dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebagai berikut.

Gambar 4.6 Interferensi pada aplikasi AR

Hal ini didukung oleh hasil angket siswa, yaitu sebesar 80,00% siswa memberikan respon positif bahwa penerapan konsep gelombang dan karakteristiknya lebih menyenangkan dan lebih mudah dipahami jika disampaikan menggunakan media augmented reality. Senada dengan Mukhlis Yuzti Perdana, Yuli Fitrisia, dan Yusapril Eka Putra yang menyatakan bahwa “Sebesar 80% siswa menyatakan sangat baik bahwa media pembelajaran AR berbasis android

membantu siswa dalam memahami materi organ pernapasan dan meningkatkan minat belajar siswa”.3

Selain itu, media pembelajaran augmented reality kurang dapat meningkatkan meningkatkan kemampuan siswa pada jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan). Kemampuan mengaplikasikan melibatkan penggunaan proses-proses tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan soal.4 Dengan media pembelajaran augmented reality, siswa hanya mendapatkan pengalaman langsung dalam pembelajaran terkait materi gelombang melalui visualisasi gelombang saja, tetapi persamaan matematis dalam materi tersebut tidak dicantumkan di dalam media. Hal ini membuat siswa hanya terfokus pada kemampuan mengingat dan memahami gambaran mengenai materi gelombang. Inilah yang menjadikan salah satu kekurangan media pembelajaran augmented reality.

3

Mukhlis Yuzti Perdana, Yuli Fitrisa, dan Yusapril Eka Putra, Aplikasi Augmented Reality

Pembelajaran Organ Pernapasan Manusia pada Smartphone Android, Jurnal Teknik Informatika, Vol. 1, 2012, h. 1-11.

4

Media pembelajaran augmented reality dapat meningkatkan kemampuan siswa pada jenjang kognitif C4 (menganalisis). Menganalisis meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Dalam mengorganisasi melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur koheren.5 Dalam augmented reality ditampilkan bagian-bagian dari karakteristik gelombang, secara terpisah dan berurutan. Siswa diajak untuk membangun hubungan antara karakteristik gelombang yang satu dengan karakteristik gelombang yang lainnya, serta mengaitkan hubungan tersebut dengan materi secara keseluruhan. Hal tersebut dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan menganalisis.

Secara keseluruhan media pembelajaran augmented reality memiliki beberapa keunggulan. Pertama, media pembelajaran augmented reality dapat menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara realtime. Kedua, animasi yang terdapat pada media pembelajaran

augmented reality menjadikan objek terlihat lebih jelas dan real, sehingga siswa seolah melihat objek tersebut secara nyata ada di hapadannya. Ketiga, animasi yang ditampilkan pada media pembelajaran augmented reality dapat dilihat dengan waktu yang lebih lama dan secara berulang. Keempat, dengan media pembelajaran augmented reality siswa mendapatkan pengalaman langsung terkait materi gelombang tanpa harus melakukan percobaan. Kelima, Media ini dapat dikatakan efisien karena dengan media pembelajaran augmented reality kita tidak perlu membawa alat peraga ke dalam kelas, namun fenomena terkait materi yang dipelajari tetap dapat ditampilkan di dalam kelas.

Dari beberapa kelebihan yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa kekurangan yang dimiliki media pembelajaran augmented reality. Pertama, model animasi 3D tidak bisa menampilkan gambar yang dapat menembus marker, sehingga animasi yang diciptakan hanya dapat dilihat pada sisi atas marker saja. Kedua, persamaan matematis yang terdapat dalam materi belum dicantumkan ke

5

dalam media pembelajaran augmented reality, sehingga siswa terfokus pada visualisasi fenomena gelombang saja. Ketiga, penggunaan tangan saat memegang marker mebuat tampilan animasi menjadi goyang dan tidak stabil, atau bahkan menimbulkan error yang menyebabkan gambar tidak keluar pada webcam. Oleh karena itu, diperlukan alat penyangga untuk memposisikan marker, sehingga animasi yang ditampilkan tidak bergoyang atau stabil tidak seperti saat dipegang dengan tangan.

Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran augmented reality dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada konsep gelombang. Hal ini juga didukung dengan rata-rata perolehan angket yang mendapatkan respon positif dari siswa yaitu sebesar 78% (baik).

66 diuraikan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Media pembelajaran augmented reality berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep gelombang. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan Nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel. Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran augmented reality

lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media pembelajaran augmented reality. Hasil belajar siswa kelompok eksperimen juga lebih unggul hampir di semua jenjang kognitif yang diukur. 2. Hasil angket menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media

pembelajaran augmented reality mendapatkan respon dalam kategori baik. B. Saran

Berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti, yaitu:

1. Secara keseluruhan penerapan media pembelajaran augmented reality dalam pembelajaran fisika konsep gelombang memperoleh respon yang baik. Namun, untuk pengembangannya perlu dilakukan perpaduan augmented reality dengan background yang dapat menampilkan persamaan matematis. 2. Media pembelajaran augmented reality bisa menjadi lebih interaktif jika

augmented reality tidak hanya ditampilkan pada saat pembahasan materi gelombang saja, namun juga ditampilkan pada contoh soal.

67

Dokumen terkait