• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, total kuesioner yang tersebar sebanyak 70 eksemplar. Kueosioner yang terkumpul sebanyak 52 eksemplar dan yang tidak terkumpul sebanyak 18 eksemplar. Kuesioner ini sebelum disebarkan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya dan diperoleh hasil semuanya valid dan reliabel, sehingga selanjutnya bisa digunakan untuk penelitian.

Sebelum data dianalisis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah analisis deskripsi data ketepatan penggunaan metode mengajar dosen (X1), motivasi belajar

(X2) dan lingkungan belajar (X3). Bentuk dari pendeskripsian data tersebut

menggunakan daftar tabulasi distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Penilaian masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II sebagai berikut :

1. Ketepatan Penggunaan Metode Mengajar Dosen

Instrumen tersebut secara teoritis mempunyai rentang skor antara 6 sampai dengan 24. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 22 dan skor terendah sebesar 12. Mean, median dan modus instrument ketepatan penggunaan metode mengajar dosen sebesar 18, 20,42, 19,7. Perbandingan antara mean dan median yaitu 18 < 20,42. Karena mean lebih kecil dari pada median, maka diperoleh kecenderungan yang rendah antara variabel bebas (ketepatan penggunaan metode mengajar dosen) terhadap variabel terikatnya (prestasi belajar mahasiswa). Standar Deviasi sebesar 15,49 menunjukkan bahwa hasil data instrumen ketepatan penggunaan metode mengajar dosen dari responden

ke responden bervariasi sebesar 15,49 dari hasil rata-rata 52 responden sebesar 18,73.

Penilaian ketepatan penggunaan metode mengajar dosen dapat diketahui dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut :

Tabel 4.1

Pedoman PAP Ketepatan Penggunaan Metode Mengajar Dosen

Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan Variabel

21 – 24 18 – 20 16 – 17 14 - 15 Dibawah 14 11 21 9 5 6 21,2% 40,4% 17,3% 9,6% 11,5% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah 52 100%

Dengan melihat table penilaian ketepatan penggunaan metode mengajar dosen diatas dapat dijelaskan bahwa kategori sangat tinggi ada 21,2%, kategori tinggi ada 40,4%, kategori cukup ada 17,3%, kategori rendah ada 9,6% dan kategori sangat rendah ada 11,5%. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ketepatan penggunaan metode mengajar dosen pada mahasiswa angkatan 2007 program studi pendidikan akuntansi termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sebagian besar variabel ketepatan penggunaan metode mengajar dosen terletak pada kategori tinggi.

2. Motivasi Belajar

Instrumen tersebut secara teoritis mempunyai rentang skor antara 17 sampai dengan 68. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 68 dan skor terendah sebesar 45. Mean, median dan modus instrument motivasi belajar sebesar 55,06, 45,7, 51. Perbandingan antara mean dan median

yaitu 55,06 > 45,7. Karena mean lebih besar dari pada median, maka diperoleh kecenderungan yang tinggi antara variabel bebas (motivasi belajar) terhadap variabel terikatnya (prestasi belajar mahasiswa). Standar Deviasi sebesar 6,09 menunjukkan bahwa hasil data instrumen ketepatan penggunaan metode mengajar dosen dari responden ke responden bervariasi sebesar 6,09 dari hasil rata-rata 52 responden sebesar 55,06.

Penilaian motivasi belajar dapat diketahui dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut :

Tabel 4.2

Pedoman PAP Motivasi Belajar

Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan Variabel

58 – 68 51 – 57 46 – 50 40 – 45 Dibawah 40 17 21 13 1 0 32,7% 40,4% 25% 1,9% 0% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah 52 100%

Dengan melihat tabel penilaian motivasi belajar diatas dapat dijelaskan bahwa kategori sangat tinggi ada 32,7%, kategori tinggi ada 40,4%, kategori cukup ada 25%, kategori rendah ada 1,9% dan kategori sangat rendah ada 0%. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar pada mahasiswa angkatan 2007 program studi pendidikan akuntansi termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sebagian besar variabel motivasi belajar terletak pada kategori tinggi.

3. Lingkungan Belajar

Instrumen tersebut secara teoritis mempunyai rentang skor antara 21 sampai dengan 84. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 84 dan skor terendah sebesar 56. Mean, median dan modus instrument lingkungan belajar sebesar 66,81, 53,5, 61. Perbandingan antara mean dan median yaitu 66,81> 53,5. Karena mean lebih besar dari pada median, maka diperoleh kecenderungan yang tinggi antara variabel bebas (lingkungan belajar) terhadap variabel terikatnya (prestasi belajar mahasiswa). Standar Deviasi sebesar 9,44 menunjukkan bahwa hasil data instrumen lingkungan belajar dari responden ke responden bervariasi sebesar 9,44 dari hasil rata-rata 52 responden sebesar 66,81.

Penilaian lingkungan belajar dapat diketahui dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut :

Tabel 4.3

Pedoman PAP Lingkungan Belajar

Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan Variabel

72 – 84 63 – 71 56 – 62 50 – 55 Dibawah 50 15 18 19 0 0 28,9% 34,6% 36,5% 0% 0% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah 52 100%

Dengan melihat tabel penilaian lingkungan belajar diatas dapat dijelaskan bahwa kategori sangat tinggi ada 28,9%, kategori tinggi ada 34,6%, kategori cukup ada 36,5%, kategori rendah ada 0% dan kategori sangat rendah ada 0%. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar pada mahasiswa angkatan 2007 program studi pendidikan akuntansi

termasuk dalam kategori cukup. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sebagian besar variabel lingkungan belajar terletak pada kategori cukup.

4. Prestasi Belajar Mahasiswa

Instrumen tersebut secara teoritis mempunyai rentang skor antara 1,00 sampai dengan 4,00. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 3,71 dan skor terendah sebesar 1,86. Mean, median dan modus instrument prestasi belajar sebesar 2,745, 2,709, 2,722. Perbandingan antara mean dan median yaitu 2,745 > 2,709. Karena mean lebih besar dari pada median, maka diperoleh kecenderungan yang tinggi. Standar Deviasi sebesar 0,418 menunjukkan bahwa hasil data instrumen lingkungan belajar dari responden ke responden bervariasi sebesar 0,418 dari hasil rata-rata 52 responden sebesar 2,745.

Penilaian lingkungan belajar dapat diketahui dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut :

Tabel 4.4

Pedoman PAP Prestasi Belajar

Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan Variabel

3,43 – 3,71 2,98 – 3,42 2,68 – 2,97 2,38 – 2,67 Dibawah 2,38 5 12 10 14 11 9,6% 23,1% 19,2% 26,9% 21,2% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah 52 100%

Dengan melihat tabel penilaian prestasi belajar diatas dapat dijelaskan bahwa kategori sangat tinggi ada 9,6%, kategori tinggi ada 23,1%, kategori cukup ada 19,2%, kategori rendah ada 26,9% dan kategori sangat rendah ada 21,2%. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

pada mahasiswa angkatan 2007 program studi pendidikan akuntansi termasuk dalam kategori rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sebagian besar variabel prestasi belajar terletak pada kategori rendah.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis dalam penelitian ini dimaksudkan atau bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang didapat berdasarkan data empiris telah memenuhi asumsi-asumsi yang mendasarinya. Pengujian persyaratan analisis menggunakan pengujian normalitas.

Pengujian terhadap normalitas data dilakukan dengan metode Kolmogorov- Smirnov. Pemilihan penggunaan metode ini didasarkan pada pertimbangan: (1) dapat dilakukan dengan cepat dengan bantuan program SPSS 15.0, dan (2) memberikan hasil uji yang lebih pasti karena menggunakan nilai statistik bukan secara grafis.

Menurut metode Kolmogorov-Smirnov, jika nilai statistik χ2 (chi square) tidak signifikan, maka data yang sedang diuji memiliki distribusi normal. Pengujian signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai probability value (p) dengan tingkat signifikansi yang digunakan peneliti (α). Dalam pengujian ini digunakan nilai

α=5% atau 0,05; sedangkan nilai probability value (p) didapat dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 15.0. Pengujian secara konvensional juga dapat dilakukan, yaitu dengan membandingkan nilai statistik χ2 atau sering disebut χ2hitung dengan nilai statistik χ2 kritis atau sering disebut χ2tabel. Jika nilai χ2hitung<χ2tabel maka nilai statistik χ2 tidak signifikan, yang berarti data yang diuji memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan cara yang pertama, karena tidak memerlukan pembacaan tabel; karena nilai probability value (p) dapat dibaca langsung dari printout SPSS 15.0.

Hasil uji normalitas terhadap masing-masing variabel penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

Dengan Metode Kolmogorov-Smirnov

Variabel Statistik χ² Probability Value ( p ) Tingkat Signifikansi ( α )

Prestasi Belajar (Y) 0,710 0,694 0,05

Ketepatan Metode Mengajar (X1) 0,980 0,292 0,05

Motivasi Belajar (X2) 0,723 0,620 0,05

Lingkungan Belajar (X3) 1,093 0,183 0,05

Variabel prestasi belajar (Y) memiliki nilai statistik χ²=0,710 dengan nilai probability value p=0,694. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05; maka nilai p(0,694)>α(0,05), sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik

χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel prestasi belajar (Y) adalah normal.

Variabel ketepatan metode mengajar dosen (X1) memiliki nilai statistik

χ²=0,980 dengan nilai probability value p=0,292. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05; maka nilai p(0,292)>α(0,05), sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel ketepatan metode mengajar dosen (X1) adalah normal.

Variabel motivasi belajar (X2) memiliki nilai statistik χ²=0,723 dengan nilai probability value p=0,620. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05; maka nilai p(0,620)>α(0,05), sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik

χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel motivasi belajar (X2) adalah normal.

Variabel lingkungan belajar (X3) memiliki nilai statistik χ²=1,093 dengan nilai probability value p=0,183. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05; maka nilai p(0,183)>α(0,05), sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik

χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel lingkungan belajar (X3) adalah normal.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Penelitian ini mengandung tiga hipotesis yaitu: (1) Hipotesis mengenai adanya hubungan antara ketepatan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) Hipotesis mengenai adanya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan (3) Hipotesis mengenai adanya hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Pengujian terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dengan tiga variabel bebas yaitu: ketepatan metode mengajar dosen (X1), motivasi belajar (X2) dan prestasi belajar (X3); di mana variabel terikatnya adalah prestasi belajar (Y).

Hasil analisis korelasi product moment untuk masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Korelasi Product Moment Antara Variabel Bebas dengan Variabel Prestasi Belajar Variabel Bebas Koefisien korelasi (rxy) Probability Value ( p ) Tingkat Signifikansi ( α )

Ketepatan Metode Mengajar (X1) 0,694 0,000 0,05

Motivasi Belajar (X2) 0,666 0,000 0,05

Lingkungan Belajar (X3) 0,705 0,000 0,05

1. Hubungan antara Ketepatan Penggunaan Metode Mengajar Dosen (X1) dengan

Prestasi Belajar (Y).

Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment antara ketepatan penggunaan metode mengajar dosen (X1) dengan prestasi belajar (Y), diperoleh nilai korelasi sebesar rx1y=0,694 dengan p=0,000. Pada pengujian dengan tingkat signifikansi α=0,05 maka nilai p(0,000)<α=0,05; yang berarti korelasi atau hubungan tersebut signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis pertama penelitian ini diterima kebenarannya di mana, hubungan antara ketepatan penggunaan metode mengajar dosen (X1) dengan prestasi belajar (Y) signifikan bersifat positif. Hal ini berarti semakin tepat penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh para dosen, maka prestasi belajar mahasiswa cenderung akan meningkat.

Implikasi dari hasil pengujian hipotesisnya ini adalah pentingnya para dosen menggunakan metode yang tepat dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kampus. Penggunaan metode mengajar yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

2. Hubungan antara Motivasi Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y).

Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y), diperoleh nilai korelasi sebesar rx2y=0,666 dengan

p=0,000. Pada pengujian dengan tingkat signifikansi α=0,05 maka nilai

p(0,000)<α=0,05; yang berarti korelasi atau hubungan tersebut signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis kedua penelitian ini diterima kebenarannya di mana, hubungan antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) signifikan bersifat positif. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka prestasi belajar mahasiswa cenderung akan meningkat.

Implikasi dari hasil pengujian hipotesisnya ini adalah pentingnya para dosen memberikan motivasi kepada para mahasiswa agar motivasi belajarnya meningkat karena peningkatan motivasi belajar cenderung akan menghasilkan peningkatan prestasi belajar.

3. Hubungan antara Lingkungan Belajar (X3) dengan Prestasi Belajar (Y).

Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment antara lingkungan belajar (X3) dengan prestasi belajar (Y), diperoleh nilai korelasi sebesar rx3y=0,705 dengan

p=0,000. Pada pengujian dengan tingkat signifikansi α=0,05 maka nilai

p(0,000)<α=0,05; yang berarti korelasi atau hubungan tersebut signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis ketiga penelitian ini diterima kebenarannya di mana, hubungan antara lingkungan belajar (X3) dengan prestasi belajar (Y) signifikan dan bersifat positif. Hal ini berarti semakin baik motivasi belajar maka prestasi belajar mahasiswa cenderung akan meningkat.

Implikasi dari hasil pengujian hipotesisnya ini adalah pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mahasiswa bisa belajar dengan baik. Hal ini disebabkan lingkungan belajar yang kondusif cenderung akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Selain hubungan secara parsial, melalui uji F dapat diketahui hubungan simultan/serentak/bersama-sama dari ketiga variabel bebas yaitu ketepatan penggunaan metode mengajar yang digunakan dosen, motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh besarnya nilai statistik F adalah 28,358 dengan p=0,000. Pada pengujian dengan tingkat signifikansi

α=0,05 maka nilai p(0,000)<α=0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa statistik F tersebut signifikan. Oleh karena statistik F signifikan, maka hubungan

simultan/serentak/bersama-sama dari ketiga variabel bebas yaitu ketepatan penggunaan metode mengajar yang digunakan dosen, motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar signifikan.

Besarnya hubungan dari ketiga variabel bebas yaitu ketepatan penggunaan metode mengajar yang digunakan dosen, motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar dapat diketahui dari besarnya nilai keofisien determinasi (R²). Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai R²=0,639 atau 63,9%; hal ini dapat diinterpretasikan bahwa 63,9% varian prestasi belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh ketepatan penggunaan metode mengajar yang digunakan dosen, motivasi belajar dan lingkungan belajar; sedangkan 36,1% sisanya disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak tercakup dalam model regresi; misalnya: motivasi untuk cepat bekerja, motivasi untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kelengkapan sarana dan prasarana belajar, dan lain-lain.

Hubungan bersama dari ketiga variabel bebas yaitu sebesar 63,9% tersebut merupakan akumulasi dari kontribusi atau sumbangan hubungan masing-masing variabel bebas. Besarnya sumbangan hubungan masing-masing variabel bebas dapat diketahui dari besarnya nilai sumbangan efektif masing-masing variabel bebas.

Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif:

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh hasil sebagai berikut;

Tabel 4.7

Hasil Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi (b) thitung Probability Value ( p ) Konstanta -0.349

Ketepatan Metode Mengajar (X1) 0.048 2,883 0,006

Motivasi Belajar (X2) 0.020 2,398 0,020

Lingkungan Belajar (X3) 0.018 2,488 0,016

R² = 0,639; F=28.358; p=0.000

Sumbangan efektif ketepatan penggunaan metode mengajar yang digunakan dosen sebesar SE%1=23,17%; sumbangan efektif motivasi belajar sebesar SE%2=18,66%; dan sumbangan efektif lingkungan belajar sebesar SE%3=22,07%. Berdasarkan nilai sumbangan efektif masing-masing variabel bebas, tampak bahwa ketepatan penggunaan metode mengajar memiliki sumbangan efektif paling besar dibanding sumbangan efektif motivasi belajar dan lingkungan belajar.

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara ketepatan penggunaan metode mengajar yang digunakan dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis korelasi product moment dimana besarnya rx1y=0,694; p=0,000<0,05.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode mengajar yang tepat akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

2. Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara motivasi belajar

mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis korelasi product moment dimana besarnya rx2y=0,666; p=0,000<0,05. Dengan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya motivasi belajar akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

3. Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil korelasi product moment dimana besarnya rx3y=0,705; p=0,000<0,05.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang baik akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

B. Keterbatasan Hasil Penelitian

Keterbatasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak memiliki tingkat generalisasi yang tinggi, maksudnya, hasil penelitian ini belum tentu berlaku untuk waktu dan atau tempat yang berbeda; hal ini disebabkan penelitian ini hanya bersifat studi kasus yang hanya menggunakan kondisi di Universitas Sanata Dharma. Jadi, meskipun tempat penelitiannya tetap di USD tetapi

waktunya atau tahunnya lain, mungkin hasilnya juga lain; atau waktunya sama tetapi lokasinya berlainan katakan di UNY, mungkin juga hasilnya tidak sama.

2. Variabel penentu prestasi belajar mahasiswa yang diteliti hanya tiga buah saja; padahal dalam dunia yang nyata suatu fenomena sosial umumnya ditentukan oleh banyak faktor antara lain : faktor sosial ekonomi keluarga, mutu pendidikan, pergaulan sosial, dan faktor sosial lainnya.

C. Saran

1. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara ketepatan penggunaan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Sehubungan dengan hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada para dosen untuk :

a) Mengenal karakteristik mahasiswa

b) Mencari dan menggunakan metode mengajar yang menarik yang disesuaikan

dengan situasi dan keadaan

c) Memiliki variasi gaya mengajar sehingga mahasiswa tidak bosan dalam

belajar

d) Memilih metode yang menuntut keaktifan dan keantusiasan mahasiswa

e) Menggunakan metode yang tidak terkesan mengejar materi tetapi metode yang menuntut pemahaman mahasiswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

2. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Sehubungan dengan hasil penelitian ini peneliti menyarankan agar motivasi belajar ditingkatkan. Untuk mendapatkan prestasi yang baik seseorang harus memiliki motivasi atau

dorongan yang kuat baik dari dalam dirinya sendiri maupun dorongan dari orang lain. Oleh karena itu disarankan untuk meningkatkan motivasi belajar Misalnya kemauan untuk belajar mandiri, rajin mengikuti pelajaran, belajar secara teratur dan terjadwal, meningkatkan keinginan untuk menguasai materi, dan sebagainya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Hasil penelitian ketiga menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Sehubungan dengan hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada pihak keluarga, pihak kampus maupun masyarakat sekitar untuk bersikap aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan bantuan sarana dan prasarana sehingga mahasiswa merasa nyaman dalam belajar sehingga dapat mendorong proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

85

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Hamalik oemar. 1982. Metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar. Bandung, Tarsito.

Indarti, Susana. 2006. “Pengaruh Lingkungan Belajar, Kemandirian Belajar dan Jumlah Jam Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Yogyakarta, FKIP Universitas Sanata Dharma.

Lasmintorini, Fransisca. 2005. “Hubungan Antara Presepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Disiplin Siswa dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi”. Yogyakarta, FKIP Universitas Sanata Dharma.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta, Penerbit Kanisius.

Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi pendidikan. Bandung, PT. Remaja Karya. Sriyon, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT.Rajawali.

Sardiman, A.M. 2002. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT.Rajawali.

Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung, PT.Transito. Suharsimi Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke Cipta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineke Cipta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung, CV. Alfabeta. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung, CV. Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, CV. Alfabeta. Supranto. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke-6, Jakarta. Erlangga.

Surakhmad Winarmo. 1976. Metodologi Pengajaran Nasional. jemmars. Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta. PT.Dunia pustaka Jaya.

Ulihbukit S, Dkk. 1979. Metodologi Pengajaran. Salatiga. CV. Saudara. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT. Gramedia.

http://parenting.pustaka-lebah.com/?p=30. Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar http://media.diknas.go.id/media/document/5302.pdf. Penerapan metode Belajar Aktif Sebagai upaya Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas 6 http://agungprudent.wordpress.com/2008/12/22/macam-macam-metode- pembelajaran http://ktiptk.blogspirit.com/archive/ / / /tgt.html.TGT  http://ipotes.wordpress.com/ / / /pendekatan‐kontekstual‐ atau‐contextual‐teaching‐and‐learning‐ctl/  http://pembelajaranguru.wordpress.com/ / / /pembelajaran‐ kontekstual‐hakekat/ 

LAMPIRAN I

Dokumen terkait