• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil belajar aspek psikomotor dengan angket, kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL pada tes awal memiliki rerata 59,9 dan tes akhir 73,6 (lihat lampiran 15 halaman 315) keefektifan 67,5%, sedangkan kelas baseline pada tes

awal memiliki rerata 57,8 dan tes akhir rerata 64,4 keefektifan 32,5%. Selisih tes awal dan tes akhir kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL sebesar 13,7 sedangkan kelas baseline sebesar 6,6 (lihat lampiran 16 halaman 321). Perhatikan Gambar 4.20.

Hasil lembar observasi selama pembelajaran, kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL memiliki rerata 52 pada materi rangka, materi persendian 62, rerata 70 pada materi otot, dan 78 pada materi penyakit/gangguan sistem gerak

Gambar 4.20. Histogram Perbandingan Rerata Aspek Psikomotor antara Kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL dan Baseline

manusia. Sedangkan pada kelas baseline memiliki rerata 45 pada materi rangka, rerata 54 pada materi persendian, rerata 62 pada materi otot, dan memiliki rerata 71 pada materi penyakit/gangguan sistem gerak manusia. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Budiningsih (2005) bahwa lingkungan siswa yang demokratis memberi kebebasan melakukan pilihan tindakan belajar dan mendorongnya terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, sehingga dapat memacu kegiatan kreatif-produktif. Siswa akan melakukan kegiatan yang mengaktifkan aktivitas

59.9 73.6 57.8 65.3 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Psikomotor awal Psikomotor akhir

GDL Baseline Nilai

Tabel 4.5. Rerata Aspek Psikomotor pada Setiap Pertemuan

Kelas Rangka Persendian Otot Penyakit/gangguan

pada sistem gerak

Modul GDL 52 62 70 78

Baseline 45 54 62 71

Penelitian ini sependapat dengan penelitian Borthick dan Jones et al (2000), bahwa model penemuan menuntut siswa belajar mengenal suatu masalah, karakteristik dari solusi, mencari informasi yang relevan, membangun strategi untuk mencari solusi, dan melaksanakan strategi yang dipilih. Model penemuan membiasakan siswa dalam memecahkan masalah. Perbandingan diantara keduanya dapat diamati pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21. Histogram Perbandingan rerata Aspek Psikomotor selama Proses Pembelajaran

Kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL menuntut keaktifan siswa, memotivasi siswa menjadi lebih aktif sehingga terjadi peningkatan rerata aspek psikomotor. Louis Alfieri et al (2011), pembelajaran penemuan terbimbing merupakan bentuk bimbingan instruksional untuk membantu siswa belajar, merespon kemajuan siswa melalui bimbingan guru.

52 62 70 78 45 54 62 71 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Rangka Sendi Otot Penyakit

GDL baseline Nilai

Lembar observasi untuk menilai saat siswa mengkomunikasikan hasil diskusi/penyelidikan meliputi merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

merencanakan prosedur percobaan, melakukan pengamatan/pengukuran,

melakukan analisis data dan menyimpulkan, penguasaan konsep sains, penampilan presenter, dan tayangan presentasi. Aspek psikomotor tidak bisa dikendalikan oleh guru tetapi oleh siswa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Wenning (2009) perbedaan antara pelajaran dan laboratorium (kegiatan praktikum), guru sebagian besar akan mengendalikan pelajaran sedangkan pada saat kegiatan praktikum sebagian besar dikendalikan oleh siswa. Aspek psikomotor (keterampilan siswa) akan nampak pada pembelajaran di laboratorium atau kegiatan praktikum.

B. Pembahasan

Produk modul yang dihasilkan berupa modul siswa dan modul guru. Modul siswa dilengkapi dengan sintaks GDL, siswa dipandu melakukan kegiatan

mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan. Modul GDL membimbing siswa untuk menemukan konsep/teori yang baru bagi siswa, memotivasi siswa untuk melakukan penyelidikan dengan bimbingan petunjuk dalam modul. Modul guru memuat petunjuk bagi guru untuk mengkonfirmasi konsep/teori, dilengkapi dengan kunci jawaban dari modul siswa, dilengkapi dengan lembar penilaian aspek afektif dan psikomotor.

Modul GDL digunakan pada pembelajaran IPA, Wenning (2005) menyatakan bahwa pembelajaran IPA (Sains) disebut sebagai "penyelidikan berorientasi"

ilmiah: mengidentifikasi pertanyaan, konsep yang membimbing penyelidikan ilmiah, melakukan investigasi ilmiah, penggunaan teknologi, dan komunikasi. Siswa merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah menggunakan logika dan bukti, menganalisis, dan mengkomunikasikan serta mempertahankan argumentasi ilmiah. Modul IPA berbasis GDL sesuai dengan pembelajaran Sains sependapat dengan Wenning, kegiatan pembelajaran mengacu pada penyelidikan berorientasi kegiatan sehingga siswa melakukan penyelidikan ilmiah.

Pengembangan modul IPA berbasis GDL divalidasi oleh ahli validasi, dan pengguna produk. Hasil divalidasi oleh ahli materi dengan nilai 96 (sangat baik), dan ahli modul dengan nilai 91 (sangat baik). Modul GDL dinyatakan layak untuk digunakan (diimplementasikan) di sekolah.

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2000) bahwa hasil belajar merupakan hasil interaksi dari tindak belajar dan mengajar, hasil belajar meliputi kognitif, afektif dan psikomotor. Senada dengan Purwanto (2013), hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dan bersifat aktual. Sependapat dengan Winkel (2009), hasil belajar adalah perubahan yang melibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sependapat dengan Sudjana (2009) hasil belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar yaitu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan peubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor..

Keefektifan diperoleh dari selisih rerata nilai tes awal dan tes akhir dibagi dengan penjumlahan selisih kelas modul GDL dan kelas baseline dikalikan 100 %. Kelas dengan penggunaan modul GDL aspek kognitif keefektifan sebesar 59,6%, aspek afektif keefektifan 72%, dan aspek psikomotor keefektifan 67,5%. Kelas

baseline aspek kognitif keefektifan 40,4%, aspek afektif keefektifan 27,9%, dan

aspek psikomotor keefektifan 32,5%. Keefektifan bisa juga dilihat dari pencapaian rerata tes akhir melebihi KKM sebesar 70. Hal ini membuktikan bahwa modul GDL lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian pengembangan modul GDL untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding kelas baseline. Senada dengan Balim et al (2009), hasil pembelajaran model GDL memiliki prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas konvensional. Senada dengan Gijler et al (2005) menunjukkan bahwa model GDL yang didasarkan pada pendekatan konstruktivis, memiliki efek positif pada prestasi belajar siswa. Senada dengan Udo, Mfon Effiong et al (2007), bahwa penemuan terbimbing adalah yang paling efektif diikuti oleh demonstrasi yang berpusat pada siswa. Penelitian senada Akanmu, M. Alex et al (2013) menunjukkan bahwa kelas eksperimen pembelajaran dengan model penemuan terbimbing memiliki prestasi lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

Aspek afektif dan aspek psiokomotor kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL memiliki nilai rerata lebih tinggi dibanding dengan kelas baseline. Senada dengan Papert (2000), bahwa belajar adalah aktif bukan pasif, berbasis proses bukan berbasis fakta. Belajar penemuan (GDL) dapat difasilitasi melalui

berbagai strategi, siswa aktif mencari pengetahuan baru . Siswa terlibat dalam hand

on (keterampilan atau aspek psikomotor) pada masalah nyata dan membutuhkan

solusi. Aspek afektif yang meningkat pada kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL senada dengan Duffy (2009) yang menunjukkan bahwa motivasi siswa akan meningkat melalui pembelajaran penemuan terbimbing.

Pembelajaran pada kelas dengan penggunaan modul berbasis GDL dilakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan sintaks. Lembar observasi mencakup indikator pembelajaran dirumuskan secara rinci dan operasional, pendekatan berpusat pada siswa (adanya interaksi antara guru dan siswa), KBM sesuai dengan RPP, menghubungkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, guru menggunakan bahasa yang komunikastif, alokasi waktu, dan penilaian yang dilakukan. Semua sintaks GDL terlaksana dengan baik (lihat lampiran 17 halaman 327).

Dokumen terkait