• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.28

Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadikan kapabilitas baru. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.29

Hintzman berpendapat learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.30

Pupuh Fathurohman dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.31

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk, yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi

28

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 9.

29

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.10

30

Muhbbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 88.

31

Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 6.

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercipta oleh siswa.32 Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen, ialah:33

1) Tingkah laku terminal, adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.

2) Kondisi-kondisi tes, menentukan situasi di mana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. Kondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.

3) Ukuran-ukuran perilaku, merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan bagaimana proses belajar itu berlangsung. Pertanda seseorang telah belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang tersebut. Perubahan tingkah laku yang dimaksud terjadi akibat interaksi dengan lingkungannya bukan karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan. Perubahan tersebut bersifat tahan lama dan tidak berlangsung sesaat saja.

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil, proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar didapatkan dari proses evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiringan.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.34 Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah

32

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 73

33

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 73-74.

34

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 155.

afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain).35 Keterangan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1) Ranah kognitif, yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, antara lain: pengetahuan mengenal, pemahaman, aplikasi, analisi, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif, yaitu ranah yang berkenaan dengan sikap dan terdiri dari dua aspek, yaitu: pandangan atau pendapat dan sikap atau nilai. 3) Ranah psikomotor, yaitu ranah yang berhubungan erat dengan kerja

otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang pada umumnya dinilai oleh para pendidik di sekolah. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami atau menguasai materi pelajaran, dan proses penilaiannya pun relatif lebih mudah. Pada proses ranah kognitif yang terjadi dihasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:36

1) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatosme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah efek kumulatif dari proses belajar berupa perkembangan tingkah laku

35

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 117.

36

yang terjadi pada ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor. Jadi, seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila di dalam diri orang tersebut telah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelum ia mengalami proses belajar. Namun, hal terpenting dalam belajar adalah proses dari belajar tersebut bukan hasil yang akan diperoleh. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain disekitar hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar, agar dalam belajar dapat berhasil dengan baik.

b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa di sekolah. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:37

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Pada tabel 2.3. disajikan bagian-bagian dari ke tiga faktor yang mempengaruhi belajar:38

Tabel 2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya

Internal Siswa Esternal Siswa Pendekatan

1. Aspek Fisiologis - tonus jasmani - mata dan telinga

2. Aspek Psikologis - Intelegensi

1. Lingkungan Sosial - Keluarga - Guru dan staf - Masyarakat - Teman 2. Lingkungan Nonsosial 1. Pendekatan Tinggi - Speculative - Achieving 2. Pendekatan Menengah 37

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 144.

38

- Sikap - Minat - Bakat - Motivasi - Rumah - Sekolah - Peralatan - Alam - Analitical - Deep 3. Pendekatan Rendah - Reproductive - Sureface

Menurut Ngalim Purwanto berhasil atau tidaknya belajar dapat kita bedakan menjadi dua golongan, yaitu:39

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. Yang termaruk kedalam faktor individual antara lain faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk kedalam faktor sosial atara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan alam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, sebagai berikut:40

1) Tujuan

Tujuan merupakan muara atau pangkal dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasan yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Guru

Performance guru dalam mengajar banyak dipengaruhi berbagai faktor seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman dan yang tak kalah pentingnya berkaitan dengan pandangan filosofis guru terhadap anak didik.

3) Peserta Didik

39

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102

40

Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 115.

Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah system belajar dikelas. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi peserta didik maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

4) Kegiatan pengajaran

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar anak didik terpenuhi.

5) Evaluasi

Evaluasi memiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar, tetapi pada keseluruhan proses belajar mengajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi itu sendiri. Artinya, evaluasi yang dilakuakn sudah benar-benar mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan dan proses yang dilakukan.

Guru membuat perencanaan evaluasi secara sistematik dengan menggunakan alat evaluasi yang tepat. Alat evaluasi yang bisa digunakan antara lain: benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching), esai dan bentuk evaluasi bisa tertulis maupun lisan. Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi prestasi sisa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.

Dokumen terkait