BELAJAR DAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA.
Maria Angela Sangi Pedha
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok gaya melalui penerapan metode praktikum kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka, (2) Peningkatan nilai karakter peserta didik pada pembelajaran fisika melalui penerapan metode praktikum pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka. Data dianalisis secara kuantitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji- T.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 sampai 29 Agustus 2016 dengan mengambil sampel 30 peserta didik dari kelas kontrol dan 29 peserta didik kelas eksperimen. Instrument yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai tes tertulis untuk melihat hasil belajar peserta didik, dan kuesioner awal dan akhir untuk melihat nilai karakter peserta didik.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada materi pokok gaya menggunakan metode praktikum di SMP Negeri I Wanukaka: (1) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan hasil posttest yaitu p=0,043 < α= 0,05, (2) berdasarkan mean dapat meningkatkan nilai karakter, namun berdasarkan statistik tidak dapat meningkatkan nilai karakter peserta didik terbukti dengan nilai p = 0,485 dan α = 0,05. Karena p>α maka tidak signifikan Ada dua nilai karakter yang meningkat paling menonjol yaitu kerja sama dan kedisiplinan.
THE APPLICATION OF PRACTICAL METHODS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND STUDENTS CHARACTER VALUE IN THE TOPIC FORCE IN
CLASS VIII JUNIOR HIGH SCHOOL I WANUKAKA
Maria Angela Sangi Pedha
Universitas Sanata Dharma
2017
This study aims to determine: (1) the improvement of student learning outcomes on topic about force changes through application of practical methods in class VIII junior high school I Wanukaka, and (2) the improve of students character value on topic about force in class VIII junior high school I Wanukaka through practical methods. Data were analyzed quantitatively. The quantitatively data were analyzed using t-test.
This research was held on 28 june 2016 until 29 august 2016 by taking a sample of 30 students for control class and 29 students for experiment class. Instrument used is pretest and posttest as a written test to see the learning outcomes of students, and first questionnaire and finish to see character value of students.
The results of this research indicate that physics study on topic about force using practical methods in junior high school I Wanukaka: (1) can improve student learning outcomes with posttest output is p = 0,043 < α = 0,05 , and (2) based on the mean can improve character value of students, but the based on statistics cannot improve character value of students by the proved p-value = 0,485 and α = 0,05. Because p>α it’s not significant. There are two values character the most prominent is the cooperation and discipline .
PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI
KARAKTER PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK
GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Maria Angela Sangi Pedha NIM: 121424057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI
KARAKTER PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK
GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Maria Angela Sangi Pedha NIM: 121424057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,
maka akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya
pintu akan dibukakan” (Matius 7 : 7
- 8).
‘Serahkanlah segala kekuatiranmu kep
ada-Nya, sebab Ia
yang memelihara kamu” (
1 Petrus 5:7).
Dengan penuh syukur kuserahkan karyaku kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing disetiap langkahku
Bapak dan Mama tercinta
Kak No dan Ade Rinta
vii ABSTRAK
PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK
PADA MATERI POKOK GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA.
Maria Angela Sangi Pedha
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok gaya melalui penerapan metode praktikum kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka, (2) Peningkatan nilai karakter peserta didik pada pembelajaran fisika melalui penerapan metode praktikum pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka. Data dianalisis secara kuantitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji- T.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 sampai 29 Agustus 2016 dengan mengambil sampel 30 peserta didik dari kelas kontrol dan 29 peserta didik kelas eksperimen. Instrument yang digunakan yaitu pretest dan posttest
sebagai tes tertulis untuk melihat hasil belajar peserta didik, dan kuesioner awal dan akhir untuk melihat nilai karakter peserta didik.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada materi pokok gaya menggunakan metode praktikum di SMP Negeri I Wanukaka: (1) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan hasil posttestyaitu p=0,043 < α=
0,05, (2) berdasarkan mean dapat meningkatkan nilai karakter, namun berdasarkan statistik tidak dapat meningkatkan nilai karakter peserta didik
terbukti dengan nilai p = 0,485 dan α = 0,05. Karena p>α maka tidak signifikan
Ada dua nilai karakter yang meningkat paling menonjol yaitu kerja sama dan kedisiplinan.
viii ABSTRACT
THE APPLICATION OF PRACTICAL METHODS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND STUDENTS CHARACTER VALUE IN
THE TOPIC FORCE IN CLASS VIII JUNIOR HIGH SCHOOL I WANUKAKA
Maria Angela Sangi Pedha
Universitas Sanata Dharma
2017
This study aims to determine: (1) the improvement of student learning outcomes on topic about force changes through application of practical methods in class VIII junior high school I Wanukaka, and (2) the improve of students character value on topic about force in class VIII junior high school I Wanukaka through practical methods. Data were analyzed quantitatively. The quantitatively data were analyzed using t-test.
This research was held on 28 june 2016 until 29 august 2016 by taking a sample of 30 students for control class and 29 students for experiment class. Instrument used is pretest and posttest as a written test to see the learning outcomes of students, and first questionnaire and finish to see character value of students.
The results of this research indicate that physics study on topic about force using practical methods in junior high school I Wanukaka: (1) can improve
student learning outcomes with posttest output is p = 0,043 < α = 0,05 , and (2)
based on the mean can improve character value of students, but the based on statistics cannot improve character value of students by the proved p-value = 0,485 and α = 0,05. Because p>α it’s not significant. There are two values character the most prominent is the cooperation and discipline .
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan cinta dan kasih-Nya, nikmat, kelancaran, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Nilai Karakter Peserta Didik Pada Materi Pokok Gaya Kelas VIII SMP Negeri I
Wanukaka”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Sri Agustini, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan motivasi, masukan dan bantuan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Kaprodi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4. Segenap dosen program studi pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
5. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan surat ke sekolah.
6. Pak Karel Kedu Duka, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri I Wanukaka yang telah memberikan izin dan kemudahan bagi penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Metode Praktikum ... 7
1. Hakikat Metode Praktikum ... 7
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Praktikum ... 8
xii
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum ... 11
B. Belajar dan Hasil Belajar ... 12
1. Pengertian Belajar ... 12
2. Hasil Belajar ... 14
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21
C. Nilai Karakter ... 23
1. Pengertian Nilai Karakter ... 23
2. Sumbangan Nilai Karakter Pada Metode Praktikum ... 26
D. Gaya ... 27
E. Hipotesis Peneliti ... 34
BAB III METODE PENELTIAN ... 35
A. Desain Penelitian ... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
D. Treatment ... 36
E. Instrument Penelitian ... 36
F. Analisis ... 41
G. Prosedur Penelitian ... 47
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 52
1. Persiapan Penelitian ... 52
xiii
B. Hasil dan Analisis Data ... 72
1. Hasil Belajar ... 72
2. Nilai Karakter ... 80
C. Pembahasan ... ... 86
1. Peningkatan Hasil Belajar ... 86
2. Peningkatan Nilai Karakter ... 89 D. Keterbatasan Penelitian ... 92
BAB V PENUTUP ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 37
Tabel 3.2. Kisi – kisi Soal Pretest dan Posttest ... 39
Tabel 3.3. Kisi – kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen ... 40
Tabel 3.4. Rubrik Skoring Hasil Belajar ... 42
Tabel 3.5. Rubrik Skoring Laporan Praktikum ... 45
Tabel 3.6. Kriteria Nilai Karakter Peserta Didik ... 47
Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Penelitian di Kelas Kontrol ... 53
Tabel 4.2.Rincian Kegiatan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 62
Tabel 4.3.Data Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol ... 72
Tabel 4.4. Data Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 75
Tabel 4.5. Nilai Laporan Praktikum Kelompok Kelas Eksperimen... 79
Tabel 4.6.Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter Awal Kelas Eksperimen ... 80
Tabel 4.7.Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter AkhirKelas Eksperimen ... 81
Tabel 4.8. Prosentase Kategori Nilai Karakter Awal Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 82
Tabel 4.9. Prosentase Kategori Nilai Karakter Akhir Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 83
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 100
Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Dinas PPO ... 101
Lampiran 3 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 102
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 103
Lampiran 5 : Rencana PelaksanaanPembelajaran Kelas Ekperimen ... 112
Lampiran 6 : LKS 1... 119
Lampiran 7 : LKS 2...... 122
Lampiran 8 : Soal Pretest ... ... 124
Lampiran 9 : Soal Posttest ... 127
Lampiran 10 : Kunci Jawaban Soal Pretest ... 130
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal Pretest... 132
Lampiran 12 : Sampel Instrument Pretest Kelas Kontrol ... 134
Lampiran 13 : Sampel Instrument Posttest Kelas Kontrol... ... 136
Lampiran 14 : Sampel Instrument Pretest Kelas Eksperimen ... 140
Lampiran 15 : Sampel Instrument Posttest Kelas Eksperimen... ... 143
xvii
Lampiran 17 : Sampel Instrument Nilai Karakter Awal Kelas Eksperimen . .... 149
Lampiran 18 : Sampel Instrument Nilai Karakter Akhir Kelas Eksperimen ... 151
Lampiran 19 : Sampel Laporan Praktikum ... ... 153
Lampiran 20: Daftar Nilai Kelas Kontrol ... ... 155
Lampiran 21 : Daftar Nilai Kelas Eksperimen ... 156
Lampiran 22: Daftar Nilai Laporan Praktikum ... ... 157
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan tidak pernah bebas dari masalah. Salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah masih
lemahnya proses pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya kualitas
pendidikan. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Proses pembelajaran harus
dirancang dengan baik agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Pembelajaran yang baik dirancang berpusat pada peserta
didik(student centered), sedangkan guru hanya berperan sebagai
fasilitator.
Kenyataan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa proses
pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan metode pembelajaran
konvensional (ceramah). Proses pembelajaran dengan metode ceramah
kurang memberikan pada peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.
Peserta didik cenderung pasif dalam proses pembelajaran sehingga tidak
memperoleh pengalaman langsung yang mempermudah peserta didik
dalam mengingat dan memahami konsep yang sedang dipelajari serta
peserta didik menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran khususnya mata
pelajaran fisika yang sudah dianggap sulit. Untuk menciptakan
dicapai harus ditunjang dengan metode yang efektif. Salah satu metode
yang dapat mencapai tujuan pembelajaran adalah metode praktikum.
Metode yang ingin peneliti terapkan dalam penelitian adalah metode
praktikum. Peneliti lebih tertarik dengan memilih metode ini karena
peneliti ingin mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dan nilai
karakter peserta didik SMP Negeri I Wanukaka dengan menerapkan
metode praktikum.Praktikum merupakan proses pemecahan masalah
melalui kegiatan manipulasi variabel dan pengamatan variabel.
Praktikum merupakan salah satu pengajaran yang berpusat pada
peserta didik yang menggambarkan strategi-strategi pengajaran dimana
guru lebih memfasilitasi daripada mengajar langsung. Dalam strategi
pengajaran yang berpusat pada peserta didik, guru secara sadar
menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan
interaksi sosial peserta didik. Tujuan-tujuan yang banyak dicapai secara
efektif dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
meliputi: pengembangan proses keterampilan berkomunikasi,
pengembangan pemahaman yang mendalam tentang pelajaran fisika dan
pengembangan keterampilan-keterampilan penelitian dan pemecahan
masalah.
Melalui praktikum peserta didik juga dapat mempelajari fisika dan
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses fisika,
dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan
berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya.
Kemampuan ini bisa dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Dalam kegiatan praktikum peserta didik melakukan aktivitas seperti
merancang percobaan, merangkai alat dan bahan yang digunakan,
melakukan praktikum, mengemukakan hipotesis, menganalisis data, dan
memprediksi dan menarik kesimpulan serta memberikan contoh.
Penggunaan metode praktikum memberikan kesempatan bagi siswa
untuk membentuk nilai karakter pada diri peserta didik. Bentuk nilai
karakter yang disumbangkan melalui metode praktikum banyak dari
proses pembelajarannya. Nilai karakter dalam metode praktikum yang
sesuai dengan nilai karakter yang dirumuskan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mencakup beberapa nilai karakter yaitu
antara lain bertanggungjawab, disiplin, jujur, komunikasi, kerja keras,
toleransi, demokratis, dan rasa ingin tahu. Saat melakukan praktikum,
peserta didik dapat menerapkan sikap bertanggungjawab atas percobaan
yang dilakukan, disiplin diri dalam melakukan percobaan, memiliki rasa
keingintahuan pada percobaan yang dilakukan, mampu bekerja sama
dengan teman sekelompok, bersikap jujur saat pengambilan data
percobaan, dan dapat menyelesaikan percobaan dengan sungguh-sungguh.
SMP Negeri I Wanukaka merupakan sekolah menengah pertama
yang terletak di kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini memiliki fasilitas, sarana, dan
mengajar. Secara khusus dalam pelajaran fisika, sekolah memiliki
laboratorium fisika yang cukup lengkap, akan tetapi laboratorium fisika
belum digunakan secara maksimal dalam pembelajaran fisika. Pada
sekolah ini jarang melakukan praktikum karena kekurangan guru fisika
sehingga guru fisika kesulitan dalam membagi waktu untuk melakukan
praktikum. Oleh karena itu laboratoriumnya dijadikan sebagai ruang kelas
VII C.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti Penerapan Metode Praktikum Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar dan Nilai Karakter Peserta Didik pada Pokok Bahasan Gaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang timbul adalah
sebagai berikut:
1. Apakah metode praktikum dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan hasil belajarpeserta didik pada materi pokok gaya kelas
VIII SMP Negeri I Wanukaka?
2. Apakah metode praktikum dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan nilaikarakter peserta didik pada kelas VIII SMP Negeri
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian:
1. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok gaya melalui
penerapan metode praktikum kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka.
2. Peningkatan nilai karakter peserta didik melaluipenerapan metode
praktikum pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi pihak yang
bersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:
1. Bagi peneliti.
Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu
penerapan metode-metode dalam pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar dannilai karakter peserta didik. Dalam penelitian ini
peneliti menetapkan metode praktikum.
2. Bagi peserta didik
a. Memberikan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi gaya.
c. Meningkatkan hasil belajar dannilai karakter peserta didik
3. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif
pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar dannilai karakter
4. Bagi Sekolah
a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang
akan diambil guna meningkatkan mutu peserta didik.
b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Praktikum
1. Hakikat metode praktikum
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Metode
praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
percobaan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu (Djamarah & Zain
2006:46).
Setelah peserta didik mempelajari serta membuktikan sendiri
suatu kebenaran tersebut, peserta didik akan tahu fakta yang
sebenarnya. Oleh karena itu, ada empat alasan tentang pentingnya
pembelajaran praktikum (Djamarah & Zain, 1996:95):
a. Pembelajaran praktikum membangkitkan motivasi belajar,
sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh -
b. Pembelajaran praktikum mengembangkan keterampilan dasar
melalui praktikum. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk
mengembangkan kemampuan memahami konsep dengan melatih
kemampuan mereka mengobservasi dengan cermat, mengukur
secara akurat, menggunakan dan menangani alat secara aman
merancang dan melakukannnya.
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini
karena dalam proses pembelajaran praktikum tidak hanya sekedar
keterlibatan peserta didik saja, akan tetapi yang peran langsung dari
peserta didik dalam identifikasi masalah, mengumpulkan data,
menganalisis serta membuat dalam laporan.
d. Praktikum dapat menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini
pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik
untuk menemukan dan membuktikan teori. Dengan begitu,
pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran.
Peserta didik mudah memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru cenderung lebih melalui praktik secara
langsung dibandingkan dengan metode ceramah.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran
Praktikum
Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994) dalam (Hidayati
pembelajaran praktikum yaitu: kurikulum, sumber daya, lingkungan
belajar, keefektifan mengajar, dan strategi asesemen.
a. Kurikulum
Kurikulum dapat diidentifikasikan menjadi tiga fase yaitu:
kurikulum yang diharapkan (intended curriculum), ditunjukkan
pada tujuan kurikulum; kurikulum yang dipahami (perceived
curriculum), direfleksikan oleh pandangan guru dan peserta didik;
dan kurikulum yang diimplementasikan (implemented curriculum),
tercermin dalam proses mengajar, belajar dan lingkungan belajar.
Dinamika kurikulum yang diimplementasikan sangat
bergantung pada bahan-bahan kurikulum yang tersedia. Demikian
juga pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada
bahan-bahan kurikulum, misalnya: (a) petunjuk praktikum yang
terdiri dari beberapa percobaan, baik yang terintegrasi maupun tak
terintegrasi dengan kegiatan non praktikum, (b) lembar kerja, dan
(c) buku teks yang memuat percobaan praktikum.
b. Sumber Daya
Sumber daya, mencakup bahan dan peralatan, ruang dan perabotan,
asisten dan tenaga laboran serta teknisi.
c. Lingkungan Belajar
Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat
formal, peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan
berinteraksi secara individual maupun kelompok.
d. Keefektifan Mengajar
Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar.
Mengajar sebuah praktikum memerlukan penguasaan keterampilan
proses ilmiah (metode ilmiah) dan pengetahuan materi subyek,
serta memerlukan pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara
mengelolanya.
3. Tahap-tahap metode praktikum
Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat
dicapai dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
(Hidayati,2012:21):
a. Langkah persiapan
1) Menetapkan tujuan praktikum
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Mempersiapkan tempat praktikum.
4) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat
yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum
5) Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan
dilakukan.
6) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.
b. Langkah pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik
mendiskusikan persiapan dengan guru, selanjutnya meminta
keperluan praktikum (alat dan bahan).
2) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum,
guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum
yang sedang dilaksakan baik secara menyeluruh maupun
perkelompok.
c. Tindak lanjut metode praktikum
Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah:
1) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.
2) Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama
praktikum.
3) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua
perlengkapan yang telah digunakan.
4. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum
Dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, tidak ada suatu
metode yang lebih baik dari metode pembelajaran yang lain.
Masing-masing metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Dalam metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan praktikum
1) Dapat membina peserta didik untuk membuat
trobosan-trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya
dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
2) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
simpulan berdasarkan percobaan
3) Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia
b. Kelemahan praktikum
1) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
2) Lebih cocok untuk bidang sains dan teknologi
3) Metode ini memerlukan banyak fasilitas peralatan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal
4) Setiap percobaan tidak selalu memberi hasil yang selalu
diinginkan.
B. Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses
belajar mengajar yang dialami peserta didik. Pandangan seseorang
berhubungan dengan belajar. Berikut ini beberapa definisi belajar
menurut para ahli pendidikan, diantaranya: Belajar adalah suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar menurut B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang
belajar maka responnya baik dan sebaliknya. Jadi belajar merupakan
perubahan dalam peluang terjadinya respons.
Belajar menurut Robert M. Gagne adalah usaha yang dilakukan
manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Proses belajar
dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja, yang kesemuanya
itu mempunyai keuntungan dan mudah diamati (Gagne et al., 1992).
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang menghasilkan
kapabilitas. Menurut Gagne, ada tiga tahap dalam belajar, yaitu (1)
persiapapn untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan
perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2)
pemerolehan dan untuk perbuatan (performa) digunakan untuk
persepsi selektif, sandi sematik, pembangkitan kembali, respons, dan
penguatan, dan (3) alih belajar, yaitu pengisyaratan untuk
membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Damyati dan
Belajar menurut Piaget merupakan proses perubahan konsep.
Dalam proses tersebut, peserta didik selalu membangun konsep baru
melalui asimilasi dan akomodasi skema mereka. Oleh karena itu,
belajar merupakan proses yang terus-menerus tidak berkesudahan
(Suparno, 1997). Maka dari itu, belajar merupakan suatu perubahan
pada individu, bukan sebagai hasil dari pengetahuan. Perubahan disini
termasuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai/karakter,
dan penggunaan pengetahuan dalam kehidupan sosial (dalam
Wisudawati & Sulistyowati, 2013:35-38).
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan tingkah
laku yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah
dilakukan individu. Perubahan itu hasil yang telah dicapai dari proses
belajar. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut
akan menghasilkan suatu hasil dan hasil dari proses belajar adalah
berupa hasil belajar.
2. Hasil Belajar Peserta Didik
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Menurut Sadiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi :
b. Personal, kepribadian atau sikap ( afektif )
c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan ( psikomotorik )
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
dari pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku
sebagai pengertian yang luas yang mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengertian, pemahaman,
ketrampilan, kecakapan serta aspek-aspek yang lain yang ada pada
individu yang belajar.
Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa
taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang
melekat pada diri peserta didik, yaitu (Salam Burnahuddin, 2002) :
a. Ranah proses berfikir ( Cognitive Domain )
b. Ranah nilai atau sikap ( Affective Domain )
c. Ranah ketrampilan (Psychomotor Domain ).
Taksonomi perilaku manusia menurut Bloom adalah sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan
mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah
jenjang terendah sampai kejenjang yang lebih tinggi. Keenam
jenjang tersebut adalah :
1) Pengetahuan (Knowladge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingatingat
kembali (recall) atau mengenal kembali tentang nama, istilah,
ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Pengetahuan atau
ingatan ini adalah merupakan proses berfikir yang paling
rendah.
2) Pemahaman (Comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
3) Penerapan atau aplikasi (Application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun
metode-metode. Prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan
sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Aplikasi atau
penerapan ini merupakan proses berfikir yang setingkat lebih
tinggi dibandingkan dengan pemahaman.
4) Analisis (Analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang
lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi dibanding
dengan jenjang aplikasi.
5) Sintesis (Syntesis)
Adalah kemampuan seseorang yang merupakan kebalikan
dari proses analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau
berbentuk pola yang baru. Jenjang sintesis adalah setingkat
lebih tinggi dibanding dengan jenjang analisis.
6) Penilaian/ penghargaan/ evaluasi (Evaluation)
Merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi dalam
ranah kognitif. Menurut taksonomi Bloom, penilaian atau
evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk
membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide
(Sudijo Anas, 1998).
b. Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, antara lain :
1) Menerima (Receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan
siswa untuk ikut dalam fenomena stimuli khusus (kegiatan
dalam jenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada
sampai kepada minat khususnya dari pihak siswa.
2) Menjawab (Responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada
tingkat ini siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena
tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu
cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan
kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca
tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya
membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).
3) Menilai (Valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa
terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu.
Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan
nilai (ingin memperbaiki ketrampilan kelompoknya) sampai
ketingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggung
jawab untuk fungsi kelompok yang lebih afektif).
4) Organisasi (Organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai
yang berbeda menyelesaikan/memecahkan konflik diantara
nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang
konsisten secara internal. Hasil belajar bertalian dengan
individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia)
atau dengan organisasi suatu sistem nilai (merencanakan suatu
pekerjaan yang memenuhi kebutuhan baik dalam hal keamanan
ekonomis maupun pelayanan sosial).
5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
(Characterization by a value complex).
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup
lama sehingga membentuk karakteristik ” pola hidup ”. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih
besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu
menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik mencakup tujuan berkaitan dengan
ketrampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. Ranah ini
meliputi tingkatan sebagai berikut :
1) Persepsi
Berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan
kegiatan.
2) Kesiapan
Berkenaan dengan kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan
tertentu.
3) Mekanisme
Berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari
dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang
ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran.
4) Respon terbimbing
Seperti peniruan (imitasi) yakni mengikuti, mengulangi
perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain.
5) Kemahiran
Berkenaan dengan penampilan motorik dengan ketrampilan
penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan
hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga.
6) Adaptasi
Berkenaan dengan ketrampilan yang sudah pada diri individu
sehingga bersangkutan mampu memodifikasi pola geraknya
sesuai dengan situasi tertentu.
7) Originasi
Berkenaan dengan menunjukkan kepada penciptaan pola
gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah
tertentu (Dariyanto, 1999).
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas
yang dimiliki seseorang. Penguasan hasil belajar oleh seseorang
penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan
motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di
sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran
yang ditempuhnya (NanaSyaodih, 2004:102).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu:
1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
motivasi, minat, dan sikap.
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan menghambat
untuk menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat. Faktor psikologis seperti motivasi, minat,
dan sikap juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi
sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
Minat juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar, karena
jika siswa tidak mempunyai minat, maka tidak semangat belajar.
Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar
karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap
objek baik positif maupun negatif.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas.
2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa.
3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
4) Lingkungan non sosial
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam, pertama, hardware seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar. Kedua, software seperti
kurikulum sekolah dan peraturan-peraturan sekolah.
c) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa
(Baharuddin & Wahyuni,2008).
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya
sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sosial seperti
sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang hormonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
baik di sekolah. Begitupun juga lingkungan non sosial seperti
kondisi lingkungan yang tidak mendukung juga akan
mempengaruhi proses belajar siswa.
C. Nilai Karakter
1. Pengertian nilai karakter
Ada berbagai pendapat tentang karakter atau watak. Watak atau
karakter berasal dari kata Yunani “ charassein “, yang berarti barang
atau alat untuk menggores, yang kemudian hari dipahami sebagai
melekat pada seseorang. Watak sebagai sifat seseorang dapat dibentuk,
artinya watak seseorang dapat berubah, kendati watak mengandung
unsur bawaan yang setiap orang bebeda. Namun, watak dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu keluarga, sekolah, masyarakat,
dan lingkungan pergaulan.
Karakter menurut foerster adalah sesuatu yang mengkualifikasi
seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, ciri, sifat yang tetap, dan
selalu berubah. Jadi karakter adalah seperangkat nilai yang telah
menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dan akan
berubah namun membutuhkan waktu yang lama serta pengalaman,
misalnya jujur, kerja keras, pantang menyerah, dan sederhana. Dengan
karakter itulah kualitas pribadi seseorang diukur (Adisusilo,
2011:76-78).
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Pendidikan bukan hanya sarana transfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga merupakan saranan pembudayaan dan
penyaluran nilai (enkulturasi dan sosialisasi) sehingga dalam
prosesnya, seorang anak tidak hanya dibekali dimensi kognitif, tetapi
juga dimensi afektif dan psikomotorik secara holistik.
Pendidikan karakter merupakan langkah preventif dalam
dapat dimaknai sebagai “the deliberati use of all dimensions of school
life to foster optimal character development”.
Daniel Goleman dalam (Adisusilo 2012:79), menyebutkan bahwa
pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, yang mencakup
sembilan dasar yang saling terkait yaitu:
a. Tanggung jawab (responsibilty)
b. Rasa hormat (respect)
c. Keadilan (fairness)
d. Keberanian (courage)
e. Kejujuran (honesty)
f. Rasa kebangsaan (citizenship)
g. Disiplin diri (self-discipline)
h. Peduli (caring), dan
i. Ketekunan (perseverance).
Dalam rangka memperkuat pendidikan karakter, telah
teridentifikasikan 10 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila,
budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: religius, kreatif,
kemandirian, toleransi, rasa ingin tahu, kerjasama, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, dan demokratis.
Nilai karakter tersebut diharapkan muncul dalam diri peserta
2. Sumbangan nilai karakter pada metode praktikum
Menurut Suparno, dari beberapa topik, hukum, dan teori fisika
ada banyak yang dapat digunakan oleh guru untuk menanamkan nilai
karakter bangsa anak didik. Suparno menekankan nilai karakter yang
dilihat dari tiga aspek fisika yaitu fisika sebagai pengetahuan, fisika
sebagai proses, dan fisika sebagai sikap.
Pertama fisika sebagai pengetahuan, membantu peserta didik
mengerti gejala alam, hukum-hukum alam, dan teori yang
mendasarinya. Dengan demikian peserta didik lebih memahami alam
alam semesta sehingga dapat menggunakan, mengelola, dan
menghidupinya dengan lebih baik dan tepat.
Kedua fisika sebagai proses, dapat membantu peserta didik untuk
berpikir rasional, berpikir dengan data dan bukti, serta analisis
berdasarkan kaidah-kaidah tertentu. Ketiga fisika sebagai sikap,
membantu siswa mengembangkan minat belajar fisika, seperti sikap
jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan
persoalan yang ada, dan kerjasama dengan orang lain (Suparno,
2012:6-7).
Nilai-nilai interpersonal dan intrapersonal dapat difasilitasi
melalui pembelajaran atau kerja laboratorium. Melalui praktikum
dilaboratorium, peserta didik berlatih bekerja secara cermat, teliti,
pandangan orang lain, dan berkomunikasi secara efektif (Sutopo,
2011).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
metode praktikum sangat bermanfaat dalam membentuk nilai karakter
peserta didik. Nilai karakter yang bisa diamati saat peserta didik
melakukan praktikum di laboratorium antara lain: nilai kerjasama,
tanggungjawab, disiplin, jujur, teliti, dan memiliki rasa ingin tahu.
Selain nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh peneliti, nilai tersebut
juga bermanfaat bagi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi, dan sangat bermanfaat bagi masa depan bangsa dan
negara.
D. Gaya
1. Pengertian Gaya
Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan pada sebuah benda
sehingga menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan gerak,
perubahan bentuk, dan perubahan arah. Gaya merupakan besaran
vektor karena gaya memiliki nilai dan arah. Nilai suatu gaya dapat
diukur dengan alat ukur dan dapat dihitung dari hasil yang diakibatkan
oleh gaya tersebut. Gaya disimbolkan sebagai F. Satuan dari gaya
adalah newton (N) atau kg m/s2. Alat yang digunakan untuk mengukur
Gambar 1: Neraca Pegas atau Dynamometer
Besar gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan
massa benda dan percepatan yang bekerja pada benda.
F = m.a
Dengan :
F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
2. Jenis-jenis Gaya
Gaya mempunyai dua jenis yaitu:
Gaya sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja pada suatu benda melalui
sentuhan secara langsung. Contohnya gaya otot, gaya pegas dan
gaya gesek.
1) Gaya otot adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot manusia.
Misalnya, ketika kita menendang bola, maka kita mengerahkan
dilkendalikan oleh koordinasi biologis pada manusia. Oleh
karena itu gaya otot bisa menarik dan mendorong.
2) Gaya pegas adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang
bersifat elastis. Misalnya, ketapel yang ditarik untuk melempar
batu.
3) Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh adanya
sentuhan langsung antara dua permukaan dua benda yang
bergerak. Misalnya, sepeda motor yang melaju di jalan raya
kemudian direm.
Gaya tak sentuh
Gaya tak sentuh adalah gaya yang bekerja pada suatu benda
tanpa melalui sentuhan secara langsung. Contohnya gaya gravitasi,
gaya magnet, dan gaya listrik.
1) Gaya magnet adalah gaya tarikan dari benda yang bersifat
magnet. Misalnya, ketika mendekatkan magnet pada paku besi.
Paku besi akan tertarik dan menempel pada magnet batang.
Gaya magnet bersifat menarik benda-benda yang terbuat dari
besi.
2) Gaya listrik adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang
bermuatan listrik. Misalnya, kertas kecil akan tertarik oleh
mistar yang digosokkan pada rambut yang kering karena
digosok-gosok dengan kain sutera kering karena kekurangan
elektron.
3) Gaya gravitasi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik
bumi terhadap semua benda yang ada dipermukaan bumi.
Misalnya, buah kelapa yang jatuh dari tangkainya akan jatuh ke
bawah menuju pusat bumi.
3. Pengaruh Gaya Pada Benda
Gaya yang bekerja pada benda memengaruhi keadaan benda
tersebut. Perubahan yang ditimbulkan oleh gaya, antara lain:
Dapat mengubah benda diam menjadi bergerak
Dapat mengubah benda yang bergerak menjadi diam
Dapat mengubah bentuk dan ukuran benda
Dapat mengubah arah gerak benda
Di sisi lain, gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai
contoh, jika kalian mendorong tembok dengan sekuat tenaga, tetapi
tembok tetap tidak bergerak.
Gaya dapat digambarkan dengan garis lurus dan anak panah,
panjang garis menyatakan besarnya gaya dan anak panah menyatakan
arah gaya.
4. Resultan (Perpaduan) Gaya
Perpaduan gaya adalah penggabungan dua buah gaya. Perpaduan ini
dapat berupa penjumlahan dan juga pengurangan.
Penjumlahan gaya
Penjumlahan gaya terjadi apabila terdapat dua atau lebih gaya yang
searah.
R = ∑ F= F1 + F2 + F3
Pegurangan gaya
Pengurangan gaya terjadi apabila terdapat dua atau lebih gaya yang
berlawanan arah.
R = ∑ F= F1 + F2– F3
Catatan :
Tanda (+) : menunjukkan arah gaya keatas dan ke kanan
5. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung
antara dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap
kecenderungan arah gerak benda. Besarnya gaya gesek antara
permukaan yang bersentuhan bergantung pada kekasaran permukaan.
Semakin kasar suatu permukaan, maka semakin besar gaya gesekan
yang terjadi.
6. Macam-macam Gaya Gesek
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada sebuah
benda diam. Contonya ketika balok kayu diatas meja ditarik, maka
akan timbul gesekan antara balok dengan permukaan meja.
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada sebuah
benda yang sedang bergaerak.
7. Mengurangi Gaya Gesek Yang Terjadi
Ada beberapa cara untuk mengurangi gaya gesek yang terjadi, antara
lain:
Memperkecil luas permukaan
Memperlicin permukaan atau memberikan pelicin (pelumas)
Membuat sekat-sekat atau ruang udara pada permukaan benda
8. Gaya Gesek Yang Menguntungkan dan Merugikan
1. Gaya gesek yang menguntungkan
Contoh gaya-gaya gesek yang menguntungkan:
- Gesekan kaki dengan jalan
- Gesekan rem dengan ban, dan
- Gesekan ban yang bergerigi dengan jalan yang licin
2. Gaya gesek yang merugikan
Contoh gaya-gaya gesek yang merugikan:
- Gesekan antara ban yang gundul (tanpa gerigi) menjadikan
jalan terasa licin sehingga berbahaya
- Gesekan ban mobil dengan jalan yang kasar secara cepat
akan merugikan secara ekonomis karena ban cepat gundul
- Gesekan antara udara yang terlalu lebat dengan badan
kendaraan dapat menghambat gerak kendaraan
- Gesekan antara mesin dan kopling menimbulkan panas
yang berlebihan sehingga mesin mobil cepat rusak.
9. Gaya Berat
Berat termasuk kedalam salah satu bentuk gaya sehingga berat
sering disebut gaya berat. Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang
bekerja pada suatu benda. Massa adalah ukuran banyaknya zat yang
terkandung dalam suatu benda.
Ket :
W = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
10.Gaya Yang Bekerja Pada Benda Diam
1. Gaya berat (W)
Gaya berat adalah gaya yang disebabkan oleh adanya gravitasi
bumi. Arah gaya berat selalu menuju kearah pusat bumi atau
kearah bawah.
2. Gaya normal (N)
Gaya normal adalah gaya yang dikerjakan permukaan terhadap
benda yang arahnya tegak lurus dengan permukaan.
E. Hipotesis Penelitian
a. Penerapan metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas VIII B SMP Negeri I Wanukaka dalam materi
gaya.
b. Penerapan metode praktikum dapat meningkatkan nilai karakter
35 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimental
kuantitatif. Dikatakan eksperimental karena pada penelitian ini ada
perlakuan pada partisipan dengan metode praktikum (untuk kelas
eksperimen) dan metode ceramah (untuk kelas kontrol). Dikatakan
kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk skor atau angka yang
dianalisis dengan menggunakan statistik.
B. Tempat danWaktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Wanukaka, Sumba
Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai
materi gaya yang dipelajari pada semester ganjil pada bulan Juni – Agustus.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri I
2. Sampel Penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri I
Wanukaka Kelas VIII A dan kelas VIII B. Semester Ganjil, Tahun
Ajaran 2016/2017 yang masing-masing kelas berjumlah 35 orang.
D. Treatment
Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode ceramah
Untuk kelas kontrol peneliti akan menyampaikan materi menggunakan
metode ceramah. Peneliti akan menjelaskan materi secara lisan dan
menuliskan bagian-bagian yang penting di papan tulis.
2. Metode praktikum
Untuk kelas eksperimen peneliti akan menyampaikan materi pelajaran
dengan menggunakan metode praktikum. Peneliti melakukan metode
praktikum selama dua kali yaitu:
Praktikum I : Mengukur Gaya
Praktikum II : Gaya Gesek
E. Instrumen Penilaian
1. Instrument Pembelajaran
Dalam instrument pembelajaran ini, terdiri dari dua instrument
yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat untuk
menentukan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan selama pengambilan data. RPP terlampir.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam penelitian ini Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi tentang
petunjuk pelaksanaan kegiatan praktikum serta pertanyaan -
pertanyaan. LKS digunakan sebagai alat untuk mengetahui
pemahaman peserta didik selama kegiatan praktikum berlangsung.
Lembar kerja siswa terlampir.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data
kuantitatif. Tabel 3.1. Jenis dan cara pengambilan data
Jenis Data Alat Pengambilan Data
Sumber Data Cara Analisis
Hasil Belajar Tes Peserta
Didik
Kuantitatif
Nilai Karakter Kuesioner Peserta
Didik
Kuantitatif
Pegambilan data guna keperluan penelitian ini akan dilakukan dalam
dua teknik yaitu:
a) Tes
Menurut Widoyoko, (dalam skripsi Andini) tes merupakan
sejumlah pertanyaan yang harus ditanggapi seseorang dengan
tertentu dari orang yang dikenai tes itu. Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik,
terutama hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan materi
pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Bentuk
tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda dan uraian. Ada dua
bentuk tes yaitu:
i) Pretest
Pretest diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Pretest
bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik
tentang konsep gaya. Soal pretest sebanyak 10 butir yang
terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
ii) Posttest
Posttest diberikan setelah pembelajaran selesai. Posttest
bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang
konsep gaya setelah pembelajaran. Soal posttest sebanyak 10
butir yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, dan
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest
Peserta didik dapat membedakan gaya
sentuh dan gaya tak sentuh
Peserta didik dapat menunjukkan perubahan
yang ditimbulkan gaya
Peserta didik dapat menunjukkan arah gaya
gesek
Peserta didik dapat menentukan besar
resultan gaya-gaya yang berlawanan arah
yang bekerja pada sebuah benda
Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan
berat dan massa benda
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian
gaya dan gaya gesek
Peserta didik dapat menentukan besar resultan gaya-gaya yang searah dan berlawanan arah yang bekerja pada suatu benda
Peserta didik dapat menunjukkan beberapa
contoh adanya gaya gesek yang
menguntungkan dan merugikan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari
Peserta didik dapat membedakan gaya statis dan gaya kinetik
Peserta didik dapat menghitung massa benda dengan menggunakan persamaan gaya berat.
b. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah
disediakan alternatif jawaban. Artinya peneliti sudah menyediakan
jawaban, responden hanya memilihnya. Kuesioner ini diberikan
sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, dengan
tujuan untuk melihat ada / tidaknya peningkatan nilai karakter
peserta didik terhadap metode praktikum.
Pembuatan kuesioner nilai karakter diperlukan kisi-kisi
kuesioner nilai karakter. Dari pendapat para ahli yang telah
dipaparkan pada bab kajian pustaka, nilai karakter saat peserta
didik melakukan praktikum dan saat peneliti mengajar dikelas
antara lain: nilai kerjasama, tanggungjawab, disiplin, jujur, dan
rasa ingin tahu. Kisi-kisi kuesioner nilai karakter peserta didik
seperti pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter (Kelas Eksperimen)
No. Nilai Karakter Indikator No. Soal
1. Kerjasama a. Peserta didik terlibat dalam merangkai alat praktikum
b. Peserta didik saling berdiskusi dengan teman kelompok saat melakukan praktikum
c. Peserta didik andil dalam menyimpulkan hasil praktikum
1,2,3
2. Tanggung jawab a. Peserta didik melaksanakan dan menyelesaikan praktikum
b. Peserta didik berpartisipasi aktif mempelajari materi praktikum yang dilakukan
c. Peserta didik membersihkan peralatan praktikum
No. Nilai Karakter Indikator No. Soal
3. Disiplin a. Peserta didik datang ke kelas praktikum tepat waktu
b. Peserta didik mulai dan menyelesaikan praktikum tepat waktu
c. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
7,8,9
4. Kejujuran a. Peserta didik mencatat data sesuai yang diamati b. Peserta didik menyimpulkan hasil praktikum
berdasarkan data yang diamati
c. Peserta didik tidak mencontek data praktikum kelompok lain
10,11,12
5. Rasa ingin tahu a. Peserta didik bertanya pada guru atau teman b. Peserta mencari sumber lain selain yang telah
dipelajari
c. Peserta didik berkali-kali mencoba melakukan pengukuran agar hasil yang diperoleh lebih valid
13,14,15
F. Analisis
1. Analisis data hasil belajar peserta didik
Soal pretest dan posttest terdiri dari masing – masing 10 butir soal dimana 5 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal lainnya essay.
Skor maksimal untuk soal pilihan ganda yaitu nilai 1. Sedangkan skor
maksimal masing – masing soal essay disesuaikan dengan bobot soal. Rubrik pemberian skor (rubrik skoring) telah ditetapkan seperti pada
Tabel 3.4. Rubrik skoring hasil belajar
No. Item
Indikator Skor Skor Maksimal 1a, 1b Peserta didik tidak menulis jawaban
Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan
(tergantung tingkat kesalahan)
Jawaban tuntas dan benar
0 1-3
4
4
2a, 2b Peserta didik tidak menulis jawaban
Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan
(tergantung tingkat kesalahan)
Jawaban tuntas dan benar
0 1-11
12
12
3 Peserta didik tidak menulis jawaban
Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan
(tergantung tingkat kesalahan)
Jawaban tuntas dan benar
0 1-4
5
5
4 Peserta didik tidak menulis jawaban
Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan
(tergantung tingkat kesalahan)
Jawaban tuntas dan benar
0 1-3
4
4
5 Peserta didik tidak menulis jawaban
Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan
(tergantung tingkat kesalahan)
Jawaban tuntas dan benar
0
didik dibagi jumlah skor maksimal dikali seratus persen.
Skor hasil peserta didik =
x 100%
a. Untuk mengetahui apakah metode ceramah dan metode praktikum
1) Uji-t dependen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil pretest dan posttest peserta didik dengan
menggunakan metode ceramah.
2) Uji-t dependen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil pretest dan posttest peserta didik dengan
menggunakan metode praktikum. N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan)
Df = N - 1
Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Bila hasil
perhitungan signifikan maka ada perbedaan antara pretest dan
posttest (ada peningkatan hasil belajar) dan bila tidak signifikan
maka tidak ada perbedaan antara pretest dan posttest (tidak ada
peningkatan hasil belajar).
b. Untuk membandingkan hasil belajar peserta didik yang diajarkan
dengan menggunakan metode ceramah dan metode praktikum
digunakan:
menggunakan metode ceramah dan peserta didik yang
diajarkan menggunakan metode praktikum
2) Uji-t independen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil posttest peserta didik yang diajarkan
menggunakan metode ceramah dan peserta didik yang
diajarkan menggunakan metode praktikum.
Karena n1≠ n2 maka statistik yang digunakan adalah:
t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√[ ][ ] keterangan:
D = standar deviasi sampel
N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan)
Df = (n1– 1) + (n2– 1) atau N - 2
Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Adanya
perbedaan hasil belajar peserta didik yaitu antara peserta didik
yang diajarkan menggunakan metode ceramah dengan peserta
didik yang diajarkan menggunakan metode praktikum dapat dilihat
dari uji-t apakah signifikan atau tidak.
c. Untuk mengetahui peningkatan nilai karakter peserta didik kelas
eksperimen maka digunakan uji-t dependen. Uji-t tersebut
digunakan untuk mengetes satu kelompok yang dites dua kali yaitu
pretest dan posttest. Dengan menggunakan persamaan sebagai
trel = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √ ∑ – ∑
dimana
D = perbedaan antara skor tiap subyek = Xi1– Xi2 N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan)
Df = N - 1
Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Bila hasil
perhitungan signifikan maka ada perbedaan antara pretest dan
posttest (ada peningkatan hasil belajar) dan bila tidak signifikan
maka tidak ada perbedaan antara pretest dan posttest (tidak ada
peningkatan nilai karakter) (Suparno, 2014:86-88).
2. Analisis laporan praktikum kelompok
Untuk menilai laporan praktikum, peneliti membuat rubrik
pemberian skor (rubrik skoring) telah ditetapkan seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.5. Rubrik Skoring Laporan Praktikum
No. Aspek Skor Keterangan 1. Judul percobaan 0
1
2
Judul percobaan tidak ditulis
Judul percobaan di tulis tapi tidak tepat/sesuai dengan tema praktikum
Judul percobaan di tulis dan tepat 2. Tujuan
percobaan
2 Ditulis seperti pada petunjuk praktikum
3. Alat dan Bahan 1
2
Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan jumlah
Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan jumlah dan ukuran.
4. Dasar teori 1
5
10
Memuat teori tetapi kurang relevan dengan materi praktikum gaya
Memuat secara singkat teori yang relevan dengan materi praktikum