DAFTAR LAMPIRAN
KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI
2.1.4. Kualitas Pembelajaran
2.1.4.3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi proses yang dilakukan dalam belajar yang diiringi kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar menunjukkan perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku baru bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Menurut Romizowski menyebutkan skema kemampuan dapat menunjukkan hasil belajar yaitu: a. keterampilan kognitif bergubungan dengan membuat keputusan untuk memecahkan masalah dan berfikir logis; b. psikomotor tentang kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual; c. reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control; d. interaktif mengenai kemampuan sosial dan kepemimpian. (Anitah, 2009:2.19)
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Rifa‟i, 2010:85) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku diperoleh siswa setelah kegiatan belajar. Sedangkan menurut Hamdani (dalam Suprijono, 2011:6) berpendapat hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut merujuk pada taksonomi yang disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956.
Berdasarkan konsep tersebut, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa secara sadar setelah belajar berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor uraiannya sebagai berikut:
2.1.4.3.1. Ranah Kognitif
Gambar 2.2 Penggeseran Taksonomi Bloom Sumber: Wilson, 2001
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian, pengetahuan (kategori 1) dan keterampilan intelektual (kategori 2-6). Mencakup: a. knowledge (pengetahuan, ingatan); b. comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh); c. aplication (menerapkan); d. analysis (menguraikan, menentukan hubungan); e. synthetic
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru); f. evaluating (menilai). (Rifa‟i, 2010:86)
Penggeseran tingkat ranah kognitif Bloom menurut taksonomi Davit R. Krarhwohl di jurnal Theory into Practice yang telah direvisi menjadi a. mengingat (C1): mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan,
mengulangi dan menemukan kembali; b. memahami (C2): menafsirkan, meringkas, mengklarifikasikan, membandingkan, menjelaskan, dan membeberkan; c. menerapkan (C3): melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekkan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, dan mendeteksi; d. menganalisis (C4): menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, dan membandingkan; e. mengevaluasi (C5): menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, dan menyalahkan; f. berkreasi (C6): merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan mengubah. (Ningsih, 2012)
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan ranah kognitif meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi. Adapun indikator hasil belajar ranah kognitif implementasi model quantum teaching dengan media flashcard pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan adalah: 1) menyebutkan penyebab peristiwa Rengasdengklok (C1); 2) menjelaskan kronologi peristiwa Rengasdengklok (C2); 3) membenarkan hasil keputusan dari peristiwa Rengasdengklok (C5); 4) mengurutkan kejadian pada
saat perumusan teks pancasila hingga proklamasi kemerdekaan (C3); 5) menguraikan peristiwa perumusan teks hingga proklamasi kemerdekaan (C4);
6) menemukan perbedaan pada teks proklamasi asli dan ketikan (C6); 7) menyebutkan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia (C1); 8) menjelaskan peran
tokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan (C2); dan 9) menentukan sikap untuk menghargai para pejuang kemerdekaan (C3).
2.1.4.3.2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hirarkhi bertentangan dengan keinginan untuk menerima sampai pembentukan pola hidup. Menurut Rifa‟i (2010:88) ranah afektif mencakup: 1) receiving (penerimaan) yaitu siswa menerima rangsangan atau fenomena tertentu; 2) responding (penanggapan) yaitu partisipasi aktif siswa terhadap stimulus datang dari luar; 3) valuing (nilai) yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi; 4) organization (organisasi) yaitu pengembangan nilai kedalam satu organisasi, termasuk menetukan hubungan antar nilai dan kemantapan, serta prioritas nilai yang dimiliki; 5) characterization (karakterisasi) yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki sesorang, mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya bersifat khas serta konsisten.
Ranah penilaian afektif dan penanaman karakter, keduanya memiliki keterkaitan erat, dimana tingkat tertinggi dari ranah afektif adalah karakterisasi, sementara karaterisasi diimplementasikan pada proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan rutin, pengkondisian atau teladan. Berikut merupakan contoh penilaian karakter siswa:
Tabel 2.4
Penilaian Karakter Siswa
Jenis Karakter Indikator Perilaku Bertanggung jawab a. Melaksanakan kewajiban sebagai siswa.
b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan diri sendiri.
c. Menaati tata tertib sekolah d. Menjaga kebersihan lingkungan Percaya diri a. Pantang menyerah
b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya
d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan e. Berpenampilan tenang
Saling menghargai a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama
e. Membantu orang lain Bersikap santun a. Menerima nasihat guru
b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain
d. Menjaga ketertiban e. Berbicara dengan tenang Kompetitif a. Berani bersaing
b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju
d. Tampil beda dan unggul
Jujur a. Mengemukakan apa adanya
b. Berbicara secara terbuka
c. Menunjukkan fakta yang sebenarnya
d. Menghargai hasil kerja diri sendiri dan orang lain e. Mengakui kesalahan
Sumber: Mulyasa, 2013:147
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ranah afektif meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi. Adapun indikator hasil belajar ranah afektif implementasi model quantum teaching dengan media flashcard pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan pengembangan karakterisasi adalah: membiasakan diri
untuk bersikap bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, dan kompetitif (A5).
Hasil belajar siswa dalam aspek afektif berupa penilaian karakter siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Karakter bertanggung jawab meliputi tertib mengikuti pembelajran, melakukan semua intruksi guru, melaksanakan tugas, menjaga kebersihan. Karakter percaya diri meliputi berani berpendapat, bertanya, pantang menyerah, dan berpenampilan tenang. Karakter saling menghargai berupa menerima pendapat, mengakui kelebihan orang lain, dapat bekerjasama, dan membantu orang lain. Karakter kompetitif terdiri atas berani bersaing, menunjukkan semangat, rasa ingin tahu, dan unggul.
2.1.4.3.3. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik atau syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotor tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Kategori jenis perilaku ranah psikomotor menurut Elizabeth Simpon adalah a. persepsi (perception), rangsangan penginderaan melalui memberi petunjuk melakukan kegiatan motorik; b. kesiapan (set), kesiapan mengacu pada kesiapan mental dan jasmani untuk bertindak; c. gerakan terbimbing (guided response), tahap awal belajar melalui peniruan dan mencoba-coba tindakan didemonstrasikan pendidik; d. gerakan terbiasa (mechanism), tindakan unjuk kerja gerakan yang dipelajari menjadi biasa; e. gerakan kompleks (complex overt response), bertindak tanpa ragu-ragu, unjuk kerja otomatis; f. penyesuaian (adaptation), menemui
g. kreativitas (kreativity), menekankan aktivitas didasarkan pada pengembangan keterampilan. (Rifa‟i, 2010:89)
Sedangkan menurut Sudjana, (2011:22) ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yaitu gerakan refleks, dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interpretatif.
Menurut Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui: a. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku siswa selama proses praktik berlangsung; b. sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap; c. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: a. kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja; b. menganalisis pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan; c. kecepatan mengerjakan tugas; d. membaca gambar atau simbol; e. keserasian bentuk dan ukuran yang ditentukan. (Sudrajat, 2008)
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ranah psikomotor meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Penilaian hasil belajar ranah psikomotor mencakup penggunaan alat dan persiapan, proses, dan produk. Adapun indikator hasil belajar ranah psikomotor implementasi model quantum teaching dengan media flashcard pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan
pengembangan kreativitas adalah: menciptakan produk dalam diskusi kelompok (P5).
Hasil belajar siswa apek psikomotorik ini berupa kreativitas dimana siswa diharuskan mampu membuat produk yaitu peta pikiran mengikuti pembelajaran secara individu dan kelompok. Adapun aspek penilaian produk tersebut meliputi persiapan; proses berupa langkah kerja; dan produk berupa hasil peta pikiran dan kerapian peta pikiran.
2.1.5. Hakikat Belajar