• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

3. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.17 Sedangkan menurut Witherington, belajar merupakan perubhan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.18 Dengan perkataan lain, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar seharusnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu sehingga terjadi perubahan terhadap dirinya. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, serta penyesuaian diri. Terlebih lagi dalam mempelajari

17

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.36.

18

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 155.

matematika yang struktur ilmunya berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, dari yang konkret sampai ke abstrak.

Perubahan-perubahan tersebut merupakan tujuan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, oleh karena itu jika seseorang telah mengalami perubahan setelah belajar maka orang tersebut telah memperoleh hasil belajarnya. Hasil belajar dikatakan sebagai pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran bersifat ideal, sedangkan hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pembelajaran, oleh karena itu hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pembelajarannya.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.19 Hasil belajar merupakan tolok ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah peserta didik mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan peserta didik memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.

Menurut Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”.20

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, yang dapat di amati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadakannya evaluasi. Hasil belajar ditunjukan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku peserta didik.

19

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 216.

20

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009). h. 21.

Hasil belajar dapat diamati dan diukur dengan penilaian. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Ke efektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai ke efektifan mengajarnya, apakah dengan pembelajaran tertentu yang digunakan mampu membantu peserta didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan (ketuntasan belajar).

Dari proses belajar diharapkan peserta didik memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolok ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

Matematika bukan merupakan suatu hal yang asing yang terdengar di telinga kita, setiap saat pasti kita selalu dihadapkan dengan yang namanya matematika. Matematika berasal dari bahasa latin "mathematika" yang mulanya diambil dari bahasa yunani "mathematike" yang berarti mempelajari. Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil yang telah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Dengan demikian, pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional

yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.21

James menyatakan bahwa: “Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terjadi ke dalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis, dan geometri”.22

Dari berbagai pendapat yang di kemukakan oleh para ahli tentang definisi matematika di atas, maka dapat dikemukakan bahwa matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang memiliki struktur besar yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.

Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri peserta didik, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar, dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolok ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar setiap individu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Purwanto memaparkan, berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada beberapa faktor. “ Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi faktor eksternal (lingkungan dan instrument pembelajaran) dan faktor internal

21

Tim Penyusun KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka. 2007). h. 723

22

(fisiologi dan psikologi).”23

Penjelasan mengenai faktor-faktor tesebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor eksternal, faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor lingkungan.

Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti keadaaan yang segar akan lebih baik hasilnya. Lingkungan sosial, misalnya peserta didik yang sedang memecahkan masalah matematika akan membutuhkan konsentrasi dan ketenangan sehingga akan terganggu bila ada suara berisik.

b) Faktor instrumental.

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan kegunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang di harapkan. Faktor instrumental dapat berupa gedung sekolah, kurikulum, bahan-bahan yang harus dipelajari dan sebagainya.

2) Faktor internal.

Faktor internal adalah kondisi individu atau peserta didik yang belajar. Faktor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kondisi fisiologi dan psikologi. Kondisi fisiologi seperti kesehatan baik, tidak capai, tidak cacat alat inderanya dan sebagainya. Kondisi psikologi yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif yaitu persepsi, ingatan, dan kemampuan berpikir.

Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh kamampuan peserta didik dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik dibidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik tidak hanya peran guru dalam membimbing dan mendidik peserta didik, faktor

23

Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), h. 105-111.

lingkungan, dan faktor kemauan diri peserta didik dalam pembelajaran saja. Akan tetapi faktor eksternal dan internal pun mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik.

Dokumen terkait