• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

1. Hasil Belajar IPS

Hasil belajar didefinisikan oleh banyak pakar pendidikan. Hasil belajar sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses pembelajarannya.3

Menurut A. Tambrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat.4 Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar.5

Berbeda lagi menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.6

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang

3 Veitzal Rifai, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan

Peserta Diklat Spama Survei di DIKLATDEPKES, (Jurnal Pendidikikan dan Kebudayaan No. 40, tahun ke-9, Jakarta: DEPDIKNAS, Januari 2003), h. 130.

4 Tabrani Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2000), h. 65.

5 NanaSudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Menagajar, (Bandung: PT. Sinar

Baru Algesindo, 2000), h. 28.

6 DedeRosyada, Paradigma Pendidiikan Demokrasi (Jakarta: Prenada Media,

melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1. Perubahan terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional 3. Perubahan bersifat positif dan aktif

4. Perubahan bukan bersifat sementara 5. Perubahan bertujuan dan terarah

6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.7

b. Hasil Belajar IPS

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan berbagai pendekatan mata pelajaran IPS diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam dalam bidang IPS.

Kompetensi yang dikembangkan dalam mata pelajaran IPS meliputi kemampuan pengembangan aspek intelektualisme serta pengembangan keterampilan sosial yang dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

Kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rumpun mata pelajaran IPS adalah berupa keterampilan intelektual yang meliputi keterampilan dasar sebagai kemampuan yang terendah, kemudian diikuti dengan keterampilan melakukan proses, dan keterampilan tertinggi berupa keterampilan investigasi. Keterampilan mencari, memilih, mengolah, dan menggunakan informasi untuk memberdayakan diri serta keterampilan bekerjasama dengan kelompok yang majemuk nampaknya

7 Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.

merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik yang kelak akan menjadi warga negara dewasa dan berpartisipasi aktif di era globalisasi. Alasannya adalah, era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dan kerjasama yang sarat dengan kemajuan tehnologi serta informasi di segala aspek kehidupan mempersyaratkan mereka memiliki keterampilan-keterampilan tertentu. Kompetensi hasil belajar yang dimaksud adalah sejumlah kemampuan yang dapat dipahami, dikuasai dan ditunjukan oleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran IPS di dalam kelas.

Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar IPS merupakan keseluruhan kemampuan yang mampu difahami, dikuasai dan ditunjukan secara sadar dan berkesinambungan oleh siswa sebagai akibat dari proses pembelajaran IPS di dalam kelas.

c. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS

Menurut Kartini Kartono kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal), diantaranya meliputi:

a) Intelegensi

Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh sesuatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen

b) Bakat

Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata

c) Minat dan perhatian

Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasa cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya.

Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut.

d) Kesehatan jasmani

Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seseorang apabila memiliki badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan mempunyai semangat dalam belajar. Namun sebaiknya seseorang yang sedang dalam kondisi sakit maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar.

e) Cara belajar

Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien. Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar (PBM) berlangsung, mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima, membaca dengan teliti dan betul materinya, mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang telah diajarkan.8

2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan, lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan bahawa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

a) Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran kesulitan bahan pelajaran, beraratinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal.

8 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta:

b) Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar dan kondisi-kondisi intensif. c) Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis,

perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani dan motivasi.9

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diasumsikan oleh banyak peneliti disebabkan oleh 2 faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa); segala hal yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi tingkat intelegensi siswa, kesehatan jasmani, motivasi belajar siswa dan disiplin siswa. Sedangkan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri siswa); segala hal yang bersumber dari luar diri siswa bisa berupa teman, guru, sarana dan prasarana sekolah dan lingkungan keluarga.10

Intelegensi adalah salah satu hal yang berpengaruh di dalam hasil belajar yang diperoleh siswa. Dimana biasanya individu yang meiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki hasil belajar yang baik yang membanggakan di kelasnya, dan dengan hasil belajar yang baik yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.11

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kondisi fisik yang sehat dan segar

9 Abu Ahmadi, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h.

130-138.

10 Indra, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dalam Jurnal

Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 10 juni tahun 2009, tersedia: http://educare.e-fkipunla. net. h. 1.

11 Fatkhul Muin, Intelegensi dan Emosi, Blog pada Wodpress.com diakses pada

sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.12 Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olah raga serta cukup tidur.

Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik apabila ia mempunyai motivasi (dorongan) belajar yang tinggi. Baik motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk terus belajar maupun dari luar yang akan membantunya agar tetap berkeinginan untuk belajar dan berprestasi. Tentunya hasilnya akan berbeda antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan yang bermotivasi rendah untuk belajar. Motivasi siswa terkadang naik dan turun, sehingga hasil yang diperolehpun naik dan turun. Saat motivasi siswa mulai menurun, peran guru sebagai pendidik sangat penting. Guru diharapkan dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar.13

Disiplin siswa diharapkan dapat menciptakan pribadi siswa yang bertanggungjawab. Sikap yang cakap untuk dapat memilih tindakan yang akan dilakukan. Sehingga akhirnya akan memberikan hasil belajar yang baik. Seperti peratuan-peraturan yang dibuat oleh setiap sekolah mengenai kedisiplinan siswa dalam belajar. Namun peraturan yang ada hanya dijadikan peraturan saja. Pada kenyataan masih banyak siswa yang sering melanggar peraturan dan tata tertib yang ada.14

Teman, adalah orang lain dari diri kita yang senantiasa tidak akan meninggalkan kita disaat kita sangat membutuhkan pertolongan. Seorang teman akan rela mengorbankan segalanya demi menolong seorang teman (sahabat) nya. Memilih teman yang tepat untuk menunjang keberhasilan prestasi akademik. Artinya, dalam hal ini jika tujuannya untuk

12 Muhamad Saufi, Upaya Meningkatkan Jasmani Melalui Pendekatan Bermain

Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Blog pada Wordpress.com diakses pada tanggal 5 maret 2013 pukul 17.00 WIB.

13 Uus Manzilatusifa, Pemberian Motivasi Guru dalam Pembelajaran, dalam

Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 6 Maret 2013, tersedia: http/educare.e-fkipunla.net. h.1.

14 Cucu Listinawati, Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Budi Pekerti di

Sekolah-sekolah, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 8 Maret 2013, tersedia:http/educare.e-fkipunla.net. h.1.

meningkatkan prestasi akademik maka teman yang tepat untuk digauli adalah teman yang memiliki kecerdasan pada mata pelajaran tersebut agar bisa berdiskusi dan berbagi ilmu dengannya.

Guru, adalah orang tua kedua bagi siswa. Dimana seorang guru harus mampu memahami berbagai masalah yang dialami siswa jika siswa mengalami penurunan motivasi belajar. Disamping itu, Gurupun harus mampu menrasfer ilmu-ilmu yang dimilikinya tepat kepada para siswa. Artinya, tidak cukup seorang guru hanya mampu menguasai materi ajar yang akan diajarkan kepada siswa. Akan tetapi seorang guru pun harus cerdik menggunakan segala metode dan pendekatan dalam pembelajaran agar ilmu yang akan diajarkan tepat kepada sasarannya yaitu siswa.

Sarana dan prasarana yang tersedia juga memberikan dampak langsung terhadap hasil belajar siswa secara optimal. Setiap guru dan siswa mengharapkan agar di sekolah tersedia infrastrukstur yang baik dan lengkap karena dianggap mampu menimbulkan semangat dan kegairahan siswa dalam belajar dan dapat mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak semua sekolah dapat memenuhi semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan siswa yang diakibatkan karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh sekolah.15

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan faktor eksternal yang paling penting dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.16

Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh mulyono abdurrahman berpandangan bahwa belajar sangat dipengaruhi dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (Personal Inputs)

15 Raden Adelina Fauzie, Anggaran Pendidikan Untuk Masa Depan Bangsa

Yang Lebih Baik, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya, Edisi-1, tanggal 3 Maret 2013, tersedia: http://educare.efkipunla.net. h.1.

16 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya,

dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (Enviromental Input)”.17

Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam jurnal penelitian bidang pendidikan menyebut faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu:

1. Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan keterlibatn siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran, penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut. 2. Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap

dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah ataupun dalam informasi.18

Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat peneliti kelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli eksternal terhadap siswa sehingga siswa terpengaruh atau terkondisi oleh faktor eksternal tersebut.

d. Macam-Macam Hasil Belajar IPS

Hasil belajar menempatkan seorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingakat abilitas yang lain. Dalam sistem pendidikan nasional maupun rumusan tujuan pndidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 domain. Yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Domain kognitif,

Kognitif (cognitive) berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yakni; Knowledge (pengetahuan),

17 Mulyono Abdurrahman Psikologi Belajar, Op.Cit, h. 106.

18 Roestiah N. K, Masalah-masalah Keguruan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000),

Comprehention (pemahaman), application (aplikasi), analysis (analisis), Synthesis (sintesis), dan evaluation (evaluasi).

2. Domain Afektif,

Afektif (Affective) berhubungan dengan respon emosional yang terdiri dari 5 aspek, yakni; Receiving (penerimaan; sikap menerima), Resonding (jawaban atau respon), Value (menghargai, menilai), Organization (pengorganisasian), dn Characterization (karakerisasi). 3. Domain Psikomotorik,

Psikomotorik (pshycomotoric) berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik yakni; gerak reflek, gerak fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan terlatih, dn kemampuan nondiskusif.19

Pendapat Bloom ini dikuatkan lagi oleh Akhmad Sudrajat dalam bukunya hakikat belajar, beliau mengungkapkan bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik dari proses belajar akan menciptakan perubahan baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap dan nilai), dan aspek psikomotorik (keterampilan). Masalah hasil belajar dalam pencapaian tentu tidak mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan.20

Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik.21

Hasil belajar akan menunjukan pengetahuan dan pengertian dalam diri seorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa

19 Jhon W santrock, Psikologi Pendidikan, (jakatra: kencana, 2008), Ed. 2, cet 2,

h. 468-469.

20 Akhmad Sudrajat, Hakikat Belajar, Puncak Wordpress Blog Indonesia diakses

pada tanggal 12 Februari 2013 pukul 03.00 WIB.

21 Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya.22

Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah.23

Dari beberapa macam hasil belajar diatas yang dikemukakan oleh beberapa para ahli pendidikan, maka dapat disimpulkan esensi dari hasil belajar yaitu perubahan peserta didik secara signifikan dari segi pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak hanya menilai hasil usaha muridnya saja akan tetapi sekaligus juga menilai hasil usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui status siswa dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar. Selain bagi seorang guru kegunaan hasil belajar bagi seorang adminitrator adalah untuk memberi laporan kemajuan siswa kepada orangtua siswa atau wali murid dan memberi ikhtisar mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu

lembaga pendidikan”.24

e. Instrument Penilian Hasil Belajar IPS

Instrumen penilaian hasil belajar merupakan alat untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mngetahui informasi keberhasilan belajar siswa. Setelah guru beserta siswa melakukan proses

22 Wawan Koester, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar

Siswa SLTPN di Jakarta (Bandung: Mimbar Pendidikan UPI, No. 2/XIX, 2002), h. 2.

23 Yusmidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media

Peta (Surabaya: Pelangi Pendidikan, volume 5, no. 1, 2002), h. 2.

24 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo

belajar mengajar, maka kemudian diadakan suatu penilian menganai keefektifan proses tersebut.

Adapun dasar-dasar penyusunan tes hasil adalah sbb:

1. Tes hasil belajar dapat mengukur apa-apa yang telah dipelajari dalam proeses belajar mengajar sesuai dengan tujuan intruksional yang tercantum di dalam kurikulum yang berlaku.

2. Tes hasil belajar disusun sedemikian baik sehingga benar-benar mewakili bahan yang harus dipelajari.

3. Pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.

4. Tes hasil belajar disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri.

5. Tes hasil belajar disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang dianut apakah mengacu pada kelompok (norm reference/ standar relatif) ataukah mengacu pada patokan tertentu (criterion reference/ standar mutlak).

6. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.25

Dengan demikian penilian penilian hasil belajar IPS bukan hanya sekedar untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar IPS. Namun juga penilaian hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui keefektifan penerapan sebuah strategi pembelajaran IPS. Sehingga dengan penilaian tersebut dapat memperbaiki proses belajar mengajar IPS berikutnya.

f. Tujuan Pelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

25 Wahidmurni, dkk, evaluasi pembelajaran kompetensi dan praktik,

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

g. Karakteristik Pembelajaran IPS

Karakteristik mata pelajaran IPS adalah pada upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Warga negara yang baik berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan diantara masyarakat sehingga terjalin persatuan dan keutuhan bangsa. Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaaan. Baik itu perbedaan pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya dan sebagainya.

Bersikap terbuka dan senantiasa memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang atau kelompok untuk dapat mengembangkan dirinya. Karena dari bersikap terbuka akan membawa siswa kepada sikap arif selanjutnya yakni toleransi, toleransi dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang menganggap dan mengakui adanya eksistensi hal lain yang selain dari dalam dirinya. Dari sikap toleransi ini akan menggiring siswa kepada sikap bijaksana berikutnya yakni pluralis. Sikap Pluralis dapat diartikan sebagai suatu sikap yang tidak hanya mengakui eksistensi hal lain selain dari dirinya tetapi juga mampu bekerjasama dengan hal yang berbeda tersebut sehingga mencapai kesepakatan dalam keberagaman.

Oleh karena itu pembelajaran IPS diharuskan mampu melatih siswa agar dapat membangun sikap yang demikian. Sehingga dapat

penulis simpulkan bahwa mata pelajaran IPS memiliki tanggung jawab moral tersendiri dibandingkan mata pelajaran lainnya dalam membangun dan melatih siswa agar berkepribadian dan berkarakter sesuai yang diamanatkan UUD 1945.

h. Ruang Lingkup Pelajaran IPS di SD

Ruang lingkup mata pelajaran IPS ajar di tingkat SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

Pada jenjang Sekolah Dasar, penyajian IPS dilakukan secara terpadu karena perspektif siswa pada usia SD lebih tendentif pada hal-hal yang bersifat konkrit dan utuh. Barulah Pada jenjang pendidikan berikutnya diperkenalkan cabang-cabang IPS yakni geografi, sejarah, ekonomi, akuntansi, sosiologi, antropologi dan budaya.

Akan tetapi walaupun cabang-cabang dari IPS tersebut telah berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, dalam pengkajiannya tetap saja tidak memisahkan secara ketat Antara masing-masing mata pelajaran tersebut, ini semua dikarenakan mata pelajaran IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yang saling berkaitan satu dengan lainnya karena memang IPS dirumuskan berdasarkan realitas kehidupan.

i. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Sebagai Materi Pada Mata Pelajaran IPS SD

Mata pelajaran IPS sebagai ilmu sosial yang erat sekali hubungannya dengan kehidupan sosial merupakan wahana untuk mengenal, menerima dan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang memiliki padat penduduk, banyak pulau, beragam suku,

adat istiadat bahasa daerah yang berbeda satu sama lain. Keragaman (Pluralitas) ini sangat rentan terjadi disintegrasi jika tidak ada pondasi yang memersatukan keragaman tersebut. Karena itu muncullah Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara Indonesia.

Bhineka Tunggal Ika mengandung arti yang sangat dalam. Bhina yang berarti beda, Tunggal yang berarti satu dan Ika yang berarti itu. Jadi, Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu. Kalimat Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan empu Tantular.26

Dengan lahirnya semboyan ini diharapkan mampu dijadikan Pedoman hidup warga Negara Republik Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara. Siswa diharapkan mampu mengenal, menerima dan memahami beragam macam ras, suku bangsa, bahasa dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia demi terwujudnya persatuan bangsa. Tercapainya pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang pentingnya persatuan dan kesatuan Negara sangat bergantung kepada aspek pendidikan. Pendidikan dianggap berperan penting dalam membentuk karakter bangsa. Penanaman pemahaman tentang kekayaan

Dokumen terkait