• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN

D. Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata “belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.35

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir, maupun keterampilan motorik.36

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.37

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-pengalaman belajarnya.38 Menurut Muhibin Syah hasil belajar adalah Perubahan sebagai akibat pengalaman belajar dan proses belajar siswa.39

35

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 81

36

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 102-103

37

Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi PressIndo, 2010), hal. 14

38

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 22

39

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengjaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal.216

Soedijarto menyatakan bahwa, hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pengajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.40

Adapun Bringgs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalu proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

Tenaga pendidik yang professional seyogyanya melihat hasil belajar siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Seorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya ditandai dengan munculnya pengalaman-pengalaman psikologis baru yang positif, yang diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam sifat, sikap dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan yang destruktif (merusak).41

Dari teori yang dikemukakan para ahli tentang hasil belajar tersebut di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dapat dicapai oleh siswa setelah diadakan proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan materi penyajian yang tertentu pula sebagai akibat pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang telah disusun dalam indikator pembelajaran.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dapat dilihat dari tiga kategori ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau

40

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 2

41

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 96

reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).42

Dalam penelitian ini hasil belajar menurut teori Taksonomi Bloom dibatasi dengan ranah kognitif saja. Beberapa kemampuan kognitif antara lain:

a. Pengetahuan, tentang suatu materi yang dipelajari. b. Pemahaman, memahami makna materi

c. Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang prinsip

d. Analisa, sebuah proses analisis teoritis dengan menggunakan kemampuan akal

e. Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan konsep baru

f. Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi pengetahuan.43

Untuk mengukur dan memperoleh data hasil belajar peserta didik sebagaimana yang terurai diatas adalah mengetahui garis-garis besar indikator yang dikaitkan dengan jenis hasil belajar yang hendak diukur. Agar memudahkan dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, berikut adalah tabel penyusunan jenis, indikator dan evaluasi hasil belajar.44

42

Oemar Hamalik, Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 4

43

Ibid, hal. 41

44

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 151

Tabel 2.1

Penilaian Dalam Ranah Kognitif Ranah / Jenis Hasil

Belajar Indikator Cara Evaluasi

Ranah Kognitif 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintetis 6. Evaluasi a. Dapat menjelaskan b. Dapat menunjukkan c. Dapat menyebutkan a. Dapat menjelaskan b. Dapat menguraikan c. Dapat membedakan a. Dapat menentukan b. Dapat menerapkan atau memberikan contoh c. Dapat menggambarkan a. Dapat menguraikan b. Dapat menemukan c. Dapat menyimpulkan a. Dapat melengkapi b. Dapat menyimpulkan c. Dapat membentuk a. Dapat membuktikan b. Dapat Menyimpulkan a. Tes tertulis b. Observasi a. Tes tertulis b. Observasi Pemberian tugas a. Tes tertulis b. Observasi a. Tes tertulis b. Observasi a. Tes tertuli b. Pemberian tugas

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, akan tetapi masih terdapat hal ini yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak sekali jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal pada diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.

Hasil belajar ini tidak selalu disebabkan oleh factor-faktor intelegensi akan tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin prestasi yang tinggi atau keberhasilan dalam belajar.45

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yakni:

1) Aspek Fisiologis

Faktor ini ditinjau berdasarkan jasmani. Jasamani yang sehat akan berbeda pengarunya terhadap hasil belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologis siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran. Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya karena semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.46

45

Penulis menambahkan pendapatnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

46

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hal. 24

2) Aspek Psikologis

Setiap siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya, yakni intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motifasi, kognitif dan daya nalar.47

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar menyebutkan, bahwa yang termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah: tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.48 Apabila seseorang memiliki motivasi. Minat, dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila ada keadaan individunya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor instrumental.49

1) Faktor-Faktor Lingkungan a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial ini dapat kita rinci menjadi lingkungan sosial sekolah dan lingkungan sosial siswa. Lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang baik positif maupun negatif. Misalnya, guru yang menunjukkan

47

Ibid, hal. 26

48

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 3, hal. 133

49

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan: Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 2, hal. 59

sikap dan perilaku yang simpati maka hal itu akan menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa. Kemudian lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serat teman-teman sepermainan di sekitan tempat tinggal siswa tersebut di luar pendidikan formal. Namun lingkungan sosial yang paling banyak berpengaruh pada siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.50

Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis di depan kelas tersebut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa yang keras dan teriakan. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan lain-lain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itu sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.51 b) Lingkungan Non-Sosial

Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut menentukan menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung jumlahnya, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah, yang digunakan siswa, untuk belajar, tempat tinggal siswa, dan letak tempat tinggal tersebut.52

2) Faktor-Faktor Instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat mengajar, guru dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.53

50

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengjaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 132-138

51

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hal. 32

52

Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Pres, 2005), hal. 232

53

Dengan mengetahui adanya pengaruh dari dalam diri siswa hal yang logis dan wajar, karena hakikat perbuatan belajar adalah perbuatan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, maka siswa harus berusaha mengerahkan seluruh daya dan upaya untk dapat mencapainya.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, terjadilah interaksi antara guru dan siswa, namun interaksi ini bercirikan khusus, karena siswa menghadapi tugas belajar dan guru harus mendampingi siswa dalam belajarnya.54

c. Faktor Pendekatan Belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.55

3. Kriteria Pengukuran Hasil Belajar

Untuk mengetahui baik buruknya hasil belajar peserta didik maka diperlukan suatu tindakan yaitu evaluasi. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Menurut Tardif et al, evaluasi adalah proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.56 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi sangat diperlukan dalam pendidikan dan pengajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dicapai peserta didik.

54

Yudhi Munadi, Op., Cit., hal. 34

55

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 129-136

56

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengjaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 197

Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran menempuh tiga fase yaitu: a. Pre Test (Tes Awal)

Dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kemampuan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari.

b. Proses-Proses

Pembelajaran yang dilakukan pendidik berpegang pada program kegiatan

c. Post Test (Tes Akhir Evaluasi)

Materi pembelajaran yang diteskan dalam evaluasi sama dengan pre tes.57

Dokumen terkait