• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chart Title 120

2. Hasil Analisis Inferensial

Analisis statistika inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II yakni dalam penelitian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: “ Ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan sifat benda pada murid kelas V SDN 112 Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Ada dua cara dalam menyatakan hipotesis-hipotesis, yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Disebut hipotesis nol karena tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan dan

44

tidak ada perbedaan.

Tipe hipotesis lain adalah hipotesis alternatif, hipotesis ini adalah harapan yang berdasarkan teori.

Adapun hipotesis statistic dari penelitian ini yaitu:

H0: µ1 = µ2

Ha: µ1< µ2

Keterangan:

µ1 = rata-rata hasil belajar sebelum diberikan perlakuan

µ2 = rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan

H0 = berlaku jika tidak ada pengaruh model pembelajaran berbasis

masalah terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan sifat benda pada murid kelas V SDN 112 Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Ha=berlaku jika ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah

terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan sifat benda pada murid kelas V SDN 112 Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Uji Hipotesis

45

masalahberpengaruh atau tidak digunakan dalam pembelajaran IPA pada murid kelas V SDN 112 Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

ditinjau dari aspek ketuntasan hasil belajar, maka dilakukan uji-t pada data yang telah diperoleh.

 Langkah pertama membuat tabel penolong untuk mencari nilai t. Data hasil analisis skor pretest dan posstest terhadap pembelajaran IPA murid melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan:

H0diterima apabila thitung < ttabel H1 diterima apabila thitung > ttabel

Menentukan harga t table

Mencari ttable dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan

= 20 – 1 = 19 maka diperoleh t 0,05= 1,729.

Setelah menetukan harga thiung yaitu dan didapat ttabel yaitu 1,729, thitung>ttabel = >1,729.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan analisis data di atas yang menunjukkan perbedaan antara hasil pretest dengan

posttest signifikan maka hipotesis dalam penelitian dapat diterima yaitu

Ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan sifat benda pada murid kelas V SDN

46

112 Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

B. Pembahasan

Timbulnya keinginan seseorang untuk melaksanakan penelitian berawal dari sebuah malasah dan masalah itu terjadi di SDN 112 Belajen. Masalah yang terjadi di SDN 112 Belajen yaitu masih rendahnya hasil belajar IPA murid kelas V, serta tidak menunjukkan benda-benda yang berhubungan dengan materi hanya melalui gambar yang ada pada buku paket tanpa kreatifitas yang diciptakan seperti membuat sebuah media atau menghadirkan sesuatu yang nyata dalam proses pembelajaran. Maka dari itu peneliti harus memberikan sebuah perlakuan di sekolah tersebut dengan menggunakan sebuah model pembelajaran yang cocok diterapkan, selain itu peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan yang diberikan kepada responden agar masalah yang ada bisa teratasi sehingga tujuan pendidikan yang terdapat pada Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab (Sani dan Muhammad, 2016: 5).

Proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan atau menciptakan kualitas lulusan pendidikan. Oleh karna itu hal utama yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih serius adalah menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas sangat

47

ditentukan oleh guru sebagai pengajar yang professional dengan kualifikasi sebagaimana yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang gutu dan dosen, penggunaan model pembelajaran yang menarik dan bervariasi, perilaku belajar

48

peserta didik, dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mendukung proses belajar itu sendiri.

Penjelas berupa gambar sederhana di papan tulis serta keterangan yang bersifat verbal belum dapat menghasilkan pemahaman yang komprehensif sehingga perlu adanya pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendekatan pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran selain model mengajar, kedua unsur ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu model mengajar tertentu akan mempengaruhi pendekatan pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, adapun model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis masalah yang mana kita menggunakan media langsung (nyata) sehingga siswa memiliki pegetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (transfer) dari satu permasalahan ke lainnya (Shoimin, 2016: 41).

Karakteristik pembelajaran berbasis memberikan kelebihan (keunggulan)disbanding dengan model pembelajaran lainnya. Kenunggulan itu di antaranya: (1) murid lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut; (2) melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir murid yang lebih tinggi; (3) pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki sehingga pembelajaran lebih bermakna; (4) murid dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata; (5) menjadikan murid lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap social yang positif dalam

49

belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya, sehungga pencapaian dan ketuntasan belajar murid dapat diharapkan(Trianto, 2013: 68)

Keberhasilan model pembelajaran berbasis masalah sangat tergantung pada ketersediaan sumber belajar bagi murid, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan.Menurut adanya perlengkapan praktikum, memerlukan waktu yang cukup apalagi data harus diperoleh dari lapangan, serta kemampuan guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah.

Selain kelebihan, pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah menurut Sanjaya (2008: 221) yaitu (1) manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasakan enggan untuk mencoba; (2) keberhasilan pembelajaran melalui problem-based-learning ini membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; (3) tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada murid.Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu murid untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual (Ibrahim dan Nur, 2000: 7).

50

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan, perbedaan antara hasil pretest dan posttest signifikan. Hal ini terlihat dimana thitung>ttabel = >1,729 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yakni Ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan sifat benda pada murid kelas V SDN 112 Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA, mununjukkan bukti-bukti keefektifannya untuk meningkatkan prestasi belajar IPA. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barrows yang dik,utif oleh Arnyana,(2006) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat memperluas dan memperbaiki pengetahuan murid. Murid yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah akan menjadikan mereka sebagai murid yang mandiri dengan rasa keinginahuannya. Penelitian Rodiyah (2009) menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah meningkatkan hasil belajar IPA murid hingga mencapai 74% sedangkan penelitian Triwahyuningsih (2009) menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar murid hingga mencapai tingkat penguasaan 80,3%.

51

n IPA 48

Dokumen terkait