• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Belajar dan Hasil Belajar

2. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Sadiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi :

b. Personal, kepribadian atau sikap ( afektif )

c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan ( psikomotorik )

Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku sebagai pengertian yang luas yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengertian, pemahaman, ketrampilan, kecakapan serta aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu (Salam Burnahuddin, 2002) :

a. Ranah proses berfikir ( Cognitive Domain ) b. Ranah nilai atau sikap ( Affective Domain ) c. Ranah ketrampilan (Psychomotor Domain ).

Taksonomi perilaku manusia menurut Bloom adalah sebagai berikut : a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari

jenjang terendah sampai kejenjang yang lebih tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah :

1) Pengetahuan (Knowladge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingatingat kembali (recall) atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.

2) Pemahaman (Comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

3) Penerapan atau aplikasi (Application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode. Prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berfikir yang setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman.

4) Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang aplikasi.

5) Sintesis (Syntesis)

Adalah kemampuan seseorang yang merupakan kebalikan dari proses analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola yang baru. Jenjang sintesis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang analisis.

6) Penilaian/ penghargaan/ evaluasi (Evaluation)

Merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif. Menurut taksonomi Bloom, penilaian atau evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide (Sudijo Anas, 1998).

b. Ranah Afektif

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, antara lain : 1) Menerima (Receiving)

Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca, buku dan sebagainya). Hasil belajar

dalam jenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khususnya dari pihak siswa.

2) Menjawab (Responding)

Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).

3) Menilai (Valuing)

Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai (ingin memperbaiki ketrampilan kelompoknya) sampai ketingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih afektif).

4) Organisasi (Organization)

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda menyelesaikan/memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap

individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu sistem nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial).

5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (Characterization by a value complex).

Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik ” pola hidup ”. Hasil

belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik mencakup tujuan berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. Ranah ini meliputi tingkatan sebagai berikut :

1) Persepsi

Berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.

2) Kesiapan

Berkenaan dengan kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.

3) Mekanisme

Berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran.

4) Respon terbimbing

Seperti peniruan (imitasi) yakni mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain. 5) Kemahiran

Berkenaan dengan penampilan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga.

6) Adaptasi

Berkenaan dengan ketrampilan yang sudah pada diri individu sehingga bersangkutan mampu memodifikasi pola geraknya sesuai dengan situasi tertentu.

7) Originasi

Berkenaan dengan menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu (Dariyanto, 1999).

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya (NanaSyaodih, 2004:102).

Dokumen terkait