• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 96 orang konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Karakteristik konsumen merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi steak. Karakteristik konsumen di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Karakteristik konsumen ini berhubungan juga dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi. Berikut ini hasil penggolongan responden berdasarkan karakteristik konsumen.

Tabel 2. Karakteristik Konsumen

No. Karakteristik individu Kategori Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1. Umur

13 – 20 tahun Remaja 32 33,33

21 – 25 tahun Dewasa Awal 32 33,34

26 – 49 tahun Dewasa 32 33,33

2. Jenis Kelamin Laki-laki 37 38,54

Perempuan 59 61,46

3. Pendidikan

SD - Tamat SMP Rendah 7 7,29

SMA - Diploma Sedang 50 52,08

Sarjana - Pascasarjana Tinggi 39 40,63

4. Pekerjaan Pelajar dan Mahasiswa 35 34,46

Pegawai Swasta, Peg.Negeri,

BUMN & Peneliti 46 47,92 Wiraswasta dan Entertaint 15 15,62

5. Penghasilan

Rp 300.000-Rp 1.000.000 Rendah 32 33,33 Rp 1.100.000-Rp 3.000.000 Sedang 38 39,59 Rp 3.100.000-Rp 22.000.000 Tinggi 26 27,08

6. Pengetahuan Produk Kurang 19 19,79

Baik 77 80,21

7. Sumber Informasi

Pembentuk Persepsi Keluarga dan Istri 19 19,79

Teman 66 68,75

Spanduk, Brosur dan Lihat

Langsung 11 11,46

28 Umur

Umur dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa (Kotler, 1997). Umur merupakan salah satu unsur penting yang menentukan persepsi konsumen tentang mutu produk steak dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi. Konsumen penelitian ini berumur antara 13 tahun sampai dengan 49 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang termasuk dalam kategori remaja (13 sampai dengan 20 tahun) yaitu sebanyak 33,33 persen, konsumen yang masuk dalam kategori dewasa awal (21 sampai dengan 25 tahun) sebanyak 33,34 persen dan selebihnya termasuk dalam kategori dewasa (26 sampai dengan 49 tahun) yaitu sebanyak 33,33 persen.

Berdasarkan hasil di atas, dapat terlihat bahwa umur konsumen yang mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini merata. Jadi dapat dikatakan bahwa makanan steak dapat dikonsumsi oleh siapa saja, tidak memandang umur. Baik mereka yang remaja, dewasa awal maupun dewasa, mereka semua dapat mengkonsumsi steak.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu pedoman dasar dalam melakukan segmentasi pasar. Perbedaan jenis kelamin menyebabkan pola konsumsi berbeda satu sama lain (Kotler et al. dalam Putri, 2006). Berdasarkan hasil yang diperoleh, konsumen steak terbesar di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah perempuan sebanyak 61,46 persen dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 38,54 persen. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih cenderung suka berkumpul sambil makan- makan di restoran-restoran yang memiliki tempat yang nyaman, menawarkan harga yang murah dan menyediakan makanan yang enak. Kesemua harapan konsumen perempuan tersebut ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Pendidikan

Tingkat pendidikan konsumen steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor bervariasi, dari lulusan SD sampai dengan Pascasarjana. Konsumen yang berpendidikan rendah (7,29%) yang terdiri dari dua orang tamatan SD dan lima orang lulusan SMP. Konsumen yang berpendidikan sedang (52,08%) yang terdiri dari 26 orang lulusan SMA dan 24 orang Diploma. Selebihnya adalah konsumen yang berpendidikan tinggi (40,63%) yang terdiri dari 34 orang Sarjana dan lima

29 orang Pascasarjana. Konsumen utama steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini adalah yang berasal dari kelompok yang memiliki tingkat pendidikan sedang dan tinggi.

Perkerjaan

Pekerjaan konsumen steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor terdiri dari pelajar dan mahasiswa (36,46%) yang terdiri dari enam orang pelajar dan 29 orang mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, BUMN dan peneliti (47,92%) yang terdiri dari 37 orang pegawai swasta, enam orang pegawai negeri, satu orang pegawai BUMN dan dua orang peniliti, serta wiraswasta dan entertaint sebanyak (15,62%) yang terdiri 14 orang wiraswasta dan satu orang entertaint. Konsumen yang sudah bekerja memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengkonsumsi steak jika dibandingkan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka yang sudah bekerja memiliki penghasilan sendiri dan juga mempunyai daya beli yang tinggi.

Penghasilan

Penghasilan adalah jumlah pendapatan yang diperoleh konsumen setiap bulannya berdasarkan nilai rupiah. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian, penghasilan terendah konsumen dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 300.000,00 dan penghasilan tertinggi konsumen adalah sebesar Rp 22.000.000,00. Penghasilan konsumen dibagi atas tiga kelompok dimana konsumen yang berpenghasilan sedang (Rp 1.100.000,00 sampai dengan Rp 3.000.000,00) adalah konsumen terbanyak yaitu sebanyak 39,59 persen, diikuti dengan konsumen yang berpenghasilan rendah (Rp 300.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00) sebanyak 33,33 persen dan konsumen berpenghasilan tinggi (Rp 3.100.000,00 sampai dengan Rp 22.000.000,00) sebanyak 27,08 persen.

Pengetahuan Produk

Menurut Suhardjo (1989), pengetahuan yang baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah. Pengetahuan produk dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa lebih dari separuh konsumen (80,21%) memiliki pengetahuan produk yang baik dan sisanya memiliki pengetahuan produk yang kurang (19,79%). Hal ini menunjukkan bahwa produk steak telah dikenal dan diketahui oleh banyak orang.

30 Sumber Informasi Pembentuk Persepsi

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sumber informasi pembentuk persepsi yang didapat konsumen terbesar adalah berasal dari teman (68,75%) diikuti dengan keluarga dan istri (19,79%) yang terdiri dari 17 orang dari keluarga dan dua orang berasal dari istri, spanduk, brosur dan melihat langsung (11,46%) yang terdiri dari empat orang tahu dari spanduk dan empat orang dari brosur, serta melihat langsung tiga orang. Data tersebut menunjukkan bahwa teman adalah sumber informasi yang berpotensi besar untuk membentuk suatu persepsi yang baik terhadap suatu produk dalam hal ini adalah steak. Selain itu sebaiknya pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor lebih mempromosikan produknya melalui media-media massa agar bisa diketahui lebih banyak orang lagi.

Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak

Dalam suatu proses keputusan mengkonsumsi tidak akan hanya berhenti sampai proses konsumsi. Tetapi konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukan. Dalam mengevaluasi mutu suatu produk steak, atribut yang dinilai di antaranya adalah aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan juga besar porsi.

Tabel 3. Rataan Skor Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak

Persepsi tentang Mutu Produk Steak Rataan Skor* Ranking

Aroma 2,66 1,5 Citarasa 2,65 3 Penyajian 2,61 4 Harga 2,29 6 Pelayanan 2,66 1,5 Jenis 1,97 7 Besar Porsi 2,40 5

Total Rataan Skor 2,46

* Keterangan : 1 = Kurang baik, 2 = Cukup baik, 3 = Baik

Berdasarkan hasil yang diperoleh, rataan skor persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak adalah 2,46. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan dan produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini cukup baik. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa aroma dan pelayanan memiliki ranking 1,5. Hal ini sesuai dengan Siegel (1997) bahwa bila ada dua subyek yang berangka sama, maka sebaiknya rangking yang diberikan dikoreksi agar nilai rs

31 yang ada tidak berkurang. Karena aroma dan pelayanan memiliki ranking yang paling tinggi, hal ini berarti bahwa aroma dan pelayanan merupakan hal yang paling baik yang terdapat di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini dan diikuti oleh citarasa, penyajian, besar porsi, harga dan yang terakhir adalah jenis steak.

Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu persepsi terhadap stimuli yang terdiri dari aroma dan citarasa serta persepsi terhadap sensasi yang terdiri dari penyajian, harga, pelayanan, jenis steak dan besar porsi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa persepsi terhadap stimuli yang didapat konsumen memiliki nilai rataan skor tinggi dibandingkan dengan sensasi. Hal ini dapat dikatakan bahwa stimuli yang didapat konsumen bisa memberikan pengaruh yang lebih besar untuk membentuk suatu persepsi yang baik. Aroma

Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh, persepsi terhadap aroma steak memiliki rataan skor 2,66 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa aroma yang dikeluarkan steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor masuk kategori harum dan dapat mengundang selera makan konsumen.

Citarasa

Rasa dari makanan dideteksi dengan kuncup rasa pada lidah yang dapat mendeteksi perbedaan rasa asin, asam, pahit dan manis. Suatu makanan terkadang hanya memiliki satu rasa. Contohnya adalah gula yang hanya memiliki rasa manis. Tetapi ada juga makanan yang memiliki lebih dari satu rasa.

Persepsi terhadap citarasa steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini mamiliki rataan skor 2,65. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa rasa steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini termasuk kategori enak dan disukai oleh seluruh konsumen.

Penyajian

Menyajikan merupakan kegiatan setelah makanan diproses. Jika fase ini mengecewakan berarti penyelenggaraan makanan tersebut mengalami kegagalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghidangkan makanan meliputi tempat, alat makan, kerapihan mengatur makanan, dan lain-lain. Hidangan lezat dan bermutu

32 harus ditunjang dengan cara penyajian yang menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggannya. Cara penyajian steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memiliki rataan skor 2,61 yang termasuk dalam kategori baik. Sehingga dapat terlihat bahwa penyajian yang dilakukan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini menarik dengan penataan makanan yang rapih dan bersih.

Harga

Harga merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap pemilihan produk oleh konsumen. Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produk yang dibeli merupakan tanggapan atau apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang diperoleh dari pembeliannya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, persepsi konsumen terhadap harga steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memiliki nilai rataan skor 2,29 yang termasuk dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa harga steak yang ditawarkan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor tergolong murah dan terjangkau oleh seluruh konsumen yang datang.

Pelayanan

Menurut Barner dalam Putri (2006) memuaskan pelanggan sehingga tidak beralih ke perusahaan atau restoran lain, merupakan hal yang paling diinginkan. Agar pelanggan tetap kembali berkunjung, restoran harus memberikan pelayanan yang baik. Alasan utama mengapa pelanggan kembali adalah penciptaan nilai dengan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga pelanggan merasa berbeda dan dihargai. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa persepsi terhadap pelayanan yang diberikan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah baik yaitu bernilai 2,66. Hal ini dapat dilihat dari pelayanannya yang memuaskan, pelayannya yang sigap dalam melayani pelanggan juga sikap kekeluargaan yang ditunjukkan oleh pelayan dari pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Jenis

Jenis adalah suatu bentuk dari suatu produk. Dalam hal ini steak dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu steak sapi (beef steak), steak ayam (chicken steak), dan steak yang terbuat dari aneka hasil laut (seafood steak). Jenis steak juga dapat dibagi menjadi dua yaitu steak lokal dan steak impor.

Persepsi konsumen terhadap jenis steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor tergolong paling rendah yaitu benilai 1,97. Hal ini menunjukkan sudah

33 cukup banyak variasi jenis steak yang ditawarkan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini, sehingga konsumen dapat memilih dan menentukan jenis steak yang mereka sukai sesuai dengan selera mereka masing-masing. Walaupun demikian sebaiknya pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor membuat inovasi baru untuk lebih menambah variasi jenis steak agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi. Besar Porsi

Persepsi konsumen terhadap besar porsi steak yang disajikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor berada pada rataan skor 2,4 yang termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini terlihat dari besarnya porsi yang diberikan sesuai dengan besar porsi makan konsumen dan juga sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan untuk membeli steak tersebut.

Keputusan Mengkonsumsi

Pengambilan keputusan mengkonsumsi terdiri dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah alasan mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor, sumber informasi yang mempengaruhi dan keputusan mengkonsumsi kembali.

Tabel 4. Keputusan Mengkonsumsi Steak

No Keputusan Mengkonsumsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Alasan mengkonsumsi

Enak 30 31,25

Murah 31 32,29

Nyaman 32 33,33

Coba-coba 3 3,13

2 Sumber informasi yang mempengaruhi

Keluarga, istri 19 19,79

Teman 65 67,70

Spanduk, brosur dan lihat langsung 12 12,51

3 Keputusan mengkonsumsi kembali

Ya 93 96,87

Tidak 3 3,13

Keterangan : n = 96 orang Alasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, alasan konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah karena restoran ini memiliki tempat yang nyaman, harganya yang murah, rasanya yang enak dan ada pula yang hanya coba-coba. Responden memiliki alasan mengkonsumsi steak di Restoran ini karena tempatnya yang nyaman (33,33%), diikuti dengan alasan karena harga

34 steaknya yang murah (32,33%) serta alasannya karena rasa steaknya yang enak (3,13%). Sedikit sekali konsumen yang beralasan hanya karena coba-coba (3,13%). Hal ini dikarenakan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor memiliki tempat yang nyaman dan strategis. Pemilik restoran telah menciptakan tempatnya senyaman dan seindah mungkin dengan menampilkan tempat makan yang bernuansa Jawa Kolonial. Selain itu Restoran ini juga menawarkan harga steak yang murah dan terjangkau dengan kualitas makanan yang tinggi. Hal itu dapat terlihat dari motto Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini yaitu ”Harga Kaki Lima, Rasa Bintang Lima.” Umumnya konsumen datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor bertujuan untuk berkumpul bersama teman-teman maupun dengan keluarga. Adapun sebagian konsumen bertujuan untuk urusan bisnis dan pekerjaan.

Sumber Informasi yang Mempengaruhi

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sumber informasi yang mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sebagian besar berasal dari teman yaitu sebanyak 67,7 persen, diikuti yang berasal dari keluarga dan istri sebanyak 19,79 persen yang terdiri dari dua orang berasal dari istri dan 17 orang berasal dari keluarga, yang berasal dari spanduk, brosur dan melihat langsung adalah sebanyak 12,51 persen yang terdiri dari empat orang berasal dari spanduk, empat orang berasal dari brosur, serta yang melihat langsung sebanyak tiga orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa teman yang merupakan media yang paling efektif untuk mempengaruhi seseorang untuk mengkonsumsi suatu produk, terutama produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Keputusan Mengkonsumsi Kembali

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir seluruh konsumen (96,87%) terlihat mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini didukung oleh fasilitas yang diberikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor di antaranya yaitu tempat yang nyaman, harga yang murah dan terjangkau, rasa steaknya yang enak dan pelayanannya yang memuaskan. Banyak dari konsumen yang beranggapan bahwa jarang sekali ada restoran di Bogor yang memberikan harga steak relatif murah dengan rasa yang enak ditambah lagi tempat yang nyaman dan pelayannya yang memuaskan. Sedangkan sisanya hanya sebanyak 3,13 persen konsumen yang menolak untuk mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk

35 Steak & Ribs Bogor ini. Hal ini terjadi karena konsumen yang menolak menganggap bahwa steak yang disajikan memiliki banyak serat serta pelayanan yang berikan tidak memuaskan.

Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak

Karakteristik konsumen yang diukur hubungannya dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pelerjaan, penghasilan, pengetahuan produk, dan sumber informasi pembentuk persepsi. Hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, serta sumber informasi pembentuk persepsi diukur dengan menggunakan chi square dan hubungan antara umur, penghasilan dan pengetahuan produk dengan persepsi diukur dengan menggunakan korelasi rank Spearman. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak

Persepsi Karakteristik

Individu Aroma Cita-

rasa Penya- jian Harga Pelayan -an Jenis Besar Porsi Umur (rs) 0,025 -0,195 0,033 -0,031 0,132 -0,91 0.231* Jenis Kelamin (χ2 ) 0,872 0,897 4,465 1,890 1,810 1,834 1,215 Pendidikan (χ2 ) 7,847* 1,728 2,396 3,299 7,388 5,534 6,950 Pekerjaan (χ2 ) 0,739 2,139 7,377 1,261 12,266* 5,072 15,305 Penghasilan (rs) 0,054 0,001 -0,006 0,065 0,118 -0,036 0.213* Pengetahuan Produk (χ2 ) 0,242 0,307 0,556 0,552 1,940 2,378 2,220 Sumber Informasi Pembentuk Persepsi (χ2 ) 0,554 5,858 5,464 3,186 9,434 2,581 3,457 Keterangan : * Berhubungan nyata (p<0,05)

Umur

Berdasarkan Tabel 5 terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara umur konsumen dengan persepsi konsumen terhadap besar porsi. Semakin dewasa umur konsumen, maka semakin baik pula persepsinya terhadap besar porsi. Hal ini dikarenakan dengan semakin dewasa umur konsumen, maka pengalaman yang mereka miliki akan semakin banyak. Hal ini juga yang mempengaruhi persepsinya terhadap besar porsi.

36 Jenis Kelamin

Tabel 5 memperlihatkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan persepsi konsumen tentang mutu produk steak yang terdiri dari aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Dengan demikian berarti apapun jenis kelamin konsumen baik itu laki-laki maupun perempuan tidak mempengaruhi persepsi mereka tentang mutu produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan karakteristik konsumen penting yang akan mempengaruhi pandangan seseorang. Konsumen yang berpendidikan tinggi akan melakukan berbagai tindakan untuk memperluas pengetahuan sebelum melakukan pembelian (Sumarwan, 2002). Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat persepsi. Berdasarkan Tabel 4 terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara pendidikan dengan aroma steak. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh konsumen, maka semakin baik pula persepsinya terhadap aroma steak. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendidikan yang ditempuh konsumen, maka pengetahuan mereka tentang aroma semakin baik. Mereka dapat menentukan mana aroma yang harum dan tidak harum sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Pekerjaan

Tabel 5 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan. Setiap konsumen yang menjadi responden memiliki pekerjaan yang berbeda. Semakin baik pekerjaan yang dimiliki konsumen, maka semakin baik pula persepsinya terhadap pelayanan. Karena sebagian besar responden di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sudah memiliki pekerjaan yang baik, sehingga hal ini mempengaruhi persepsi mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Penghasilan

Hasil analisis rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara penghasilan dengan persepsi konsumen terhadap besar porsi. Hal ini menunjukkan semakin tinggi penghasilan konsumen, maka semakin baik pula

37 persepsinya terhadap besar porsi steak. Konsumen yang berpenghasilan tinggi tidak memperdulikan harga steak. Mereka akan selalu berpersepsi baik terhadap besar porsi yang mereka dapatkan.

Pengetahuan Produk

Salah satu jenis pengetahuan konsumen adalah pengetahuannya terhadap produk. Tabel 5 memperlihatkan bahwa pengetahuan produk tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak baik terhadap aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis maupun besar porsi. Hal ini memperlihatkan bahwa pada setiap kategori tentang pengetahuan produk, tidak akan mempengaruhi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Sumber Informasi Pembentuk Persepsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi pembentuk persepsi tidak memiliki hubungan yang nyata (p>0,05) dengan persepsi tentang mutu produk steak yang terdiri dari persepsi terhadap aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan juga besar porsi. Hal ini dapat diartikan bahwa sumber informasi pembentuk persepsi yang konsumen dapat tidak mempengaruhi persepsi yang mereka berikan tentang mutu pelayanan dan produk steak. Persepsi mereka akan sama darimanapun informasi yang mereka dapat berasal.

Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk dengan Keputusan Mengkonsumsi

Persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang diukur hubungannya dengan keputusan mengkonsumsi meliputi persepsi terhadap aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Hubungan antara persepsi dengan keputusan mengkonsumsi secara keseluruhan diukur dengan menggunakan chi square. Hubungan antara persepsi tentang mutu produk steak dengan keputusan mengkonsumsi disajikan pada Tabel 6.

38 Tabel 6. Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk steak

dengan Keputusan Mengkonsumsi

Keputusan Mengkonsumsi Persepsi

Alasan Sumber Informasi yang

Mempengaruhi Keputusan Mengkonsumsi Kembali Aroma 8,631* 1,456 8,337** Citarasa 12,539* 8,525 9,829** Penyajian 3,943 8,607 1,477 Harga 4,671 1,357 0,666 Pelayanan 4,126 3,933 1,477 Jenis 1,335 2,703 0,764 Besar Porsi 11,840 3,001 1,777

Keterangan : * Berhubungan nyata (p<0,05) ** Berhubungan sangat nyata (p<0,01) Persepsi terhadap Aroma

Hasil perhitungan chi square menunjukkan bahwa persepsi terhadap aroma berhubungan nyata (p<0,05) dengan alasan dan berhubungan sangat nyata (p<0,01) dengan keputusan mengkonsumsi kembali. Hal ini berarti semakin baik persepsi yang diberikan terhadap aroma, maka semakin besar pula konsumen yang akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini dikarenakan aroma steaknyayang harum merupakan salah satu alasan yang membuat konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran ini. Selain itu menurut sebagian besar konsumen, aroma yang dikeluarkan steak tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan steak di restoran lain dan dapat menggugah selera makan konsumen.

Persepsi terhadap Citarasa

Persepsi terhadap citarasa memiliki hubungan yang nyata (p<0,05) dengan alasan dan berhubungan sangat nyata (p<0,01) dengan keputusan mengkonsumsi kembali. Semakin baik persepsi konsumen terhadap citarasa steak, maka semakin baik pula alasan mereka untuk mengkonsumsi kembali steak. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen yang baik terhadap citarasa steak merupakan alasan mereka untuk dapat mempengaruhi keputusannya mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar konsumen yang beranggapan bahwa steak yang ditawarkan Restoran Obonk Steak &

Dokumen terkait