• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil BelajarIPS dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

3. Hasil BelajarIPS dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Belajar merupakan hal yang kompleks, karena definisi atau pandangan seseorang tergantung teori yang dianutnya.Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan. Berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan tergantung kepada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan luar sekolah.

Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah

17

proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami, sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita akan berbicara tentang bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

Oleh karena itubelajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu.18

Senada yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain yakni, “belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan”.19

Good dan Brophy (dalam Ngalim Purwanto), mengatakan:

Learning is the development of new associations as a result of experience”.20

Jadi menurut Good dan Bhrophy yang dimaksud dengan belajar merupakan bukan tingkah laku yang nampak, akan tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru.

Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai para siswa penting diketahui guru, agar guru dapat merancang/mendesain secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan instruksional, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3)

18

Benny A. Pribadi, Model Disain Sistem Pendidikan, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h.6 19Syaiful Bahri Jamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h.10 20

sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.21

Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar belajar menurut Gagne dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan itu menganut teori yang dikemukaan oleh Benyamin Bloom, Namun ada baiknya dikemuakan pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat memperkaya pengetahuan, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya. 1. Bentuk Perbuatan belajar

Gagne Berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan belajar, yakni:

a) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap perangsang.

b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan yaitu memberikan reasi yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan. c) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan

gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan (rangakaian) yang berarti.

d) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata-kata, bahasa, terhadap perangsang yang diterima.

e) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya.

f) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu.

g) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep.

h) Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa kaidah atau prinsip, untuk memecahkan persoalan.

21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2012), h.22

Kedelapan tipe di atas, disusun mulai dariyang sederhana sampai kepada yang kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari proses, seperti dikemukakan di atas memberikan petunjuk bagaimana belajar itu dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar. Bukan petunjuk mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa.

Sedangkan belajar berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan ada lima jenis ada lima tipe, yakni

a. Belajar kemahira intelektul (kognitif)

Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan belajar kaidah. Belajar diskriminasi yakni belajar kesanggupan membedakan beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Untuk itu diperlukan pengamatan yang cermat dan ciri-ciri dan objek itu seperti bentuknya, ukuran, warna, dan lin-lain. Kemampuan membedakan objek dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan, dan pendidikan.

b. Belajar informasi verbal

Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan, menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti setiap kata/kalimat dan lain-lain.

c. Belajar mengatur kegiatan intelektual

Tipe belajar ini menekankan aplikasi kognitif dalam memecahka persoalan. Ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yakni prinsip pemecahan masalah dan langkah berfikir dalam pemecahan masalah (problem solving).Prinsip pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual seperti belajar diskriminasi, belajar konsep belajar kaidah, Kemahiran intelektual tersebut pada gilirannyaakan membentuk satu kemampuan intelektual yang lebih tinggi, yakni langkah-langkahberfikir dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain,

kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek kognitif tingkat tinggi.

d. Belajar sikap

Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu apakah berarti atau tidak bagi dirinya.Itulah sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan, dan perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat dipandang sebagai kecendrungan seseorang untuk bersikap (predisposisi). Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaanm dan lain-lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar.

e. Belajar keterampilan motorik

Belajar keterampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan menggunakan gerakan badan, sehingga memiliki rangkaian gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar. Belajar motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan anggota badan saja. Tetapi juga memerlukan pemahaman dan penguasaan akan prosedur yang harus dilakukan.

2. Tipe Hasil Belajar

1. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif

Adapun tingkatan belajar tipe bidang kognitif, meliputi : a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan yang sifatnya factual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristiahan, pasal, hukum, bab, dan lain-lain.

b. Tipe hasil belajar pemahaman (comprehensip)

Ada tiga tiga macam pemahaman yang berlaku umum ; pertama pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga pemahaman ekstrapolasi (kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat).

c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi

aplikasi adalah kesanggupan mengabtraksi suatu konsep, ide, rumus, hokum dalam situasi yang baru.

Misalnya, memecahkan persoalan yang menggunakan rumus. d. Tipe hasil belajar analisis

Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memamfaatkan, unsur tipe hasil yang kompleks, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

e. Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analis.Pola berfikir sintesis adalah berfikir divergen sedangkan pola berfikir analis adalah konvergen.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya.Tipe hasil belajar ini yang paling tinggi.

2. Tipe Hasil belajar Bidang Afektif

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar.Tingkatan tersebut dimulai dari tingkata yang sederhana sampai tingkatan yang paling kompleks.22

a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang dari diri siswa.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus tadi. c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, kesepakatan terhadap nilai tersebut.

22

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan yang lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

3. Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotrik

Hasil belajar bidang psikomotoriktampak dalambentuk keterampialan (skill), kemampuan bertindak indvidu.Ada 6 tingkatan keterampilan, yakni :

a. Gerakan reflek

b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekpresif dan interpretatif.23

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upayabelajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

23

siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.24

Berfikir oleh Jalaludin Rakhmat (1985:86) dibagi dalam dua macam, yakni berfikir utistik (autistic) atau disebut juga dengan berhayal, dan berfikirrealistik (realistic), atau disebut juga denganberfikir dalam rangka menyesuaikan dengan dunia nyata.25

Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya kepada pemahaman yang realistis. Dengan demikian, pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa.

Dokumen terkait