• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.3 Hasil Belajar

2.1.3.1Pengertian Belajar

R. Gagne dalam (Susanto 2016:1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut E.R Hilgard dalam (Susanto 2016:3) belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Dipertegas oleh Purwanto (2016:38-39) bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan hasil interaksi individu dengan lingkungan.

2.1.3.2 Teori Belajar

Berikut macam-macam teori belajar menurut Slameto (2010:8). 1. Teori Gestalt

Teori dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Teori ini menyatakan bahwa belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Prinsip belajar meliputi :

a. belajar berdasarkan keseluruhan yaitu orang akan berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin;

b. belajar adalah suatu proses perkembangan yaitu anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu.

c. terjadi transfer yaitu belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama ialah memperoleh response yang tepat.

d. Belajar reorganisasi pengalaman, belajar baru timbul bila seseorang menemui situasi yang baru dan menghadapinya dengan menggunakan pengalaman yang dimiliki.

e. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.

f. Belajar terus menerus.

2. Teori belajar menurut J. Bruner

Menurut teori Bruner alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.

3. Teori belajar Piaget ‘

Menurut teori Piaget anak mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya sehingga memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. Pada perkembangan intelektual terjadi proses melihat, menyentuh, menyebut nama benda sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.

4. Teori dari R. Gagne

Gagne menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi.

Menurut Gagne sesuatu yang dipelajari oleh manusis dibagi menjadi lima kategori, yaitu: 1) keterampilan motoris, 2) invormasi verbal, 3) kemampuan intelektual, 4) strategi kognitif, dan 5) sikap.

5. Purposive Learning

Belajar dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan. belajar dilakukan siswa sendiri tanpa perintah dan dilakukan siswa dengan bimbingan orang laindalam situasi belajar-mengajar di sekolah.

2.1.3.3 Pengertian Pembelajaran

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru (Sagala 2014:61).

Dimyanti dan Mudjijono dalam (Sagala 2014:62) kegiatan guru secara terprogram dalam desain interaksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan menurut Gagne dalam (Rifa’i 2012:157) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Jadi pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mempelajari suatu hal baru dengan menggunakan sumber belajar.

2.1.3.4Pengertian Hasil Belajar

Purwanto (2016:44) menyatakan bahwa hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.

Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Menurut Winkel dalam (Purwanto 2016:45) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Susanto (2016:5) menyatakan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dijelaskan lebih lanjut yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh setelah anak melalui kegiatan belajar. Berdasarkan penjelasan beberapa ahli tersebut, dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar.

2.1.3.5 Macam-macam Hasil Belajar

Susanto (2016:6) menyatakan bahwa terdapat tiga macam hasil belajar yaitu pemakhaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).

1. Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)

Menurut Teori Bloom dalam (Susanto 2016:6) pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa pemahaman menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat memahami dan mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Pengukuran hasil belajar siswa yang berupa pemahaman dapat dilakukan dengan cara evaluasi produk. Winkel dalam Susanto (2016:8) hasil belajar ini erat hubungannya dengan tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan tes secara lisan dan tertulis. Susanto (2016:9) menyatakan bahwa dalam pembelajaran SD umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester, maupun ulangan umum.

2. Keterampilan Proses (Aspek Psikomotor)

Usman dan Setyawati dalam (Susanto 2016:9) mengemukakan bahwa aspek psikomotor merupakan keterampilan yang mengarah pada kemampuan pembangunan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggidalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

3. Sikap Siswa (Aspek Afektif).

Menurut Lange dalam Susanto (2016:10) menjelaskan bahwa sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata tetapi aspek mental dan fisik secara serempak. Sardiman (Susanto 2016:11), sikap merupakan kecenderungan untuk

melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalan domain kognitif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini menggunakan ranah kognitif sesuai dengan pembatasan masalah. Hal ini karena ranah kognitif sudah mewakili ranah afektif dan psikomotor. Sesuai dengan pendapat Syah (2008:53-54) menyatakan bahwa keberhasilan ranah kognitif tidak hanya membuahkan kecakapan kognitif tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif. Selain itu keberhasilan ranah kognitif juga berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor.

2.1.3.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Menurut Wasliman (Susanto 2016:12) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang baik faktor internal maupun faktor eksternal.

1. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Slameto (2010:54) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi belajar dan hasil belajar.

1. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kepudayaan), faktor sekolah (guru, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keaadaan gudang, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, faktor-faktor yang meliputi hasil belajar adalah faktor ekstern (keluarga, sekolah dan rumah) dan faktor intern (jasmani, psikologi, dan kelelahan).

Dokumen terkait