• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1 Karakteristik Responden

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 81 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 33 40%

Wanita 48 60%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Table 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah wanita dengan presentase sebesar 60% dan pria sebesar 40%.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Presentase

< 20 Tahun 10 12,3%

21 - 25 Tahun 32 39,5%

> 26 Tahun 39 48,2%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas umur dari responden adalah dibawah 20 tahun sebesar 12,3%, 21 tahun sampai 25 tahun tahun sebesar 39,5% dan diatas 26 tahun sebesar 48,2%.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase

Mahasiswa 12 14.81

Pegawai Swasta 17 20.99

Wiraswasta 27 33.33

Dll 25 30.86

Pada tabel 4.3 menunjukan bahwa responden berdasarkan pekerjaan terbagi rata, tetapi yang mendominasi adalah kalangan wiraswasta sebesar 33,33% dan responden yang paling sendikit pada kalangan mahasiswa.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli

Frekuensi Membeli Jumlah Presentase

1 – 2 kali 55 67,9%

> 3 kali 26 32,1%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebesar 67,9% membeli tiket satu sampai dua kali setiap bulan dan 32,1% membeli tiket lebih dari tiga kali.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Daya Tarik Iklan, Frekuensi Iklan dan Keputusan Pembelian

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Daya Tarik Iklan (X1) No. STS TS KS S SS TOTAL F % F % F % F % F % Rata-rata % 1 0 0 0 0 2 2,6 23 28,5 25 67,9 2.75 100 2 0 0 1 1,2 4 4,9 26 32,2 50 61,7 4.54 100 3 1 1,2 11 13,6 17 21 27 33,3 25 30.9 3.79 100 4 0 0 7 8,6 20 24,8 25 30,9 29 35,8 3.94 100 5 5 6,2 11 13,6 7 8,6 17 21 41 50,6 3.96 100 6 0 0 1 1,2 10 12,4 18 22,2 52 64,2 4.49 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah) Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, dari 81 responden, sebanyak 67,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa tertarik dengan endoser dalam iklan Garuda Indonesia Airlines, 28,5% menyatakan setuju, 2,6% menyatakan kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, dari 81 responden, sebanyak 61,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa iklan Garuda Indonesia Airlines mengadung humor, 32,2% menyatakan setuju, 4,9% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut, artinya responden yang tidak setuju Garuda Indonesia mengandung humor dikarenakan iklan Garuda Indonesia yang dominan dilihat oleh responden yaitu iklan Garuda Indonesia yang bekerja sama dengan pemain sepakbola Liverpool Fc.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 81 responden, sebanyak 30,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Garuda Indonesia Airlines memberitahu konsekuensi apabila tidak menggunakan Garuda Indonesia Airlines, 33,3% menyatakan setuju, 21% menyatakan kurang setuju, 13,6% menyatakan tidak setuju, dan 1,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut, responden yang menjawab sangat tidak setuju dikarenakan responden tidak pernah mendengar konsekuensi apabila tidak menggunakan Garuda Indonesia.

4. Pada pernyataan keempat, dari 81 responden, sebanyak 35,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa merasa kecewa jika tidak menggunakan jasa Garuda Indonesia Airlines, 30,9% menyatakan setuju, 24,8% menyatakan kurang setuju, 8,6% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut responden yang menjawab tidak dikarenakan responden memperhitungkan biaya yang diperlukan apabila ingin menaiki Garuda Indonesia.

5. Pada pernyataan kelima, dari 81 responden, sebanyak 50,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa iklan Garuda Indonesia mengadung unsur seksual, 21% menyatakan setuju, 8,6% menyatakan kurang setuju, 13,6% menyatakan tidak setuju, dan 6,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, dari 81 responden, sebanyak 64,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa musik yang digunakan iklan Garuda Indonesia Airlines menarik perhatian konsumen, 22,2% menyatakan setuju, 12,4% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 6,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan responden kurang menyukai musik yang digunakan iklan Garuda Indonesia.

Pada tabel 4.5 jawaban responden terhadap variabel daya tarik iklan (X1) yang paling dominan merupakan pernyataan pertama, dimana sebanyak 67,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa tertarik dengan endoser dalam iklan Garuda Indonesia Airlines, 28,5% menyatakan setuju, 2,6% menyatakan kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat terjadi karena peran pendukung yang ada di dalam iklan Garuda Indonesia Airlines mampu memberi pesan yang ingin di tawarkan oleh Garuda Indonesia Airlines dan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Frekuensi Iklan (X2) No. STS TS KS S SS TOTAL F % F % F % F % F % Rata- rata % 1 0 0 0 0 10 12,4 24 29,6 47 58 4.46 100 2 0 0 2 2,4 14 17,3 25 30,9 40 49,4 4.27 100 3 0 0 3 3,7 14 17,3 31 38,3 33 40,7 4.16 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama dari 81 responden, sebanyak 58% menyatakan sangat setuju bahwa konsumen sering melihat iklan Garuda Indonesia Airlines di berbagai media, 29,6% responden menyatakan setuju, 12,4% responden menyatakan kurang setuju, 0% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua dari 81 responden, sebanyak 49,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa dalam sehari iklan Garuda Indonesia Airlines memiliki intensitas penayangan yang banyak, 30,9% responden menyatakan setuju, 17,3% responden menyatakan kurang setuju, 2,4% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju responden yang menyatakan tidak setuju dikarenakan responden jarang melihat iklan yang ditayangkan televisi.

3. Pada pernyataan ketiga dari 81 responden, sebanyak 40,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa sering melihat iklan Garuda Indonesia Airlines pada waktu prime time (pukul: 19.00 – 22.00), 38,3% responden menyatakan setuju, 17,3% responden menyatakan kurang setuju, 0% responden menyatakan tidak setuju dan 3,7% responden menyatakan sangat

tidak setuju responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan responden pada prime time sedang menjalani aktivitas dan sebagainya.

Pada tabel 4.6 jawaban responden terhadap variabel frekuensi iklan (X2) yang paling dominan merupakan pernyataan pertama, dimana sebanyak 58% menyatakan sangat setuju bahwa konsumen sering melihat iklan Garuda Indonesia Airlines di berbagai media, 29,6% responden menyatakan setuju, 12,4% responden menyatakan kurang setuju, 0% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju. Garuda Indonesia Airlines menggunakan berbagai media untuk menawarkan produknya, selain memiliki frekuensi tinggi di TV Garuda Indonesia juga menawarkan produknya melalui poster dan berbagai event yang di selenggarakan oleh Garuda Indonesia Airlines.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) No. STS TS KS S SS TOTAL F % F % F % F % F % Rata- rata % 1 0 0 2 2,5 10 12,3 15 18,5 54 66,7 4.49 100 2 0 0 0 0 4 5 21 25,9 56 69,1 4.64 100 3 0 0 2 2,5 4 5 26 32,1 49 60,4 4.51 100 4 0 0 1 1,2 15 18,5 26 32,1 39 48,2 4.27 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama dari 81 responden, sebanyak 66,7% menyatakan sangat setuju konsumen mengetahui kebutuhan akan penggunaan jasa penerbangan, 18,5% responden menyatakan setuju, 12,3 responden menyatakan kurang setuju, 2,5% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan konsumen kurang memperhatikan kebutuhan akan

2. Pada pernyataan kedua dari 81 responden, sebanyak 69,1% responden menyatakan sangat setuju konsumen mencari informasi mengenai jasa penerbangan, 25,9% responden menyatakan setuju, 5% responden menyatakan kurang setuju, 0% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju

3. Pada pernyataan ketiga dari 81 responden, sebanyak 60,4% responden menyatakan sangat setuju konsumen mengevaluasi dari berbagai produk jasa penerbangan, 32,1% responden menyatakan setuju, 5% menyatakan kurang setuju, 2,5% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan responden lebih menyukai maskapai penerbangan yang menggunakan promo dari pada Garuda Indonesia yang memberikan kualitas yang tinggi.

4. Pada pernyataan keempat dari 81 responden, sebanyak 48,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa konsumen menggunakan produk jasa penerbangan dengan pilihan atau alternative yang terbaik, 38,1% responden menyatakan setuju, 18,5% responden menyatakan kurang setuju, 1,2% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju alasan responden menjawab tidak setuju dikarenakan responden lebih menyukai maskapai penerbangan yang menggunakan promo dari pada Garuda Indonesia yang memberikan kualitas yang tinggi.

Pada tabel 4.7 jawaban responden terhadap variabel keputusan Pembelian (Y) yang paling dominan merupakan pernyataan kedua, dimana sebanyak 69,1% responden menyatakan sangat setuju konsumen mencari informasi mengenai jasa

penerbangan, 25,9% responden menyatakan setuju, 5% responden menyatakan kurang setuju, 0% responden menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju. Semakin banyaknya jasa penerbangan maka semakin ketat pula persaingan antara penawaran jasa penerbangan sehingga konsumen mencari tahu tentang jasa penerbangan yang ditawarkan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2, dan Gambar 4.3.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Gambar 4.2

Pengujian Normalitas Histogram

Berdasarkan gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melennceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Gambar 4.3

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis

tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.8

Uji Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 81

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,24319580

Most Extreme Differences Absolute ,092

Positive ,044

Negative -,092

Kolmogorov-Smirnov Z ,830

Asymp. Sig. (2-tailed) ,495

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,495, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 0.05. dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu

yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Analisis Grafik

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Gambar 4.4

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Analisis Statistik

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,551 ,875 4,056 ,000 Daya_Tarik_Iklan -,089 ,034 -,304 -2,614 ,011 Frekuensi_iklan -,027 ,054 -,058 -,498 ,620

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 varaibel Independent (Daya tarik iklan dan Frekuensi Iklan) yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependent absolute Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas X1 dan X2 (0,110) dan (0.620) diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05), jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedestisitas.

Dokumen terkait