• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar

Dalam dokumen BAB II KERANGKA TEORITIES - BAB II (Halaman 51-64)

Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman.63

Adapun Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang bersifat relatif, menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.64

Menurut Muhibbin Syah bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

63

Depdikbud, Kamus..., op.cit., h. 13.

64

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), h.80.

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.65

Sedangkan, menurut HM. Arifin, belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menganggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan.66 Jadi suatu kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru merupakan suatu hasil dari pembelajaran.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengemukakan bahwa belajar menurut pengertian psikologi merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.67 Perubahan tingkah laku dalam memenuhi semua kebutuhan hidup seseorang merupakan hasil dari belajar

Kemudian Abdur Rachman Abror, menyimpulkan bahwa, belajar menimbulkan suatu perubahan (dalam arti tingkah laku, kapasitas) yang relatif tetap. Perubahan ini pada pokoknya, membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan

65

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 64.

66

M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h.172.

67

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1991), h.121

belajar. Dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha atau praktek yang disengaja atau diperkuat.68

Selain itu, Nana Sujana berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan di mana perubahan tersebut dapat menunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan, pemahaman setiap tingkah laku, kecakapan atau kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain yang ada pada individu.69

Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan kontinyu pada seseorang hingga akan mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan, artinya perubahan yang senantiasa bertambah baik, baik itu keterampilannya, kemampuannya ataupun sikapnya sebagai hasil belajar.

Adapun pengertian hasil belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, hasil belajar adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha.70 Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa melalui usaha (pengalaman dan latihan) dalam mempelajari pokok bahasan tertentu yang dialami atau dirancang. Keberhasilan dalam

68

Abdur Rachman Abror, Psikologi Pendidikan (Yogya: Tiara Wacana, 1993), h. 67.

69

Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), h. 28.

70

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.op.cit., h. 342.

proses belajar pengajaran banyak dipengaruhi oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran, dan variable lingkungan sarana yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran.

Hasil belajar menurut Abdurrahman adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah malalui kegiatan belajar.71 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang menetap. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. 72 Hasil belajar diperoleh dengan melakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan ketrampilan.

Berdasarkan pengertian hasil dan belajar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil suatu proses aktifitas belajar yang membawa perubahan tingkah laku pada diri

71

Hamsah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan

(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), cet. XII, h. 14.

72

siswa tersebut (seseorang). Perubahan tersebut meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, kemudian aspek-aspek tersebut dievaluasikan dan diaktualisasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku raport.

Jadi seseorang dapat memperoleh hasil apabila telah melakukan proses belajar beberapa waktu dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Dengan kata lain bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa, melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.

Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Hasil belajar yang dilakukan dalam penerapan metode kooperatif Jigsaw dapat dilihat dari nilai evaluasi hasil pretest, LKS, penugasan, dan tes akhir.Teknik evaluasi yang dilakukan pada evaluasi hasil belajar dengan menggunakan tes obyektif. evaluasi hasil belajar, guru akan mendapat manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat.

Hasil belajar merupakan hasil dari siswa setelah mengikuti pembelajaran, hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman pelajaran. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan atas pengetahuan yang dimiliki seseorang sebagai hasil dari proses belajar, yang diperoleh melalui test, berupa penguasaan ilmu pengetahuan keterampilan sikap.73

Sedangkan menurut Machu bahwa hasil belajar seseorang merupakan perilaku yang dapat diukur, prestasi belajar menunjukkan kepada individu sebagai sebab dalam arti bahwa individu adalah pelakunya. Hasil belajar adalah hasil dari siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman pelajaran. Hasil belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standar berbentuk baik berdasarkan kelompok atau norma yang telah ditetapkan, hasil belajar menunjukkan pula pada hasil kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ialah hasil kemajuan yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan hasil evaluasi belajar dalam bentuk nilai angka yang tercantum dalam buku nilai atau buku laporan pendidikan.

Hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran yang diperoleh setelah siswa mengikuti

73

pelajaran, dan hasil evaluasi diperoleh dengan menggunakan penilaian acuan patokan. Hasil yang dimaksud yaitu terdiri dari klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 2.2

Skala Penilaian Hasil Belajar SKALA PENILAIAN KRITERIA

3.50–4.00 Sangat baik 2.67- 3.40 Baik

2.00–2.66 Cukup 0–1.00 Kurang

Sumber Data: Dokumen MAN Model Manado 2015

Hasil belajar sendiri merupakan kemampuan-kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor yang diperoleh individu melalui interaksinya dengan lingkungan, baik yang diperoleh melalui lembaga pendidikan maupun pengalaman hidup pada umumnya. Dan bagi seseorang hasil belajar ialah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Dalam menyatakan suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil, setiap guru atau pendidik memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Suatu proses pembelajaran

dianggap berhasil apabila standar kompetensi belajar dapat tercapai.74 Untuk mengetahui tercapai tidaknya standar kompetensi belajar, pendidik perlu mengadakan tes setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai standar yang ingin dicapai. Fungsi penilaian tersebut ialah untuk memberikan umpan balik kepada pendidik dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil

Indikator dalam keberhasilan yaitu sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil yaitu:

a. Daya serap terhadap pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam standar kompetensi telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.75

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang dilakukannya dan sekaligus untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu: a. Istimewa/maksimal 74 Ibid., h. 5 75 Ibid, h. 7

b. Baik sekali/optimal c. Baik/minimal d. Kurang

Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan adalah dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan kepada siswa. Sedangkan dalam ruang lingkup luas evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan (dengan seluruh komponen yang yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. 76

1. Penilaian hasil belajar

Kegiatan terakhir dari proses pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi atau penilaian terhadap sejauh mana proses pembelajaran dapat mencapai tujuan. Hal ini juga penting sebagai umpan balik dalam melihat tujuan, pengenalan siswa maupun prosedur pembelajaran. 77

Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Kriteria keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan program pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa. Informasi ini diperoleh melalui kegiatan evalusai. Evaluasi pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan tujuan, ini bisa bisa dicapai jika ada tindak lanjut dari kegiatan evaluasi.

76

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta:, Ciputat Pers, 2002), h. 77

77

Evaluasi akan memberikan informasi tingkat pencapaian belajar siswa, dan jika dianalisis lebih rinci akan diperoleh informasi tentang kesulitan belajar siswa, yaitu konsep-konsep yang belum dikuasai oleh sebagai an besar siswa. Informasi inilah yang harus digunakan pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Dalam mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar, berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

Pertama, adalah tes formatif yaitu penilaian yang digunakan dalam mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Dalam hasil tes tersebut digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam memperbaiki proses belajar mengajar.78

Kedua, adalah tes subsumatif yaitu penilaian yang meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan yang telah diajarkan pada waktu tertentu. Dengan tujuan untuk memperoleh gambaran daya

78

serap, dan juga untuk menetapkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya diperhitungkan untuk menentukan nilai raport. 79

Ketiga adalah tes sumatif yaitu penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Dengan tujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu.

2. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Siswa Dalam Belajar

Tingkat intelegensi siswa memang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, namun hal itu bukanlah faktor utama, ada faktor-faktor lain yang mendukung prestasi belajar yang diperoleh siswa. Seperti dinyatakan oleh Slameto bahwa hasil belajar siswa tidak semata-mata dinyatakan oleh tingkat kemampuan intelektualnya, tetapi ada faktor-faktor lain seperti motivasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan dan lain-lain.80

Linda Wahyudi mengatakan bila anak menampilkan hasil yang buruk di sekolah, sebaiknya jangan terlampau cepat mengambil kesimpulan bahwa ia adalah anak yang bodoh. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi anak.

79

Ibid., h. 9

80

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h.130.

Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri anak dan dapat pula berasal dari luar diri anak. Diantara faktor-faktor tersebut adalah faktor orang tua yang dalam banyak hal menempati peranan yang cukup penting. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan tokoh yang penting di dalam kehidupan seorang anak.81

H. M. Alisuf Sabri mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa yaitu faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.

G. Fiqh

Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan peningkatan dari Fiqh yang telah dipelajari siswa di Madrasah Tsanawiyah. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang

81

Alex Sobur, Pembinaan Anak dalam Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), h.144.

memperdalam serta memperkaya kajian Fiqh baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaedah-kaedah usul Fiqh serta menggali tujuan dan hikmahnya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat.

Secara substansial mata pelajaran Fiqh memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt dengan diri manusia itu sendiri sesama manusia makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip kaidah-kaidah dan tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah Swt dengan diri manusia itu sendiri sesama manusia dan makhluk lainnya maupun hungan dengan lingkungannya.82

Jadi tujuan mempelajari Fiqh di Madrasah Aliyah adalah bagaimana para siswa dapat mengetahui seluk beluk hukum Islam baik dalam hal ibadah

82

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 tahun 2013 tentang kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan bahasa Arab hal. 48

maupun muamalah sekaligus siswa diharapkan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah meliputi: kajian tentang prinsip Ibadah dan syariat dalam Islam; hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara pengolahannya; hikmah kurban dan akikah; ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilkian; konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya; hukum Islam tentang wakalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan kafalah besera hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam tentang jinayah, hudud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmah; hukum Islam tentang keluarga waris; ketentuan Islam tentang siyahsah syar’iyah, sumber hukum Islam dan hukum taklifi; dasar-dasar istinbath dalam Fiqh Islam, kaidah-kaidah usul Fiqh dan penerapannya.

Dalam dokumen BAB II KERANGKA TEORITIES - BAB II (Halaman 51-64)

Dokumen terkait