• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kegunaan Penelitian

2. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar

20 Ahmad Abdul Khozin, Hadits Tarbawi, (Cirebon: STAI Bunga Bangsa Cirebon, 2014), Cet. II, h. 19.

Pembahasan tentang pengertian hasil belajar tidaklah terlepas dari kata “belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki dua pengertian. Pertama, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Kedua, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.”21

Para ahli pendidikan telah banyak mendefinisikan pengertian belajar. Nana Sudjana menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada diri seseorang.22 Sugiyono dan Hariyanto menjelaskan belajar sebagai sebuah aktifitas untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan, menambah keterampilan, memperbaiki perilaku dan mengkokohkan kepribadian seseorang.23 Menurut Robert M. Gagne, mendefinisikan “learning is a change in human disposition or capacity, which persist over period time, and which is not simply ascribable to process of growth.”24 Yaitu, belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi pada diri manusia akibat melakukan kegiatan secara terus menerus dan bukan hanya dipengaruhi oleh proses pertumbuhan.

Uraian pengertian belajar di atas disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,

21 Belajar, 2017, (www.kbbi.kemdikbud.go.id).

22 Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi

dalam Proses Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 117.

23 Ibid., h. 117.

24 Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. II, h. 29.

perubahan sikap, dan meningkatnya keterampilan yang dilakukan secara terus menerus dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan kesimpulan pengertian belajar, maka akan dapat dipahami adanya keterkaitan dengan pengertian hasil belajar. Hasil belajar adalah komponen pembelajaran berupa pencapaian atau taraf kemampuan seorang siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah melalui proses belajar mengajar dalam bentuk angka ataupun pernyataan. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan pengertian di atas, Sri Rumini dkk dalam Didi Supriadie dkk mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung sebagai dampak interaksi antar individu dengan lingkungannya.25 Perubahan tersebut terjadi sebagai konsekuensi siswa setelah melalui proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Aspek Hasil Belajar

Hasil belajar siswa di sekolah mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebut digunakan secara seimbang agar mendapatkan taraf hasil belajar siswa

yang proporsional. Benjamin S. Bloom menjelaskan ketiga aspek hasil belajar sebagai berikut.

Pertama, aspek kognitif yang berkaitan dengan sisi-sisi intelektualitas, kecerdasan seseorang dalam memahami pengetahuan. Aspek ini terbagi menjadi enam jenjang kemampuan, yaitu:26

1) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari oleh siswa dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang mencakup kemampuan memahami atau mengerti tentang materi yang telah dipelajari.

3) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan mencakup kemampuan menerapkan suatu metode, prinsip, dan teori untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi.

4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang mencakup kemampuan menguraikan suatu situasi atau keadaan ke dalam bagian-bagian struktur secara keseluruhan dan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru dengan menggabungkan berbagai faktor.

26 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. VI, h. 21.

6) Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang mencakup kemampuan menilai suatu keadaan atau teori berdasarkan kriteria tertentu.

Kedua, aspek afektif yang berkaitan dengan sikap yang mengarah pada pertumbuhan batiniah. Aspek ini terbagi menjadi empat jenjang kemampuan, yaitu:27

1) Penerimaan (receiving/attending), yaitu jenjang kemampuan yang mencakup kesediaan untuk peka terhadap adanya fenomena di lingkungannya.

2) Tanggapi (responding), yaitu jenjang kemampuan mencakup kesediaan memberikan tanggapan, jawaban, dan respon terhadap fenomena di lingkungannya.

3) Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang mencakup kesediaan menilai suatu objek secara konsisten.

4) Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang dapat menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik dan membentuk suatu sistem nilai.

Ketiga, aspek psikomotorik yang berkaitan dengan beberapa gerakan tubuh, otot, dan fisik. Aspek ini terbagi menjadi tujuh jenjang kemampuan, yaitu:28

1) Persepsi (perception), yaitu adanya perhatian alat indera untuk melakukan suatu gerakan.

27 Ibid., h. 22.

28 Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2016) Cet. II, h. 59.

2) Kesiapan (set), yaitu kesiapan fisik dan mental untuk melakukan gerakan.

3) Respon terpimpin (guided response), yaitu meniru gerakan secara terbimbing sebagai tahap awal mempelajari keterampilan yang kompleks.

4) Mekanisme (mechanism), yaitu membiasakan gerakan yang telah dipelajari untuk melakukan serangkaian gerakan dengan lancar. 5) Respon tampak yang kompleks (complex overt response), yaitu

gerakan motorik yang terampil dalam melakukan gerakan-gerakan yang kompleks.

6) Penyesuaian (adaptation), yaitu kemampuan untuk mengadakan perubahan sesuai dengan pola gerak-gerik.

7) Organisasi (organization), yaitu kemampuan membuat pola atau gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi tertentu.

c. Faktor Pengaruh Hasil Belajar

Proses pembelajaran di kelas tidak terlepas dari adanya hasil belajar. Pencapaian hasil belajar siswa merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan tersebut ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi.

Muhibbin Syah menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi siswa dalam pencapaian hasil belajar, antara lain 1) faktor internal, 2)

faktor eksternal, dan 3) faktor pendekatan belajar.29 Sugihartono menjelaskan bahwasanya ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu segala sesuatu yang tedapat dalam diri siswa sendiri dan segala sesuatu yang berasal dari luar individu siswa tersebut.30

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa sendiri. Faktor internal tebagi menjadi dua bagian yaitu fisik dan psikologi. Fisik berkaitan dengan panca indra, anggota badan manusia. Psikologi berkaitan dengan intelegensia, perhatian dan minat terhadap materi yang disampaikan.

2) Faktor Ekternal

Faktor eksternal adalah faktor yang terjadi karena adanya pengaruh dari luar kondisi siswa. Faktor eksternal terbagi menjadi dua bagian yaitu sosial dan nonsosial. Sosial berkaitan dengan manusia secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Nonsosial berkaitan dengan segala sesuatu di luar faktor sosial, yaitu yang menyertai keberadaan seseorang sebagai contoh suhu, cuaca, dan tempat belajar.

3) Faktor Pendekatan Belajar

29 Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi

dalam Proses Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 126.

Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Muhammad Irham menjelaskan pada dasarnya faktor pendekatan belajar termasuk faktor internal karena merupakan perilaku belajar yang terjadi pada siswa itu sendiri.31

d. Ciri-Ciri Perilaku Hasil Belajar

Siswa dikatakan telah melalui proses pembelajaran jika terdapat perubahan dalam dirinya. Perubahan yang mengarah pada perbaikan diri meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sri Rumini menjelaskan tentang beberapa ciri dari hasil belajar, diantaranya:32 1) Perubahan tingkah laku dari siswa yang terlihat secara langsung

maupun tidak langsung.

2) Perubahan terjadi meliputi ketiga aspek, kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3) Perubahan disebabkan dengan adanya pengalaman belajar yang telah dilalui siswa.

4) Perubahan perilaku yang terjadi bersifat menetap dalam diri siswa.

5) Melalui proses dalam jangka waktu yang lama.

e. Siswa

31 Ibid., h. 126. 32 Ibid., h. 125.

Siswa merupakan peserta didik yang duduk di meja belajar tingkat sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah keatas (SMA). Siswa-siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kepribadian, dan akhlak mulia serta mandiri.

Pengertian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.33 Istilah siswa dalam dunia pendidikan meliputi:

1) Siswa: siswa atau siswi adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

2) Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.

3) Warga Belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKMB), baik Paket A, Paket B, Paket C.

4) Pelajar: istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.

5) Santri: yaitu istilah bagi siswa yang berada di pondok pesantren atau tempat-tempat pendidikan berbasis agama Islam.

Dokumen terkait