• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis Data

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 37-42)

2. Pembelajaran belum sesuai alokasi waktu yang ditentukan

4.2 Hasil Analisis Data

Pada bab analisis data, akan diuraikan tentang perbandingan motivasi

belajar siswa kelas IV SD N Bedono 02 pada kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2. Melalui perbandingan motivasi belajar pada kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2, maka dapat diketaui perbedaan dan peningkatan yang ditemukan. Perbandingan motivasi belajar IPA ditunjukan pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Perbandingan Motivasi Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

No Kriteria Nilai Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Tinggi ≥ 61 4 17.5 15 65 22 96

2. Rendah < 60 19 82.5 8 35 1 4

Jumlah 23 100 23 100 23 100

Nilai Rata-rata 53 59 71

Berdasarkan Tabel 4.15 perbandingan motivasi belajar IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar dari kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2. Pada kondisi awal, siswa yang memiliki motivasi tinggi atau mencapai Kriteria Motivasi (≥61) hanya berjumlah 4 siswa (17.5%), sementara siswa yang tergolong rendah berjumlah 19 siswa (82.5%).

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1, nampak peningkatan jumlah siswa yang termasuk kriteria motivasi tinggi yaitu dengan jumlah 15 siswa (65%), sedangkan siswa yang termasuk kriteria motivasi rendah berjumlah 8 siswa (35%). Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat diketahui bahwa kriteria motivasi belajar secara klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yaitu mencapai 70% dari total keseluruhan siswa sehingga masih diperlukan perbaikan pada Siklus 2.

Setelah pelaksanaan tindakan pada Siklus 2, jumlah siswa yang termasuk kriteria motivasi tinggi mencapai 96% siswa atau 1 siswa termasuk kriteria motivasi rendah (4%) dari Kriteria Motivasi (≥ 61).

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat diketahui bahwa motivasi belajar secara klasikal telah mencapai atau memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu mencapai 70% dari total keseluruhan siswa. Perbandingan motivasi belajar kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam diagram tabel pada Gambar 4.7 sebagai berikut:

Gambar 4.7

Diagam Batang Kriteria Motivasi Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa nilai motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Perbandingan nilai rata-rata motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Bedono 02 pada kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2 ditunjukan dalam Tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16

Perbandingan Nilai Rata-rata Motivasi Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Hasil Tindakan Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Nilai Rata-rata Motivasi

Belajar IPA

53 59 71

Berdasarkan Tabel 4.16 tentang perbandingan nilai rata-rata motivasi belajar siswa, dapat diketahui terdapat peningkatan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2.

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tinggi 4 15 22 Rendah 19 8 1 0 5 10 15 20 25 Ju m lah Si swa

Pada kondisi awal, nilai rata-rata motivasi belajar siswa hanya mencapai 53. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, nilai rata-rata motivasi belajar siswa meningkat menjadi 59. Dan pada siklus 2 rata-rata motivasi belajar siswa menjadi 71.

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata motivasi belajar siswa juga belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu meningkat minimal 5 dari Kriteria Motivasi ( ≥ 61). Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan melalui pelaksanaan tindakan pada siklus 2.

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2, diketahui bahwa motivasi belajar IPA semakin mengalami peningkatan. Nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada Siklus 2 mencapai 71. Perbandingan nilai rata-rata motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Bedono 02 pada kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2 dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.8

Gambar 4.8

Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Motivasi Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil dokumentasi kondisi awal menunjukkan motivasi belajar siswa masih rendah yaitu kurang dari Kriteria Motivasi ( ≥ 61). Data motivasi

53 59 71 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

belajar siswa yang diperoleh dari angket motivasi pada mata pelajaran IPA pada semester II tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 23 siswa terdapat 19 siswa (82.5%) yang termasuk kriteria motivasi rendah dan hanya 4 siswa (17.50%) yang termasuk kriteria motivasi tinggi dengan rata-rata motivasi 53 atau sedang.

Setelah diberikan tindakan pada siklus 1, diperoleh nilai siswa pada angket motivasi siklus 1 menunjukkan tingkat motivasi belajar telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat motivasi belajar mencapai 65% atau 15 siswa sudah dinyatakan memiliki motivasi tinggi dan masih terdapat 8 siswa (35%) yang memiliki motivasi rendah. Sedangkan untuk rata-rata motivasi belajar mencapai 59 atau sedang.

Di dalam kegiatan pembelajarn siklus 1, masih ada siswa yang bermain sendiri, terutama saat melakukan penelitian. Hal itu disebabkan belum ada sanksi atau penghargaan dari kepada siswa yang melakukan hal yang benar atau salah. Ketika ada siswa yang mengganggu teman yang lain harus diberikan sanksi kepada siswa tersebut.

Menurut Sue Cowley (2011:112) penggunaan sanksi yang konsisten merupakan hal yang paling baik bagi staf dan paling adil bagi siswa.” Dengan adanya sanksi siswa akan merasa takut untuk melanggar sanksi yang ada sehingga siswa akan memilih untuk tidak melanggar sanksi dengan mengikuti pelajaran dengan baik.

Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan motivasi belajar setelah diberikan tindakan pada siklus 1, tetapi belum mencapai ketuntasan sesuai dengan harapan yang hendak dicapai. Sehingga perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya. Dengan memperhatikan refleksi pada siklus 1 untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Hasil tindakan pada siklus 2, diperoleh nilai siswa pada angket motivasi siklus 2 menunjukkan ketuntasan belajar telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Kriteria motivasi tinggi mencapai 96% atau 12 siswa sudah dinyatakan tuntas dan masih terdapat 1 siswa (4%) yang memiliki

motivasi rendah. Sedangkan untuk rata-rata motivasi belajar mencapai 71 atau sangat tinggi.

Di dalam kegiatan pembelajaran siklus 2 sudah diterapkan sanksi kepada siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajarn dengan baik. Hasilnya, pada siklus 2 siswa kondisi pembelajaran siswa sangat kondusif karena siswa tahu sanksi yang siswa dapatkan jika siswa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang guru inginkan.

Menurut Sue Cowley (2011:104), “sanksi memberikan jalan kepada kita untuk membuat siswa tetap mematuhi batasan yang sudah kita tetapkan.” Siswa sudah mematuhi setiap perintah yang guru berikan agar siswa tidak mendapatkan sanksi dari guru.

Tahap yang mempengaruhi motivasi dalam penggunaan model pembelajarn Grup Investigation adalah pada tahap penelitian. Karena pada tahap ini siswa akan dituntut untuk memecahkan masalah secara bekerja dengan anggota kelompok. Siswa dituntut untuk dapat mampu menyampaikan pendapatnya kepada anggota kelompok yang lain. Hal itu akan membuat siswaa merasa dianggap dalam kelompok itu.

Hal itu sesuai dengan tahap perkembangan karakteristik peserta didik SD di kelas 4 menurut Naniek Wardani, dkk (2012:10), “Peserta didik pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama tanpa terikat kepada aturan permainan yang tradisional. ...”

Menurut Slavin (2005:223) mengatakan bahwa:

“Selama tahap ini para siswa, satu demi satu atau secara berpasangan, mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru yang menjadi bagian mereka untuk menciptakan sebuah resolusi atas masalah yang diteliti kelompok.”

Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dirancang yaitu motivasi belajar IPA siswa dapat ditingkatkan dengan menerapakan model pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas IV SDN Bedono 02 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Motivasi siswa pada siklus I yaitu siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi yaitu 3 (13%), tingkat motivasi tinggi 6 siswa (26%), tingkat motivasi sedang 8 siswa (35%), tingkat motivasi rendah yaitu 5 siswa (22%) dan tingkat motivasi sangat rendah yaitu 1 siswa (4%).

Dari hasil ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model Group Investigation pada siklus I adalah 49. Yang berarti tingkat motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang.

Pada siklus II diketahui bahwa tingkat motivasi siswa pada kategori sangat tinggi yaitu 11 siswa (48%), 11 siswa (48%) pada kategori tinggi dan 1 siswa (4%) pada kategori sedang. Dengan hasil ini maka disimpulkan bahwa motivasi siswa pada siklus II adalah 71 yang berarti berada pada kategori sangat tinggi.

Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Ika Ovita (2013) menyimpulkan bahwa Group investigation mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

Juga penelitian yang dilakukan Rutinah (2013) menyimpulkan bahwa penggunaan metode group investigation dapat meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 2 Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Semester II tahun pelajaran 2012/2013.

Tingkat motivasi belajar siswa yang meningkat dari siklus 1 dan siklus 2 ini mendukung pendapat dari Shlomo Sharan (2012:171) “Investigasi Kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar.”

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 37-42)

Dokumen terkait