• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

5. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah telah dikenal sejak zaman John Dewey yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada murid situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

18

penyelidikan.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi.Pembelajaran ini membantu murid untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks, Ratumanan (Trianto,2002: 64).

Menurut Arends (Trianto,1997:64), pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana murid mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan Inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri

Pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik memperoleh pengetahuan Duch (Shomin, 2016:130)

Sanjaya (2013: 213) Menyatakan, Pembelajarn berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah.

19

Berdasarkan teori yang dikembangkan Borrow,Min Liu (Shoimin,2016:130) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu: 1. Learning is student-centered. Proses dalam PBL lebih

menitikberatkan kepada murid seabagai orang belajar. Oleh karna itu PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana murid didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

2. Authentic problems form the organizing focus for learning. masalah yang disajikan kepada murid adalah masalah yang otentik sehingga murid mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

3. New information is acquired through self-directed learning.dalam proses pemecahan masalah mungkin saja murid

belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratannya sehingga murid berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya.

4. Learning occurs in small groups. Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PMB dilakukan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.

5. Teachers act as facilitators. Guru hanya berperan sebagai fasilitator.

20

aktivitas murid dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Kelebihan

a) Murid didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata

b) Murid memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivas belajar.

c) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh murid.hal ini mengurangi beban murid dengan menghafal dan menyimpan informasi.

d) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok. e) Murid memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya

sendiri.

f) Murid memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dan kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

g) Kesulitan belajar murid secara individual dapat diatasi

melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching 2. Kekurangan

a) PMB tidak diterapkan untuk setiap materi pelajaran. Ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PMB

21

lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.

b) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman murid yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas, Shoimin (2016: 132)

d. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan murid dalam suatu kegiatan.Pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 langkah yang dimulai dengan guru memperkenalkan murid dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja murid. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarka langkah-langkah pada tabel berikut:

Sintaks pengajaran berbasis masalah

Tahap Tingkah laku guru

Tahap – 1 Orientasi murid pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah, memotivasi murid untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah.

22

Tahap – 2

Mengorganisasikan murid untuk belajar

Guru membantu murid untuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

tersebut. Tahap – 3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong murid untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap – 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu murid dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan serta membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan temannya. Tahap – 5

Menganalisisdan

Guru membantu murid untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka

(Sumber: Ibrahim & Nur, 2000: 13)

e. Manfaat Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran nerdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada murid. Pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu murid mengembangkan kemampuan befikir, pemecahan masalah,

pemecahan masalah proses mengevaluasi

23

dan keterampilan intelektual Ibrahim (Trianto, 2000: 71)

Menurut Sudjana, Manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para murid merumuskan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku,tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.

f. Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Triyana menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara murid yang belajar melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan murid yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata yang diperoleh antara murid yang belajar melalui model pembelajaran berbasis masalah yaitu sebesar 77,48 dan murid yang belajar melalui pembelajaran konvensional yaitu sebesar 69,78. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPA murid kelas V SD Gugus IV Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014. b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kd. Mahendra menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA antara murid yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan murid yang diajar

24

menggunakan pembelajaran konvensional. Jadi, model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada murid kelas V SD di gugus XV Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014.

Dokumen terkait