• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Proses Pelaksanaan Kemitraan

Kemitraan antara PT Indofood Fritolay Makmur dengan petani merupakan sebuah program CSR dari perusahaan Indofood untuk memberdayakan masyarakat kecil khususnya petani. PT Indofood memiliki tujuan selain memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik di Tangerang, juga meningkatkan pendapatan petani melalui program kemitraan. Kemitraan antara petani di Kecamatan Cikajang dengan perusahaan mitra PT Indofood Fritolay Makmur telah terjalin sejak tahun 1993. Namun kemitraan mulai berkembang sejak tahun 1995. Program kemitraan ini dipimpin oleh seorang Manajer dan membawahi seorang admin dan enam orang agrofield. Manager bertugas sebagai pemegang kendali, pembuat kebijakan terhadap perusahaan dan bertanggung jawab atas kelangsungan usaha. Admin bertugas melaksanakan kegiatan pelayanan kemitraan, mengelola dokumen yang berkaitan dengan kemitraan dengan petani maupun kantor pusat PT IFM sedangkan agrofield bertugas memantau ke lapangan, memberikan pembinaan kepada petani, dan mengawasi petani pada saat panen. Kegiatan pemasaran kentang atlantik dibantu oleh vendor. Vendor bertugas mengumpulkan hasil panen petani dan mengirimknnya ke pabrik di Tangerang.

Sebagai salah satu perusahaan yang menghasilkan beberapa produk snack dari kentang, PT Indofood Fritolay Makmur tidak asal memilih kentang sebagai bahan baku. Salah satu varietas kentang yang cocok untuk diolah menjadi produk snack adalah kentang varietas atlantik. Oleh karena itu semua petani yang bermitra harus menanam kentang varietas atlantik tersebut. Jenis kentang ini berbeda dengan jenis kentang impor lainnya yaitu kentang granolakarena kentang atlantik memiliki kadar air dan kandungan gula yang lebih rendah sehingga cocok untuk kebutuhan industri Indofood. Selain itu, produksi benih kentang atlantik belum dapat dibudidayakan secara maksimal di Indonesia sehingga penggadaan benih kentang masih diatur oleh perusahaan. Perusahaan mengimpor bibit kentang dari Australia dan Scotlandia.

Kemitraan yang dilakukan antara PT Indofood Fritolay Makmur dengan petani tidak memberikan kriteria khusus agar petani dapat bergabung dengan kemitraan. Kemitraan ini berlandaskan pada azas saling percaya antara kedua belah pihak dan rekam jejak petani. Rekam jejak petani yang dimaksud adalah adanya petani penjamin yang menjamin petani bergabung dengan kemitraan. Petani yang akan bergabung dengan kemitraan harus mendaftarkan terlebih dahulu ke kantor kemitraan yang berada di Kecamatan Cikajang. Persyaratan yang dibutuhkan adalah fotocopy KTP, fotocopy kartu keluarga, dan mengisi formulir pendaftaran serta menandatangi kontrak kesepakatan yang diberi materai. Penandatangan surat pernyataan tersebut dilakukan oleh petani penjamin, petani yang dijamin, vendor dan petugas kemitraan PT Indofood Fritolay Makmur. Kontrak kesepakatan kemitraan tersebut berisi penyataan yang harus dipenuhi oleh petani (Lampiran 3). Isi pernyataan tersebut adalah:

a. petani yang menjadi anggota kemitraan yang sudah menerima bibit import dari pihak PT Indofood Fritolay Makmur tidak boleh memindah tangankan bibit ke petani lain sebelum ada persetujuan dari petugas kemitraan

25 b. petani tidak diperkenankan untuk menjual dan atau memindah tangankan

bibit turunan sebelum ada persetujuan dari petugas kemitran

c. petani tidak diperkenankan untuk menjual hasil panen baik sebagian maupun seluruhnya ke pihak ketiga

d. petani tidak diperkenankan untuk menerima titipan hasil panen dari petani lain yang tidak terdaftar atau petani yang sudah mengundurkan diri

e. petani harus lancar dalam pembayaran piutang bibit

f. petani juga harus melaporkan kondisi bibit, tanaman, dan hasil produksi dari bibit impor maupun bibit turunan, seperti data tanam dan data panen.

Apabila petani tidak mengikuti ketentuan tersebut, maka PT Indofood Fritolay Makmur akan memberikan sanksi. Sanksinya dapat berupa:

1. pemutusan dari keanggotaan kemitraan sampai batas yang tidak ditentukan 2. petani yang menjamin dan atau yang dijamin tidak diperkenankan untuk

mengikuti program kerjasama penanaman kentang atlantik dan program lainnya dengan PT Indofood Fritolay Makmur atas beban bibit petani lain 3. memberhentikan sementara pinjaman bibit kepada penjamin dan yang dijamin

minimal selama satu tahun

4. apabila petani melanggar ketentuan point a,b,dan c maka petani dianggap melakukan penggelapan barang yang sudah dijaminkan ke PT Indofood Fritolay Makmur dan akan diproses secara hukum yang berlaku.

Pelaksanaan kemitraan antara PT IFM dengan petani memberikan kemudahan kepada petani dalam penyediaan bibit. PT IFM berkewajiban menyediakan bibit dan akan dibayar setelah panen dengan harga bibit kentang atlantik Rp 12 500/kg. Pengadaan bibit dilakukan oleh PT Indofood Fritolay Makmur dengan mengimport dari Australia dan Scotlandia. Setelah kentang diimport dan lolos di karantina tumbuhan, selanjutnya bibit kentang atlantik disimpan di gudang yang berada di Bekasi. Gudang tersebut sudah difasilitasi dengan cool storage agar bibit kentang atlantik tidak kontak langsung dengan iklim yang berbeda dari daerah asalnya. Kemudian bibit disebarkan ke petani melalui seorang vendor yang sudah ditunjuk PT Indofood Fritolay Makmur. Beberapa bulan sebelum tanam atau setelah panen, petani sudah mengajukan kepada vendor atau agrofield PT Indofood Fritolay Makmur berapa jumlah bibit yang akan dibutuhkan untuk musim tanam berikutnya. PT Indofood Fritolay Makmur tidak memberikan batasan berapa banyak bibit yang boleh diajukan. Jumlah bibit disesuaikan dengan luas lahan petani. Jumlah bibit yang diterima oleh petani dicatat oleh vendor dan agrofield. Apabila terdapat kerusakan bibit yang diterima oleh petani, petani boleh mengembalikan bibit dengan waktu maksimal seminggu setelah kedatangan bibit. Pengembalian bibit tersebut akan dicatat oleh agrofield untuk kemudahan perhitungan pembayaran setelah panen.

Tanaman kentang atlantik dapat dipanen setelah berusia 100 hari. Selama usia tanam, agrofield akan memantau perkembangan tanaman kentang yang ditanam oleh petani mitra. Kunjungan agrofield bisa empat sampai lima kali dalam satu musim tanam. Petani juga dapat melapor jika terjadi kendala di lapangan kepada agrofield. Agrofield akan memberikan pembinaan kepada petani. Inilah salah satu manfaat kemitraan yang tidak dirasakan oleh petani yang tidak bermitra. Pada masa panen, petani akan diawasi oleh agrofield. Hal ini dilakukan agar terlihat seberapa banyak panen yang dihasilkan. Hasil panen akan dikirim

26

langsung ke vendor untuk dikumpulkan sebelum dikirimkan ke pabrik di Tangerang. Kentang yang akan dikirim ke pabrik harus memenuhi standar pabrik yaitu kentang yang berukuran diameter minimal empat centi meter, tidak busuk, dan tidak greening. Standar ini sudah diketahui oleh petani. Petani akan melakukan sortasi dan grading sebelum kentang di kirim ke vendor. Kentang atlantik hasil produksi dimasukkan ke dalam karung yang diperoleh dari vendor. Sehingga petani tidak lagi mengeluarkan biaya untuk pembelian karung.

PT IFM juga berkewajiban untuk membeli kentang hasil panen petani dengan harga Rp 6 000/kg. Harga tersebut sudah menjadi harga tetap sesuai kesepakatan. Pembayaran hasil penjualan kentang atlantik akan dikurangi dengan jumlah pinjaman bibit yang diterima oleh petani. Pembayaran akan dilakukan 9 sampai 14 hari kerja.

Pola Kemitraan

Pola kemitraan yang dijalankan antaraPT Indofood Fritolay Makmur dengan petani kentang atlantik adalah pola kerja sama operasional agribisnis (KOA). Kemitraan ini dimasukkan ke dalam pola KOA karena petani mitra menyediakaan lahan, sarana dan tenaga kerja sedangkan perusahaan menyediakan bibit, dan pembinaan budidaya kentang atlantik. Perusahaan mitra juga berperan sebagai penjamin pasar produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan menjadi potato chips.

Manfaat Kemitraan

Kemitraan yang dijalankan PT Indofood Fritolay Makmur memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Manfaat yang dirasakan perusahaan mitra adalah adanya kepastian pasokan bahan baku kentang atlantik untuk dikirim ke pabrik. Adapun Manfaat yang diterima oleh petani dalam mengikuti program kemitraan adalah adanya kepastian harga. Walaupun terjadi permintaan kentang atlantik yang tinggi dipasaran, harga kentang atlantik tetap sesuai dengan kesepakatan yaitu seharga Rp 6 000/kg. Tidak seperti kentang granola yang diproduksi oleh petani yang tidak bermitra yang harganya berubah-ubah setiap hari dan relatif sulit diduga. Harga kentang yang sudah ditetapkan oleh kemitraan memudahkan petani memperkirakan produksi dan pendapatan yang akan diperolehnya saat panen. Kepastian harga ini sangat dirasakan manfaatnya ketika harga kentang sedang turun. inilah yang menjadi alasan petani bergabung dengan kemitraan. Alasan ini bertujuan untuk menghindari resiko harga jual kentang yang berfluktuasi.

Petani mendapat pinjaman berupa bibit kentang atlantik yang dibayarkan setelah panen. Petani tidak repot lagi mencari penjual bibit kentang yang berkualitas karena bibit kentang sudah disediakan oleh PT IFM. Bibit yang akan diterima petani akan diantar ke lahan petani oleh vendor. Bibit yang rusak dapat dikembalikan lagi ke PT IFM maksimal seminggu setelah kedatangan bibit. Harga bibit kentang atlantik yang ditetapkan oleh PT IFM merupakan harga subsidi yaitu sebesar Rp 12 500/kg.

Petani merasakan kemudahan dalam pemasaran kentang atlantik karena adanya kepastian pasar. Semua kentang hasil panen yang memenuhi standar dijual

27 ke PT IFM melalui vendor. Biaya transportasi kentang ditanggung oleh vendor. Hal ini berarti petani tidak lagi mengeluarkan biaya angkut kentang ke pasar seperti apabila petani memasarkan sendiri kentang hasil panennya.

Pembinaan dari agrofield merupakan manfaat yang diterima oleh petani mitra. Pembinaan yang dilakukan adalah dalam hal budidaya kentang atlantik, misalnya cara yang baik dalam menggunakan bibit yang dibagi menjadi dua bagian. Agrofield juga memantau usahatani kentang atlantik yang sedang dijalankan oleh petani mitra. Jika petani menemui kendala dalam kegiatan usahatani, agrofield akan memberikan saran agar petani dapat menyelesaikan kendala dalam usahataninya.

Manfaat lain yang dirasakan petani adalah jika terjadi gagal panen, petani diberi keringanan untuk membayar utang bibit yang dipinjam pada masa panen berikutnya. Pembayaran hasil panen yang dilaksanakan kemitraan selama ini selalu tepat waktu. Sehingga petani tidak perlu menunggu semua kentangnya laku dijual baru memperoleh uang. Hal ini sangat bermanfaat bagi petani untuk memutarkan kembali modal usahataninya.

Kendala Kemitraan

Kendala yang sering dihadapi perusahaan mitra adalah petani sulit menerima pembinaan yang diberikan oleh agrofield. Faktor usia dan pengalaman menjadikan petani sulit menerima arahan dari agrofield. Petani merasa sudah berpengalaman dalam melakukan budidaya kentang sehingga ketika diberi saran oleh agrofield petani tidak menerapkannya dalam kegiatan usahataninya. Petani melakukan teknik budidaya kentang atlantik yang sama dengan teknik budidaya kentang granola sedangkan menurut agrofield usahatani kentang atlantik lebih karena sedikit rumit karena kentang atlantik lebih rentan terhadap hama dan penyakit sehingga pemeliharaannya juga harus intensif. Kendala lain yang dihadapi kemitraan adalah adanya petani nakal yang menjual hasil panen kentang atlantik kepada pihak lain. Hal ini tentu akan merugikan pihak PT IFM. Kejadian tersebut akan diberikan sanksi seperti yang tertera pada kontrak kesepakatan.

Sementara kendala yang dihadapi petani adalah kedatangan bibit yang sering terlambat. Kendala ini sangat merugikan petani karena harus menunda penanam sementara lahannya sudah siap tanam. Kualitas bibit juga semakin berkurang. Banyak bibit yang terserang virus dan busuk sehingga tidak bisa ditanam. Pengembalian bibit yang terserang virus dan busuk tidak dapat digantikan oleh PT IFM dikarenakan keterbatasan bibit.

Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Kentang

Penelitian ini membahas tentang pengaruh kemitraan terhadap pendapatan usahatani kentang. Konsep yang dipakai adalah konsep analisis pendapatan usahatani baik pendapatan tunai maupun pendapatan total. Usahatani dapat dikatakan untung apabila pendapatan usahatani tersebut bernilai positif dan dikatakan merugi apabila bernilai negatif.

28

Penerimaan Usahatani kentang

Penerimaan usahatani kentang pada penelitian ini terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan non tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang diterima oleh petani secara tunai sedangkan penerimaan non tunai adalah penerimaan yang sebenarnya tidak diterima petani secara langsung tetapi diperhitungkan. Rata-rata penerimaan usahatani kentang per hektar pada satu musim tanam yang diterima oleh petani mitra dihitung berdasarkan perkalian antara rata-rata produksi kentang yang sesuai dengan standar pabrik PT IFM dengan harga kesepakatan antara petani dengan PT Indofood Fritolay Makmur yaitu sebesar Rp 6 000/kg serta kentang yang tidak masuk standar pabrik yang dijual ke pasar yang dikalikan dengan harga rata-rata yang berlaku untuk kentang kecil yaitu Rp 2750/kg. Sementara rata-rata penerimaan non tunai petani mitra merupakan kentang yang dibawa ke rumah untuk dikonsumsi dan dijadikan bibit turunan dikalikan dengan harga perkiraan disesuaikan dengan harga pasar yaitu Rp 2000/kg. Besarnya nilai rata-rata penerimaan tunai maupun non tunai usahatani kentang per hektar per musim tanam petani mitra dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Rata-Rata Penerimaan Usahatani Kentang Per Hektar Per Musim Tanam Petani Mitra Uraian Jumlah (kg) Harga (Rp) Nilai (Rp) Persentase (%) Penerimaan tunai a. dijual ke PT IFM 19 470,10 6 000 116 820 600 89 b. dijual ke pasar 1 907,60 2 750 5 245 900 4

Total penerimaan tunai 21 377,70 122 066 500 93

Penerimaan non tunai

a. dijadikan bibit 1 158,21 2 000 2 316 420 2

b. dikonsumsi 3 406,51 2 000 6 813 020 5

Total penerimaan non tunai

4 564,72 9 129 440 7

Penerimaan total 25 942,42 131 195 940 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan total usahatani kentang petani mitra adalah sebesar Rp 131 195 940 yang terdiri dari penerimaan tunai sebesar Rp 122 066 500 atau sebesar 93 persen dan penerimaan non tunai sebesar Rp 9 129 440 atau sebesar tujuh persen. Sementara rata-rata penerimaan usahatani kentang petani non mitra pada penelitian ini terdiri dari rata-rata penerimaan tunai dan rata-rata penerimaan non tunai. Rata-rata penerimaan tunai petani non mitra berbeda dengan rata-rata penerimaan tunai petani mitra. Rata-rata penerimaan tunai petani mitra hanya terdiri dari hasil perkalian dari rata-rata total produksi kentang granola dari petani non mitra dengan harga kentang di pasaran. Sementara rata-rata penerimaan non tunai petani non mitra memiliki komponen yang sama dengan rata-rata penerimaan non tunai mitra yaitu terdiri dari rata-rata kentang yang dijadikan bibit dan rata-rata jumlah kentang yang dikonsumsi dikalikan dengan harga perkiraan yang disesuaikan dengan harga kentang kecil di pasaran. Besarnya nilai rata-rata penerimaan tunai maupun non tunai usahatani kentang petani non mitra per hektar pada satu musim tanam dapat dilihat pada Tabel 9.

29 Tabel 9 Rata-Rata Penerimaan Usahatani Kentang Per Hektar Per Musim Tanam

Petani Non Mitra

Uraian Jumlah (kg) Harga (Rp) Nilai (Rp) Persentase (%) Penerimaan tunai c. dijual ke PT IFM - - - - d. dijual ke pasar 21 707,96 5240 113 749 710 92,6

Total penerimaan tunai 21 707,96 113 749 710 92,6

Penerimaan non tunai

c. dijadikan bibit 2848,19 3000 8 544 570 7,0

d. dikonsumsi 167,93 3000 503 790 0,4

Total penerimaan non tunai

3016,12 9 048 360 7,4

Penerimaan total 24 724,08 122 798 070 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan tunai usahatani kentang petani non mitra pada satu musim tanam adalah sebesar Rp 113 749 710. Hasil tersebut merupakan perkalian dari rata-rata kentang yang dijual ke pasar yaitu sebanyak 21 707.96 kg dengan harga rata-rata Rp 5 240/kg. Sementara rata-rata penerimaan non tunai usahatani kentang granola petani non mitra adalah sebesar Rp 9 048 360 yang terdiri dari rata-rata kentang yang dijadikan bibit sebesar 2 848.19 kg dan rata-rata jumlah kentang yang dikonsumsi yanitu sebesar 167.93 kg dikalikan harga perkiraan kentang kecil yaitu Rp 3 000/kg. Rata-rata penerimaan tunai dan penerimaan non tunai akan menghasilkan rata-rata penerimaan total yaitu sebesar Rp 122 798 070.

Berdasarkan tabel 8 dan tabel 9 dapat disimpulkan bahwa jumlah rata-rata produksi kentang atlantik yang dihasilkan petani mitra lebih besar dari jumlah rata-rata produksi kentang granola yang dihasilkan oleh petani non mitra yaitu masing-masing adalah dan 25 942.42 dan 24 724.08 kg. Harga jual kentang atlantik petani mitra juga lebih besar daripada harga jual kentang granola petani non mitra. Sehingga menghasilkan penerimaan yang lebih besar pada usahatani kentang yang bermitra.

Struktur Biaya Usatahani Kentang

Biaya usahatani kentang yang peneliti kelompokkan dalam penelitian ini terdiri dari biaya tunai dan biaya non tunai. Biaya tunai adalah biaya yang secara tunai dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan usahataninya sedangkan biaya non tunai adalah biaya yang sebenarnya tidak dikeluarkan oleh petani tetapi diperhitungkan.

Biaya Tunai Usatahani Kentang

Biaya tunai yang dikeluarkan petani untuk usahatani kentang terdiri dari biaya bibit, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida, mulsa, bensin, ajir, upah tenaga kerja luar keluarga, ongkos angkut hasil panen ke gudang, dan pajak lahan jika petani memiliki lahan sendiri atau biaya sewa lahan jika petani menggunakan lahan sewaan. Rincian struktur rata-rata biaya tunai yang dikeluarkan petani mitra pada usahatani kentang atlantik dapat dilihat pada Tabel 10.

30

Tabel 10 Rata-Rata Biaya Tunai Usahatani Kentang Per Hektar Per Musim Tanam Petani Mitra

Uraian Vol (satuan) Harga (Rp) Nilai (Rp) Persentase (%)

Bibit 1 837 kg 12 500 22 962 500 27.0 Pupuk kandang 21 323 kg 378 8 060 094 9.5 Pupuk kimia 8 711 050 10.2 -KCl 307 kg 2 850 -Za 425 kg 2 000 -Ts 378 kg 2 500 -Ponska 361 kg 2 600 -Sp36 793 kg 2 500 -Npk 400 kg 7 800 Pestisida 11 975 510 14.1 Mulsa 9.7 rol 575 000 5 577 500 6.6 Bensin 71 liter 8 500 603 500 0.7 Ajir 23 185 turus 120 2 782 200 3.3 TKLK 600 HOK 25 000 15 000 000 17.6 Ongkos angkut 25 942.42kg 150 3 891 363 4.6 Pajak lahan 146 000 0.2 Sewa lahan 5 442 177 6.4 Total 85 151 894 100

Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tunai usahatani kentang petani mitra per hektar pada satu musim tanam adalah sebesar Rp 85 151 894. Persentase biaya tertinggi pada struktur biaya usahatani adalah biaya bibit sebesar 27 persen diikuti biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar 17.6 persen dan selanjutnya biaya pestisida sebanyak 14.1 persen. Sementara persentase biaya terendah pada struktur biaya usahatani kentang petani non mitra adalah pajak lahan petani sebesar 0.2 persen, diikuti biaya bensin sebanyak 0.7 persen dan ajir sebanyak 3.3 persen. Perbedaan struktur rata-rata biaya usahatani kentang per hektar pada satu musim tanam antara petani mitra dan non mitra dapat dilihat pada Tabel 11.

31 Tabel 11 Rata-Rata Biaya Tunai Usahatani Kentang Per Hektar Per Musim Tanam

Petani Non Mitra

Uraian Vol (satuan) Harga (Rp) Nilai (Rp) Persentase

(%) Bibit 1 700 kg 17 500 29 750 000 30.2 Pupuk kandang 29 707 kg 380 11 288 660 11.5 Pupuk kimia 10 476 950 10.6 KCl 587 kg 2 850 Za 1 039 kg 2 200 Ts 770 kg 2 500 ponska 456 kg 3 300 Sp36 568 kg 2 500 Npk 172 kg 9 700 Pestisida 12 088 977 12.3 Mulsa 10 rol 578 000 5 780 000 5.9 bensin 151 liter 8 500 1 283 500 1.3 Ajir 32 434 turus 131 4 248 854 4.3 TKLK 552 HOK 26 000 14 352 000 3.9 Ongkos angkut 24 724kg 150 3 708 600 3.8 Pajak lahan 293 954 0.3 Sewa lahan 5 113 636 5.2 Total 98 385 131 100

Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tunai usahatani kentang petani non mitra adalah sebesar Rp 98 385 131. Persentase biaya tertinggi pada struktur biaya adalah biaya bibit sebesar 30.2 persen diikuti pestisida sebanyak 12.3 persen dan selanjutnya biaya pupuk kandang sebanyak 11.5 persen. Persentase biaya terendah pada struktur biaya usahatani kentang petani non mitra adalah pajak lahan 0.3 persen, kemudian diikuti biaya bensin 1.3 persen dan biaya ongkos angkut sebesar 3.8 persen. Struktur biaya usahatani antara petani mitra yang menanam kentang atlantik dan petani non mitra yang menanam kentang granola tidak berbeda jauh. Penjelasan masing-masing komponen biaya tunai usahatani kentang petani mitra maupun non mitra akan dijelaskan pada uraian di bawah ini. Biaya Bibit

Komoditas yang ditanam oleh petani mitra dan non mitra adalah sama yaitu kentang. Hanya terdapat perbedaan dalam hal varietas yang digunakan. Petani mitra menggunakan varietas atlantik dan petani non mitra menggunakan varietas granola. Kentang granola adalah kentang yang dikonsumsi sebagai sayuran sedangkan kentang atlantik adalah jenis kentang yang digunakan untuk bahan pembuatan kripik. Dari hasil wawancara responden terhadap penggunaaan bibit kentang, rata-rata petani mitra lebih sedikit mengeluarkan biaya untuk bibit yaitu sebesar Rp 22 962 500 sedangkan rata-rata petani non mitra mengeluarkan biaya untuk bibit sebesar Rp 29 750 000. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah dan harga bibit yang digunakan. Jumlah rata-rata bibit yang digunakan petani mitra untuk satu hektar lahan adalah sebanyak 1 837 kg kg sedangkan rata-rata penggunaan bibit petani non mitra sebanyak 1 700 kg. Harga bibit kentang atlantik yang sudah ditetapkan dari perusahaan mitra adalah sebesar Rp 12 500/kg sedangkan harga bibit kentang granola berkisar antara Rp 10 000 hingga Rp 30 000 dengan rata-rata harga bibit yaitu sebesar Rp 17 500/kg. Petani mitra lebih

32

banyak menggunakan bibit karena bibit kentang atlantik yang diimpor dari Australia dan Scotlandia berukuran besar, sehingga membutuhkan lebih banyak bibit. Petani mitra juga jarang sekali menggunakan bibit turunan karena hasil produksi yang kecil sehingga rata-rata petani menggunakan bibit impor. Hal lain yang membuat biaya bibit petani mitra lebih besar adalah pemotongan bibit. Pemotongan bibit kentang sebelum ditanam menjadi dua bagian atau sesuai jumlah mata tunas dapat dilakukan untuk pengurangan biaya. Namun petani mitra jarang melakukan pemotongan bibit karena takut beresiko terhadap pertumbuhan kentang. Berbeda dengan petani non mitra, sebagian petani non mitra menggunakan bibit turunan hasil panen sebelumnya untuk produksinya dan juga melakukan pemotongan bibit sebelum tanam sehingga jumlah bibit yang digunakan lebih sedikit.

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang mengandung unsur-unsur hara yang dapat menjaga dan memperbaiki struktur tanah. Pupuk kandang yang digunakan dalam kegiatan usahatani kentang ini adalah kotoran ayam. Biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kandang petani mitra lebih kecil daripada biaya pupuk kandang petani non mitra. Biaya rata-rata pupuk kandang yang dikeluarkan oleh petani mitra adalah sebesar Rp 8 060 094 sedangkan biaya rata-rata pupuk kandang petani non mitra adalah sebesar Rp 11 288 660. Hal ini dikarenakan

Dokumen terkait