BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
3. Hasil Belajar Fiqih
a. PengertianHasilBelajar
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk suatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Misalkan, ketika guru merumuskan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai: diharapkan siswa dapat menyebutkan 2x2, maka pembembelajaran dianggap berhasil manakala siswa dapat menyebutkan atau menuliskan angka 4, tanpa perlu menguraikan dari mana angka 4 itu didapat.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan krieterianya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai- nilai pendidikan. Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran yang hanya melihat sisi hasil sama halnya dengan mengerdilkan makna pembelajaran itu sendiri.
Dewasa ini, dengan sistem kelulusan diukur dari keberhasilan siswa dapat menjawab soal- soal tes seperti yang disajikan dalam soal UN (Ujian
29
LaIrudan LaOdeSafiun Arihi,“AnalisisPenerapanPendekatan,Metode,Strategi, DanModel-ModelPembelajaran,(Yogyakarta:PTMultiPresindo,2012)cet.1,h.24
22
Nasional), maka kriteria terhadap hasil belajar menjadi tren bagi guru- guru kita. Manakala kita menerapkan kriteria keberhasilan pendidikan diukur dari hasil belajar seperti itu maka kita perlu konsisten dan tidak malu- malu mengatakan bahwa tujuan pendidikan kita yang paling utama adalah penguasaan materi pembelajaran. Dengan demikian kita perlu melatih dan membekali guru- guru kita dengan berbagai strategi yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguasai materi
pembelajaran sebanyak- banyaknya.30
Menurut Soedijarto dalam Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendiikan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar.31
Hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian- pengertian, sikap- sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengatagorisasi, kemampuan analitis- sintesis fakta- konsep dan mengembangkan prinsip- prinsip keilmuan
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi kegunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
30WinaSanjaya, PerencanaandanDesainSistemPembelajaran,(Jakarta:PTKencana,
2010),h.14
31Nana Sudjana, Penelitian Proses hasil belajar mengajar, (Bandung:Remaja
23
4) Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan berinternalisasi dan ekstenalisasi nilai-nilai.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah Knowledge (pengetahuan, ingatan), Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),
application (menerapkan), analaysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai), domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization ( organisasi), charaterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilalan produktif, teknik, fisik, sosial, menajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi
kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.32
Hemat penulis, hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja akan tetapi saling keterkaitan dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya (komperhensif).
b. Faktor-faktoryangmempengaruhiHasilBelajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari
32 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT
24
dalam diri individu siswa (internalfactor), dan faktor yang datangnya dari
luar diri individu siswa (eksternal factor). Keduanya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Faktor internal anak, meliputi:
a) Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran.
b) Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: (1) Intelegensi, (2) sikap, (3) bakat, (4) minat, dan (5) motivasi.
2) Faktor eksternal anak, meliputi :
a) Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas.
b) Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.
c) Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode dan media pembelajaran yang digunakan.
c. DefinisiIlmuFiqih
Kata fiqh secara etimologis berarti “Paham yang mendalam”. Bila
“Paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqih
berarti paham yang menyampaikan ilmu lahir kepada ilmu batin. Karena
itulah at-Tirmidzi menyebutkan, “fiqih tentang sesuatu,” berarti
25
berarti “ilmu tentang hukum- hukum syar’i yang bersifat amaliah yang
digali dan dalil- dalil yang terperinci”.33
Ulama sepakat mesipun mereka berlainan dalam mazhabnya, bahwa segala ucapan dan perbuatan yang timbul dari manusia, baik berupa ibadah, muamalah, pidana, perdata, atau berbagai macam perjanjian, atau pembelanjaan, maka semua itu mempunyai hukum dalam syariat islam. Hukum- hukum ini sebagian telah dijelaskan oleh berbagai nash yang ada
didlam Al-Qur’an dan As- Sunnah, dan sebagian lain belum dijelaskan
oleh nash, akan tetapi syariat telah menegakkan dalil dan mendirikan tanda-tanda bagi hukum itu, dimana dengan perantaraan dalil dan tanda itu seorang mujtahid mampu mencapai hukum itu dan menjelaskannya.
Kumpulan hukum- hukum syara’ yang berhubungan dengan ucapan dan
perbuatan yang timbul dari manusia, baik yang diambil dari nash dalam berbagai kasus yang ada nashnya, maipun yang diistinbatkan dari berbagai
dalil syar’i lainnya dalam kasus-kasus yang tidak ada nashnya terbentuklah
fiqih.34
Ibnu Subki dari kalangan uama syafi’iyah mendefinisikannya sebagai:
اتفصيلي
ادلتهاهن
اوكتسباعولي
اشرعي
ااحك ماعلن
“Pengetahuan tentang hukum syara’ yang berhubungan dengan
amalperbuatan,yangdigalisatupersatudalilnya(terperinci)”.35
d. TujuanIlmuFiqih
Tujuan ilmu Fiqih adalah menerapkan hukum-hukum syariat terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Jadi ilmu fiqih itu adalah tempat kembali seorang hakim dalam keputusannya. Tempat kembali seorang mufti dalam fatwanya, dan tempat kembalinya seorang mukallaf untuk dapat
mengetahui hukum syara’ yang berkenaan dengan ucapan dan perbuatan
33AmirSyarifuddin,UshulFiqh,(Jakarta:PTKencana,2009),h.2-3
34AbdulWahabKhalaf,IlmuUshulFiqh,(Semarang:PT.DinaUtama.1994),h.1 35Satria Efendi, M Zein, Ushul Fiqh, ( Jakarta: PT.Kencana Prenada Media Group,
26
yang muncul dari dirinya, ini agaknya juga merupakan tujuan yang dimaksudkan dari setiap undang-undang pada umat mana pun, karena
sesungguhnya undang-undang itu tidak lain dimaksudkan untuk
diterapkannya materi-materinya dan hukum-hukumnya terhadap perbuatan dan ucapan manusia, dan memberitahukan kepada setiap mukallaf
terhadap hal-hal yang wajib dirinya dan hal-hal yang haram atas dirinya.36
e. RuanglingkupPembelajaranFiqihdiMA
Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah meliputi :
kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam; hukum
Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah kurban dan aqiqah; ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilikan; konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya; hukum Islam tentang
wakaalah dansulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan
kafaalah beserta hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam
tentang jinaayah, Huduud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang
peradilan dan hikmahnya; hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan
Islam tentangsiyaasahsyar’iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklifi;
dasar-dasar istinbaath dalam fikih Islam; kaidah-kaidah usul fikih dan
penerapannya.37
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah mengukur hasil belajar fiqih siswa yang ada di kelas X MA Annida Al Islamy pada pokok
bahasan “Riba,BankdanAsuransi” yang ada pada semester genap.
4.MateriRiba,BankdanAsuransi
Secara garis besarnya materi kelas X tentang riba bank dan asuransi dijabarkan sebagai berikut :
36AbdulWahabKhalaf,IlmuUshulFiqh,(Semarang:PT.DinaUtama.1994),h.5-6
37Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian
27
a. PengertianRiba
Menurut bahasa riba yaitu bertambah زياد karena salah satu
perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang
dihutangkan. Sedangkan menurut istilah adalah akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui pertimbangannya
menurut ukuran syara’. Menurut syaikh Muhammad Abduh, yang
dimaksud riba adalah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam harta nya, karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang
telah ditentukan.38
Riba adalah salah satu hal yang diharamkan menurut syariat islam. Adapun dalil-dalil yang mengharamkan riba adalah firman Allah SWT :
“Haiorang-orangyangberiman,janganlahkamumemakanRiba
denganberlipatgandadanbertakwalahkamukepadaAllahsupaya
kamumendapatkeberuntungan”.(QS.AliImran:130.39
b. Macam-macamRiba
1) Riba fadhli yaitu berlebih salah satu dari dua pertukaran yang diperjualbelikan. Bila yang diperjual belikan sejenis, berlebihan timbangannya pada barang-barang yang ditimbang atau barang yang tidak bisa ditakar. Contohnya menukar emas dengan emas.
2) Riba Nasi’ah yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang
berutang disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan.
38HendiSuhendi,FiqihMuamalah,(Jakarta:PTRajaGrafindoPerkasa,2010),h.57-58 39
MuhammadArifinbinBadri,Ribadantinjauankritisperbankansyari’ah,(Bogor:PT PustakaDarulIlmi,2011),cet.Keempat,h.3
28
3) Riba Qardh yaitu pinjam-meminjam atau hutang piutang dengan menarik keuntungan dari orang yang meminjam/yang berhutang. 4) Riba Yad yaitu bila salah satu dari penjual atau pembeli telah
meninggalkan majelis akad sebelum saling menyerah terimakan
barang.40
c. Hikmahdiharamkannyariba
1) Dapat menghilangkan faedah berhutang piutang yang menjadi tulang punggung gotong royong atas kebajikan dan takwa.
2) Dapat menjauhkan dari jalan atau cara untuk menjajah orang yang meminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya.
3) Memberikan semangat kepada seseorang untuk berusaha lebih keras lagi, tidak dengan malas-malasan dan menunggu bunga (riba) itu itu berkembang.
d. PengertianBank
Bank atau Perbankan adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang dengan tujuan memenuhi kredit
dengan modal sendiri atau orang lain.41
Menurut UU NO.14 Th 1997 tentang pokok pokok perbankan dan
Bab1 pasal 1 Bank adalahLembagakeuanganyangusahapokoknya
adalahmemberikankreditdanjasajasadalamlalulintaspembayaran
dan peredaran uang. Sedangkan menurut UU RI No.7 1992 yaitu
badanusahayangmenghimpundanadarimasyarakatdalambentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkantarafhidup.
40IsnawatiRais,FiqihMuamalahdanAplikasinyapadaLKS(JakartaLembagaPenelitian
UINSyarifHidayatullah,2011),h.79
29
Tujuan Bank yaitu menunjang pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Fungsi utama Bank Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
e. PerbedaanBankSyariahdanBankKonvensional
Adapun sistem yang terdapat pada bank syariah dan bank konvensional memiliki ciri sebagai berikut :
Bank konvensional Bank syariah
Memakai perangkat bunga bukan bagi hasil.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.
Keuntungannya bagi hasil.
Hubungan dengan nasbah dalam bentuk kemitraan.
Memakikan investasi bisa halal dan juga bisa haram.
Melakukan investasi yang halal saja
Tidak terdapat dewan sejenis
Dewan Pengawas Syari’ah.
Pengerahan dan penyaluran dana harus sesuai dengan pendapat Dewan Pengawas
Syari’ah
Tidak terdapat dewan sejenis DPS
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa dewan pengawas syariah (DPS)
30
f. HukumBungaBank
Ulama berbeda pendapat dalam menghukumi bunga bank, sebab bunga bank ini adalah salah satu masalah yang kotemporer, adapun hukum bunga bank di bagi menjadi tiga:
1) Pendapat pertama menyatakan bahwa hukum bunga bank itu haram dengan alasan bahwa dalam bank itu pasti terdapat bunga, karena tanpa bunga mustahil bank itu akan dapat berkembang.
2) Pendapat kedua, menyatakan bahwa hukum bank itu mubah, dengan alasan bahwa adanya bank tak dapat dielakan lagi sudah merupakan kebutuhan sehari-hari.
3) Pendapat ketiga, menyatakan bahwa bank itu hukumnya
mutasyabihat atau masih diragukan haram atau tidaknya. Ini karena dilihat dari satu segi bank merupakan kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan masyarakat maupun negara tetapi dari segi lain lain sangat sulit bank meniadakan bunga.
Namun sekarang sudah banyak berdiri Bank Islam, BPR Syariah, dan BMT di indonesia, maka ketiga pendapat tersebut perlu dikaji ulang. Yang jelas bagi umat islam sekitarnya tidak berlaku lagi hukum darurat sehingga diwajibkan untuk memanfaatkan lembaga keuangan islam atau Bank Islam tersebut dan meninggalkan bank dengan sistem
bunga terutama milik swasta.42
g. PengertianAsuransi
Menurut pasal 246 kitab perundang-undang perniagaan, bahwa yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan
42 Isnawati Rais, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS( Jakarta Lembaga
31
diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang
belum jelas terjadi.43
Sedangkan Asuransi Islam/ Asuransi Takaful adalah sebuah lembaga atau perusahaan asuransi yang menjalankan prinsip takaful yaitu saling memikul resiko diantara sesama orang. Sistem asuransi ini di jalankan dengan cara menjadikan semua peserta menjadi keluarga besar dan menanggung satu sama yang lain sehingga hilangnya unsur ketidak pastian(Gharar), judi, dan riba.
Dalam alqur’an Allah menjelaskan tentang prinsip dasar asuransi,
yaitu dalam surat al-maaidah ayat 2:
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran".
h. HukumAsuransi
Adapun hukum auransi ini bersifat ijtihadiyah, artinya hukumnya
perlu dikaji sedalam mungkin karena tidak terdapat dalam alqur’an
maupun hadits secara eksplisit. Dikalangan ulama atau cendikiawan muslim terdapat empat pendapat tentang hukum asuransi, yaitu :
1) Mengharamkan asuransi dalam segala bentuk macamnya seperti sekarang ini, termasuk asuransi jiwa. Kelompok ini antara lain Sayyid Sabiq, Muhammad Yusuf al-Qardhawi, dll. Alasannya adalah asuransipada hakikatnya sama dengan judi, mengandung unsur yang tidak jelas, hidup dan matinya manusia tidak bisa dijadikan objek bisnis, sehingga melanggar/mendahului takdir Allah SWT.
32
2) Membolehkan semua asuransi dalam praktiknya, pendapat ini dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Musa dan alasannya adalah kedua belah pihak yang berjanji dengan penuh kerelaan menerima operasi ini sehingga tidak merugikan kedua belah pihak, termasuk akad
mudharabah dan asuransi ini termasuk syirkah ta’awuniyah.
3) Membolehkan Asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi yang bersifat komersial. Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Zahrah.
4) Menganggap bahwa asuransi bersifat syubhat karena tidak ada
dalil-dalil syar’i yang secara jelas mengharamkan ataupun
menghalalkannya.44